Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Peacemind on 20 February 2011, 03:23:34 PM

Title: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Peacemind on 20 February 2011, 03:23:34 PM
Barusan saya lihat status di FB yang menghimbau agar seseorang belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha. Dalam himbauan tersebut, ada semacam kesan seakan-akan seseorang akan memperoleh manfaat yang diharapkan dengan mempelajari ajaran Buddha meskipun ia sendiri berasal dari agama lain. Pertanyaannya, benarkah dengan masih mengakui agama lain sebagai agamanya, seseorang benar-benar akan memperoleh manfaat yang semestinya dengan mempelajari ajaran Buddha?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 20 February 2011, 03:28:56 PM
seorang yang mempelajari dan mempraktikkan ajaran Buddha sudah cukup memenuhi syarat untuk disebut umat Buddha terlepas dari apa yg tertulis di KTPnya.

mempelajari ajaran Buddha secara tekstual saja tanpa dibarengi dengan praktik tidaklah memenuhi syarat untuk menjadi umat Buddha, dan hanya sekadar menjadi studi banding, dan hal ini memang banyak dilakukan oleh para mahasiswa dari institut-institut keagamaan. hanya saja kelompok ini tidak akan memperoleh manfaat apapun dari ajaran Buddha.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 20 February 2011, 03:30:21 PM
btw, saya mengenal seorang samanera yang beragama islam (di KTPnya) yang kualitas kebuddhisannya tidak diragukan
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: bawel on 20 February 2011, 03:33:18 PM
yang pasti akan ada pergolakan batin, tapi ketika sadar pasti akan ada pelepasan ;D.
ada manfaatnya, tapi bisa juga tidak, karena bisa saja akan muncul penolakan ;D.

sepertinya saya pernah baca ceritanya, ketika ada seorang guru, yang walaupun murid-muridnya akhirnya menjadi pengikut Sang Buddha, tapi dia sendiri terus menolak dengan mempertahankan pandangannya sendiri ;D.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Mahadeva on 20 February 2011, 03:53:07 PM
Barusan saya lihat status di FB yang menghimbau agar seseorang belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha. Dalam himbauan tersebut, ada semacam kesan seakan-akan seseorang akan memperoleh manfaat yang diharapkan dengan mempelajari ajaran Buddha meskipun ia sendiri berasal dari agama lain. Pertanyaannya, benarkah dengan masih mengakui agama lain sebagai agamanya, seseorang benar-benar akan memperoleh manfaat yang semestinya dengan mempelajari ajaran Buddha?

mengakui agama lain itu kalau cuma mengakui labelnya tetapi tetap menjalankan ajaran Buddha dengan sebaik mungkin tentu saja tetap dapat manfaat. Misal seseorang beragama A tapi praktek buddhisme bener2 niat dan tekun, ketika di ditanya agamanya apa, (misal saat daftar sekolah atau kursus), dia jawab agamanya 'A' ya tetep saja dia sudah buddhis. (mungkin dia tidak mengaku buddhis karena pertimbangan lain)

Namun kalau dia beragama A dan masih memegang teguh ajaran agamanya dan dicampur buddhisme, ini yang membuat dia tidak mendapat manfaat maksimal.

Tapi kalau dia sudah menjalankan praktik buddhisme tapi kalau ditanya masih bilang beragama A, apakah termasuk melanggar sila ke empat?

lalu kalau dia punya keluarga umat agama A dan dia sendiri diam2 sudah pindah buddhis dan kalau ke ikut puja bakti bilang ma ortunya ke rumah teman, apakah itu besar karma buruknya? thanks.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 February 2011, 04:06:37 PM
Kalo agamanya tadinya x, terus ngaku agama Buddha terus boleh dibunuh gimana? Mendingan diem aja. Bebas gak teriket label. Lagian hampir semua bhikkhu di luar negri katepenya gak ada tulisan Budha.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 20 February 2011, 04:10:50 PM
Kalo agamanya tadinya x, terus ngaku agama Buddha terus boleh dibunuh gimana? Mendingan diem aja. Bebas gak teriket label. Lagian hampir semua bhikkhu di luar negri katepenya gak ada tulisan Budha.

di luar negeri, agama dianggap hak pribadi seseorang, dan negara tidak berhak ngurusin, makanya kebanyakan KTP LN gak mencantumkan field Agama
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 20 February 2011, 04:23:52 PM
btw, saya mengenal seorang samanera yang beragama islam (di KTPnya) yang kualitas kebuddhisannya tidak diragukan

mungkin mengubah label Agama di KTP yang 'sudah tertera' cukup rumit (dipersulit)   ^-^
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 20 February 2011, 04:25:42 PM
di luar negeri, agama dianggap hak pribadi seseorang, dan negara tidak berhak ngurusin, makanya kebanyakan KTP LN gak mencantumkan field Agama

bold, benar sekali !

hanya di Indonesia yang dicantumkan, pemerintah takut bangsanya tidak beragama  :))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dipasena on 20 February 2011, 04:53:34 PM
belajar ajaran buddha tanpa harus menjadi umat buddha, apakah bisa ? ga banget.... ibarat cowo yg melihat seorang wanita, wah wanita itu cantik, seksi, putih... tp si cowo ga pernah mendekati si wanita, maka si cowo hanya mengagumi wanita tersebut, sebatas mengetahui sosok wanita tersebut, tidak mengenal dan memahami wanita tersebut.

kebanyakan umat agama lain belajar buddhism, untuk mengetahui secara garis besar apa itu buddhism, bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan, jd wajar aja muncul berbagai persepsi tentang sidharta dan ajaran nya dalam pandangan umum orang beragama lain. bahkan ada yg mempelajari buddhism untuk mencari kelemahan2 dr agama buddha, karena punya tujuan dan niat tertentu yg buruk...

lain kasus klo dikatakan, buddhism itu yg penting praktek, jd klo orang beragama lain mempelajari buddhism dan mempraktekan ajaran tanpa menyatakan sebagai umat buddha, ya it's ok, ga ada yg salah, malah bagus banget, karena "kebahagian yg di capai manusia" dalam pandangan buddhism bukan karena title nya adalah "umat buddha", bukan karena "percaya" pada buddha, bukan karena sudah di upasampada ato kata lain dibabtis.... tp pikiran, ucapan dan perbuatan yg benar...

ini pandangan aa...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: hariyono on 20 February 2011, 05:12:25 PM
Buddha arti nya tersadarkan .
Ajaran Buddha bukan agama , karena Sang Buddha tidak pernah menyatakan bahwa ia adalah anak Tuhan atau pembawa pesan dari Tuhan mana pun .
Ajaran Buddha adalah ajaran tentang kebenaran dan bersifat  realitas universal sehingga bisa di terima oleh penganut agama - agama .
Saya kira semua umat agama lain bisa belajar ajaran Buddha tanpa meninggalkan ajaran agama nya .
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 21 February 2011, 08:33:06 AM
Buddha arti nya tersadarkan .
Ajaran Buddha bukan agama , karena Sang Buddha tidak pernah menyatakan bahwa ia adalah anak Tuhan atau pembawa pesan dari Tuhan mana pun .
Ajaran Buddha adalah ajaran tentang kebenaran dan bersifat  realitas universal sehingga bisa di terima oleh penganut agama - agama .
Saya kira semua umat agama lain bisa belajar ajaran Buddha tanpa meninggalkan ajaran agama nya .


benarkah?
bagaimana dengan doktrin ANATTA, mungkinkah seorang penganut agama lain yg setia menyembah tuhannya dapat menembus doktrin ANATTA ini? pada kenyataannya agama lain bahkan tidak dapat menerima ajaran TIDAK ADA TUHAN MAHA KUASA
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 21 February 2011, 09:55:05 AM
Kalau dari sudut pandang Ajaran Buddha, sebelum mencapai Sotapatti, kita semua ini sama saja. Masih tidak punya kejelasan arahnya. Ajaran Buddha pada intinya adalah memahami fenomena apa adanya. Kita bisa berlatih dan mendapatkan manfaat dari Ajaran Buddha walaupun kita masih melekat dengan keinginan indera, pandangan salah, kebencian, dan lain-lain. Mengapa lalu kita mengatakan orang lain tidak bisa mendapatkan manfaat dari Ajaran Buddha hanya karena mereka beda agama?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 21 February 2011, 10:14:17 AM
Kalau dari sudut pandang Ajaran Buddha, sebelum mencapai Sotapatti, kita semua ini sama saja. Masih tidak punya kejelasan arahnya. Ajaran Buddha pada intinya adalah memahami fenomena apa adanya. Kita bisa berlatih dan mendapatkan manfaat dari Ajaran Buddha walaupun kita masih melekat dengan keinginan indera, pandangan salah, kebencian, dan lain-lain. Mengapa lalu kita mengatakan orang lain tidak bisa mendapatkan manfaat dari Ajaran Buddha hanya karena mereka beda agama?


yg saya maksudkan tidak bermanfaat adalah belajar secara tekstual tanpa praktik, dan sebenarnya ini sama saja apakah bagi Buddhis maupun non-Buddhis. seseorang yg mengaku beragama Buddha juga tidak akan memperoleh manfaat jika hanya mempelajari teori-teori tanpa mempraktikkannya. hmmm... baiklah, ada sedikit manfaat deh, yaitu bertambahnya pengetahuan baru.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 21 February 2011, 10:26:45 AM
yg saya maksudkan tidak bermanfaat adalah belajar secara tekstual tanpa praktik, dan sebenarnya ini sama saja apakah bagi Buddhis maupun non-Buddhis. seseorang yg mengaku beragama Buddha juga tidak akan memperoleh manfaat jika hanya mempelajari teori-teori tanpa mempraktikkannya. hmmm... baiklah, ada sedikit manfaat deh, yaitu bertambahnya pengetahuan baru.
Kalau memang hanya sebatas pengetahuan teoritis dan tidak untuk dipraktekkan, sepertinya memang tidak bermanfaat. Betul, paling sebatas tambahnya pengetahuan.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Mas Tidar on 21 February 2011, 04:43:27 PM
Barusan saya lihat status di FB yang menghimbau agar seseorang belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha. Dalam himbauan tersebut, ada semacam kesan seakan-akan seseorang akan memperoleh manfaat yang diharapkan dengan mempelajari ajaran Buddha meskipun ia sendiri berasal dari agama lain. Pertanyaannya, benarkah dengan masih mengakui agama lain sebagai agamanya, seseorang benar-benar akan memperoleh manfaat yang semestinya dengan mempelajari ajaran Buddha?


belajar buddhism dengan apa yang bisa dicerna terlebih dahulu (yang terdiri dari Sila, Samadhi & Pannya)
yang belum bisa dicerna tinggalkan, nanti suatu saat dilihat kembali

Ada seorang pemuda tertarik belajar meditasi (thok), beberapa kali ikut meditasi 1jam, lama2 ngilank....
(moral stories, pembelajaran yang tidak seimbang)

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Hendra Susanto on 22 February 2011, 02:19:13 AM
Menurut saya, jika seseorang belajar ajaran buddha seiring berjalannya waktu ia akan meninggalkan ajaran lamanya.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Mas Tidar on 22 February 2011, 09:05:14 PM
Menurut saya, jika seseorang belajar ajaran buddha seiring berjalannya waktu ia akan meninggalkan ajaran lamanya.


biasannya gitu sih...
disini ada pengakuan pribadi dr bpk2 skitar umur 50-an lbh, pas waktu muda di SMA dia sering melihat teman sekelasnya ce yang tjuakep (katanya) dan beragama bodho.
Dia mengatakan sendiri: ayu2 koQ agama'ne bodho (tjuakep2 koQ agamanya bodho.

tapi saat ini setelah mengenal meditasi, baca parita, denger'in dhamma talk para bhikkhu, romo dan pandita, dia baru mengerti apa yang telah diajarkan Sang Buddha memang luar biasa . . .

akhirnya si Om itu beranjali, bernamakara dan memohon 3 perlindungan
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Wijaya effendi on 27 February 2011, 11:57:43 PM
menurut saya: seseorang dengan ktp buddha atau non buddha tidak masalah
yang penting mereka yang telah melaksanakan sila dan menjalankan
jalan ariya beruas delapan dengan sungguh2 ,sesungguhnya dia telah menerapkan ajaran buddha.walaupun tanpa ktp agama buddha sekalipun.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: g.citra on 05 March 2011, 07:45:36 PM
...
Pertanyaannya, benarkah dengan masih mengakui agama lain sebagai agamanya, seseorang benar-benar akan memperoleh manfaat yang semestinya dengan mempelajari ajaran Buddha?

Kalau umat agama lain :
1. tidak membunuh,
2. tidak mencuri,
3. tidak melakukan tindakan asusila,
4. tidak mengucapkan ucapan yang tidak bermanfaat dan
5. tidak makan/minum sesuatu yang dapat melemahkan kesadaran

Apakah orang itu secara Buddhism dapat disebut melaksanakan sila?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 05 March 2011, 08:33:14 PM
Menurut saya, pendapat BELAJAR AGAMA BUDDHA TANPA PERLU MENJADI UMAT BUDDHA adalah menyesatkan. Dibandingkan dengan kasus TERPAKSA TIDAK MENGAKU UMAT BUDDHA karena alasan alasan tertentu (mis : takut di-cap murtad / mendapat sanksi seorang murtadin dll).
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: yudiboy on 05 March 2011, 11:23:28 PM
Kalau menurut saya ,Sang Buddha menyuruh menyebarkan Dhamma...bukan menyebarkan agama.....terus ada satu sutta ,dimana Buddha menyatakan pada ananda..bahwa bukan org yg berada didekatnya dapat dikatakan dekat..tapi orang yg melaksanakan sila,samashi dan panna.a..itulab yg dekat dengannya....

Jadi nurut saya..bagus2 aja kalau ada orang belajar buddhism....tapi di status sosialnya..agamanya masih yg lama..
Kualitas lebih baik dari pada jumlahnya....
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 07 March 2011, 12:30:26 PM
Kalau menurut saya ,Sang Buddha menyuruh menyebarkan Dhamma...bukan menyebarkan agama.....terus ada satu sutta ,dimana Buddha menyatakan pada ananda..bahwa bukan org yg berada didekatnya dapat dikatakan dekat..tapi orang yg melaksanakan sila,samashi dan panna.a..itulab yg dekat dengannya....

Jadi nurut saya..bagus2 aja kalau ada orang belajar buddhism....tapi di status sosialnya..agamanya masih yg lama..
Kualitas lebih baik dari pada jumlahnya....

Kalau belajar dan praktek ajaran Buddha, tentu-nya sudah tidak bisa menganut ajaran agama yang lain. apalagi yang berlawanan. Kalau sekedar status di KTP masih ok. Tetapi setidaknya dalam diri masing-masing, apakah setelah belajar dan praktek ajaran Buddha masih bisa menganut (belajar dan praktek ajaran agama lain) ? Kalau sejalan masih mungkin, kalau yang bertentangan ?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 07 March 2011, 01:49:28 PM
IMO
untuk serius menekuni Buddha Dhamma, langkah pertama harus ada keyakinan kepada Sang Tiratana.
tanpa adanya keyakinan terhadap Sang Tiratana, pengetahuan Dhamma utk diri sendiri susah maju.


semoga bermanfaat

 _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: g.citra on 07 March 2011, 08:19:25 PM
Kalau belajar dan praktek ajaran Buddha, tentu-nya sudah tidak bisa menganut ajaran agama yang lain. apalagi yang berlawanan. Kalau sekedar status di KTP masih ok. Tetapi setidaknya dalam diri masing-masing, apakah setelah belajar dan praktek ajaran Buddha masih bisa menganut (belajar dan praktek ajaran agama lain) ? Kalau sejalan masih mungkin, kalau yang bertentangan ?

Yang telah belajar dan praktek ajaran Buddha bahkan melihat segala sesuatu sebagaimana adanya ...
Tidak melekat dan tidak terpengaruh oleh label-label yang masih terkondisi oleh pertentangan satu dan lainnya ...

salam,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 08:54:24 AM
IMO
untuk serius menekuni Buddha Dhamma, langkah pertama harus ada keyakinan kepada Sang Tiratana.
tanpa adanya keyakinan terhadap Sang Tiratana, pengetahuan Dhamma utk diri sendiri susah maju.


semoga bermanfaat

 _/\_
Kalau dilihat dari sutta-sutta, yang diajarkan Buddha berkisar dukkha dan lenyapnya dukkha. Hal-hal demikian tidak selalu harus melalui fase 'berkeyakinan pada Tiratana'. Contoh paling gampang, Sariputta melihat perilaku Thera Assaji dan menjadi kagum, lalu ditanya sedikit tentang ajarannya, Assaji mengucapkan dua bait syair yang membuat Sariputta menembus Sotapatti. Dari dua bait syair tersebut, tidak ada disebutkan 'Tiratana'. Kebenaran itu bisa diselidiki dan dimengerti seseorang tanpa perlu mengetahui kredibilitas orang yang bicara. Terlebih lagi, bahkan justru banyak yang mencari Buddha untuk 'ngajak ribut' tapi diberi kebenaran, malah merealisasinya. Ini contoh manfaat yang didapat tanpa perlu berkeyakinan lebih dahulu. Ada juga contoh lain di mana seseorang memang berkeyakinan dulu untuk mendapatkan manfaatnya.

Keyakinan pada Tiratana sendiri bisa menghambat kemajuan seseorang, jika hanya yakin tanpa disertai kebijaksanaan. Misalnya begitu yakin pada merk "Buddha", maka langsung percaya buta, seperti kasus 'cult' dengan merk 'Buddha'. Pada kenyataan sebenarnya, kita juga tidak tahu 'Tiratana' sesungguhnya seperti apa, hanya berdasarkan literatur (yang notabene hasil pencatatan ulang juga) dan tradisi. Bahkan tradisinya saja sudah bercabang banyak sekali.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 08 March 2011, 09:32:33 AM
imo, menurut pengamatan saya, ini perbedaan klasik dalam pengajaran theravada tradisional yg orthodox dengan yg unorthodox atau non-theravada...

dalam pengajaran theravada yg orthodox, buddha dhamma itu harus dipelajari secara scholastic, dalam artinya dipelajari sebagai sistematika doktrinal yg memiliki struktur dan berjenjang: mulai dari saddha, tiratana, dana, sila, karma, punarbhava, tilakkhana, 4km, jm8, paticca samuppada dan abhidhamma.

dan yg unorthodox, seperti yg dijelaskan om kainyn di atas.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 09:54:26 AM
imo, menurut pengamatan saya, ini perbedaan klasik dalam pengajaran theravada tradisional yg orthodox dengan yg unorthodox atau non-theravada...

dalam pengajaran theravada yg orthodox, buddha dhamma itu harus dipelajari secara scholastic, dalam artinya dipelajari sebagai sistematika doktrinal yg memiliki struktur dan berjenjang: mulai dari saddha, tiratana, dana, sila, karma, punarbhava, tilakkhana, 4km, jm8, paticca samuppada dan abhidhamma.

dan yg unorthodox, seperti yg dijelaskan om kainyn di atas.
Oh, justru pandangan saya itu 'un-orthodox' yah? :D Saya pikir justru sebaliknya termasuk 'kolot' karena berdasarkan sutta.

Saya setuju ada semacam kurikulum sebagai rangkuman, bahkan dalam Digha Nikaya juga sering dijabarkan dimulai dari "... Seandainya Tathagata muncul di dunia ini ... pergi meninggalkan kehidupan rumah tangga, menempuh hidup petapa di bawah bimbingan Tathagata ... " yang berarti percaya dulu bahwa ada seseorang yang adalah Tathgata, baru menjadi bhikkhu dan merealisasi akhir dari dukkha. Tapi ini hanyalah gambaran secara umum/garis besarnya saja. Tidak semua orang bisa dikategorikan sebagai general dan cocok dengan yang general. Karena itulah banyak khotbah Buddha yang macam-macam, bukan selalu seperti yang di Digha Nikaya saja.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 08 March 2011, 10:03:33 AM
di luar negeri, agama dianggap hak pribadi seseorang, dan negara tidak berhak ngurusin, makanya kebanyakan KTP LN gak mencantumkan field Agama

membayangkan suatu saat Indonesia akan dewasa juga seperti ini

::
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 08 March 2011, 10:10:16 AM
Barusan saya lihat status di FB yang menghimbau agar seseorang belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha. Dalam himbauan tersebut, ada semacam kesan seakan-akan seseorang akan memperoleh manfaat yang diharapkan dengan mempelajari ajaran Buddha meskipun ia sendiri berasal dari agama lain. Pertanyaannya, benarkah dengan masih mengakui agama lain sebagai agamanya, seseorang benar-benar akan memperoleh manfaat yang semestinya dengan mempelajari ajaran Buddha?

Jika seseorg serius belajar Dhamma, tidak peduli apa agamanya, tentu akan mendapat 'pandangan benar'... selanjutnya dia sudah tidak percaya akan adanya Superman lagi, yah otomatis lah...

Ibaratnya seseorang yg telah menjadi dewasa, bagaimana mau tetap mengaku masih anak2...

::
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 08 March 2011, 10:40:28 AM
Oh, justru pandangan saya itu 'un-orthodox' yah? :D Saya pikir justru sebaliknya termasuk 'kolot' karena berdasarkan sutta.
orthodoxy tidak berarti ketat berdasarkan sutta. kadang menggali sutta2 tua itu justru menjadi "baru".

nemu dari facebook:
Quote
YOE TJIARA
sekedar sharing....
 
ada seorang pecandu narkotika berat, menggunakan heroin dengan jarum suntik, setiap hari kerjanya hanya "teler", dan jika tidak ada uang maka dia mencuri, berbohong, merampok demi mendapatkan uang untuk membeli heroin supaya "teler" lagi.
seluruh perbuatan "Bejat" sudah dia lakukan..
jelas sekali orang ini tidak menjalankan sila, bahkan mungkin sudah melupakannya.
 
dalam kondisi kecanduan berat, sakit fisik dan sakit psikis, orang ini berhasil sampai ke Dhammadipa Arama Malang.
Heroin trakhirnya dia suntikkan sesaat sebelum memasuki halaman Dhammadipa Arama Malang dan menemui Bhante Khantidharo MT.
 
biasanya, seoarang pecandu heroin (putau) berat, akan merasa sakit yg luar biasa pada sekujur tubuhnya, kedinginan (meng-gigil ) tapi terus berkeringat jika tidak mengkonsumsi heroin lagi dalam waktu antara 3 s/d 6 jam
pada saat proses kecanduan ini muncul, pikiran nya pasti hanya tertuju pada "bagaimana saya mendapatkan heroin lagi"
pada saat seperti itu, tentunya "tidak mungkin" dapat menjalankan sila dengan baik.
 
tetapi pada saat bertemu bhante Khanti, beliau hanya meminta untuk "memperhatikan" semua kondisi itu, dan beberapa petunjuk Vipassana dengan metode Mahasi Sayadaw.
 
Ajaib tapi bukan magic, orang ini sembuh dari kecanduannya setelah mengikuti Vipassana selama 11 hari di Dhammadipa.
 
pada kasus ini, jelas sekali bahwa tidak diperlukan landasan sila untuk dapat melaksanakan Vipassana.
 
Justru pada saat melaksanakan Vipassana itulah kita sedang dan sudah melaksanakan Sila dan Samadhii yg benar...
 
diceritakan dengan sebenarnya, dari sumber yg dapat dipercaya
 
entah apa jadinya seandainya si pecandu musti mengikuti pelajaran berjenjang2 dulu, mulai dari tiratana, sila, karma, punarbhava, tilakkhana, dst.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: rooney on 08 March 2011, 10:48:10 AM
Kenapa rasanya makin lama makin banyak yang anti tradisi ? Sepertinya ada usaha pemisahan antara Buddhisme dengan akar sejarahnya. Sikap seperti ini saya liat sebagai suatu bentuk kekerasan (dalam arti yang berbeda) dan sikap arogan karena berpikir hal itu akan bisa dilakukan.

Apakah ada rasa malu dengan aturan moral yang ketat, supranatural dan mitos tentang kosmologi Budhis, pencerahan, metafisikal, dll, oleh karena itu kita perlu membuangnya jauh-jauh ? ataukah lebih baik kita menerima rasa tidak menyenangkan bahwa ajaran Buddha yang sangat mengagumkan yang datang dari tradisi-tradisi Buddhis, juga datang dengan hal-hal yang tidak kita sukai atau tidak kita mengerti ? Jika hal tersebut diterima, maka mungkin setiap dari kita harus berjuang dengan masa lalu, masa sekarang dan masa depan (btw, ada 2 versi  ;D) dan hubungannya dengan kehidupan kita.

Saya sangat menghargai tradisi dan inovasi. Tetapi tidaklah tepat jika salah satu ditempatkan nilainya lebih dari yang lain...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 11:00:36 AM
Kenapa rasanya makin lama makin banyak yang anti tradisi ? Sepertinya ada usaha pemisahan antara Buddhisme dengan akar sejarahnya. Sikap seperti ini saya liat sebagai suatu bentuk kekerasan (dalam arti yang berbeda) dan sikap arogan karena berpikir hal itu akan bisa dilakukan.

Apakah ada rasa malu dengan aturan moral yang ketat, supranatural dan mitos tentang kosmologi Budhis, pencerahan, metafisikal, dll, oleh karena itu kita perlu membuangnya jauh-jauh ? ataukah lebih baik kita menerima rasa tidak menyenangkan bahwa ajaran Buddha yang sangat mengagumkan yang datang dari tradisi-tradisi Buddhis, juga datang dengan hal-hal yang tidak kita sukai atau tidak kita mengerti ? Jika hal tersebut diterima, maka mungkin setiap dari kita harus berjuang dengan masa lalu, masa sekarang dan masa depan (btw, ada 2 versi  ;D) dan hubungannya dengan kehidupan kita.

Saya sangat menghargai tradisi dan inovasi. Tetapi tidaklah tepat jika salah satu ditempatkan nilainya lebih dari yang lain...
Maksudnya bro rooney, Buddha Gotama adalah seorang yang anti-tradisi 'Buddhis' karena pernah mengajarkan banyak orang secara langsung pada akhir dukkha tanpa pakai kurikulum?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 11:07:41 AM
orthodoxy tidak berarti ketat berdasarkan sutta. kadang menggali sutta2 tua itu justru menjadi "baru".

nemu dari facebook:
Quote
YOE TJIARA
sekedar sharing....
 
ada seorang pecandu narkotika berat, menggunakan heroin dengan jarum suntik, setiap hari kerjanya hanya "teler", dan jika tidak ada uang maka dia mencuri, berbohong, merampok demi mendapatkan uang untuk membeli heroin supaya "teler" lagi.
seluruh perbuatan "Bejat" sudah dia lakukan..
jelas sekali orang ini tidak menjalankan sila, bahkan mungkin sudah melupakannya.
 
dalam kondisi kecanduan berat, sakit fisik dan sakit psikis, orang ini berhasil sampai ke Dhammadipa Arama Malang.
Heroin trakhirnya dia suntikkan sesaat sebelum memasuki halaman Dhammadipa Arama Malang dan menemui Bhante Khantidharo MT.
 
biasanya, seoarang pecandu heroin (putau) berat, akan merasa sakit yg luar biasa pada sekujur tubuhnya, kedinginan (meng-gigil ) tapi terus berkeringat jika tidak mengkonsumsi heroin lagi dalam waktu antara 3 s/d 6 jam
pada saat proses kecanduan ini muncul, pikiran nya pasti hanya tertuju pada "bagaimana saya mendapatkan heroin lagi"
pada saat seperti itu, tentunya "tidak mungkin" dapat menjalankan sila dengan baik.
 
tetapi pada saat bertemu bhante Khanti, beliau hanya meminta untuk "memperhatikan" semua kondisi itu, dan beberapa petunjuk Vipassana dengan metode Mahasi Sayadaw.
 
Ajaib tapi bukan magic, orang ini sembuh dari kecanduannya setelah mengikuti Vipassana selama 11 hari di Dhammadipa.
 
pada kasus ini, jelas sekali bahwa tidak diperlukan landasan sila untuk dapat melaksanakan Vipassana.
 
Justru pada saat melaksanakan Vipassana itulah kita sedang dan sudah melaksanakan Sila dan Samadhii yg benar...
 
diceritakan dengan sebenarnya, dari sumber yg dapat dipercaya
 
Saya menemukan sedikit janggal.
Seorang pecandu berat berarti tidak konsumsi dalam jumlah dikit. Jika konsumsi dalam jumlah banyak, berarti ia teler. Jika baru suntik langsung masuk vihara, tentu dia masuk sambil teler, entah merangkak atau ngesot, yang pasti sudah sulit untuk berlaku normal karena kesadarannya hilang. Yang paling membingungkan, bagaimana seseorang yang kesadarannya mulai hilang, melakukan Vipassana?


Quote
entah apa jadinya seandainya si pecandu musti mengikuti pelajaran berjenjang2 dulu, mulai dari tiratana, sila, karma, punarbhava, tilakkhana, dst.
Sama saja seperti Bahiya kalau disuruh hafal macam-macam dulu baru diajarkan intinya: keburu diseruduk sapi.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: rooney on 08 March 2011, 11:08:06 AM
Maksudnya bro rooney, Buddha Gotama adalah seorang yang anti-tradisi 'Buddhis' karena pernah mengajarkan banyak orang secara langsung pada akhir dukkha tanpa pakai kurikulum?

Gak semua langsung kan, ada yang pake kurikulum juga. Jadi Buddha tidak anti tradisi juga bukanlah pembenci inovasi. Maksud saya keduanya OK, tetapi saya liat ada kecenderungan untung mengagungkan inovasi dan mencoba memisahkannya dari tradisi yang dianggap sebagai sesuatu yang non esensial...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 11:37:30 AM
Gak semua langsung kan, ada yang pake kurikulum juga. Jadi Buddha tidak anti tradisi juga bukanlah pembenci inovasi. Maksud saya keduanya OK, tetapi saya liat ada kecenderungan untung mengagungkan inovasi dan mencoba memisahkannya dari tradisi yang dianggap sebagai sesuatu yang non esensial...
Oh, begitu.
Betul, tidak semuanya langsung, ada banyak juga yang bertahap. Misalnya kepada ayahnya, Suddhodana, diajarkan bertahap. Pertama diajarkan bahwa pindapata adalah tradisi dari semua Buddha (karena Suddhodana yang adalah raja, malu melihat anaknya yang dulu pangeran malah 'mengemis'), dan menjadi Sotapanna. Kemudian, diajarkan lagi khotbah lain dan secara bertingkat menembus kesucian lebih tinggi pula, sampai akhirnya ketika akan meninggal, diberi pengarahan lagi dan menjadi Arahat.

Kalau saya pribadi, terserah saja orang mau pakai tradisi+non-tradisi atau mau pakai salah satu saja selama dia merasa itu bermanfaat. Tapi paling baik jangan fanatik pada pandangan sendiri karena diri sendiri juga bisa salah.

Saya lebih cocok pada non-tradisi, tapi saya juga belajar secara tradisi karena ada kalanya orang bertanya mengenai konsep dan kepercayaan. Bayangkan jika terjadi percakapan (lucu) begini:
A: Apa sih Agama Buddha?
B: Intinya vipassana.
A: Buddha siapa?
B: Orang yang vipassananya nomor wahid.
A: Kalau menurut Buddha, boleh punya bini banyak ga?
B: Ga penting, yang penting vipassana.
A: Kenapa orang dilahirkan berbeda?
B: Ga perlu tahu masa lalu, yang penting vipassana.
A: Setelah mati, orang bisa terlahir di mana saja?
B: Ga perlu spekulasi masa depan, yang penting vipassana yang adalah di sini & sekarang.
A: Perlu berbuat baik?
B: Ga perlu, yang penting vipassana.
A: Kalau saya lagi takut/benci/serakah, mesti gimana?
B: Vipassana aja.

Kalau saya belum kenal Buddhisme, dari perbincangan itu saya akan pikir Buddha adalah sebuah robot dengan tape recorder rusak yang setiap hari memutar "Vipassana!" x 84,000. 

Tapi juga sebaliknya kalau orang ditanyakan tentang inti Ajaran Buddha dan berputar pada Tiratana, hukum kamma, 31 alam, dan sebagainya, maka itu seperti membahas daun seluruh hutan, namun justru melewatkan sehelai daun simsapa yang dipegang oleh Buddha (padamnya dukkha). Dalam kasus yang sangat-sangat ringan, seperti Sariputta yang ditegur oleh Buddha karena 'hanya' mengajarkan sampai Alam Brahma pada Brahmana Dhananjani tapi tidak mengajarkan sampai terhentinya kelahiran kembali.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: rooney on 08 March 2011, 11:52:30 AM
Oh, begitu.
Betul, tidak semuanya langsung, ada banyak juga yang bertahap. Misalnya kepada ayahnya, Suddhodana, diajarkan bertahap. Pertama diajarkan bahwa pindapata adalah tradisi dari semua Buddha (karena Suddhodana yang adalah raja, malu melihat anaknya yang dulu pangeran malah 'mengemis'), dan menjadi Sotapanna. Kemudian, diajarkan lagi khotbah lain dan secara bertingkat menembus kesucian lebih tinggi pula, sampai akhirnya ketika akan meninggal, diberi pengarahan lagi dan menjadi Arahat.

Kalau saya pribadi, terserah saja orang mau pakai tradisi+non-tradisi atau mau pakai salah satu saja selama dia merasa itu bermanfaat. Tapi paling baik jangan fanatik pada pandangan sendiri karena diri sendiri juga bisa salah.

Saya lebih cocok pada non-tradisi, tapi saya juga belajar secara tradisi karena ada kalanya orang bertanya mengenai konsep dan kepercayaan. Bayangkan jika terjadi percakapan (lucu) begini:
A: Apa sih Agama Buddha?
B: Intinya vipassana.
A: Buddha siapa?
B: Orang yang vipassananya nomor wahid.
A: Kalau menurut Buddha, boleh punya bini banyak ga?
B: Ga penting, yang penting vipassana.
A: Kenapa orang dilahirkan berbeda?
B: Ga perlu tahu masa lalu, yang penting vipassana.
A: Setelah mati, orang bisa terlahir di mana saja?
B: Ga perlu spekulasi masa depan, yang penting vipassana yang adalah di sini & sekarang.
A: Perlu berbuat baik?
B: Ga perlu, yang penting vipassana.
A: Kalau saya lagi takut/benci/serakah, mesti gimana?
B: Vipassana aja.

Kalau saya belum kenal Buddhisme, dari perbincangan itu saya akan pikir Buddha adalah sebuah robot dengan tape recorder rusak yang setiap hari memutar "Vipassana!" x 84,000. 

Tapi juga sebaliknya kalau orang ditanyakan tentang inti Ajaran Buddha dan berputar pada Tiratana, hukum kamma, 31 alam, dan sebagainya, maka itu seperti membahas daun seluruh hutan, namun justru melewatkan sehelai daun simsapa yang dipegang oleh Buddha (padamnya dukkha). Dalam kasus yang sangat-sangat ringan, seperti Sariputta yang ditegur oleh Buddha karena 'hanya' mengajarkan sampai Alam Brahma pada Brahmana Dhananjani tapi tidak mengajarkan sampai terhentinya kelahiran kembali.

Setuju, tiap orang tentu punya kecenderungan ada yang suka langsung ke pusat sasaran, juga ada yang tertarik untuk berputar-putar dulu di tepi sebelum masuk ke pusatnya. Dari 2 kasus yang bro ceritakan sudah cukup menyiratkan 2 macam tipe itu dengan contoh respon yang terbalik hahaha...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 08 March 2011, 11:53:59 AM
Kalau dilihat dari sutta-sutta, yang diajarkan Buddha berkisar dukkha dan lenyapnya dukkha. Hal-hal demikian tidak selalu harus melalui fase 'berkeyakinan pada Tiratana'. Contoh paling gampang, Sariputta melihat perilaku Thera Assaji dan menjadi kagum, lalu ditanya sedikit tentang ajarannya, Assaji mengucapkan dua bait syair yang membuat Sariputta menembus Sotapatti. Dari dua bait syair tersebut, tidak ada disebutkan 'Tiratana'. Kebenaran itu bisa diselidiki dan dimengerti seseorang tanpa perlu mengetahui kredibilitas orang yang bicara. Terlebih lagi, bahkan justru banyak yang mencari Buddha untuk 'ngajak ribut' tapi diberi kebenaran, malah merealisasinya. Ini contoh manfaat yang didapat tanpa perlu berkeyakinan lebih dahulu. Ada juga contoh lain di mana seseorang memang berkeyakinan dulu untuk mendapatkan manfaatnya.

Keyakinan pada Tiratana sendiri bisa menghambat kemajuan seseorang, jika hanya yakin tanpa disertai kebijaksanaan. Misalnya begitu yakin pada merk "Buddha", maka langsung percaya buta, seperti kasus 'cult' dengan merk 'Buddha'. Pada kenyataan sebenarnya, kita juga tidak tahu 'Tiratana' sesungguhnya seperti apa, hanya berdasarkan literatur (yang notabene hasil pencatatan ulang juga) dan tradisi. Bahkan tradisinya saja sudah bercabang banyak sekali.


parami milik calon Arahat masa dulu tentulah beda dengan manusia kini.
ditambah faktor batin setiap manusia juga berbeda.
memang kalau dibahas tidaklah segampang dengan teori.

semoga bermanfaat  _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 11:55:41 AM
parami milik calon Arahat masa dulu tentulah beda dengan manusia kini.
ditambah faktor batin setiap manusia juga berbeda.
memang kalau dibahas tidaklah segampang dengan teori.

semoga bermanfaat  _/\_
Parami memang berbeda, namun aneka kecenderungan tetap sama.
Ada orang yang cenderung cocok pada non-tradisi, ada yang cocok pada tradisi. Keduanya memang bisa saja tidak punya parami cukup untuk menembusnya, tetapi keduanya BUKAN tidak bisa mendapatkan manfaat dari Ajaran Buddha.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 11:59:51 AM
berapa banyak umat budis yang telah mencapai kesucian, dan berapa banyak umat non budis yang mencapai kesucaian
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 08 March 2011, 12:01:22 PM
berapa banyak umat budis yang telah mencapai kesucian, dan berapa banyak umat non budis yang mencapai kesucaian

That's a good question.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 12:05:06 PM
berapa banyak umat budis yang telah mencapai kesucian, dan berapa banyak umat non budis yang mencapai kesucaian
Sama seperti jika ditanyakan: "berapa banyak Savaka-Buddha dan berapa banyak Pacceka-buddha?"
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 08 March 2011, 01:00:29 PM
Saya menemukan sedikit janggal.
Seorang pecandu berat berarti tidak konsumsi dalam jumlah dikit. Jika konsumsi dalam jumlah banyak, berarti ia teler. Jika baru suntik langsung masuk vihara, tentu dia masuk sambil teler, entah merangkak atau ngesot, yang pasti sudah sulit untuk berlaku normal karena kesadarannya hilang. Yang paling membingungkan, bagaimana seseorang yang kesadarannya mulai hilang, melakukan Vipassana?
gak tau. berhubung ini cerita orang pertama, bisa ditanyakan langsung ke si penutur.

setahu saya sih, obat2an itu ada macem2 sifatnya. kalo heroin itu mungkin ngefly dan after effectnya ketagihan kelas berat. jadi gak mungkin abis disuntik langsung duduk sungkem ke bhante dan bersila meditasi. pasti setelah ditenangkan dan mulai hilang "ngefly"nya dan mulai merasakan ketagihan hebat, baru menjalankan vipassana...

Sama saja seperti Bahiya kalau disuruh hafal macam-macam dulu baru diajarkan intinya: keburu diseruduk sapi.
untungnya juga bhante khanti dan si pecandu gak menunggu paraminya cukup...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 08 March 2011, 01:12:59 PM
Kenapa rasanya makin lama makin banyak yang anti tradisi ? Sepertinya ada usaha pemisahan antara Buddhisme dengan akar sejarahnya. Sikap seperti ini saya liat sebagai suatu bentuk kekerasan (dalam arti yang berbeda) dan sikap arogan karena berpikir hal itu akan bisa dilakukan.

Apakah ada rasa malu dengan aturan moral yang ketat, supranatural dan mitos tentang kosmologi Budhis, pencerahan, metafisikal, dll, oleh karena itu kita perlu membuangnya jauh-jauh ? ataukah lebih baik kita menerima rasa tidak menyenangkan bahwa ajaran Buddha yang sangat mengagumkan yang datang dari tradisi-tradisi Buddhis, juga datang dengan hal-hal yang tidak kita sukai atau tidak kita mengerti ? Jika hal tersebut diterima, maka mungkin setiap dari kita harus berjuang dengan masa lalu, masa sekarang dan masa depan (btw, ada 2 versi  ;D) dan hubungannya dengan kehidupan kita.

Saya sangat menghargai tradisi dan inovasi. Tetapi tidaklah tepat jika salah satu ditempatkan nilainya lebih dari yang lain...
apa ini tanggapan atas post saya?
kalo iya, berarti salah nangkep maksud saya.
di atas saya menjelaskan perbedaan sudut pandangnya. gak pernah bilang yg ini cool, yg itu bad.
pointnya adalah gak bisa pukul rata harus seperti "ini", ada orang yg cocok dengan yg "itu" seperti si pecandu di atas.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: rooney on 08 March 2011, 01:17:03 PM
apa ini tanggapan atas post saya?
kalo iya, berarti salah nangkep maksud saya.
di atas saya menjelaskan perbedaan sudut pandangnya. gak pernah bilang yg ini cool, yg itu bad.
pointnya adalah gak bisa pukul rata harus seperti "ini", ada orang yg cocok dengan yg "itu" seperti si pecandu di atas.

Iya, maksud saya sama dengan bro morph cuma agak saya tambahkan sedikit kecenderungan yang berkembang pada paham sekuler yang anti tradisi...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 08 March 2011, 02:07:33 PM
berapa banyak umat budis yang telah mencapai kesucian, dan berapa banyak umat non budis yang mencapai kesucaian

yang non buddhis mencapai kesucian  ???
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 02:11:22 PM
Iya, maksud saya sama dengan bro morph cuma agak saya tambahkan sedikit kecenderungan yang berkembang pada paham sekuler yang anti tradisi...
Kalau menurut saya itu adalah karena aksi-reaksi. Mungkin beberapa kelompok terlalu 'mendewakan' paham 1, sehingga semacam mengecilkan paham 2. Lalu paham 2 merasa 'terancam' dan bereaksi mengecilkan paham 1. Lalu terjadi begitu terus -entah siapa yang mulai duluan- dan akhirnya 'terperosok' pada salah satu ekstrem di mana yang utama adalah 'paham'-nya bukan melihat dari segi manfaat bagi orang lain.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: rooney on 08 March 2011, 02:17:28 PM
Kalau menurut saya itu adalah karena aksi-reaksi. Mungkin beberapa kelompok terlalu 'mendewakan' paham 1, sehingga semacam mengecilkan paham 2. Lalu paham 2 merasa 'terancam' dan bereaksi mengecilkan paham 1. Lalu terjadi begitu terus -entah siapa yang mulai duluan- dan akhirnya 'terperosok' pada salah satu ekstrem di mana yang utama adalah 'paham'-nya bukan melihat dari segi manfaat bagi orang lain.

Ya, saya pikir golongan yang belajar dari tradisi cepat atau lambat akan keluar melihat pemikiran-pemikiran di luar tradisi itu begitu pula sebaliknya yang sekuler pasti akan memasuki ranah tradisi untuk dipelajari...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 02:17:32 PM
gak tau. berhubung ini cerita orang pertama, bisa ditanyakan langsung ke si penutur.

setahu saya sih, obat2an itu ada macem2 sifatnya. kalo heroin itu mungkin ngefly dan after effectnya ketagihan kelas berat. jadi gak mungkin abis disuntik langsung duduk sungkem ke bhante dan bersila meditasi. pasti setelah ditenangkan dan mulai hilang "ngefly"nya dan mulai merasakan ketagihan hebat, baru menjalankan vipassana...
Mungkin memang ceritanya kurang akurat, tapi yang penting point-nya tersampaikan sih.


Quote
untungnya juga bhante khanti dan si pecandu gak menunggu paraminya cukup...
Ini juga jadi pertanyaan. Siapa yang tahu seseorang paraminya sudah cukup atau belum? Jika ada penjahat besar tapi parami cukup, seperti Angulimala, memangnya ada yang bisa tahu?

Sama juga seperti pencapaian kesucian. Seorang bhikkhu seniorpun belum tentu tahu pencapaian bhikkhu-bhikkhu junior lainnya. Bagaimanakah kita bisa mengatakan sejumlah Buddhis sudah mencapai tingkat X, sedangkan non-Buddhis jumlahnya hanya X/1000 atau bahkan tidak ada sama sekali?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 02:23:27 PM
Ya, saya pikir golongan yang belajar dari tradisi cepat atau lambat akan keluar melihat pemikiran-pemikiran di luar tradisi itu begitu pula sebaliknya yang sekuler pasti akan memasuki ranah tradisi untuk dipelajari...
Saya setuju. Kalau menurut saya, sebenar2nya tidak ada yang namanya tradisi atau non-tradisi, hanya kebenaran saja apa adanya. Kalau orang sudah belajar tradisi, tentu dia juga tahu pentingnya pengetahuan di luar itu, bukan menjadi naif dan menganggap kehidupan ini sama seperti zaman Buddha Gotama dulu.

Sebaliknya yang non-tradisi juga kalau memang benar-benar menjalankan dhamma, mencapai jhana, melihat dan membuktikan sendiri hal yang 'aneh-aneh', otomatis juga akan melihat yang ada di tradisi (alam-alam berbeda, kamma & buahnya, dsb) sebagai kebenaran, bukan lagi sebagai suatu takhyul orang kolot.
Sebetulnya semua sederhana, asal jangan berkepala batu terhadap pandangan lain.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 08 March 2011, 02:46:59 PM
Ini juga jadi pertanyaan. Siapa yang tahu seseorang paraminya sudah cukup atau belum? Jika ada penjahat besar tapi parami cukup, seperti Angulimala, memangnya ada yang bisa tahu?

Sama juga seperti pencapaian kesucian. Seorang bhikkhu seniorpun belum tentu tahu pencapaian bhikkhu-bhikkhu junior lainnya. Bagaimanakah kita bisa mengatakan sejumlah Buddhis sudah mencapai tingkat X, sedangkan non-Buddhis jumlahnya hanya X/1000 atau bahkan tidak ada sama sekali?
sebenernya kata-kata "paramiku belum cukup" menjadi semacam alasan untuk tetap bermain2 dalam comfort zonenya. hati kecil mungkin menyesalinya, sehingga begitu menemukan alasan untuk melegitimasinya, diri menjadi merasa nyaman, "ah aku mengumpulkan parami dulu biar ketemu sama Buddha Metteya. ini juga dipuji para bijaksana kok" walau yg sebenernya adalah "aku nyaman di sini. yg itu sulit".
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 02:50:19 PM
Mungkin memang ceritanya kurang akurat, tapi yang penting point-nya tersampaikan sih.

Ini juga jadi pertanyaan. Siapa yang tahu seseorang paraminya sudah cukup atau belum? Jika ada penjahat besar tapi parami cukup, seperti Angulimala, memangnya ada yang bisa tahu?

Sama juga seperti pencapaian kesucian. Seorang bhikkhu seniorpun belum tentu tahu pencapaian bhikkhu-bhikkhu junior lainnya. Bagaimanakah kita bisa mengatakan sejumlah Buddhis sudah mencapai tingkat X, sedangkan non-Buddhis jumlahnya hanya X/1000 atau bahkan tidak ada sama sekali?

"kataya" biksu2 zen suka ada yang tau pencapaian si murid2nya

secara garis besar untuk mencapai "tingkat kesucian" aye rasa dibutuhkan satu "Usaha" untuk mencapai hal itu.

nah secara dalam ajaran lain tujuan nya saja sudah berbeda, apakah tingkat kesuciannya itu sama dalam budis?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 03:02:33 PM
sebenernya kata-kata "paramiku belum cukup" menjadi semacam alasan untuk tetap bermain2 dalam comfort zonenya. hati kecil mungkin menyesalinya, sehingga begitu menemukan alasan untuk melegitimasinya, diri menjadi merasa nyaman, "ah aku mengumpulkan parami dulu biar ketemu sama Buddha Metteya. ini juga dipuji para bijaksana kok" walau yg sebenernya adalah "aku nyaman di sini. yg itu sulit".
Sepertinya memang ada yang begitu. Yang saya khawatir kalau misalnya perilaku itu dibiasakan, nanti menular dan akan ada orang yang memang tidak mengerti, ikut 'menunggu' dulu.




"kataya" biksu2 zen suka ada yang tau pencapaian si murid2nya
Bolehlah bhiksu2 Zen ada yang tahu pencapaian muridnya, lalu apakah kita atau orang lain bisa membuktikannya?


Quote
secara garis besar untuk mencapai "tingkat kesucian" aye rasa dibutuhkan satu "Usaha" untuk mencapai hal itu.

nah secara dalam ajaran lain tujuan nya saja sudah berbeda, apakah tingkat kesuciannya itu sama dalam budis?
Yang diajarkan oleh Buddha itu adalah kebenaran saja, bukan kebenaran-yang-hanya-bisa-diketahui-hanya-melalui-agama-Buddha. Beberapa kisah pencapaian Pacceka Buddha juga tidak melalui 'agama-agama' tertentu, namun memahami kebenaran yang terefleksi dalam fenomena sederhana.

Mengenai arah dari satu 'usaha', apakah Culapanthaka berusaha mengamalkan 'pelajaran Agama Buddha' tertentu waktu usap-usap mukanya dengan kain bersih?

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 08 March 2011, 03:12:31 PM
Mengenai arah dari satu 'usaha', apakah Culapanthaka berusaha mengamalkan 'pelajaran Agama Buddha' tertentu waktu usap-usap mukanya dengan kain bersih?
gini, om kainyn. acek ryu itu mungkin pingin "memprotes" ajaran "sesat" bermerk "tanpa-usaha" yg menurut acek tidak akan bisa mencapai tingkat kesucian.

sebenernya hal ini udah dijelaskan berulang2 bahwa konteks "tanpa usaha" di sini adalah konteks meditasi yaitu sikap mental yg tidak berusaha mengontrol, tidak berkelahi dengan pikiran jahat, tidak berusaha mencapai ini itu, melainkan mindful dan aware pada apa yg muncul, yg jelek yg baik yg enak yg tidak enak. hal yg senada sebenernya disampaikan dengan berbagai macam bahasa oleh saya, om fabian, om2 lain, dengan merk yg berbeda. namun tampaknya acek merasa merk "tanpa-usaha" itu adalah ajaran sesat dan bertentangan dengan jm8. mungkin begitu maksudnya... cmiiw.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Landy Chua on 08 March 2011, 03:23:00 PM
Umat Buddha ??~ apa makna nya?

Saya sendiri sangat memahami kalau agama Buddha berlindung pada Buddha Dhamma dan Sangha , tapi di altar rumah saya tetap menganut "TriDhamma" [Thi kong , To pek kong, Kwan im , leluhur] , selain itu saya juga sembayang Be lo kong dan Go lo Cai sin [Dewa2 penjaga jalan]  .. saya jg banyak berdoa dan banyak meminta , baik itu kesehatan perlindungan dan rejeki . [ teologi ala muslim and kristian ]

Sering kali ketemu umat Buddha yg full hanya belajar Dhamma , "sinisme" dengan triDhamma , "masa loe percaya hal gtan? " , "lu pikir dgn kertas sembayang mereka bisa nerima?" and blablabala..., bahkan org yang belum pernah menginjak Vihara dan baru mengenal ajaran Buddha segede "upil" begitu sinis dengan TriDhamma . Why ?

Saya sendiri ngak pernah berharap atau berfikir kelak gw mati bisa berakhir di NIBANNA , nggak pernah ingin mcapai Jhana .. Saya belajar Dhamma karna itu memang sangat bermanfaat dalam hidup saya , misalnya aja mengenai Maha Manggala Sutta , pemahaman akan hukum kamma , ketidak kekalan , mengenai Dukkha anata anica , pcy pada pancaran sutta "efek" dari sutta yg saya baca (jelek2 gini saya jg fasih melantunkan sutta) .. and hal2 yg sangat Buddhis lainnya ,

Saya menjalani keduanya dengan saling melangkapi ( dlm hati dan kepercayaan saya ) ,  Dan jujur aja ampe saat inipun saya belum berniat mengeliminasi semua Dewa Dewi di altar saya dan di gantikan dengan Rupang Sang Buddha Gautama ( klo ada yg berfikir saya pny Pandangan yng SAlah ) silahkan aja.. saya jg udah " "terbiasa" :)) anggaplah saya adalah Domba tersesat yang belum tercerahkan  =)) , saya jg tidak terllalu mempermasalahkan ., krn mnrt saya semua org memiliki kecerdasan spiritual msg2 yg nggak bisa di ganggu gugat oleh siapapun , hanya bisa bergeser oleh dirinya sendiri .. .. mgkn begini kali ya mksdnya : " Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha! "

 _/\_ _/\_ _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 03:24:14 PM

Bolehlah bhiksu2 Zen ada yang tahu pencapaian muridnya, lalu apakah kita atau orang lain bisa membuktikannya?

seharusnya sih bisa, contoh ada yang "katanya" sudah jadi buda idup, kita bisa tidak membuktikan dia buda idup atau tidak?

Quote
Yang diajarkan oleh Buddha itu adalah kebenaran saja, bukan kebenaran-yang-hanya-bisa-diketahui-hanya-melalui-agama-Buddha. Beberapa kisah pencapaian Pacceka Buddha juga tidak melalui 'agama-agama' tertentu, namun memahami kebenaran yang terefleksi dalam fenomena sederhana.

Mengenai arah dari satu 'usaha', apakah Culapanthaka berusaha mengamalkan 'pelajaran Agama Buddha' tertentu waktu usap-usap mukanya dengan kain bersih?
ya sayang nya jaman sekarang agama Buda itu "ada" mau tidak mau ada bahan perbandingan, atau mungkinkah zaman sekarang seseorang tiba2 menjadi buda tanpa mengetahui ajaran buda? atau seseorang yang mempunyai tujuan bertemu Tuhan mencapai nibbana?

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 03:25:30 PM
gini, om kainyn. acek ryu itu mungkin pingin "memprotes" ajaran "sesat" bermerk "tanpa-usaha" yg menurut acek tidak akan bisa mencapai tingkat kesucian.

sebenernya hal ini udah dijelaskan berulang2 bahwa konteks "tanpa usaha" di sini adalah konteks meditasi yaitu sikap mental yg tidak berusaha mengontrol, tidak berkelahi dengan pikiran jahat, tidak berusaha mencapai ini itu, melainkan mindful dan aware pada apa yg muncul, yg jelek yg baik yg enak yg tidak enak. hal yg senada sebenernya disampaikan dengan berbagai macam bahasa oleh saya, om fabian, om2 lain, dengan merk yg berbeda. namun tampaknya acek merasa merk "tanpa-usaha" itu adalah ajaran sesat dan bertentangan dengan jm8. mungkin begitu maksudnya... cmiiw.

soal sesat ga sesat hanya tuhan yang tau =))

yang pasti orang yang mengajarkan itu belum mencapai apapun dari ajarannya =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 08 March 2011, 03:47:29 PM
gini, om kainyn. acek ryu itu mungkin pingin "memprotes" ajaran "sesat" bermerk "tanpa-usaha" yg menurut acek tidak akan bisa mencapai tingkat kesucian.

sebenernya hal ini udah dijelaskan berulang2 bahwa konteks "tanpa usaha" di sini adalah konteks meditasi yaitu sikap mental yg tidak berusaha mengontrol, tidak berkelahi dengan pikiran jahat, tidak berusaha mencapai ini itu, melainkan mindful dan aware pada apa yg muncul, yg jelek yg baik yg enak yg tidak enak. hal yg senada sebenernya disampaikan dengan berbagai macam bahasa oleh saya, om fabian, om2 lain, dengan merk yg berbeda. namun tampaknya acek merasa merk "tanpa-usaha" itu adalah ajaran sesat dan bertentangan dengan jm8. mungkin begitu maksudnya... cmiiw.


Bro Morpheus yang baik, Saya rasa mungkin yang dimaksudkan bro Ryu adalah untuk mencapai tingkat kesucian seseorang harus "ber-usaha" bermeditasi, entah di kehidupan ini atau di kehidupan sebelumnya.

Karena tak ada skill yang mendadak menjadi "skillful" bila tidak ber-usaha melatihnya. Meditasi adalah skill.

Mettacittena,


Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 08 March 2011, 03:54:22 PM
Umat Buddha ??~ apa makna nya?

Saya sendiri sangat memahami kalau agama Buddha berlindung pada Buddha Dhamma dan Sangha , tapi di altar rumah saya tetap menganut "TriDhamma" [Thi kong , To pek kong, Kwan im , leluhur] , selain itu saya juga sembayang Be lo kong dan Go lo Cai sin [Dewa2 penjaga jalan]  .. saya jg banyak berdoa dan banyak meminta , baik itu kesehatan perlindungan dan rejeki . [ teologi ala muslim and kristian ]

Sering kali ketemu umat Buddha yg full hanya belajar Dhamma , "sinisme" dengan triDhamma , "masa loe percaya hal gtan? " , "lu pikir dgn kertas sembayang mereka bisa nerima?" and blablabala..., bahkan org yang belum pernah menginjak Vihara dan baru mengenal ajaran Buddha segede "upil" begitu sinis dengan TriDhamma . Why ?

Saya sendiri ngak pernah berharap atau berfikir kelak gw mati bisa berakhir di NIBANNA , nggak pernah ingin mcapai Jhana .. Saya belajar Dhamma karna itu memang sangat bermanfaat dalam hidup saya , misalnya aja mengenai Maha Manggala Sutta , pemahaman akan hukum kamma , ketidak kekalan , mengenai Dukkha anata anica , pcy pada pancaran sutta "efek" dari sutta yg saya baca (jelek2 gini saya jg fasih melantunkan sutta) .. and hal2 yg sangat Buddhis lainnya ,

Saya menjalani keduanya dengan saling melangkapi ( dlm hati dan kepercayaan saya ) ,  Dan jujur aja ampe saat inipun saya belum berniat mengeliminasi semua Dewa Dewi di altar saya dan di gantikan dengan Rupang Sang Buddha Gautama ( klo ada yg berfikir saya pny Pandangan yng SAlah ) silahkan aja.. saya jg udah " "terbiasa" :)) anggaplah saya adalah Domba tersesat yang belum tercerahkan  =)) , saya jg tidak terllalu mempermasalahkan ., krn mnrt saya semua org memiliki kecerdasan spiritual msg2 yg nggak bisa di ganggu gugat oleh siapapun , hanya bisa bergeser oleh dirinya sendiri .. .. mgkn begini kali ya mksdnya : " Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha! "

 _/\_ _/\_ _/\_


Bro Landy yang baik, Ajaran Sang Buddha sangat dalam, jangankan umat Buddha yang baru mengenal, bahkan umat Buddha yang sudah banyak mengenal Ajaran Sang Buddha sekalipun terkadang masih perlu belajar.

Mettacittena,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 08 March 2011, 03:57:19 PM
Bro Morpheus yang baik, Saya rasa mungkin yang dimaksudkan bro Ryu adalah untuk mencapai tingkat kesucian seseorang harus "ber-usaha" bermeditasi, entah di kehidupan ini atau di kehidupan sebelumnya.

Karena tak ada skill yang mendadak menjadi "skillful" bila tidak ber-usaha melatihnya.
om fabi, kalo yg empunya istilah (dalam hal ini, "tanpa usaha") udah menjelaskan maksudnya untuk konteks meditasi, namun pendengarnya ngotot mau mengartikan lain dengan konteks yg berbeda, ya kesalahan bukan pada siaran televisinya, melainkan pesawat televisinya yg rusak.

bahasa memang tidak sempurna, namun kalo pendengar sengaja gak mau tau maksud si penyiar, ya rugi sendiri...
acek mengulang ini berkali2 dengan persepsi yg sama (dan biasanya dithread yg ada nama "morpheus") dan udah dijelaskan berkali2 pula.
udah bohwat ama acek, jadi tujuan saya meluruskan hanya untuk pembaca yg lain.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 04:03:02 PM
seharusnya sih bisa, contoh ada yang "katanya" sudah jadi buda idup, kita bisa tidak membuktikan dia buda idup atau tidak?
Nah, kalau di kalangan 'Buddhis", memang terjadilah perbandingan (dari buku) dan dugaan-dugaan. Tapi kalau dari sisi netral, misalnya ilmuwan, maka diagnosa yang sepertinya akan muncul adalah: sindrom schizophrenia.


Quote
ya sayang nya jaman sekarang agama Buda itu "ada" mau tidak mau ada bahan perbandingan, atau mungkinkah zaman sekarang seseorang tiba2 menjadi buda tanpa mengetahui ajaran buda? atau seseorang yang mempunyai tujuan bertemu Tuhan mencapai nibbana?
Bisa saja. Seperti saya bilang, Culapanthaka juga tidak berpikir mau mencapai nibbana atau apa waktu usap-usap wajah. Seperti juga Kisa Gotami juga tidak berpikir tujuan tertentu atau merefleksikan Ajaran Buddha tertentu, hanya mencari biji lada, kok bisa jadi Sotapanna?

Kebenaran itu ada pada segala fenomena, dan Ajaran Buddha menuntun kita untuk menyadarinya. Kebenarannya itu sendiri bukan ada di ajarannya. (Seperti menggunakan cermin untuk pencet bisul di hidung dengan tepat. Bisul itu tidak ada di (hidung) dalam cermin, tapi di hidung kita sendiri.)

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 04:05:02 PM
om fabi, kalo yg empunya istilah (dalam hal ini, "tanpa usaha") udah menjelaskan maksudnya untuk konteks meditasi, namun pendengarnya ngotot mau mengartikan lain dengan konteks yg berbeda, ya kesalahan bukan pada siaran televisinya, melainkan pesawat televisinya yg rusak.

bahasa memang tidak sempurna, namun kalo pendengar sengaja gak mau tau maksud si penyiar, ya rugi sendiri...
acek mengulang ini berkali2 dengan persepsi yg sama (dan biasanya dithread yg ada nama "morpheus") dan udah dijelaskan berkali2 pula.
udah bohwat ama acek, jadi tujuan saya meluruskan hanya untuk pembaca yg lain.

jadi maksudnya adalah suatu keuntungan belajar "tanpa usaha" ini? keuntungan apakah?

soal kerugian ya mungkin saya rugi tidak bisa menjadi sekha, yah mungkin karena saya tidak punya usaha untuk belajar MMD sih =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 08 March 2011, 04:07:59 PM
jadi maksudnya adalah suatu keuntungan belajar "tanpa usaha" ini? keuntungan apakah?

soal kerugian ya mungkin saya rugi tidak bisa menjadi sekha, yah mungkin karena saya tidak punya usaha untuk belajar MMD sih =))
keuntungannya akan diketahui sendiri saat anda bermeditasi, apapun merknya...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 04:10:00 PM

Bisa saja. Seperti saya bilang, Culapanthaka juga tidak berpikir mau mencapai nibbana atau apa waktu usap-usap wajah. Seperti juga Kisa Gotami juga tidak berpikir tujuan tertentu atau merefleksikan Ajaran Buddha tertentu, hanya mencari biji lada, kok bisa jadi Sotapanna?

Kebenaran itu ada pada segala fenomena, dan Ajaran Buddha menuntun kita untuk menyadarinya. Kebenarannya itu sendiri bukan ada di ajarannya. (Seperti menggunakan cermin untuk pencet bisul di hidung dengan tepat. Bisul itu tidak ada di (hidung) dalam cermin, tapi di hidung kita sendiri.)


entahlah apa yang terjadi kalau mereka hidup di jaman sekarang apakah mereka bisa mencapai kesucian, merupakan suatu keberuntungan seseorang bisa hidup bersamaan dengan buda, coba sekarang banyak yang hidup dengan badut hidup khan banyak juga yang jadi badut =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: rooney on 08 March 2011, 04:12:28 PM
Umat Buddha ??~ apa makna nya?

Why must be a Buddhist when we can be a BUDDHA ?

Quote
Sering kali ketemu umat Buddha yg full hanya belajar Dhamma , "sinisme" dengan triDhamma , "masa loe percaya hal gtan? " , "lu pikir dgn kertas sembayang mereka bisa nerima?" and blablabala..., bahkan org yang belum pernah menginjak Vihara dan baru mengenal ajaran Buddha segede "upil" begitu sinis dengan TriDhamma . Why ?

Sepertinya yang ini bukan saya deh   ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 08 March 2011, 04:18:33 PM
om fabi, kalo yg empunya istilah (dalam hal ini, "tanpa usaha") udah menjelaskan maksudnya untuk konteks meditasi, namun pendengarnya ngotot mau mengartikan lain dengan konteks yg berbeda, ya kesalahan bukan pada siaran televisinya, melainkan pesawat televisinya yg rusak.

bahasa memang tidak sempurna, namun kalo pendengar sengaja gak mau tau maksud si penyiar, ya rugi sendiri...
acek mengulang ini berkali2 dengan persepsi yg sama (dan biasanya dithread yg ada nama "morpheus") dan udah dijelaskan berkali2 pula.
udah bohwat ama acek, jadi tujuan saya meluruskan hanya untuk pembaca yg lain.


Menurut saya daripada istilah meditasi "tanpa usaha" yang bisa menyebabkan salah mengerti, mungkin lebih baik diubah menjadi meditasi yang berusaha "melihat apa adanya" (see things as they really are).

Mettacittena,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 04:22:03 PM
keuntungannya akan diketahui sendiri saat anda bermeditasi, apapun merknya...

yeah mudah2an bisa ketemu guru yang benar, bukan guru yang parah.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 04:22:07 PM
entahlah apa yang terjadi kalau mereka hidup di jaman sekarang apakah mereka bisa mencapai kesucian, merupakan suatu keberuntungan seseorang bisa hidup bersamaan dengan buda, coba sekarang banyak yang hidup dengan badut hidup khan banyak juga yang jadi badut =))
Konon dari dulu juga sudah banyak 'baddhut-baddhut'. Jadi sebetulnya tidak beda jauh-jauh amat dengan sekarang. Lalu kalau bro ryu bilang 'dulu bisa, sekarang ga bisa', maka berarti dhamma adalah lapuk oleh waktu.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: No Pain No Gain on 08 March 2011, 04:24:54 PM
Why must be a Buddhist when we can be a BUDDHA ?

Sepertinya yang ini bukan saya deh   ;D

why must be a buddhist if we can be a buddha mksdnya ya?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 04:26:52 PM
Konon dari dulu juga sudah banyak 'baddhut-baddhut'. Jadi sebetulnya tidak beda jauh-jauh amat dengan sekarang. Lalu kalau bro ryu bilang 'dulu bisa, sekarang ga bisa', maka berarti dhamma adalah lapuk oleh waktu.
apakah sekarang ada guru yang bisa seperti buda yang mengetahui cara2 untuk mengajar? diajar langsung oleh buda dengan diajar oleh orang biasa pastinya ada perbedaan.

sekarang mungkin saja bisa tapi kemungkinannya lebih kecil dari ketika di ajar oleh buda langsung.
seperti bahiya apabila buda tidak berkata apa2 apakah dia akan mencapai kesucian?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 08 March 2011, 04:27:10 PM
Menurut saya daripada istilah meditasi "tanpa usaha" yang bisa menyebabkan salah mengerti, mungkin lebih baik diubah menjadi meditasi yang berusaha "melihat apa adanya" (see things as they really are).
seperti yg saya bilang bahasa itu tidak sempurna.
semua istilah bisa menyebabkan salah mengerti dan tiap orang memiliki kecocokan dengan istilah yg berbeda.
saya pikir yg diperlukan adalah kedewasaan untuk menerima adanya perbedaan dan kemauan untuk mencoba mengerti sudut pandang lain...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 08 March 2011, 04:31:43 PM
Spoiler: ShowHide
Quote
YOE TJIARA
sekedar sharing....
 
ada seorang pecandu narkotika berat, menggunakan heroin dengan jarum suntik, setiap hari kerjanya hanya "teler", dan jika tidak ada uang maka dia mencuri, berbohong, merampok demi mendapatkan uang untuk membeli heroin supaya "teler" lagi.
seluruh perbuatan "Bejat" sudah dia lakukan..
jelas sekali orang ini tidak menjalankan sila, bahkan mungkin sudah melupakannya.
 
dalam kondisi kecanduan berat, sakit fisik dan sakit psikis, orang ini berhasil sampai ke Dhammadipa Arama Malang.
Heroin trakhirnya dia suntikkan sesaat sebelum memasuki halaman Dhammadipa Arama Malang dan menemui Bhante Khantidharo MT.
 
biasanya, seoarang pecandu heroin (putau) berat, akan merasa sakit yg luar biasa pada sekujur tubuhnya, kedinginan (meng-gigil ) tapi terus berkeringat jika tidak mengkonsumsi heroin lagi dalam waktu antara 3 s/d 6 jam
pada saat proses kecanduan ini muncul, pikiran nya pasti hanya tertuju pada "bagaimana saya mendapatkan heroin lagi"
pada saat seperti itu, tentunya "tidak mungkin" dapat menjalankan sila dengan baik.
 
tetapi pada saat bertemu bhante Khanti, beliau hanya meminta untuk "memperhatikan" semua kondisi itu, dan beberapa petunjuk Vipassana dengan metode Mahasi Sayadaw.
 
Ajaib tapi bukan magic, orang ini sembuh dari kecanduannya setelah mengikuti Vipassana selama 11 hari di Dhammadipa.
 
pada kasus ini, jelas sekali bahwa tidak diperlukan landasan sila untuk dapat melaksanakan Vipassana.
 
Justru pada saat melaksanakan Vipassana itulah kita sedang dan sudah melaksanakan Sila dan Samadhii yg benar...
 
diceritakan dengan sebenarnya, dari sumber yg dapat dipercaya


Bagi seorang pencandu drugs, retret vipassana memang bisa menghentikan 'sementara' kecanduannya tsb. Namun begitu ia kembali ke kehidupan normalnya, jika ia tidak menjaga sila nya, melatih terus meditasinya dan meningkatkan panna nya, pasti ia akan kembali lagi ke kebiasaannya tsb.

Lagipula, selama berada di retret vipassana, ia terkondisi menjaga silanya (menghindari pembunuhan, menghindari bohong, tidak berhubungan seksual, tidak minuman keras, dll) kan? Otomatis saat itu ia telah menjaga sila sehingga ia bisa berkonsentrasi mengamati keinginannya akan drugs...

Coba saja jika dalam retret vipassana tidak dianjurkan menjaga sila, apakah bisa ia memperhatikan keinginannya akan drugs dan menghentikan sementara keinginan tsb?

::

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 08 March 2011, 04:36:13 PM
Bagi seorang pencandu drugs, retret vipassana memang bisa menghentikan 'sementara' kecanduannya tsb. Namun begitu ia kembali ke kehidupan normalnya, jika ia tidak menjaga sila nya, melatih terus meditasinya dan meningkatkan panna nya, pasti ia akan kembali lagi ke kebiasaannya tsb.

Lagipula, selama berada di retret vipassana, ia terkondisi menjaga silanya (menghindari pembunuhan, menghindari bohong, tidak berhubungan seksual, tidak minuman keras, dll) kan? Otomatis ia menjaga sila sehingga ia bisa berkonsentrasi mengamati keinginannya akan drugs...

Coba saja jika dalam retret vipassana tidak dianjurkan menjaga sila, apakah bisa ia memperhatikan keinginannya akan drugs dan menghentikan sementara keinginan tsb?
saya gak sependapat.
lagian si pecandu ini sembuh secara permanen.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 04:41:14 PM


Bagi seorang pencandu drugs, retret vipassana memang bisa menghentikan 'sementara' kecanduannya tsb. Namun begitu ia kembali ke kehidupan normalnya, jika ia tidak menjaga sila nya, melatih terus meditasinya dan meningkatkan panna nya, pasti ia akan kembali lagi ke kebiasaannya tsb.

Lagipula, selama berada di retret vipassana, ia terkondisi menjaga silanya (menghindari pembunuhan, menghindari bohong, tidak berhubungan seksual, tidak minuman keras, dll) kan? Otomatis saat itu ia telah menjaga sila sehingga ia bisa berkonsentrasi mengamati keinginannya akan drugs...

Coba saja jika dalam retret vipassana tidak dianjurkan menjaga sila, apakah bisa ia memperhatikan keinginannya akan drugs dan menghentikan sementara keinginan tsb?

::


iye juga ya, coba pas retreat dikasih drug juga sebagai "cobaan" =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 04:43:42 PM


Bagi seorang pencandu drugs, retret vipassana memang bisa menghentikan 'sementara' kecanduannya tsb. Namun begitu ia kembali ke kehidupan normalnya, jika ia tidak menjaga sila nya, melatih terus meditasinya dan meningkatkan panna nya, pasti ia akan kembali lagi ke kebiasaannya tsb.

Lagipula, selama berada di retret vipassana, ia terkondisi menjaga silanya (menghindari pembunuhan, menghindari bohong, tidak berhubungan seksual, tidak minuman keras, dll) kan? Otomatis saat itu ia telah menjaga sila sehingga ia bisa berkonsentrasi mengamati keinginannya akan drugs...

Coba saja jika dalam retret vipassana tidak dianjurkan menjaga sila, apakah bisa ia memperhatikan keinginannya akan drugs dan menghentikan sementara keinginan tsb?

::


Jika seseorang memang terus-menerus dalam kondisi meditatif, maka tanpa perlu latihan sila pun ia tidak akan melanggar sila. Hal ini karena apa pun yang muncul di pikiran tetap disadari, maka pikiran itu tidak menghanyutkannya untuk memunculkan pikiran dan keinginan yang lebih jauh.

Dalam kondisi setelahnya, memang jika masih sering bergaul dengan pecandu narkoba, akan gampang membawanya kembali ke kondisi lamanya. Ini tergantung seberapa jauh bathinnya sudah berkembang.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 08 March 2011, 04:48:07 PM
saya gak sependapat.
lagian si pecandu ini sembuh secara permanen.

iye juga ya, coba pas retreat dikasih drug juga sebagai "cobaan" =))

Ryu benar, coba saja selama retret 'sila' tidak dipaksakan, dalam arti bebaskan ia membawa heroin dan jarum suntiknya. Masih mampukah ia melihat 'apa adanya' sementara jarum suntik dan heroin menunggu disampingnya?

Mau tidak mau kita mesti mengakui bahwa 'paksaan kondisi' / moralitas tetap teraplikasikan bahkan dalam retret 'hanya memperhatikan' sekalipun...

::

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 04:54:12 PM
hal2 seperti pecandu itu hal yang biasa, bahkan kesaksian dalam ajaran lainpun bisa terjadi, ada yang mengatakan karena "kasih" mahluk tertentu.

pointnya adalah orang itu mau bener2 berhenti atau tidak.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 04:57:04 PM
Ryu benar, coba saja selama retret 'sila' tidak dipaksakan, dalam arti bebaskan ia membawa heroin dan jarum suntiknya. Masih mampukah ia melihat 'apa adanya' sementara jarum suntik dan heroin menunggu disampingnya?

Mau tidak mau kita mesti mengakui bahwa 'paksaan kondisi' / moralitas tetap teraplikasikan bahkan dalam retret 'hanya memperhatikan' sekalipun...

::


Tidak bisa disamakan antara gangguan yang sifatnya subjektif, dengan pengamalan sila.
Keadaan tanpa narkoba bagi si pecandu adalah sebagai kondisi penunjang saja, bukan masalah pengamalan sila. Ini sama saja seperti seandainya ada orang takut anjing lalu pada retret meditasi, dilepas Pitbull 10 ekor. Apakah dia bisa meditasi? Apakah penjauhan anjing dari tempat meditasi adalah pengamalan sila? Saya pikir tidak, itu hanya penunjang meditasi saja.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 05:00:46 PM
Tidak bisa disamakan antara gangguan yang sifatnya subjektif, dengan pengamalan sila.
Keadaan tanpa narkoba bagi si pecandu adalah sebagai kondisi penunjang saja, bukan masalah pengamalan sila. Ini sama saja seperti seandainya ada orang takut anjing lalu pada retret meditasi, dilepas Pitbull 10 ekor. Apakah dia bisa meditasi? Apakah penjauhan anjing dari tempat meditasi adalah pengamalan sila? Saya pikir tidak, itu hanya penunjang meditasi saja.

ya itulah ada suatu tekad, pengkondisian dll, kalau si orang itu misalnya tiba2 dipindahkan ke hutan di mana tidak ada drug sama sekali apakah dia bisa ketagihan?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 05:07:51 PM
ya itulah ada suatu tekad, pengkondisian dll, kalau si orang itu misalnya tiba2 dipindahkan ke hutan di mana tidak ada drug sama sekali apakah dia bisa ketagihan?
Sama saja. Jika diasingkan di hutan atau diborgol di ranjang, juga tetap tidak akan mengkonsumsi obat walaupun ketagihan luar biasa. Tapi itu tidak dinamakan menjaga sila.

Kadang jika kita bicara dalam lingkup meditasi, banyak hal yang relevansinya menjadi kabur. Jika kita bicara dalam kehidupan sehari-hari di luar meditasi, baru lebih jelas.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 08 March 2011, 06:06:52 PM
Tidak bisa disamakan antara gangguan yang sifatnya subjektif, dengan pengamalan sila.
Keadaan tanpa narkoba bagi si pecandu adalah sebagai kondisi penunjang saja, bukan masalah pengamalan sila. Ini sama saja seperti seandainya ada orang takut anjing lalu pada retret meditasi, dilepas Pitbull 10 ekor. Apakah dia bisa meditasi? Apakah penjauhan anjing dari tempat meditasi adalah pengamalan sila? Saya pikir tidak, itu hanya penunjang meditasi saja.


Sdr Kai betul, contoh diatas adalah pengkondisian khusus yg bersifat subjektif. Ini karena contoh yg disodorkan kasus khusus pula (berhasil berhenti dari drugs krn vipassana) dan bahasan saya menunjukkan bahwa pencandu tsb berhasil berhenti drugs tidak semata-mata krn 'mengamati' saja, namun ia berhasil karena ditunjang oleh pengondisian khusus pula (tentu saja disamping sila2 umum lainnya). Bagi seorang bukan pencandu dan hanya mempunyai kekotoran batin umum tentu sila2 umum cukup bagi dia untuk menunjang samadhi dan panna nya.

Pengkondisian khusus bagi pencandu adalah menghindari jarum suntik dan drugs, bagi saya ini merupakan sila bagi dia, seperti halnya sila2 umum yg merupakan pengkondisian untuk kekotoran batin yg bersifat umum pula.

Demikian juga bagi seorang pencandu seks, menghindari faktor2 yg dpt mengkondisikan kemelekatan seksualitasnya muncul harus dapat ia lakukan, misalnya: menghindari kawan2 genknya, menghindari pergi ke tempat2 dugem, menghindari membuka situs2 porn, menghindari riutal2 (drugs) yg biasanya memicu seksual berlebihannya itu, dsbnya. Usaha menghindari ini adalah sila khusus bagi dia untuk kebiasaan khususnya tsb.

Satu contoh lagi, bagi alcoholic, untuk berhenti ia harus menghindari teman2 tempat ia berkumpul biasanya minum, ia harus menghindari membeli botol2 minuman di duty-free, ia harus menghindari saat2 bermenung sendiri di malam hari, jadi ia harus tau sendiri sila khusus bagi kebiasaan buruk khusus dia.

Bagi saya, SILA berarti Usaha untuk menghindari faktor2 pemicu kebiasaan buruk kita yg telah kita sadari dan ingin kita kikis

Panna= mengetahui bahwa kebiasaannya tsb tidak bermanfaat/merugikan
Sila= berusaha menghindari faktor2 pemicunya kapan perlu mengekangnya
Samadhi= menyadari ketika keinginan itu muncul

::
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 08 March 2011, 06:19:38 PM
Jika seseorang memang terus-menerus dalam kondisi meditatif, maka tanpa perlu latihan sila pun ia tidak akan melanggar sila. Hal ini karena apa pun yang muncul di pikiran tetap disadari, maka pikiran itu tidak menghanyutkannya untuk memunculkan pikiran dan keinginan yang lebih jauh.


Justru itu, bagi sebagian besar umat awam, belum terlatih untuk terus menerus dalam kondisi meditatif. Jadi, sebelum ia piawai untuk terus menerus dalam kondisi sadar ini, apa yg harus ia lakukan? Pantaskah jika kita sarankan dia untuk "tidak perlu sila" "sadari sajalah"... menurut saya hal ini tidak akan berhasil.

Bagi seorang awam, ia tetap memerlukan Sila. Tentu saja bukan Sila asal Sila, seperti sepuluh perintah allah: melakukan Sila karena perintah Buddha. Melainkan menjalankan sila karena paham untuk tujuan apa ia melakukan itu dan sadar saat ia melakukannya.

Sila sy pahami sebagai Usaha untuk menghindari hal2 yg merugikan/yg dpt memicu/tidak bermanfaat bagi batin (yg sebelumnya telah disadari terlebih dahulu).

::
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 08 March 2011, 06:52:59 PM
Sdr Kai betul, contoh diatas adalah pengkondisian khusus yg bersifat subjektif. Ini karena contoh yg disodorkan kasus khusus pula (berhasil berhenti dari drugs krn vipassana) dan bahasan saya menunjukkan bahwa pencandu tsb berhasil berhenti drugs tidak semata-mata krn 'mengamati' saja, namun ia berhasil karena ditunjang oleh pengondisian khusus pula (tentu saja disamping sila2 umum lainnya). Bagi seorang bukan pencandu dan hanya mempunyai kekotoran batin umum tentu sila2 umum cukup bagi dia untuk menunjang samadhi dan panna nya.

Pengkondisian khusus bagi pencandu adalah menghindari jarum suntik dan drugs, bagi saya ini merupakan sila bagi dia, seperti halnya sila2 umum yg merupakan pengkondisian untuk kekotoran batin yg bersifat umum pula.

Demikian juga bagi seorang pencandu seks, menghindari faktor2 yg dpt mengkondisikan kemelekatan seksualitasnya muncul harus dapat ia lakukan, misalnya: menghindari kawan2 genknya, menghindari pergi ke tempat2 dugem, menghindari membuka situs2 porn, menghindari riutal2 (drugs) yg biasanya memicu seksual berlebihannya itu, dsbnya. Usaha menghindari ini adalah sila khusus bagi dia untuk kebiasaan khususnya tsb.

Satu contoh lagi, bagi alcoholic, untuk berhenti ia harus menghindari teman2 tempat ia berkumpul biasanya minum, ia harus menghindari membeli botol2 minuman di duty-free, ia harus menghindari saat2 bermenung sendiri di malam hari, jadi ia harus tau sendiri sila khusus bagi kebiasaan buruk khusus dia.

Bagi saya, SILA berarti Usaha untuk menghindari faktor2 pemicu kebiasaan buruk kita yg telah kita sadari dan ingin kita kikis

Panna= mengetahui bahwa kebiasaannya tsb tidak bermanfaat/merugikan
Sila= berusaha menghindari faktor2 pemicunya kapan perlu mengekangnya
Samadhi= menyadari ketika keinginan itu muncul

::
Kalau definisi sila, setahu saya masih terbatas pada aturan perilaku, sama seperti vinaya. Kadang arahat juga masih melanggar vinaya (karena tidak tahu) tetapi tidak dianggap apati karena memang bukan berdasarkan noda bathin. Jika sudah bermain di pikiran, maka kebanyakan sudah masuk dalam ranah samadhi. Misalnya dalam samatha menekan nafsu, ketakutan, kegelisahan, dll. Sementara kalau berkisar Satipatthana, ini menyangkut kebijaksanaan, pemahaman tentang kebenaran. Di sini kebenaran hanyalah kebenaran, sifatnya netral, tidak berpihak, tidak ada penilaian. Memahami kebenaran adalah demikian, maka tidak ada penolakan ataupun pengejaran seperti halnya dalam sila atau samadhi (jhana). Dengan tidak adanya lagi penolakan dan pengejaran, maka tidak ada kemelekatan. 

Dalam kasus pecandu itu, jika ia mengetahui dirinya masih melekat dan menghindari narkoba, maka itu adalah silanya. Mengatasi pikiran tentang narkoba yang mengganggu adalah samadhinya. Namun ketika dia telah menembus kebenaran tentang pikiran narkoba dan lepas dari kemelekatan itu, maka ia telah memiliki panna dan otomatis 'menghindari narkoba' tidak lagi menjadi silanya, sudah tidak relevan lagi.


Justru itu, bagi sebagian besar umat awam, belum terlatih untuk terus menerus dalam kondisi meditatif. Jadi, sebelum ia piawai untuk terus menerus dalam kondisi sadar ini, apa yg harus ia lakukan? Pantaskah jika kita sarankan dia untuk "tidak perlu sila" "sadari sajalah"... menurut saya hal ini tidak akan berhasil.

Bagi seorang awam, ia tetap memerlukan Sila. Tentu saja bukan Sila asal Sila, seperti sepuluh perintah allah: melakukan Sila karena perintah Buddha. Melainkan menjalankan sila karena paham untuk tujuan apa ia melakukan itu dan sadar saat ia melakukannya.

Sila sy pahami sebagai Usaha untuk menghindari hal2 yg merugikan/yg dpt memicu/tidak bermanfaat bagi batin (yg sebelumnya telah disadari terlebih dahulu).

::
Seperti selalu saya katakan, memang betul orang tidak perlu sila JIKA DAN HANYA JIKA dia bisa terus menerus dalam keadaan meditatif tanpa terputus.

Yang dibicarakan sebelumnya di sini adalah konteks seseorang menangguhkan latihan dan pelajaran karena alasan parami belum cukup. Jadi mesti sila dulu dipupuk walaupun entah siapa yang tahu sudah cukup atau belum. Menurut saya, ini adalah hal yang salah. Sila-Samadhi-Panna, ketiganya adalah untuk dipelajari dan dilakukan sekarang juga. Idealnya, ketiga hal ini saling mendukung dan berkembang bersamaan. 

Kisah pecandu yang lepas itu diangkat oleh bro morph dengan maksud seseorang bisa memperoleh manfaat Ajaran Buddha i.e. Satipatthana, tanpa perlu terlebih dahulu mengenal Agama Buddha secara keseluruhan (yang membahas sila, JMB 8, 31 alam, dsb).

Begitu menurut saya. :)
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 08 March 2011, 08:55:47 PM

nemu dari facebook:entah apa jadinya seandainya si pecandu musti mengikuti pelajaran berjenjang2 dulu, mulai dari tiratana, sila, karma, punarbhava, tilakkhana, dst.

Quote
YOE TJIARA
sekedar sharing....
 
ada seorang pecandu narkotika berat, menggunakan heroin dengan jarum suntik, setiap hari kerjanya hanya "teler", dan jika tidak ada uang maka dia mencuri, berbohong, merampok demi mendapatkan uang untuk membeli heroin supaya "teler" lagi.
seluruh perbuatan "Bejat" sudah dia lakukan..
jelas sekali orang ini tidak menjalankan sila, bahkan mungkin sudah melupakannya.
 
dalam kondisi kecanduan berat, sakit fisik dan sakit psikis, orang ini berhasil sampai ke Dhammadipa Arama Malang.
Heroin trakhirnya dia suntikkan sesaat sebelum memasuki halaman Dhammadipa Arama Malang dan menemui Bhante Khantidharo MT.
 
biasanya, seoarang pecandu heroin (putau) berat, akan merasa sakit yg luar biasa pada sekujur tubuhnya, kedinginan (meng-gigil ) tapi terus berkeringat jika tidak mengkonsumsi heroin lagi dalam waktu antara 3 s/d 6 jam
pada saat proses kecanduan ini muncul, pikiran nya pasti hanya tertuju pada "bagaimana saya mendapatkan heroin lagi"
pada saat seperti itu, tentunya "tidak mungkin" dapat menjalankan sila dengan baik.
 
tetapi pada saat bertemu bhante Khanti, beliau hanya meminta untuk "memperhatikan" semua kondisi itu, dan beberapa petunjuk Vipassana dengan metode Mahasi Sayadaw.
 
Ajaib tapi bukan magic, orang ini sembuh dari kecanduannya setelah mengikuti Vipassana selama 11 hari di Dhammadipa.
 
pada kasus ini, jelas sekali bahwa tidak diperlukan landasan sila untuk dapat melaksanakan Vipassana.
 
Justru pada saat melaksanakan Vipassana itulah kita sedang dan sudah melaksanakan Sila dan Samadhii yg benar...
 
diceritakan dengan sebenarnya, dari sumber yg dapat dipercaya
 
entah apa jadinya seandainya si pecandu musti mengikuti pelajaran berjenjang2

Mau memberi sekedar komentar, saya mengenal orang yang dimaksud dalam postingan bro Morpheus, artikel mengenai dia dulu pernah dimuat di majalah Dhammacakka. Saya bertemu secara langsung dengan dia di Jakarta.

Sekarang dia telah menjadi Bhikkhu selama beberapa tahun mungkin sudah Thera sekarang.
Yang saya dengar langsung dari dia rasanya tidak demikian. Ia menjadi pengedar obat bius di suatu kota besar di Indonesia. Sebelum masuk ke Dhammadipa Arama kalau tidak salah ia juga sudah berusaha berobat mengurangi kecanduannya, sehingga ketika masuk ke Dhammadipa tidak separah itu.

Setahu saya ia tidak pernah merampok atau perbuatan bejat lainnya, tetapi pernah memukul polisi. Sebagai pengedar yang cukup besar tentu saja ia punya cukup uang untuk memenuhi "kebutuhannya".

Ia memang pecandu juga, oleh Bhante Khanti ia diberi obat tradisional untuk detoksifikasi, saya lupa ketika itu ia pecandu putaw atau shabu-shabu, tetapi menurut yang saya dengar bukan heroin.

Terus terang saya agak meragukan seorang pecandu berat heroin bisa lepas begitu saja dengan Vipassana, karena seorang pecandu heroin yang berat harus tetap diberi obat bius, kalau langsung disetop bisa mati.
Jadi Mungkin ia harus mengurangi kecanduannya sehingga tidak terlalu berat baru bisa ber-Vipassana.

Demikian pendapat saya,

Mettacittena,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 08 March 2011, 09:55:54 PM
Sama saja. Jika diasingkan di hutan atau diborgol di ranjang, juga tetap tidak akan mengkonsumsi obat walaupun ketagihan luar biasa. Tapi itu tidak dinamakan menjaga sila.

Kadang jika kita bicara dalam lingkup meditasi, banyak hal yang relevansinya menjadi kabur. Jika kita bicara dalam kehidupan sehari-hari di luar meditasi, baru lebih jelas.
seperti yang dikatakan om wili, sila itu sesuatu yang disadari/usaha untuk menghindari / mengkondisikan seseorang untuk tidak melanggar hal2 yang tidak diperbolehkan.

dalam lingkup meditasi seseorang otomatis tidak melakukan pelanggaran sila (entah kalau pikiran nya kemana2 maka dia mungkin saja khan melakukan pelanggaran).

ada orang yang mengagungkan tanpa landasan sila seseorang bisa melakukan vipasana (ya memang betul semua bisa saja tapi hasilnya khan berbeda2 tergantung orangnya tidak bisa dipukul rata)

intinya adalah dalam kehidupan sehari2 kalau memang seseorang "bisa" vipasana terus sepanjang hidupnya ya sila khan memang terjaga, sila bisa juga jadi penunjang seseorang maju dalam vipasana.

saya mau tanya, apakah hasil dari vipasana memang selalu baik hasilnya? silanya pasti benar?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 08 March 2011, 11:21:26 PM
Kisah pecandu yang lepas itu diangkat oleh bro morph dengan maksud seseorang bisa memperoleh manfaat Ajaran Buddha i.e. Satipatthana, tanpa perlu terlebih dahulu mengenal Agama Buddha secara keseluruhan (yang membahas sila, JMB 8, 31 alam, dsb).
wah, pembahasannya jadi kemana-mana...

benar. tujuan saya mengangkat kisah itu tidak lain untuk memberikan contoh bahwa ada orang bisa bisa menyentuh inti buddha dhamma dan langsung merasakan manfaatnya, tanpa perlu melalui sistematika doktrinal yg berjenjang-jenjang. dalam kasus ini, sistematika doktrinal itu tidak membantu..

sepertinya ada ketakutan kalo saya mengajak rame2 untuk meninggalkan sila, padahal tujuannya bukan itu...
untuk pembahasan sila dan samadhi, mungkin dibahas di thread terpisah saja (kayaknya pernah ada?).


Mau memberi sekedar komentar, saya mengenal orang yang dimaksud dalam postingan bro Morpheus, artikel mengenai dia dulu pernah dimuat di majalah Dhammacakka. Saya bertemu secara langsung dengan dia di Jakarta.

Sekarang dia telah menjadi Bhikkhu selama beberapa tahun mungkin sudah Thera sekarang.
...
Ia memang pecandu juga, oleh Bhante Khanti ia diberi obat tradisional untuk detoksifikasi, saya lupa ketika itu ia pecandu putaw atau shabu-shabu, tetapi menurut yang saya dengar bukan heroin.
...
sepertinya yg anda kenal itu orang yg berbeda.
setahu saya, dalam cerita di atas, si pelaku berumah tangga dan punya anak.

hasil googling dari orang yg sama:
Quote
Didalam kehidupan "saya" yang sekarang ini, saya pernah masuk dalam dunia
"bayang-bayang", selama hampir 5 tahun saya kecanduan Heroin ( Putaw )
dengan dosis yang sangat parah, segala cara dan upaya serta obat sudah
pernah dicoba untuk "penyembuhan" saya, tapi yang aneh (kata sebagian
orang) saya justru sembuh "hanya(?)" dengan mengikuti serangkaian kegiatan
Meditasi di sebuah padepokan di kota Malang, yang saya kenal sebagai
meditasi Vippasana Bhavana.

Pada 3 kali pertama saya mengikuti kegiatan ini, saya merasakan suatu
keadaan yang "luar biasa", sehingga sulit untuk saya gambarkan dengan
kata-kata, pada orang-orang yang sedang dalam keadaan kecanduan seperti
kondisi saya pada saat itu, kondisi fisik dan jiwa berada pada tahap "yang
terburuk" yang dapat dimiliki oleh orang normal, rasa sakit pada fisik dan
gelisah pada jiwa sangat sulit dihentikan dan di kontrol pada saat itu.
Tapi pada saat saya bermeditasi tak ada perasaan itu, semua "hilang(?)"
atau bahkan dianggap "biasa(?)" oleh kesadaran saya, menjadikan semua itu
sebagai "bukan apa-apa" atau "bukan suatu hal yang harus dikhawatirkan(?)",
pada saat itu saya melewati 3 bulan pertama saya "tanpa obat apapun" untuk
melewati hari-hari saya. mungkin ini kuncinya, ketika kesadaran kita
mengenal dengan benar "siapa dan bagaimana" keadaan fisik dan jiwa kita
yang sebenarnya, pada saat itulah kesadaran kita menolak untuk "memiliki"
keadaan itu lagi, sehingga kita mendapatkan suatu keadaan "tenang" yang
sulit untuk digambarkan, mungkin ada istilah-istilah lain pada tehnik
meditasi untuk menggambarkan keadaan ini, tapi saya tidak berani untuk
"mengklaim" kalau saya sudah melewati batasan itu, buat saya semua itu
hanyalah suatu proses yang tak perlu diberi nama.

Yang sangat berkesan justru pada saat itu instruktur saya mengatakan kalau
apa yang saya dapatkan belumlah apa-apa, melepaskan diri dari
ketergantungan pada obat-obatan bukanlah hal "besar", mendapatkan
ketenangan yang luar biasa bukanlah tujuan akhir dari tehnik meditasi ini,
masih banyak yang dapat kamu pelajari jika kamu bisa "melewati" dan
"melepaskan" ketenangan itu, begitu menurut instruktur saya, menarik bukan ?

saya merasa tertarik dengan perkataan itu, saya mencoba mengikuti latihan
itu lagi, mungkin sudah lebih dari 6 Kali saya mengikuti pelatihan di
padepokan itu dan ternyata perkataan instruktur saya itu benar, bahwa
sebagian besar dari kita yang pernah melakukan meditasi justru "melekat"
dan "kecanduan" pada "ketenangan" yang kita dapatkan pada saat bermeditasi
(dengan tehnik apaun), justru "kecanduan" pada "ketenangan" lebih
membutakan pikiran dari pada "kecanduan putau(?)". walaupun apa yang saya
dapat pada saat itu (sampai sekarang) menurut saya bukanlah suatu hal
"besar", karena sebenarnya itu sudah ada dan kita miliki sebelumnya, tapi
hal itu menjadi hal yang saya anggap "baik" untuk menghadapi berbagai
dualisme dalam kehidupan kita ini, tentu saja pengalaman saya dapat
dijadikan bahan pertimbangan bagi mereka yang sedang dalam usaha untuk
melepaskan diri dari segala jenis "kecanduan" akan segala hal.

Sekarang ini saya sudah melewati tahun ketiga tanpa "kecanduan" lagi akan
banyak hal, walaupun saya akui masih banyak hal lain yang belum dapat saya
lepaskan dari kehidupan saya. Apapun namanya yang saya dapatkan dari hasil
meditasi itu, saya lebih senang menamakan "Pengetahuan yang benar" tentang
"Hidup" dan "Kehidupan", karena dengan pengetahuan itu kita menjadi lebih
baik dan benar dalam berpikir dan bertindak, tapi terlepas dari apapun
namanya itu, saya yakin Bapak dan teman-teman yang lain mengetahui apa yang
saya maksudkan, untuk yang belum mengetahuinya, mengapa tidak mencoba ?!.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 09 March 2011, 12:08:58 AM
Bro Landy yang baik, Ajaran Sang Buddha sangat dalam, jangankan umat Buddha yang baru mengenal, bahkan umat Buddha yang sudah banyak mengenal Ajaran Sang Buddha sekalipun terkadang masih perlu belajar.

Mettacittena,

Mbah Fabian yang baik, BRO harus ganti SIS :))

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 09 March 2011, 07:50:25 AM
Yang dibicarakan sebelumnya di sini adalah konteks seseorang menangguhkan latihan dan pelajaran karena alasan parami belum cukup. Jadi mesti sila dulu dipupuk walaupun entah siapa yang tahu sudah cukup atau belum. Menurut saya, ini adalah hal yang salah. Sila-Samadhi-Panna, ketiganya adalah untuk dipelajari dan dilakukan sekarang juga. Idealnya, ketiga hal ini saling mendukung dan berkembang bersamaan. 

Kisah pecandu yang lepas itu diangkat oleh bro morph dengan maksud seseorang bisa memperoleh manfaat Ajaran Buddha i.e. Satipatthana, tanpa perlu terlebih dahulu mengenal Agama Buddha secara keseluruhan (yang membahas sila, JMB 8, 31 alam, dsb).

Sepaham Bro. Saya setuju bahwa seseorang akan bisa mendapatkan manfaat Ajaran Buddha tanpa perlu melalui jenjang2 doktrinal.

Juga sepaham soal Sila-Samadhi-Panna adalah suatu kesatuan yg tidak bisa dibeda2kan mana yg lebih dahulu, dalam hitungan waktu permili detik ketiga2nya saling menunjang dan menguatkan, juga melemahkan salah satunya akan melemahkan dua yg lainnya. S.N. Geonka pernah mengatakan bahwa Sila-Samadhi-Panna ibarat tripod berkaki tiga.

::
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 09 March 2011, 07:58:54 AM
saya kasih kasus lain, ini juga tanpa doktrin berjenjang :

Kisah Nyata Billy Glen – Artis Pecandu Narkoba

Saturday, 20 December 2008, 3:33 | Category : Pemulihan, Pertobatan
Tags : artis dan narkoba, Diskotik, kejamnya narkoba, Kesaksian, Kisah Nyata, Minuman Keras, Narkoba, Pertobatan, Seks Bebas

Aku lahir dari sebuah keluarga yang sangat taat pada Kristus. Sejak kecil aku rajin ke gereja dan ibuku selalu menanamkan dasar-dasar iman Kristus kepadaku.

Tahun 1995, pada suatu kesempatan yang luar biasa, aku mengikuti sebuah ajang pemilihan top model di Bandung.  Selama proses audisi, aku selalu berdoa pada Tuhan meminta agar aku keluar sebagai pemenangnya. Dan ternyata Tuhan memang baik, Ia menjawab doaku. Aku terpilih menjadi juara pertama. Setelah memenangkan ajang tersebut, kesempatanku untuk masuk ke dunia model semakin besar. Perjalanan karierku sebagai seorang model berjalan dengan sangat lancar. Aku percaya bahwa ini semua berkat pertolongan Tuhan dan aku selalu menyempatkan waktu untuk berdoa kepada Tuhan. Karierku semakin berkembang, banyak job dari Jakarta. Situasi ini membuatku memutuskan untuk tinggal di sana saja.

Meraih Kesuksesan

Ternyata di Jakarta karierku berkembang dengan sangat baik. Bahkan aku mulai memasuki dunia akting sinetron. Dengan berbekal pengalaman di bidang taekwondo yang sejak kecil digeluti, aku berhasil menapaki dunia akting dengan peran pertamaku sebagai peran pembantu utama. Aku pun berhasil mendapatkan peran dalam film layar lebar yang sangat terkenal saat itu, Ca Bau Kan. Disaat teman-temanku harus berjuang keras dalam dunia entertainment ini, jalanku justru sangat mulus. Aku sangat merasakan kemurahan Tuhan yang luar biasa dalam hidupku. Tahun 2002, aku mendapat peran utama dalam sebuah sinetron yang terkenal. Saat itulah aku meraih titik puncak kesuksesanku dan mendapatkan kontrak yang bernilai sangat besar.

Melupakan Tuhan

Namun, kemurahan Tuhan dan kesuksesanku itu justru membuatku semakin menjauh dari Tuhan. Kesibukanku justru membuatku tidak memiliki waktu untuk berdoa dan mendekat padaNya. Aku mulai merasa mampu hidup tanpa Dia. Aku benar-benar membuang Tuhan jauh-jauh dari hidupku. Saat itulah, kuasa kegelapan mulai masuk dalam hidupku. Aku mulai terbawa arus pergaulan yang buruk. Diskotik, minuman keras, bahkan jenis narkoba seperti extacy, ganja, kokain, dan shabu-shabu selalu ada di setiap hari-hariku. Honor dari pekerjaanku itu kuhabiskan untuk berfoya-foya sehingga aku pun terjerumus dalam pergaulan seks bebas.

Tertangkap Polisi

September 2002, aku tertangkap polisi. Ketika baru saja pulang dari syuting sebuah sinetron, aku meminta temanku untuk membelikan sejenis narkoba. Polisi ternyata telah mengincar temanku itu sehingga ia tidak bisa melarikan diri lagi. Setelah ditangkap, atas pengakuannya polisi memintanya untuk menjebakku. Seperti yang telah mereka rencanakan, akhirnya aku pun ditangkap dan harus menjalani masa tahanan selama 8 bulan. Dalam situasi ini kesombongan masih kuat menguasaiku sehingga aku tidak menyadari kesalahan, sebaliknya malah selalu mempersalahkan Tuhan. Sebagai seorang artis yang sudah dikenal, aku sering menerima pujian. Tetapi semuanya berubah menjadi hinaan karena tindakan kriminalku ini. Walaupun aku tahu bahwa narkoba itu tidak baik bagi masa depanku, tetapi keterikatanku dengan obat jahat itu membuatku terus mengkonsumsinya sekalipun berada dalam penjara.

Bebas dan Tertangkap Lagi

Setelah masa 8 bulan tahanan itu selesai, aku kembali mulai merintis karierku di dunia sinetron. Namun kesombongan itu tetap mengendalikan pikiranku. Aku sama sekali tidak tergerak untuk bertobat, justru semakin kecanduan dengan obat-obatan. Akhirnya, aku boleh dikatakan menjadi lebih bodoh dari orang bodoh…karena orang bodoh pun tidak akan masuk ke lubang yang sama. Pukul 12 malam itu, ketika sedang berpesta drugs di sebuah tempat di kota Bekasi, bersama teman-teman pecandu, polisi pun mengetahui aksi kami ini dan kami pun digelandang ke tahanan setempat. Aku harus mendekam lagi selama 7 bulan di penjara Bulak Kapal Bekasi.

Ingat Tuhan?

Dalam penjara, pengalaman memalukan ini membuatku merenungkan kasih Tuhan yang besar dalam hidupku. Di saat aku meninggalkanNya, Ia tidak membiarkanku terjebak terus-menerus dalam jurang dosa, justru berusaha menegurku bahkan sampai 2 kali agar aku berbalik kembali kepada jalanNya. Akupun teringat tulisan dalam Wahyu 3: 9 yang mengatakan “Barangsiapa Kukasihi, ia kuhajar. Sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah.” Aku langsung menangis histeris dan menyadari bahwa Tuhan begitu baik bagiku. Walaupun aku telah menjauh dariNya, bahkan seringkali menyalahkanNya, namun Ia tidak pernah meninggalkanku dan tetap mengakuiku sebagai anakNya. Ia ingin agar aku bertobat sebelum semuanya terlambat. “Tuhan, Engkau sangat baik bagiku. Kau tidak membiarkanku tenggelam dalam lumpur dosa. Kau tidak membiarkan narkoba itu merenggut nyawaku dan membawaku ke dalam kematian. Terima kasih untuk kesempatan ini. Aku ingin menjadi hambaMu yang taat dan setia di dalam Engkau…” Saat itu aku benar-benar bertobat. Yang berbeda dalam masa tahananku kali ini ialah, sebelumnya aku ditahan dengan rasa kekuatiran dan kemarahan, namun kali ini aku lebih banyak mengucap syukur dan berusaha untuk menjalani dengan sukacita hari-hari dalam tahanan itu sampai akhirnya, 31 Desember 2005, aku selesai menjalani masa tahananku.

Titik balik kehidupanku

1 Januari 2006, hari yang paling bersejarah untukku karena hari itu aku memutuskan untuk memulai kehidupan baru dengan Tuhan Yesus yang akan terus menuntunku dalam tiap langkahku. “Tuhan, ajar aku melakukan segala yang Kau inginkan untuk aku jalani dalam hidupku ini…” pintaku kepadaNya.

Sebagai jawaban doaku, Ia menempatkanku dalam sebuah komunitas rohani di daerah Kelapa Gading. Dan aku juga kembali memulai karierku di dunia entertainment dengan cara hidupku yang baru dalam Kristus. Aku juga ambil bagian dalam pelayanan untuk menyaksikan betapa besar kasihNya bagiku karena Ia telah menghajar dan menegurku saat aku hampir tenggelam dalam lembah maut demi menyelamatkan hidupku. Lingkungan pergaulanku yang baru ini juga membuatku merasa sangat damai dan tentram. Ada sukacita yang kurasakan dalam hari-hariku, yang tidak pernah kurasakan sebelumnya ketika aku masih hidup dalam kenikmatan dunia. Hal yang membanggakan bagiku ialah, melalui pertobatan dan pemulihanku ini, ayahku yang dulu belum sungguh-sungguh di dalam Tuhan kini mengambil keputusan untuk menjadi orang kr****n sejati.



vipasananya langsung praktek tanpa ajaran buda sama sekali.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 09 March 2011, 08:15:28 AM
vipasananya langsung praktek tanpa ajaran buda sama sekali.
vipassananya di mana?
hubungannya dengan topik thread ini apa?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 09 March 2011, 08:36:22 AM
Kalau definisi sila, setahu saya masih terbatas pada aturan perilaku, sama seperti vinaya. Kadang arahat juga masih melanggar vinaya (karena tidak tahu) tetapi tidak dianggap apati karena memang bukan berdasarkan noda bathin. Jika sudah bermain di pikiran, maka kebanyakan sudah masuk dalam ranah samadhi. Misalnya dalam samatha menekan nafsu, ketakutan, kegelisahan, dll. Sementara kalau berkisar Satipatthana, ini menyangkut kebijaksanaan, pemahaman tentang kebenaran. Di sini kebenaran hanyalah kebenaran, sifatnya netral, tidak berpihak, tidak ada penilaian. Memahami kebenaran adalah demikian, maka tidak ada penolakan ataupun pengejaran seperti halnya dalam sila atau samadhi (jhana). Dengan tidak adanya lagi penolakan dan pengejaran, maka tidak ada kemelekatan. 

IMO,
Sila tidak hanya terbatas pada aturan perilaku, melainkan harus diiringi Samadhi dan Panna.
Jadi, terkait pembahasan sebelumnya bahwa Sila-Samadhi-Panna adalah sejalan, termasuk dalam hal ini, bahwa dalam praktik Sila sendiri, terdapat samadhi-panna (tidak terpisah).

Tahapannya, sebelum Sila (ucapan, perbuatan, pencarian benar) dilakukan, dibutuhkan pemahaman dan pikiran yg benar akan manfaat dan kenapa sila tsb mesti dijalankan (panna), juga dibutuhkan perhatian dan konsentrasi saat Sila perlu dijalankan (samadhi).... Jadi, dalam tahapan singkat sebuah 'kelakuan' kita, yg kita sebut Sila, sebenarnya sudah terdapat praktik Sila-Samadhi-Panna atau juga boleh disebut JMB-8.

Bagi praktisi pemula, semua praktik ini akan tersendat-sendat, masih perlu dipikirkan, dilatih... bagi orang lain si praktisi terlihat sebagai 'berusaha untuk berbuat benar/tidak benar2 berbuat benar', namun tentu kita mesti adil untuk membiarkan dia melatih diri sampai piawai, ia melatih Sila, dan juga bermeditasi menguatkan konsentrasinya dan selalu berusaha meningkatkan panna-nya hingga selapis demi selapis ia mengikis kekotoran batinnya dan piawai untuk selalu dalam kondisi meditatif (selalu dalam kondisi melihat segala sesuatu sebagaimana adanya dan otomatis bertindak benar tanpa perlu diusahakan)...

Bagi sebagian meditator, mereka mengajarkan jalan ringkas untuk itu, namun bagi sebagian lagi akan menerangkan bahwa ada latihan yg harus dijalankan (bisa karena biasa), semuanya kembali ke kondisi mental masing2 saja, mana yg lebih cocok terapannya. Namun saya tetap berprinsip, jalan apapun yg ditempuh: Sila-Samadhi-Panna (JMB-8) tetap terkandung dalam praktiknya tsb.

:: 
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 08:56:05 AM
seperti yang dikatakan om wili, sila itu sesuatu yang disadari/usaha untuk menghindari / mengkondisikan seseorang untuk tidak melanggar hal2 yang tidak diperbolehkan.
Tidak diperbolehkan oleh siapa?

Quote
dalam lingkup meditasi seseorang otomatis tidak melakukan pelanggaran sila (entah kalau pikiran nya kemana2 maka dia mungkin saja khan melakukan pelanggaran).

ada orang yang mengagungkan tanpa landasan sila seseorang bisa melakukan vipasana (ya memang betul semua bisa saja tapi hasilnya khan berbeda2 tergantung orangnya tidak bisa dipukul rata)
Ya, betul. Tidak bisa dipukul rata, maka tidak bisa dikatakan 'tidak bisa tanpa sila'.

Quote
intinya adalah dalam kehidupan sehari2 kalau memang seseorang "bisa" vipasana terus sepanjang hidupnya ya sila khan memang terjaga, sila bisa juga jadi penunjang seseorang maju dalam vipasana.
"Sila" atau "bukan sila" juga hanyalah kita yang mengkonsepkan. Kalau membahas lingkup tertentu, sila juga sebetulnya antara 'ada' dan 'tidak ada'. Katakanlah seorang sekuler murni+atheis/agnostik yang sama sekali tidak bersentuhan dengan agama, tidak mengembangkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin; dan karenanya, tidak pernah mencuri, membunuh, dll. Kalau ditanyakan ke orang itu apakah ia menjalankan 'sila', mungkin dia bingung luar biasa makhluk apakah "sila" itu. Di sini bisa dilihat bahwa sesuatu perbuatan dinilai 'sila' atau 'bukan sila' tergantung orang yang menilainya. "Keberadaannya" masih sangat kasar.

Quote
saya mau tanya, apakah hasil dari vipasana memang selalu baik hasilnya? silanya pasti benar?
Jika vipassananya memang benar, saya rasa pasti hasilnya baik. Kalau bertambah buruk, tentu meragukan. Tetapi apakah pasti silanya benar? Kembali lagi seorang Mahasavaka yang terkemuka karena dikasihi para deva, masih 'berkata kasar' dengan memanggil orang "vasala" (=kasta paria, terbuang). Jika tetap berkutat pada 'ini sila, ini bukan', maka akan kesulitan untuk ke jenjang berikutnya.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 09 March 2011, 09:02:32 AM
Mengambil contoh seseorang yg berhasil lepas dari jeratan kecanduan untuk menunjukkan bahwa Ajaran Buddha bisa bermanfaat tanpa perlu pemahaman doktrinal, menurut saya tidak relevan. Karena melalui jalan lain-pun bisa, seperti yg dicontohkan Bro Ryu: melalui 'Kasih Tuhan' pun ada yg berhasil lepas dari kecanduan, beberapa melalui pusat rehabilitasi pun bisa.

Ajaran Buddha adalah "Dukkha dan Jalan untuk lepas dari Dukkha tersebut". Contoh yg diambil harusnya juga seseorang yg berhasil merealisasi akhir Dukkha tanpa melalui praktik Sila-Samadhi-Panna / JMB-8. Memang, sulit untuk menyodorkan contoh subyek untuk ini, pada akhirnya kembali ke pembahasan2 yg telah dibahas pada thread2 lain (perlukah JMB-8, dsbnya yg dulu).

::
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 09 March 2011, 09:12:09 AM
Mbah Fabian yang baik, BRO harus ganti SIS :))


Terima kasih bro, saya kemarin tidak melihat gendernya ketika memberi komentar, maaf SIS Landy....  ^:)^
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 09 March 2011, 09:22:18 AM
Quote
Kisah pecandu yang lepas itu diangkat oleh bro morph dengan maksud seseorang bisa memperoleh manfaat Ajaran Buddha i.e. Satipatthana, tanpa perlu terlebih dahulu mengenal Agama Buddha secara keseluruhan (yang membahas sila, JMB 8, 31 alam, dsb).

Pada awalnya seseorang yang tak memiliki pengetahuan  Dhamma yang berhubungan jalan (sila dsbnya) tapi pada waktu sedang mengikuti retret meditator di beri khotbah Dhamma dan diharuskan menjalankan sila.

Selain itu juga diberi petunjuk langsung sesuai Dhamma dalam bentuk interview, dimana meditator diberi kesempatan bertanya mengenai hambatan-hambatannya dalam meditasi..

Jadi sebenarnya Dhamma juga tetap diperlukan dalam meditasi. Walaupun sebelum ber-meditasi tidak memiliki pengetahuan Dhamma.

Mettacittena,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 09 March 2011, 09:26:36 AM
Mengambil contoh seseorang yg berhasil lepas dari jeratan kecanduan untuk menunjukkan bahwa Ajaran Buddha bisa bermanfaat tanpa perlu pemahaman doktrinal, menurut saya tidak relevan. Karena melalui jalan lain-pun bisa, seperti yg dicontohkan Bro Ryu: melalui 'Kasih Tuhan' pun ada yg berhasil lepas dari kecanduan, beberapa melalui pusat rehabilitasi pun bisa.
judul topiknya adalah "Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha". kisah di atas mengenai orang yg belajar vipassana dan mengambil manfaatnya tanpa harus mengambil sistematika doktrinal yg disyaratkan untuk menjadi umat buddha secara formal / skolastik (dari tiratana, pancasila, dst), bisa dikatakan relevan dengan topik. imo, si mantan pecandu itu lebih buddhis daripada umat buddha kebanyakan.

bagaimana praktek dan teknik lain juga bisa membebaskan kecanduan heroin tidaklah relevan di topik ini.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 09:27:54 AM
Sepaham Bro. Saya setuju bahwa seseorang akan bisa mendapatkan manfaat Ajaran Buddha tanpa perlu melalui jenjang2 doktrinal.

Juga sepaham soal Sila-Samadhi-Panna adalah suatu kesatuan yg tidak bisa dibeda2kan mana yg lebih dahulu, dalam hitungan waktu permili detik ketiga2nya saling menunjang dan menguatkan, juga melemahkan salah satunya akan melemahkan dua yg lainnya. S.N. Geonka pernah mengatakan bahwa Sila-Samadhi-Panna ibarat tripod berkaki tiga.

::
Lucunya, tentang tripod itu, entah bagaimana kemarin terlintas dalam pikiran, tetapi karena memikirkan banyak hal, saya tidak jadi tulis. ;D


IMO,
Sila tidak hanya terbatas pada aturan perilaku, melainkan harus diiringi Samadhi dan Panna.
Jadi, terkait pembahasan sebelumnya bahwa Sila-Samadhi-Panna adalah sejalan, termasuk dalam hal ini, bahwa dalam praktik Sila sendiri, terdapat samadhi-panna (tidak terpisah).
Contoh kasus, misalnya ada seorang yang pikirannya dikuasai kebencian luar biasa, maka dalam meditasinya, ia tidak bisa berkonsentrasi. Tetapi juga ia menahan diri dari menyalurkan kebencian itu, maka ia tidak membunuh orang yang dibencinya, walaupun sangat ingin. Kalau menurut saya, dalam hal itu ada sila, namun tidak ada Samadhi dan Panna. Menurut bro wili bagaimana?

Quote
Tahapannya, sebelum Sila (ucapan, perbuatan, pencarian benar) dilakukan, dibutuhkan pemahaman dan pikiran yg benar akan manfaat dan kenapa sila tsb mesti dijalankan (panna), juga dibutuhkan perhatian dan konsentrasi saat Sila perlu dijalankan (samadhi).... Jadi, dalam tahapan singkat sebuah 'kelakuan' kita, yg kita sebut Sila, sebenarnya sudah terdapat praktik Sila-Samadhi-Panna atau juga boleh disebut JMB-8.
Kalau patokannya dari JMB8, saya masih tidak cocok dengan beberapa hal. Misalnya Pandangan Benar (Samma Ditthi) adalah yang berhubungan dengan paham Buddhisme yang unik. Sementara Ucapan Benar (Samma Vaca) dalam definisinya tidak ada sangkut pautnya dengan samma ditthi. Kita bisa menemukan dengan gampang orang non-Buddhis yang memiliki ucapan benar. Dari sini saya lihat perbuatan benar belum tentu dibarengi dengan pandangan benar.

Quote
Bagi praktisi pemula, semua praktik ini akan tersendat-sendat, masih perlu dipikirkan, dilatih... bagi orang lain si praktisi terlihat sebagai 'berusaha untuk berbuat benar/tidak benar2 berbuat benar', namun tentu kita mesti adil untuk membiarkan dia melatih diri sampai piawai, ia melatih Sila, dan juga bermeditasi menguatkan konsentrasinya dan selalu berusaha meningkatkan panna-nya hingga selapis demi selapis ia mengikis kekotoran batinnya dan piawai untuk selalu dalam kondisi meditatif (selalu dalam kondisi melihat segala sesuatu sebagaimana adanya dan otomatis bertindak benar tanpa perlu diusahakan)...
Betul. Kalau orang pukul rata 'tidak perlu sila' pada semua orang, itu seperti seorang ayah yang dungu berkata pada dua anaknya, "ga usah belajar IPA, langsung fisika kuantum saja!" Sementara anak yang satu sudah kuliah, satu lagi masih SD.

Quote
Bagi sebagian meditator, mereka mengajarkan jalan ringkas untuk itu, namun bagi sebagian lagi akan menerangkan bahwa ada latihan yg harus dijalankan (bisa karena biasa), semuanya kembali ke kondisi mental masing2 saja, mana yg lebih cocok terapannya. Namun saya tetap berprinsip, jalan apapun yg ditempuh: Sila-Samadhi-Panna (JMB-8) tetap terkandung dalam praktiknya tsb.

::
Ya, sepertinya memang semua kembali pada diri masing-masing saja, yang penting berusaha menyadari kekurangan dan potensi diri sendiri agar bisa pilih jalan yang sesuai, bukan cuma ikut2an.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 09 March 2011, 09:33:36 AM
judul topiknya adalah "Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha". kisah di atas mengenai orang yg belajar vipassana dan mengambil manfaatnya tanpa harus mengambil sistematika doktrinal yg disyaratkan untuk menjadi umat buddha secara formal / skolastik (dari tiratana, pancasila, dst), bisa dikatakan relevan dengan topik. imo, si mantan pecandu itu lebih buddhis daripada umat buddha kebanyakan.

bagaimana praktek dan teknik lain juga bisa membebaskan kecanduan heroin tidaklah relevan di topik ini.


Ini adalah tricky topic, Bhikkhu di jaman Sang Buddha ada yang hanya mengambil perlindungan pada Tiratana, apakah Mereka umat Buddha atau bukan...?

Rasanya sulit menentukan batasan yang bagaimanakah yang dapat disebut sebagai umat Buddha....

Mettacittena
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 09:34:30 AM
saya kasih kasus lain, ini juga tanpa doktrin berjenjang :

Kisah Nyata Billy Glen – Artis Pecandu Narkoba

Saturday, 20 December 2008, 3:33 | Category : Pemulihan, Pertobatan
Tags : artis dan narkoba, Diskotik, kejamnya narkoba, Kesaksian, Kisah Nyata, Minuman Keras, Narkoba, Pertobatan, Seks Bebas

Aku lahir dari sebuah keluarga yang sangat taat pada Kristus. Sejak kecil aku rajin ke gereja dan ibuku selalu menanamkan dasar-dasar iman Kristus kepadaku.

Tahun 1995, pada suatu kesempatan yang luar biasa, aku mengikuti sebuah ajang pemilihan top model di Bandung.  Selama proses audisi, aku selalu berdoa pada Tuhan meminta agar aku keluar sebagai pemenangnya. Dan ternyata Tuhan memang baik, Ia menjawab doaku. Aku terpilih menjadi juara pertama. Setelah memenangkan ajang tersebut, kesempatanku untuk masuk ke dunia model semakin besar. Perjalanan karierku sebagai seorang model berjalan dengan sangat lancar. Aku percaya bahwa ini semua berkat pertolongan Tuhan dan aku selalu menyempatkan waktu untuk berdoa kepada Tuhan. Karierku semakin berkembang, banyak job dari Jakarta. Situasi ini membuatku memutuskan untuk tinggal di sana saja.

Meraih Kesuksesan

Ternyata di Jakarta karierku berkembang dengan sangat baik. Bahkan aku mulai memasuki dunia akting sinetron. Dengan berbekal pengalaman di bidang taekwondo yang sejak kecil digeluti, aku berhasil menapaki dunia akting dengan peran pertamaku sebagai peran pembantu utama. Aku pun berhasil mendapatkan peran dalam film layar lebar yang sangat terkenal saat itu, Ca Bau Kan. Disaat teman-temanku harus berjuang keras dalam dunia entertainment ini, jalanku justru sangat mulus. Aku sangat merasakan kemurahan Tuhan yang luar biasa dalam hidupku. Tahun 2002, aku mendapat peran utama dalam sebuah sinetron yang terkenal. Saat itulah aku meraih titik puncak kesuksesanku dan mendapatkan kontrak yang bernilai sangat besar.

Melupakan Tuhan

Namun, kemurahan Tuhan dan kesuksesanku itu justru membuatku semakin menjauh dari Tuhan. Kesibukanku justru membuatku tidak memiliki waktu untuk berdoa dan mendekat padaNya. Aku mulai merasa mampu hidup tanpa Dia. Aku benar-benar membuang Tuhan jauh-jauh dari hidupku. Saat itulah, kuasa kegelapan mulai masuk dalam hidupku. Aku mulai terbawa arus pergaulan yang buruk. Diskotik, minuman keras, bahkan jenis narkoba seperti extacy, ganja, kokain, dan shabu-shabu selalu ada di setiap hari-hariku. Honor dari pekerjaanku itu kuhabiskan untuk berfoya-foya sehingga aku pun terjerumus dalam pergaulan seks bebas.

Tertangkap Polisi

September 2002, aku tertangkap polisi. Ketika baru saja pulang dari syuting sebuah sinetron, aku meminta temanku untuk membelikan sejenis narkoba. Polisi ternyata telah mengincar temanku itu sehingga ia tidak bisa melarikan diri lagi. Setelah ditangkap, atas pengakuannya polisi memintanya untuk menjebakku. Seperti yang telah mereka rencanakan, akhirnya aku pun ditangkap dan harus menjalani masa tahanan selama 8 bulan. Dalam situasi ini kesombongan masih kuat menguasaiku sehingga aku tidak menyadari kesalahan, sebaliknya malah selalu mempersalahkan Tuhan. Sebagai seorang artis yang sudah dikenal, aku sering menerima pujian. Tetapi semuanya berubah menjadi hinaan karena tindakan kriminalku ini. Walaupun aku tahu bahwa narkoba itu tidak baik bagi masa depanku, tetapi keterikatanku dengan obat jahat itu membuatku terus mengkonsumsinya sekalipun berada dalam penjara.

Bebas dan Tertangkap Lagi

Setelah masa 8 bulan tahanan itu selesai, aku kembali mulai merintis karierku di dunia sinetron. Namun kesombongan itu tetap mengendalikan pikiranku. Aku sama sekali tidak tergerak untuk bertobat, justru semakin kecanduan dengan obat-obatan. Akhirnya, aku boleh dikatakan menjadi lebih bodoh dari orang bodoh…karena orang bodoh pun tidak akan masuk ke lubang yang sama. Pukul 12 malam itu, ketika sedang berpesta drugs di sebuah tempat di kota Bekasi, bersama teman-teman pecandu, polisi pun mengetahui aksi kami ini dan kami pun digelandang ke tahanan setempat. Aku harus mendekam lagi selama 7 bulan di penjara Bulak Kapal Bekasi.

Ingat Tuhan?

Dalam penjara, pengalaman memalukan ini membuatku merenungkan kasih Tuhan yang besar dalam hidupku. Di saat aku meninggalkanNya, Ia tidak membiarkanku terjebak terus-menerus dalam jurang dosa, justru berusaha menegurku bahkan sampai 2 kali agar aku berbalik kembali kepada jalanNya. Akupun teringat tulisan dalam Wahyu 3: 9 yang mengatakan “Barangsiapa Kukasihi, ia kuhajar. Sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah.” Aku langsung menangis histeris dan menyadari bahwa Tuhan begitu baik bagiku. Walaupun aku telah menjauh dariNya, bahkan seringkali menyalahkanNya, namun Ia tidak pernah meninggalkanku dan tetap mengakuiku sebagai anakNya. Ia ingin agar aku bertobat sebelum semuanya terlambat. “Tuhan, Engkau sangat baik bagiku. Kau tidak membiarkanku tenggelam dalam lumpur dosa. Kau tidak membiarkan narkoba itu merenggut nyawaku dan membawaku ke dalam kematian. Terima kasih untuk kesempatan ini. Aku ingin menjadi hambaMu yang taat dan setia di dalam Engkau…” Saat itu aku benar-benar bertobat. Yang berbeda dalam masa tahananku kali ini ialah, sebelumnya aku ditahan dengan rasa kekuatiran dan kemarahan, namun kali ini aku lebih banyak mengucap syukur dan berusaha untuk menjalani dengan sukacita hari-hari dalam tahanan itu sampai akhirnya, 31 Desember 2005, aku selesai menjalani masa tahananku.

Titik balik kehidupanku

1 Januari 2006, hari yang paling bersejarah untukku karena hari itu aku memutuskan untuk memulai kehidupan baru dengan Tuhan Yesus yang akan terus menuntunku dalam tiap langkahku. “Tuhan, ajar aku melakukan segala yang Kau inginkan untuk aku jalani dalam hidupku ini…” pintaku kepadaNya.

Sebagai jawaban doaku, Ia menempatkanku dalam sebuah komunitas rohani di daerah Kelapa Gading. Dan aku juga kembali memulai karierku di dunia entertainment dengan cara hidupku yang baru dalam Kristus. Aku juga ambil bagian dalam pelayanan untuk menyaksikan betapa besar kasihNya bagiku karena Ia telah menghajar dan menegurku saat aku hampir tenggelam dalam lembah maut demi menyelamatkan hidupku. Lingkungan pergaulanku yang baru ini juga membuatku merasa sangat damai dan tentram. Ada sukacita yang kurasakan dalam hari-hariku, yang tidak pernah kurasakan sebelumnya ketika aku masih hidup dalam kenikmatan dunia. Hal yang membanggakan bagiku ialah, melalui pertobatan dan pemulihanku ini, ayahku yang dulu belum sungguh-sungguh di dalam Tuhan kini mengambil keputusan untuk menjadi orang kr****n sejati.



vipasananya langsung praktek tanpa ajaran buda sama sekali.
Ada sebuah perbedaan mendasar dalam 'vipassana'-nya. ;D Ini adalah perbedaan yang paling utama:
- Dalam 'vipassana' yang satu, harus mengenal satu sosok dari satu kitab, agar bisa berhasil.
- Dalam 'vipassana' yang satu lagi, tidak perlu mengenal sosok tertentu, kitab tertentu, aturan tertentu. Hanya perlu merefleksikan apa yang memang dialaminya dalam hidup.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 09 March 2011, 09:42:03 AM
Ini adalah tricky topic, karena sulit menentukan batasan yang bagaimanakah yang dapat disebut sebagai umat Buddha....?

Bhikkhu di jaman Sang Buddha hanya mengambil perlindungan pada Tiratana, apakah Mereka umat Buddha atau bukan...?
wah, sukar dipercaya om fabian tidak tau jawabannya ;D
menurut om fabian, apakah yg dianggap sebagai umat buddha secara formal dalam tradisi theravada saat ini?
saya yakin anda bisa menjawabnya dalam 0.0000001 detik.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 09 March 2011, 09:42:43 AM
judul topiknya adalah "Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha". kisah di atas mengenai orang yg belajar vipassana dan mengambil manfaatnya tanpa harus mengambil sistematika doktrinal yg disyaratkan untuk menjadi umat buddha secara formal / skolastik (dari tiratana, pancasila, dst), bisa dikatakan relevan dengan topik. imo, si mantan pecandu itu lebih buddhis daripada umat buddha kebanyakan.

bagaimana praktek dan teknik lain juga bisa membebaskan kecanduan heroin tidaklah relevan di topik ini.


mohon penjelasan lanjut mengenai kalimat Bold di atas, agar pembaca yg bukan pencandu tidak berusaha untuk menjadi mantan pencandu
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 09 March 2011, 09:44:40 AM
vipassananya di mana?
hubungannya dengan topik thread ini apa?
merenungkan kasih Tuhan =))

kalau mau di hubung2kan sih bisa saja. ini selaras ini tidak, ini sila ini bukan, ini ajaran buda ini bukan, ketika seseorang memang dikondisikan seperti kasus diatas (penjara) maka tanpa guru pun dia merenung sendiiri tuh, tanpa "vipasana ajaran buda" tapi vipasana ajaran tuhan, dia berhasil menyembuhkan sendiri lebih hebat khan, tanpa biku atau pendeta, tanpa meditasi, sila dan tetek bengek lainnya.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 09 March 2011, 09:47:02 AM
wah, sukar dipercaya om fabian tidak tau jawabannya ;D
menurut om fabian, apakah yg dianggap sebagai umat buddha secara formal dalam tradisi theravada saat ini?
saya yakin anda bisa menjawabnya dalam 0.0000001 detik.


Kalau saya pribadi beranggapan walau hanya berlindung pada Tiratana sudah dianggap umat Buddha, walaupun ia tak pernah belajar Dhamma.

Tapi bukan umat Buddha ideal.

Mettacittena,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 09:50:25 AM
Ini adalah tricky topic, karena sulit menentukan batasan yang bagaimanakah yang dapat disebut sebagai umat Buddha....?

Bhikkhu di jaman Sang Buddha ada yang hanya mengambil perlindungan pada Tiratana, apakah Mereka umat Buddha atau bukan...?

Mettacittena
Betul juga. Definisi 'menjadi umat Buddha' di sini juga belum didefinisikan, sementara pendapat orang pasti beda-beda.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 09 March 2011, 09:53:31 AM
mohon penjelasan lanjut mengenai kalimat Bold di atas, agar pembaca yg bukan pencandu tidak berusaha untuk menjadi mantan pencandu
saya yakin pembaca dan bang indra cukup cerdas dan mengerti maksudnya.
kalo gak, yah saya rasa penjelasan apapun gak bisa membuat mereka mengerti...

merenungkan kasih Tuhan =))

kalau mau di hubung2kan sih bisa saja. ini selaras ini tidak, ini sila ini bukan, ini ajaran buda ini bukan, ketika seseorang memang dikondisikan seperti kasus diatas (penjara) maka tanpa guru pun dia merenung sendiiri tuh, tanpa "vipasana ajaran buda" tapi vipasana ajaran tuhan, dia berhasil menyembuhkan sendiri lebih hebat khan, tanpa biku atau pendeta, tanpa meditasi, sila dan tetek bengek lainnya.
oh, ternyata buat acek ryu, merenungkan kasih tuhan itu vipassana...
dan setahu saya konteks dan topiknya adalah "belajar agama buddha tanpa harus menjadi umat buddha".
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 09 March 2011, 09:55:54 AM
Tidak diperbolehkan oleh siapa?
banyaklah, oleh norma agama, norma sosial, hati nurani ;D
Quote
Ya, betul. Tidak bisa dipukul rata, maka tidak bisa dikatakan 'tidak bisa tanpa sila'.
ya :)
Quote
"Sila" atau "bukan sila" juga hanyalah kita yang mengkonsepkan. Kalau membahas lingkup tertentu, sila juga sebetulnya antara 'ada' dan 'tidak ada'. Katakanlah seorang sekuler murni+atheis/agnostik yang sama sekali tidak bersentuhan dengan agama, tidak mengembangkan keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathin; dan karenanya, tidak pernah mencuri, membunuh, dll. Kalau ditanyakan ke orang itu apakah ia menjalankan 'sila', mungkin dia bingung luar biasa makhluk apakah "sila" itu. Di sini bisa dilihat bahwa sesuatu perbuatan dinilai 'sila' atau 'bukan sila' tergantung orang yang menilainya. "Keberadaannya" masih sangat kasar.
Jika vipassananya memang benar, saya rasa pasti hasilnya baik. Kalau bertambah buruk, tentu meragukan. Tetapi apakah pasti silanya benar? Kembali lagi seorang Mahasavaka yang terkemuka karena dikasihi para deva, masih 'berkata kasar' dengan memanggil orang "vasala" (=kasta paria, terbuang). Jika tetap berkutat pada 'ini sila, ini bukan', maka akan kesulitan untuk ke jenjang berikutnya.
itulah diperlukan panna, dimana kalau hanya "membeo" maka guru nya suruh terjun ke jurang diikuti juga lah =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 09 March 2011, 09:56:54 AM
saya yakin pembaca dan bang indra cukup cerdas dan mengerti maksudnya.
kalo gak, yah saya rasa penjelasan apapun gak bisa membuat mereka mengerti...
oh, ternyata buat acek ryu, merenungkan kasih tuhan itu vipassana...
dan setahu saya konteks dan topiknya adalah "belajar agama buddha tanpa harus menjadi umat buddha".

jujur saya mungkin telah salah memahami ketika pertama kali membaca, saya menangkap bahwa seorang mantan pencandu lebih baik daripada umat buddhis kebanyakan. benarkah pemahaman saya?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: morpheus on 09 March 2011, 09:57:23 AM
Kalau saya pribadi beranggapan walau hanya berlindung pada Tiratana sudah dianggap umat Buddha, walaupun ia tak pernah belajar Dhamma.
klop. kalo secara formal mulai dari upasaka-upasika sampai pada bhikkhu-bhikkhuni.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 09 March 2011, 10:04:56 AM
Ada sebuah perbedaan mendasar dalam 'vipassana'-nya. ;D Ini adalah perbedaan yang paling utama:
- Dalam 'vipassana' yang satu, harus mengenal satu sosok dari satu kitab, agar bisa berhasil.
- Dalam 'vipassana' yang satu lagi, tidak perlu mengenal sosok tertentu, kitab tertentu, aturan tertentu. Hanya perlu merefleksikan apa yang memang dialaminya dalam hidup.


sama seperti meditasi perenungan, memusatkan pada satu konsentrasi, yang ini pada tuhan, dlam budis khan ada yang pada nafas, pada budo dll, dia juga merefleksikan apa yang di alaminya khan ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 09 March 2011, 10:06:52 AM
jujur saya mungkin telah salah memahami ketika pertama kali membaca, saya menangkap bahwa seorang mantan pencandu lebih baik daripada umat buddhis kebanyakan. benarkah pemahaman saya?
sebenernya bisa saja, umat lain yang kelakuannya lebih baik, dia aladam di banding umat budis yang ngedrug, maka umat lain itu lebih budis daripada umat budis itu sendiri =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 09 March 2011, 10:08:26 AM
saya yakin pembaca dan bang indra cukup cerdas dan mengerti maksudnya.
kalo gak, yah saya rasa penjelasan apapun gak bisa membuat mereka mengerti...
oh, ternyata buat acek ryu, merenungkan kasih tuhan itu vipassana...
dan setahu saya konteks dan topiknya adalah "belajar agama buddha tanpa harus menjadi umat buddha".
kalau dalam postingan om kutu, biasanya dia bilang ada orang pedalaman yang tidak mengenal ajaran apapun tapi tindakannya aladam, maka dia lebih budis daripada umat budis kebanyakan ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Kelana on 09 March 2011, 10:09:50 AM
Barusan saya lihat status di FB yang menghimbau agar seseorang belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha. Dalam himbauan tersebut, ada semacam kesan seakan-akan seseorang akan memperoleh manfaat yang diharapkan dengan mempelajari ajaran Buddha meskipun ia sendiri berasal dari agama lain. Pertanyaannya, benarkah dengan masih mengakui agama lain sebagai agamanya, seseorang benar-benar akan memperoleh manfaat yang semestinya dengan mempelajari ajaran Buddha?

 _/\_
Saya berpendapat, tergantung harapan orang tersebut mengenai apa. Jika harapannya agar uang turun dari langit, maka baik menjadi umat buddha sepenuhnya ataupun belajar agama Buddha tapi masih mengakui agama lain, tetap saja ia tidak akan memperoleh manfaatnya, uang tidak akan turun dari langit.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 09 March 2011, 10:28:19 AM
Bodhisatta ketika hidup di Jaman Sang Buddha Kassapa terlahir di keluarga Brahmana. Ketika itu ia jelas-jelas bukan pengikut Sang Buddha, bahkan beliau melecehkan Sang Buddha Kassapa (walaupun beliau belakangan menjadi Bhikkhu) Padahal pada waktu itu beliau sudah sangat matang dan sangat dekat pada Pencerahan Sempurna.

Tapi di masa-masa lampau di jaman Buddha-Buddha terdahulu sebelum Sang Buddha Kassapa, Beliau seringkali berlindung pada Tiratana bila bertemu SammasamBuddha.

Jadi apa kesimpulannya...? Setiap orang masih dalam proses bertahap yang mengarah pada perkembangan pengertian yang menuju pada pendewasaan/kematangan batin untuk dapat melihat segala sesuatu apa adanya. Ada yang perjalanannya masih jauh, ada yang sudah dekat.

Kadang kita melihat seseorang mungkin beragama lain dalam kehidupan ini, tapi kehidupan sebelumnya mungkin saja mereka adalah umat Buddha.

Yang penting dalam kehidupan ini adalah berusaha mengembangkan batin yang menuju pada lenyapnya dukkha.

Mettacittena,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 09 March 2011, 10:33:56 AM
_/\_
Saya berpendapat, tergantung harapan orang tersebut mengenai apa. Jika harapannya agar uang turun dari langit, maka baik menjadi umat buddha sepenuhnya ataupun belajar agama Buddha tapi masih mengakui agama lain, tetap saja ia tidak akan memperoleh manfaatnya, uang tidak akan turun dari langit.

Menurut saya bila seseorang tidak mempelajari dan mempraktikkan Ajaran Sang Buddha, maka tentu saja perjalanannya tidak akan secepat dibandingkan bila ia mempelajari dan mempraktikkan Ajaran Sang Buddha.

Mettacittena,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 10:40:20 AM
sama seperti meditasi perenungan, memusatkan pada satu konsentrasi, yang ini pada tuhan, dlam budis khan ada yang pada nafas, pada budo dll, dia juga merefleksikan apa yang di alaminya khan ;D
Kalau meditasi perenungan, belum tentu selalu objeknya adalah apa yang dialami. Misalnya perenungan terhadap deva, itu hanya dari 'denger-denger' dan 'baca-baca' saja. Begitu juga perenungan kematian juga bukan kita yang mengalami. Lagipula perenungan yang seperti itu termasuk dalam Samatha, bukan Satipatthana.

Dalam satipatthana, yang dijadikan objek itu tubuh, perasaan, pikiran, dan bentuk pikiran. Semua orang pasti tahu. Beda dengan kalau perenungan pada 'Tuhan', lagi-lagi orang sekuler tidak tahu apa itu "Tuhan".


kalau dalam postingan om kutu, biasanya dia bilang ada orang pedalaman yang tidak mengenal ajaran apapun tapi tindakannya aladam, maka dia lebih budis daripada umat budis kebanyakan ;D
Betul. "Buddha" sendiri artinya 'tercerahkan', maka orang yang menempuh jalan menuju 'tercerahkan' itu yang dikatakan 'Umat Buddha', bukan orang yang tidak menempuh jalan tersebut, walaupun bisa saja orang itu hafal tipitaka dan sudah di-tisarana.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 10:47:05 AM
Menurut saya bila seseorang tidak mempelajari dan mempraktikkan Ajaran Sang Buddha, maka tentu saja perjalanannya tidak akan secepat dibandingkan bila ia mempelajari dan mempraktikkan Ajaran Sang Buddha.

Mettacittena,
Menurut saya bisa jadi justru sebaliknya. Yang namanya kebenaran itu adalah netral. Apakah orang percaya atau tidak percaya, selama dia menyelidiki, tetap ia akan melihat kebenarannya. Sama seperti orang mengulurkan tangan untuk merasakan api, apakah dia percaya atau tidak percaya, pasti akan merasakan panas. Begitu juga orang percaya atau tidak omongan Buddha, selama dia benar menyelidiki dan mengikis keserakahan, kebencian & kebodohan bathin, dia pasti lebih bahagia.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 09 March 2011, 10:48:41 AM
Kalau meditasi perenungan belum tentu apa yang dialami. Misalnya perenungan terhadap deva, itu hanya dari 'denger-denger' dan 'baca-baca' saja. Begitu juga perenungan kematian juga bukan kita yang mengalami. Lagipula perenungan itu termasuk dalam Samatha, bukan Satipatthana.

Dalam satipatthana, yang dijadikan objek itu tubuh, perasaan, pikiran, dan bentuk pikiran. Semua orang pasti tahu. Beda dengan kalau perenungan pada 'Tuhan', lagi-lagi orang sekuler tidak tahu apa itu Tuhan.

Betul. "Buddha" sendiri artinya 'tercerahkan', maka orang yang menempuh jalan menuju 'tercerahkan' itu yang dikatakan 'Umat Buddha', bukan orang yang tidak menempuh jalan tersebut, walaupun bisa saja orang itu hafal tipitaka dan sudah di-tisarana.


Maaf bro, bisakah diperjelas maksudnya yang warna biru...?

Mettacittena,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 09 March 2011, 10:49:15 AM
Menurut saya bila seseorang tidak mempelajari dan mempraktikkan Ajaran Sang Buddha, maka tentu saja perjalanannya tidak akan secepat dibandingkan bila ia mempelajari dan mempraktikkan Ajaran Sang Buddha.
Mettacittena,

Setuju dan mau nambah...
Dan karena faktor-faktor pencerahan itu akan tetap sama apabila "pencerahan" itu di-capai walaupun dengan "embel-embel" mengikuti ajaran ataupun tidak mengikuti ajaran sama sekali, tetapi ketika di-runut ke belakang, ke historis, dan bahkan kalau bisa ke kehidupan2 lampau (jika si praktisi bisa mengingat kehidupan lampau dirinya sendiri maupun makhluk lain), maka akan di-dapatkan bahwa apa yang diajarkan oleh PARA BUDDHA sejak jaman dahulu, jaman sekarang maupun jaman yang akan datang adalah KESUNYATAAN TENTANG DUKKHA dan JALAN MENUJU LENYAPNYA DUKKHA.

Suka tak suka, mau gak mau, PENCERAHAN beserta faktor-faktor pencerahannya, kondisi-kondisi pencerahan itu menjadi TRADEMARK (REGISTER) dari Ajaran BUDDHA.
Bagi saya, WHAT THE HELL, ada yang tidak mau ngaku umat BUDDHA tetapi mengikuti ajaran BUDDHA. Not my business gitu. Mau ngaku terserah, gak mau ngaku yah juga terserah.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 09 March 2011, 10:55:50 AM
Menurut saya bisa jadi justru sebaliknya. Yang namanya kebenaran itu adalah netral. Apakah orang percaya atau tidak percaya, selama dia menyelidiki, tetap ia akan melihat kebenarannya. Sama seperti orang mengulurkan tangan untuk merasakan api, apakah dia percaya atau tidak percaya, pasti akan merasakan panas. Begitu juga orang percaya atau tidak omongan Buddha, selama dia benar menyelidiki dan mengikis keserakahan, kebencian & kebodohan bathin, dia pasti lebih bahagia.


Bro Kainyn yang baik, coba perhatikan apakah saya mengatakan percaya atau tak percaya...? Rasanya saya mengatakan belajar Ajaran Sang Buddha dan mempraktikkannya, bukan percaya atau tak percaya.
Apakah yang dimaksud dengan menyelidiki...? Bagaimana caranya menyelidiki...?

Apakah menyelidiki dan mengikis keserakahan, kebencian serta kebodohan batin bukan praktik...?

Mettacittena,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 10:58:27 AM
Maaf bro, bisakah diperjelas maksudnya yang warna biru...?

Mettacittena,

Quote
... maka orang yang menempuh jalan menuju 'tercerahkan' itu yang dikatakan 'Umat Buddha', bukan orang yang tidak menempuh jalan tersebut, walaupun bisa saja orang itu hafal tipitaka dan sudah di-tisarana.
Saya beri contoh yang simple saja yah.

Pada akhir masa dhamma Buddha Kassapa di mana 'Buddhisme' sudah mulai terlupakan, 7 orang memisahkan diri dari sangha, memanjat tebing dan bertekad tidak pergi kecuali telah mencapai pembebasan. Yang tertua menjadi Arahat, yang ke dua 'hanya' menjadi Anagami, dan bersama 5 orang lainnya mati kelaparan. Ketujuh orang ini jelas tidak ber-'tisarana' karena meninggalkan sangha resmi (yang notabene adalah sesuai tradisi). Tapi saya melihat ketujuh orang tersebut adalah Umat Buddha, ketimbang sangha resmi pada saat itu.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 11:02:20 AM
Bro Kainyn yang baik, coba perhatikan apakah saya mengatakan percaya atau tak percaya...? Rasanya saya mengatakan belajar Ajaran Sang Buddha dan mempraktikkannya, bukan percaya atau tak percaya.
Apakah yang dimaksud dengan menyelidiki...? Bagaimana caranya menyelidiki...?

Apakah menyelidiki dan mengikis keserakahan, kebencian serta kebodohan batin bukan praktek...?

Mettacittena,

Oh, iya. Sorry, salah baca. :D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 09 March 2011, 11:05:38 AM
Saya beri contoh yang simple saja yah.

Pada akhir masa dhamma Buddha Kassapa di mana 'Buddhisme' sudah mulai terlupakan, 7 orang memisahkan diri dari sangha, memanjat tebing dan bertekad tidak pergi kecuali telah mencapai pembebasan. Yang tertua menjadi Arahat, yang ke dua 'hanya' menjadi Anagami, dan bersama 5 orang lainnya mati kelaparan. Ketujuh orang ini jelas tidak ber-'tisarana' karena meninggalkan sangha resmi (yang notabene adalah sesuai tradisi). Tapi saya melihat ketujuh orang tersebut adalah Umat Buddha, ketimbang sangha resmi pada saat itu.

Mungkin saja sangha pada waktu itu kayak sangha ZFZ...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 09 March 2011, 11:12:56 AM
Saya beri contoh yang simple saja yah.

Pada akhir masa dhamma Buddha Kassapa di mana 'Buddhisme' sudah mulai terlupakan, 7 orang memisahkan diri dari sangha, memanjat tebing dan bertekad tidak pergi kecuali telah mencapai pembebasan. Yang tertua menjadi Arahat, yang ke dua 'hanya' menjadi Anagami, dan bersama 5 orang lainnya mati kelaparan. Ketujuh orang ini jelas tidak ber-'tisarana' karena meninggalkan sangha resmi (yang notabene adalah sesuai tradisi). Tapi saya melihat ketujuh orang tersebut adalah Umat Buddha, ketimbang sangha resmi pada saat itu.


Coba tolong diperiksa lagi yang bold bro, menurut yang saya baca mereka tetap Bhikkhu anggota Sangha, tidak lepas jubah. Apakah saya yang keliru?

Seorang Bhikkhu (seharusnya) berlindung pada Tiratana. Oleh karena itu mereka umat Buddha.
Seseorang yang meninggalkan ke-bhikkhu-an bukan berarti ia lepas Tisarananya.

Mereka ini (5 orang) yang kelak menjadi Arahat Bahiya, Pukkusati dll.
 
Mettacittena,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 11:54:15 AM
Mungkin saja sangha pada waktu itu kayak sangha ZFZ...
Iya, memang sudah korup.


Coba tolong diperiksa lagi yang bold bro, menurut yang saya baca mereka tetap Bhikkhu anggota Sangha, tidak lepas jubah. Apakah saya yang keliru?

Seorang Bhikkhu (seharusnya) berlindung pada Tiratana. Oleh karena itu mereka umat Buddha.
Seseorang yang meninggalkan ke-bhikkhu-an bukan berarti ia lepas Tisarananya.

Mereka ini (5 orang) yang kelak menjadi Arahat Bahiya, Pukkusati dll.
 
Mettacittena,
Jika memisahkan diri, tentu tidak bisa tetap disebut sebagai anggota Sangha. Contohnya Devadatta yang memisahkan diri dari sangha 'resmi' ataupun seperti 'sangha bhikkhuni' saat ini yang tidak diakui secara tradisi, tidak bisa disebut sebagai sangha, walaupun boleh saja mereka menamakan persamuhan mereka sebagai 'sangha Buddhis'. 

Secara sederhana, saya mengatakan bahwa Tisarana, pemahaman dhamma secara intelektual, penerusan tradisi, dan sebagainya, tidak menyebabkan seseorang menjadi 'Buddhis" (definisi saya), namun adalah orang yang berjuang untuk mencapai pencerahan/pembebasan tersebut.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: fabian c on 09 March 2011, 12:36:06 PM
Iya, memang sudah korup.

Jika memisahkan diri, tentu tidak bisa tetap disebut sebagai anggota Sangha. Contohnya Devadatta yang memisahkan diri dari sangha 'resmi' ataupun seperti 'sangha bhikkhuni' saat ini yang tidak diakui secara tradisi, tidak bisa disebut sebagai sangha, walaupun boleh saja mereka menamakan persamuhan mereka sebagai 'sangha Buddhis'. 

Kita tidak tahu seperti apa Sangha pada waktu itu. Seseorang yang memisahkan diri dari STI misalnya, bukan berarti ia otomatis menjadi menjadi bukan Bhikkhu.

Quote
Secara sederhana, saya mengatakan bahwa Tisarana, pemahaman dhamma secara intelektual, penerusan tradisi, dan sebagainya, tidak menyebabkan seseorang menjadi 'Buddhis" (definisi saya), namun adalah orang yang berjuang untuk mencapai pencerahan/pembebasan tersebut.

Ya kita memang berbeda sudut pandang, menurut saya seseorang yang sudah berlindung pada Tiratana sudah umat Buddha. Di Jaman Sang Buddha banyak Bhikkhu yang ditahbiskan dengan "upasampada Tisarana" sesuai petunjuk Sang Buddha sendiri. Apakah mereka belum umat Buddha..?

Mettacittena,
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 01:31:46 PM
Kita tidak tahu seperti apa Sangha pada waktu itu. Seseorang yang memisahkan diri dari STI misalnya, bukan berarti ia otomatis menjadi menjadi bukan Bhikkhu.
Ini memang sulit untuk dinilai. Ada beberapa pandangan yang mengatakan sangha memang harus 'turun-temurun', maka seperti sangha bhikkhuni Theravada yang sudah terputus, dikatakan sudah punah. Jika ada perkumpulan wanita yang hidup sebagai petapa menjalankan 311 vinaya Theravada juga sepertinya tidak akan diakui sebagai Bhikkhuni Theravada oleh yang berpandangan demikian. Jadi sepertinya ini masalah opini saja.


Quote
Ya kita memang berbeda sudut pandang, menurut saya seseorang yang sudah berlindung pada Tiratana sudah umat Buddha. Di Jaman Sang Buddha banyak Bhikkhu yang ditahbiskan dengan "upasampada Tisarana" sesuai petunjuk Sang Buddha sendiri. Apakah mereka belum umat Buddha..?

Mettacittena,
Mungkin kalau dari segi formalitas, ya, mereka boleh dibilang 'Umat Buddha'. Anak dari orangtua yang Buddhis, walaupun tidak tahu Agama Buddha, bahkan percaya agama lain namun KTP tetap Buddha (ikut ortu), juga secara formalitas disebut 'Umat Buddha'.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 09 March 2011, 01:38:20 PM
Iya, memang sudah korup.

Jika memisahkan diri, tentu tidak bisa tetap disebut sebagai anggota Sangha. Contohnya Devadatta yang memisahkan diri dari sangha 'resmi' ataupun seperti 'sangha bhikkhuni' saat ini yang tidak diakui secara tradisi, tidak bisa disebut sebagai sangha, walaupun boleh saja mereka menamakan persamuhan mereka sebagai 'sangha Buddhis'. 

Secara sederhana, saya mengatakan bahwa Tisarana, pemahaman dhamma secara intelektual, penerusan tradisi, dan sebagainya, tidak menyebabkan seseorang menjadi 'Buddhis" (definisi saya), namun adalah orang yang berjuang untuk mencapai pencerahan/pembebasan tersebut.

Bro Kain, pada kasus 7 bhikkhu itu, apakah mereka memang meninggalkan Sasana? atau hanya pindah tempat? dalam kasus Devadatta, memang Devadatta membentuk komunitasnya sendiri yg terpisah dari Sangha Sang Buddha.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 02:05:20 PM
Bro Kain, pada kasus 7 bhikkhu itu, apakah mereka memang meninggalkan Sasana? atau hanya pindah tempat? dalam kasus Devadatta, memang Devadatta membentuk komunitasnya sendiri yg terpisah dari Sangha Sang Buddha.
Entahlah, yang saya tangkap, ketujuh bhikkhu itu memisahkan diri dari sangha yang sudah korup (karena itu jaman Ajaran Buddha Kassapa berakhir).
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 09 March 2011, 03:13:54 PM
Kalau meditasi perenungan, belum tentu selalu objeknya adalah apa yang dialami. Misalnya perenungan terhadap deva, itu hanya dari 'denger-denger' dan 'baca-baca' saja. Begitu juga perenungan kematian juga bukan kita yang mengalami. Lagipula perenungan yang seperti itu termasuk dalam Samatha, bukan Satipatthana.

Dalam satipatthana, yang dijadikan objek itu tubuh, perasaan, pikiran, dan bentuk pikiran. Semua orang pasti tahu. Beda dengan kalau perenungan pada 'Tuhan', lagi-lagi orang sekuler tidak tahu apa itu "Tuhan".

Betul. "Buddha" sendiri artinya 'tercerahkan', maka orang yang menempuh jalan menuju 'tercerahkan' itu yang dikatakan 'Umat Buddha', bukan orang yang tidak menempuh jalan tersebut, walaupun bisa saja orang itu hafal tipitaka dan sudah di-tisarana.


tapi ada master yang menyamakan meditasi budis loh dengan ayat ini ;D
Diamlah dan ketahuilah olehmu bahwa Aku ini Allah

;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 09 March 2011, 03:20:30 PM
tapi ada master yang menyamakan meditasi budis loh dengan ayat ini ;D
Diamlah dan ketahuilah olehmu bahwa Aku ini Allah

;D
Untuk itu sih, no comment deh. Silahkan ditanyakan pada master yang bersangkutan apa maksudnya.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 09 March 2011, 03:36:35 PM
Untuk itu sih, no comment deh. Silahkan ditanyakan pada master yang bersangkutan apa maksudnya.
itu tuntunan vipasana dalam kr****n ;D


Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Jerry on 09 March 2011, 08:54:33 PM
btw, saya mengenal seorang samanera yang beragama islam (di KTPnya) yang kualitas kebuddhisannya tidak diragukan
:)) masih inget aja ye :))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: wang ai lie on 09 March 2011, 09:10:39 PM
istri saya seorang kr****n dan saya juga tadinya ka****k tadinya hanya ingin tau tentang ajaran buddha tapi kami sekeluarga malah semakin tertarik dan akhirnya  memeluk agama buddha _/\_

walau pun keiinginan hanya bertujuan Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha tapi jika sudah mengerti sari ajaran buddha ada kemungkinan malah akan beralih menjadi umat buddha  _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Alucard Lloyd on 09 March 2011, 10:12:17 PM
1, pertanyaan apa defenisi umat Budha?
2, dalam zaman Budha dhamma apa ada umat Budha?
3, bila kita mengatakan berlindung dalam Budha,dhamma,dan sangha apakah Ia umat Budha?
4, bila umat Budha adalah sekumpulan orang orang yang belajar dan mengikuti ujaran, saran,dan nasehat Budha dhamma maka hampir seluruh manusia yang ada adalah umat Budha?
5, Budha pernah berujar bila itu benar ajarannya maka katakan itu benar bila tidak maka katakan tidak.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 09 March 2011, 10:34:57 PM
1, pertanyaan apa defenisi umat Budha?
umat    [n] (1) para penganut (pemeluk, pengikut) suatu agama; penganut nabi; (2) makhluk manusia

Buddha    Bud.dha
[n] (1) agama yg diajarkan oleh Sidharta Gautama; (2) orang yg telah mencapai kesempurnaan Buddhisme; (3) penjelmaan Sidharta Gautama

jadi umat buddha = pengikut/pemeluk agama/ajaran buddha

Quote
2, dalam zaman Budha dhamma apa ada umat Budha?
ada dong

Quote
3, bila kita mengatakan berlindung dalam Budha,dhamma,dan sangha apakah Ia umat Budha?
iya dong

Quote
4, bila umat Budha adalah sekumpulan orang orang yang belajar dan mengikuti ujaran, saran,dan nasehat Budha dhamma maka hampir seluruh manusia yang ada adalah umat Budha?
belum tentu

Quote
5, Budha pernah berujar bila itu benar ajarannya maka katakan itu benar bila tidak maka katakan tidak.
iya dong

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 10 March 2011, 10:35:16 AM
Contoh kasus, misalnya ada seorang yang pikirannya dikuasai kebencian luar biasa, maka dalam meditasinya, ia tidak bisa berkonsentrasi. Tetapi juga ia menahan diri dari menyalurkan kebencian itu, maka ia tidak membunuh orang yang dibencinya, walaupun sangat ingin. Kalau menurut saya, dalam hal itu ada sila, namun tidak ada Samadhi dan Panna. Menurut bro wili bagaimana?

Seseorang yg sangat membenci dan tidak dapat menahan diri dan sampai membunuh seseorang dapat dikatakan: orang yg lemah pikiran dan kesadarannya, tidak dapat menahan diri, tidak dapat berpikir panjang.

Demikian juga sebaliknya, seseorang yg sangat membenci seseorang, tapi masih dapat menahan diri untuk tidak melakukannya dapat dikatakan ia mempunyai kesadaran dan kebijaksanaan (meskipun secuil). Ia masih mempunyai akal sehat untuk mempertimbangkan sesuatu, kesadarananya masih bekerja, ia mengambil pilihan dan tidak menuruti emosinya.

Kebijaksanaan dan kesadaraan, Imo adalah berlapis, mulai dari yg paling kasar sampai yg paling halus. Kebijaksanaan+kesadaran ini senantiasa harus dilatih dan tercermin dalam tindakan (sila).

Pendapat saya ini dipikir2 terkait dengan kalimat: berbuatlah kebaikan meskipun kecil dan hindari perbuatan buruk meskipun kecil juga.

kalimat bijaksana yg sederhana tsb tujuannnya bukanlah untuk mengumpulkan kamma, namun lebih ke melatih diri lapis demi lapis, mulai dari yg kecil sampai kepemadaman sesungguhnya.

Quote
Kalau patokannya dari JMB8, saya masih tidak cocok dengan beberapa hal. Misalnya Pandangan Benar (Samma Ditthi) adalah yang berhubungan dengan paham Buddhisme yang unik. Sementara Ucapan Benar (Samma Vaca) dalam definisinya tidak ada sangkut pautnya dengan samma ditthi. Kita bisa menemukan dengan gampang orang non-Buddhis yang memiliki ucapan benar. Dari sini saya lihat perbuatan benar belum tentu dibarengi dengan pandangan benar.

Memang betul, seseorg yg non-buddhist dapat mempraktikkan 'Ucapan-Benar' tanpa perlu paham soal 'dukkha-akhir dukkha'. Namun sedikit banyak ia mempunyai kebijaksanaan juga, meski terbatas pada kebijaksanaan baik-buruk saja + kesadaran saat melakukannya.

Bedanya dgn seorg buddhist yg mempraktikkan 'Ucapan-Benar', seyogyanya dimotivasi oleh kebijaksanaan 'dukkha-akhir dukkha' serta diiringi kesadaran saat melakukannya.

Hal tsb yg membedakannya. Memang Sila, dpt dipraktikkan siapa saja (buddhist dan non-buddhist) namun yg membedakannya adalah Samma-ditthi, yg nantinya akan menghasilkan perkembangan berbeda.

Ini yg mungkin dikatakan Samma-Ditthi sangat penting sekali.

Sila yg saya maksud adalah Sila yg dilakukan praktisi Buddhist, yg telah paham dukkha-akhir dukkha, yg otomatis praktik sila mereka seyogyanya dimotivasi oleh kebijaksanaan benar (plus disertai kesadaran). Praktik Sila ini akan saling menunjang dengan samadhi dan panna, yg seterusnya saling mengasah berbarengan terus menerus.

Quote
Ya, sepertinya memang semua kembali pada diri masing-masing saja, yang penting berusaha menyadari kekurangan dan potensi diri sendiri agar bisa pilih jalan yang sesuai, bukan cuma ikut2an.

Betul sekali, saya setuju bahwa pada intinya: pemahaman benar sangat penting sekali, krn ini akan berimbas pada praktik masing2.

Sehingga, seseorg yg KTP nya Buddhis, atau mengaku-ngaku buddhis, bisa saja mempraktikkan Sila yg sama saja dengan non-buddhist dalam arti kata seperti yg dijelaskan Bro Kai: hanya ikut2an (panna yg dangkal, yakni: baik-buruk, atau perintah Buddha).

Jadi, imo, pendapat saya bahwa Sila ada kandungan kebijaksanaan+kesadaran, atau pendapat bbrp rekan yg lain bahwa dengan kesadaran murni, sila otomatis akan terjaga, pada intinya sama. Perbedaan hanya pada sudut pandang dan kecocokan diri masing2 saja.

::
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 10 March 2011, 11:22:33 AM
itu tuntunan vipasana dalam kr****n ;D

Di-tafsirkan sebagai Tuntunan Vipasanna... yang menurut saya seharusnya bukan... Jika memang tuntunan vipasanna, seharusnya ajaran yang sudah belakangan muncul, seharusnya sudah mendapatkan copy-an / "bocor"-an dari ajaran yang sebelumnya sehingga bisa di-copy paste saja...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 10 March 2011, 11:25:30 AM
Di-tafsirkan sebagai Tuntunan Vipasanna... yang menurut saya seharusnya bukan... Jika memang tuntunan vipasanna, seharusnya ajaran yang sudah belakangan muncul, seharusnya sudah mendapatkan copy-an / "bocor"-an dari ajaran yang sebelumnya sehingga bisa di-copy paste saja...

secara itu pada zaman daud, 1000 tahun sebelum yesus, jadi buddha nyontek ajaran allah =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 10 March 2011, 11:39:29 AM
secara itu pada zaman daud, 1000 tahun sebelum yesus, jadi buddha nyontek ajaran allah =))

Bisa jadi... wwkwkwkwkwk... tapi Buddha lebih pintar dan mempatenkan-nya menjadi istilah VIPASANNA... dan pada jaman sekarang mau di "franchise"-kan menjadi MMD
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 10 March 2011, 12:46:20 PM
Bisa jadi... wwkwkwkwkwk... tapi Buddha lebih pintar dan mempatenkan-nya menjadi istilah VIPASANNA... dan pada jaman sekarang mau di "franchise"-kan menjadi MMD
yeah agar pasar lebih luas ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: rooney on 10 March 2011, 12:54:03 PM
istri saya seorang kr****n dan saya juga tadinya ka****k tadinya hanya ingin tau tentang ajaran buddha tapi kami sekeluarga malah semakin tertarik dan akhirnya  memeluk agama buddha _/\_

walau pun keiinginan hanya bertujuan Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha tapi jika sudah mengerti sari ajaran buddha ada kemungkinan malah akan beralih menjadi umat buddha  _/\_

Kok bisa tiba-tiba ingin tau tentang ajaran Buddha ? ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: wang ai lie on 10 March 2011, 01:30:16 PM
Kok bisa tiba-tiba ingin tau tentang ajaran Buddha ? ;D


 ;D saya dengar di buddha mengajarkan segala hal yg belum saya ketahui pada waktu itu, terutama tentang kamma, Ajaran dasar nya dikenal sebagai Empat Kebenaran Mulia , dan intisari dari cinta kasih katanya ada pada ajaran buddha

setelah mendengar itu semua, saya makin ingin mengetahui lebih banyak lagi, yg sekiranya bisa mengubah kebiasaan hidup saya dalam bertingkah laku, bertutur kata dan berbuat ,yg selama ini bagi saya dan mungkin bagi orang lain tidak benar  _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: rooney on 10 March 2011, 01:41:28 PM

 ;D saya dengar di buddha mengajarkan segala hal yg belum saya ketahui pada waktu itu, terutama tentang kamma, Ajaran dasar nya dikenal sebagai Empat Kebenaran Mulia , dan intisari dari cinta kasih katanya ada pada ajaran buddha

setelah mendengar itu semua, saya makin ingin mengetahui lebih banyak lagi, yg sekiranya bisa mengubah kebiasaan hidup saya dalam bertingkah laku, bertutur kata dan berbuat ,yg selama ini bagi saya dan mungkin bagi orang lain tidak benar  _/\_

Dengar dari mana ?   :-?

Bukannya kalo di tetangga ada juga cinta kasih yak ?  ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: wang ai lie on 10 March 2011, 01:57:49 PM
Dengar dari mana ?   :-?

Bukannya kalo di tetangga ada juga cinta kasih yak ?  ;D

dari teman yg beragama buddha bro
kalo soal cinta kasih di tetangga , memang di ajarkan tapi lebih individual, tidak seperti yg saya lihat di buddha lebih universal.
contoh forum ini , tidak peduli saya sebagai warga baru di DC tapi banyak yg mau memberikan bimbingan, petunjuk , bahkan pertolongan tanpa ada perbedaan sama sekali  .
jika cinta kasih mengenal perbedaan derajat atau status , apakah masih pantas di sebut ajaran cinta kasih?  _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 10 March 2011, 01:58:18 PM

 ;D saya dengar di buddha mengajarkan segala hal yg belum saya ketahui pada waktu itu, terutama tentang kamma, Ajaran dasar nya dikenal sebagai Empat Kebenaran Mulia , dan intisari dari cinta kasih katanya ada pada ajaran buddha

setelah mendengar itu semua, saya makin ingin mengetahui lebih banyak lagi, yg sekiranya bisa mengubah kebiasaan hidup saya dalam bertingkah laku, bertutur kata dan berbuat ,yg selama ini bagi saya dan mungkin bagi orang lain tidak benar  _/\_

Betul Bro, Ajaran Buddha makin dipelajari memang makin menarik dan kita jadi tau kenapa kita bisa begini, apa penyebabnya dan bagaimana jalan keluarnya...

::
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 10 March 2011, 02:04:11 PM
dari teman yg beragama buddha bro
kalo soal cinta kasih di tetangga , memang di ajarkan tapi lebih individual, tidak seperti yg saya lihat di buddha lebih universal.
contoh forum ini , tidak peduli saya sebagai warga baru di DC tapi banyak yg mau memberikan bimbingan, petunjuk , bahkan pertolongan tanpa ada perbedaan sama sekali  .
jika cinta kasih mengenal perbedaan derajat atau status , apakah masih pantas di sebut ajaran cinta kasih?  _/\_
Sebetulnya di agama lain juga mengajarkan cinta kasih yang tidak berkondisi kok. Hanya oknum tertentu saja pakai beda-bedakan status dan sebagainya.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: wang ai lie on 10 March 2011, 02:08:10 PM
Betul Bro, Ajaran Buddha makin dipelajari memang makin menarik dan kita jadi tau kenapa kita bisa begini, apa penyebabnya dan bagaimana jalan keluarnya...

::
iya emang makin menarik  ;D  kita jadi tau kenapa kita bisa begini, apa penyebabnya dan bagaimana jalan keluarnya. selain itu dapat merubah sifat dan kebiasaan seseorang yg buruk menjadi baik, bahkan mungkin bisa menjadi lebih baik walau itu semua kembali kepada individual masing2 , jujur sebelum ini saya adalah seorang peminum, suka dugem  ;D dan agak kurang memperhatikan keluarga, tapi setelah mengenal ajaran buddha saya seperti di cambuk yang akhirnya dapat sedikit demi sedikit menghilangkan sifat dan tingkah laku buruk saya.  _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: wang ai lie on 10 March 2011, 02:15:28 PM
Sebetulnya di agama lain juga mengajarkan cinta kasih yang tidak berkondisi kok. Hanya oknum tertentu saja pakai beda-bedakan status dan sebagainya.
memang betul hanya oknum tertentu tapi yang di sayang kan , oknum tersebut kebanyakan dari pembimbing rohaninya (pendeta)
contoh saja papah saya yg meninggal 1 tahun kemaren, saudara saya yg katholik ingin supaya papah saya di doakan secara katholik oleh seorang romo, tapi apa yg terjadi ? bukan romo yg hadir dan mendoakan tapi seorang flater , andai ada pemberitahuan dan alasan yg jelas tidak mungkin kita kecewa, selang tidak lama ada tetangga saya yg meninggal dia orang kaya juga seorang katholik dan walau harus membatalkan acara di suatu tempat , romo itu mau datang ke tempat persemayaman untuk mendoakan . kejadian seperti ini juga pernah di alami teman saya yg beragama kr****n
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: rooney on 10 March 2011, 02:19:29 PM
memang betul hanya oknum tertentu tapi yang di sayang kan , oknum tersebut kebanyakan dari pembimbing rohaninya (pendeta)
contoh saja papah saya yg meninggal 1 tahun kemaren, saudara saya yg katholik ingin supaya papah saya di doakan secara katholik oleh seorang romo, tapi apa yg terjadi ? bukan romo yg hadir dan mendoakan tapi seorang flater , andai ada pemberitahuan dan alasan yg jelas tidak mungkin kita kecewa, selang tidak lama ada tetangga saya yg meninggal dia orang kaya juga seorang katholik dan walau harus membatalkan acara di suatu tempat , romo itu mau datang ke tempat persemayaman untuk mendoakan . kejadian seperti ini juga pernah di alami teman saya yg beragama kr****n

Memangnya ada perbedaan didoakan sama romo dengan frater ?  ;D

Berarti bisa disimpulkan bro Wang kecewa sama prilaku umat (termasuk pastor, frater, bruder, suster, dll) sepertinya ya... Bagaimana jika bertemu dengan umat Buddha atau bhikku yang tingkah lakunya dipandang buruk ?  :-?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 10 March 2011, 02:45:29 PM
Seseorang yg sangat membenci dan tidak dapat menahan diri dan sampai membunuh seseorang dapat dikatakan: orang yg lemah pikiran dan kesadarannya, tidak dapat menahan diri, tidak dapat berpikir panjang.

Demikian juga sebaliknya, seseorang yg sangat membenci seseorang, tapi masih dapat menahan diri untuk tidak melakukannya dapat dikatakan ia mempunyai kesadaran dan kebijaksanaan (meskipun secuil). Ia masih mempunyai akal sehat untuk mempertimbangkan sesuatu, kesadarananya masih bekerja, ia mengambil pilihan dan tidak menuruti emosinya.
Sepertinya menahan diri itu bukan selalu disebabkan oleh kesadaran dan kebijaksanaan yang lebih baik. Kembali lagi, pandangan salah dan pengejaran pada hal-hal yang salah pun bisa.

Saya coba contoh lain ada orang yang lagi marah, mau bunuh orang lain, tapi kemudian orang yang akan dibunuh itu menawarkan kekayaan dan kenikmatan duniawi. Akhirnya memang tidak jadi bunuh, tapi karena dikondisikan oleh keserakahannya yang lebih kuat. Jadi kembali lagi, bisa saja orang melakukan perbuatan benar tanpa pandangan benar.


Quote
Kebijaksanaan dan kesadaraan, Imo adalah berlapis, mulai dari yg paling kasar sampai yg paling halus. Kebijaksanaan+kesadaran ini senantiasa harus dilatih dan tercermin dalam tindakan (sila).

Pendapat saya ini dipikir2 terkait dengan kalimat: berbuatlah kebaikan meskipun kecil dan hindari perbuatan buruk meskipun kecil juga.

kalimat bijaksana yg sederhana tsb tujuannnya bukanlah untuk mengumpulkan kamma, namun lebih ke melatih diri lapis demi lapis, mulai dari yg kecil sampai kepemadaman sesungguhnya.
Ya, saya juga berpendapat sama. Ada kalanya kita memang harus kaku dan otoriter dalam mengajarkan orang yang belum mengerti. "Jangan dekat-dekat colokan listrik!" <- Seperti sila bagi si anak. Nanti sudah besar, tahu yang namanya 'kesetrum', tidak perlu ingat sila juga sudah punya kebijaksanaan untuk berhati-hati pada listrik. Setelah belajar elektronik, jadi tukang listrik yang pakar, bongkar-bongkar alat listrik juga tidak masalah.

Yang bahaya adalah kurang bijaksananya guru sehingga bisa terjadi anak kecil disuruh bongkar peralatan listrik atau tukang listrik disuruh jangan deket-deket colokan.

Quote
Memang betul, seseorg yg non-buddhist dapat mempraktikkan 'Ucapan-Benar' tanpa perlu paham soal 'dukkha-akhir dukkha'. Namun sedikit banyak ia mempunyai kebijaksanaan juga, meski terbatas pada kebijaksanaan baik-buruk saja + kesadaran saat melakukannya.
"Kalau kamu ngomong kasar, saya jahit mulutmu!"
Alhasil, orang memang berucap benar (tidak kasar), tapi bukan karena kebijaksanaan, tapi karena ketakutan.

Quote
Bedanya dgn seorg buddhist yg mempraktikkan 'Ucapan-Benar', seyogyanya dimotivasi oleh kebijaksanaan 'dukkha-akhir dukkha' serta diiringi kesadaran saat melakukannya.

Hal tsb yg membedakannya. Memang Sila, dpt dipraktikkan siapa saja (buddhist dan non-buddhist) namun yg membedakannya adalah Samma-ditthi, yg nantinya akan menghasilkan perkembangan berbeda.

Ini yg mungkin dikatakan Samma-Ditthi sangat penting sekali.
Betul, ini bagian yang paling penting kalau mau belajar Ajaran Buddha. Kalau kita memutuskan melakukan atau tidak melakukan, kita harus tahu mengapa demikian. Kita menyelidiki apakah benar anjuran/larangan itu bermanfaat atau tidak, maka baru bisa berkembang.

Quote
Sila yg saya maksud adalah Sila yg dilakukan praktisi Buddhist, yg telah paham dukkha-akhir dukkha, yg otomatis praktik sila mereka seyogyanya dimotivasi oleh kebijaksanaan benar (plus disertai kesadaran). Praktik Sila ini akan saling menunjang dengan samadhi dan panna, yg seterusnya saling mengasah berbarengan terus menerus.

Betul sekali, saya setuju bahwa pada intinya: pemahaman benar sangat penting sekali, krn ini akan berimbas pada praktik masing2.

Sehingga, seseorg yg KTP nya Buddhis, atau mengaku-ngaku buddhis, bisa saja mempraktikkan Sila yg sama saja dengan non-buddhist dalam arti kata seperti yg dijelaskan Bro Kai: hanya ikut2an (panna yg dangkal, yakni: baik-buruk, atau perintah Buddha).

Jadi, imo, pendapat saya bahwa Sila ada kandungan kebijaksanaan+kesadaran, atau pendapat bbrp rekan yg lain bahwa dengan kesadaran murni, sila otomatis akan terjaga, pada intinya sama. Perbedaan hanya pada sudut pandang dan kecocokan diri masing2 saja.

::
Kalau sila yang dilandasi pandangan benar, sudah tentu ada kebijaksanaan dan kesadaran. Karena pandangan benar sendiri adalah kebijaksanaan + kesadaran. ;D Jadi kalau itu yang dimaksud, menurut saya memang betul sama saja, hanya lihat dari 'arah' berbeda saja.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 10 March 2011, 02:52:08 PM
memang betul hanya oknum tertentu tapi yang di sayang kan , oknum tersebut kebanyakan dari pembimbing rohaninya (pendeta)
contoh saja papah saya yg meninggal 1 tahun kemaren, saudara saya yg katholik ingin supaya papah saya di doakan secara katholik oleh seorang romo, tapi apa yg terjadi ? bukan romo yg hadir dan mendoakan tapi seorang flater , andai ada pemberitahuan dan alasan yg jelas tidak mungkin kita kecewa, selang tidak lama ada tetangga saya yg meninggal dia orang kaya juga seorang katholik dan walau harus membatalkan acara di suatu tempat , romo itu mau datang ke tempat persemayaman untuk mendoakan . kejadian seperti ini juga pernah di alami teman saya yg beragama kr****n
Supaya tidak kecewa, saya bocorkan dulu. Di kalangan Buddhis juga hal seperti itu adalah umum. Bahkan belum lama ini Suhu (Sumedho) cerita mau adakan upacara pemakaman sudah diberi tarifnya dulu, per bhiksu yang hadir x juta. 

Semua manusia sebetulnya sama saja dengan masing-masing keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathinnya. Hanya saja beda komunitas, beda 'warna' ekspresinya. Seperti umat Kr1sten menyanyikan kebodohan dengan pop, umat Buddha pakai jazz. Tapi intinya kebodohan juga. Jadi kalo boleh saya sarankan, jangan cari 'komunitas'-nya, tapi cari ajarannya.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: wang ai lie on 10 March 2011, 03:19:16 PM
Memangnya ada perbedaan didoakan sama romo dengan frater ?  ;D

bagi orang ka****k itu ada perbedaannya, kalo penjabarannya saya tidak tau  ;D maklum cupu

Berarti bisa disimpulkan bro Wang kecewa sama prilaku umat (termasuk pastor, frater, bruder, suster, dll) sepertinya ya... Bagaimana jika bertemu dengan umat Buddha atau bhikku yang tingkah lakunya dipandang buruk ?  :-?
kalo soal kecewa tentang prilaku umat itu tidak pernah saya ucapkan bro rooney, tapi yg saya sebutkan di atas adalah seorang pemimpin (pendeta/romo)
kalo saya ketemu bhikku yang bertingkah lakunya di pandang buruk :) moga2 sih gak ada ya.. hehehe . tapi saat ini pikiran dan cara pandang saya sudah agak terbuka, saya tidak peduli soal oknum2 tertentu yg menggunakan agama untuk kepentingan pribadi. yg saya pedulikan adalah bagaimana saya bisa menjadi orang yg baik , baik itu untuk keluarga,orang tua,kerabat,saudara,teman maupun orang lain dan  yg saya cari adalah kedamaian, mohon di koreksi jika ada kesalahan   _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: wang ai lie on 10 March 2011, 03:22:02 PM
Supaya tidak kecewa, saya bocorkan dulu. Di kalangan Buddhis juga hal seperti itu adalah umum. Bahkan belum lama ini Suhu (Sumedho) cerita mau adakan upacara pemakaman sudah diberi tarifnya dulu, per bhiksu yang hadir x juta. 

Semua manusia sebetulnya sama saja dengan masing-masing keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathinnya. Hanya saja beda komunitas, beda 'warna' ekspresinya. Seperti umat Kr1sten menyanyikan kebodohan dengan pop, umat Buddha pakai jazz. Tapi intinya kebodohan juga. Jadi kalo boleh saya sarankan, jangan cari 'komunitas'-nya, tapi cari ajarannya.

kalau soal tarif itu memang sudah tau kk :) semua memang seperti itu.

betul sekali kata kk kainyn_kutho kalo kita tidak mencari komunitas tapi ajarannya lah yg di cari, thx atas masukannya  _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 10 March 2011, 03:43:58 PM
Supaya tidak kecewa, saya bocorkan dulu. Di kalangan Buddhis juga hal seperti itu adalah umum. Bahkan belum lama ini Suhu (Sumedho) cerita mau adakan upacara pemakaman sudah diberi tarifnya dulu, per bhiksu yang hadir x juta. 

grrr... kalau ketemu bhikkhu begini, tak gundulin dia  :ngomel:

Quote
Semua manusia sebetulnya sama saja dengan masing-masing keserakahan, kebencian, dan kebodohan bathinnya. Hanya saja beda komunitas, beda 'warna' ekspresinya. Seperti umat Kr1sten menyanyikan kebodohan dengan pop, umat Buddha pakai jazz. Tapi intinya kebodohan juga. Jadi kalo boleh saya sarankan, jangan cari 'komunitas'-nya, tapi cari ajarannya.

Saya setuju dengan Bro Kai...

Pertama kali mengenal Buddhisme, saya juga mencari 'komunitas' (ini wajar kali ya? sama seperti pertama kali hobby sepedaan, akan segera mencari rekan2 sesama bikers  ;D  untuk saling asah-asih -asuh). Akhirnya kecewa juga krn komunitas yg sy temui hanya sibuk dengan kegiatan muda-mudi dan aktivitas2 lainnya -sama sekali ga pernah memahas dhamma- .... yah, jadinya single-fighter aja... dan lonesome cowboy begini ternyata lumayan juga-lah, jadi berangsur2 nggak bandel lagi seperti dulu  :P

::
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 10 March 2011, 04:09:59 PM
grrr... kalau ketemu bhikkhu begini, tak gundulin dia  :ngomel:

::
gundulin apanya om =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 10 March 2011, 04:17:14 PM
grrr... kalau ketemu bhikkhu begini, tak gundulin dia  :ngomel:
Lha, 'kan memang sudah gundul. :D


Quote
Saya setuju dengan Bro Kai...

Pertama kali mengenal Buddhisme, saya juga mencari 'komunitas' (ini wajar kali ya? sama seperti pertama kali hobby sepedaan, akan segera mencari rekan2 sesama bikers  ;D  untuk saling asah-asih -asuh). Akhirnya kecewa juga krn komunitas yg sy temui hanya sibuk dengan kegiatan muda-mudi dan aktivitas2 lainnya -sama sekali ga pernah memahas dhamma- .... yah, jadinya single-fighter aja... dan lonesome cowboy begini ternyata lumayan juga-lah, jadi berangsur2 nggak bandel lagi seperti dulu  :P

::
Wah, kita senasib, mirip-mirip. Waktu ketemu DC, ngelihat banyak Buddhis yang minimal tahu Tipitaka, baru saya pikir cocok untuk 'bertengger' di sini.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: wang ai lie on 10 March 2011, 05:56:57 PM
grrr... kalau ketemu bhikkhu begini, tak gundulin dia  :ngomel:
gimana mo ngengundulinnya yak ...  :-? bhikku kan emang gundul.. :)) ^:)^ ^:)^

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 10 March 2011, 09:38:39 PM
Yang gundul kan kepalanya aja. Masih banyak rambut di bagian tubuh yang mungkin aja masih lebat.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: wang ai lie on 11 March 2011, 02:13:31 AM
Yang gundul kan kepalanya aja. Masih banyak rambut di bagian tubuh yang mungkin aja masih lebat.

maksudnya bulu ketek ya kk =))   ^:)^ ^:)^ just kidding
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 11 March 2011, 06:56:54 AM
Yang gundul kan kepalanya aja. Masih banyak rambut di bagian tubuh yang mungkin aja masih lebat.
secara namanya gundul khan rambut, kalau bulu yang lain ga tau tuh namanya =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 11 March 2011, 07:24:50 AM
secara namanya gundul khan rambut, kalau bulu yang lain ga tau tuh namanya =))

 :)) benar, tapi 'yg lain' itu sy upahin orang lain aja yg gundulin, ogah ente nge-gundulin 'yg lain' itu  :-&

::
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: yudiboy on 11 March 2011, 10:54:47 AM
Gundul inilah yang menyebabkan Agama keresten bisa berkacak pinggang....

tau sebabnya ???

Jes*s membelah laut...Bhikku ada yang bisa
Jes*s Membelah gunung...Bhikku juga bisa
jes*s bisa terbang...banyak Bhikku yang bisa...
Soal ngilang kalau jes*s bisa....Bhikku pun bisa....
Apa yang jes*s bisa...Bhikku Pun bisa

Cuma satu hal....Jes*s rambutnya bisa Belah tengah....Bhikku gak bisa....hehhehehhe

Lucu gak....kalau gak lucu..gpp
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 11 March 2011, 11:07:59 AM
Gundul inilah yang menyebabkan Agama keresten bisa berkacak pinggang....

tau sebabnya ???

Jes*s membelah laut...Bhikku ada yang bisa
Jes*s Membelah gunung...Bhikku juga bisa
jes*s bisa terbang...banyak Bhikku yang bisa...
Soal ngilang kalau jes*s bisa....Bhikku pun bisa....
Apa yang jes*s bisa...Bhikku Pun bisa

Cuma satu hal....Jes*s rambutnya bisa Belah tengah....Bhikku gak bisa....hehhehehhe

Lucu gak....kalau gak lucu..gpp

Koreksi: JC ga pernah belah laut, itu Moses. Belah gunung juga tidak, cuma dibilang kalo punya iman bisa pindahin gunung. Terbang juga tidak pernah, hanya dikisahkan sekali waktu 'diangkat' ke sorga. Itu pun di kitab yang ditambahkan belakangan. Menghilang juga tidak pernah, yang dikisahkan itu sudah bangkit dan pergi dari kubur sehingga kuburnya kosong.

Dan lagi-lagi, JC tidak pernah dibilang belah tengah. Penggambarannya dengan jubah merah-biru, rambut panjang dan berjenggot pun sebetulnya hanya reka-reka saja. Dulu digambarkan matanya biru (karena artisnya mungkin orang kaukasia), belakangan sudah mulai dikoreksi jadi coklat lagi. Yang pasti, JC tidak punya rumah, tidak bawa kepemilikian/uang, mengajar dan 'terima dana' dari umat. Kalau digambarkan kepalanya plontos + jubahnya kuning, akan mirip dengan 'sesuatu'.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: williamhalim on 11 March 2011, 11:53:59 AM

Dan lagi-lagi, JC tidak pernah dibilang belah tengah. Penggambarannya dengan jubah merah-biru, rambut panjang dan berjenggot pun sebetulnya hanya reka-reka saja. Dulu digambarkan matanya biru (karena artisnya mungkin orang kaukasia), belakangan sudah mulai dikoreksi jadi coklat lagi. Yang pasti, JC tidak punya rumah, tidak bawa kepemilikian/uang, mengajar dan 'terima dana' dari umat. Kalau digambarkan kepalanya plontos + jubahnya kuning, akan mirip dengan 'sesuatu'.

...itu artinya...???
- JC sesungguhnya tdk pernah benar2 ada, melainkan sosok SB yg 'diplintir' menjadi kaukasian-look?
- JC benar ada, tapi sesungguhnya beliau 'orang india' yg melanglang ke timur tengah? (seperti YM. Bodhidharma melanglang ke China?)

::
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 11 March 2011, 01:06:57 PM
...itu artinya...???
- JC sesungguhnya tdk pernah benar2 ada, melainkan sosok SB yg 'diplintir' menjadi kaukasian-look?
- JC benar ada, tapi sesungguhnya beliau 'orang india' yg melanglang ke timur tengah? (seperti YM. Bodhidharma melanglang ke China?)

::

Kalau menurut saya, memang sebetulnya cara hidup, cara pandang dari JC ini ada terpengaruh dari pola pikir Hindu-Buddha, maka juga sangat bertentangan sekali dengan masyarakat sana. Tapi apakah sosoknya benar ada atau tidak, kita tidak tahu. Seperti Buddha juga, kita tidak tahu secara pasti keberadaannya.
Penggambarannya mungkin sengaja berbeda untuk tujuan-tujuan tertentu.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: wang ai lie on 12 March 2011, 12:07:59 AM
apa benar js pernah belajar tentang agama buddha? soalnya saya pernah dengar kalau pada waktu itu dia berkelana sampai ke negeri seberang, setelah kembali dia pun mengajarkan tentang cinta kasih.  bukankah inti sari buddhis adalah cinta kasih ?  dan apa benar ada prasasti di di china ten tang jesu po sat yang menjelaskan bahwa js pernah ke sana untuk mempelajari tentang agama buddha?

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 12 March 2011, 08:41:32 AM
apa benar js pernah belajar tentang agama buddha? soalnya saya pernah dengar kalau pada waktu itu dia berkelana sampai ke negeri seberang, setelah kembali dia pun mengajarkan tentang cinta kasih.  bukankah inti sari buddhis adalah cinta kasih ?  dan apa benar ada prasasti di di china ten tang jesu po sat yang menjelaskan bahwa js pernah ke sana untuk mempelajari tentang agama buddha?


Kalau JC pergi ke India belajar Buddhism, semua masih spekulasi. Belum ada bukti konkret, hanya cerita dari seorang pengarang saja. Kalau masalah ajarannya, mungkin saja memang terpengaruh. Kalau kita perhatikan, walaupun ada tokoh sebelumnya yang seperti petapa (seperti Johanes Pembabtis yang juga tidak punya kepemilikan), tapi bedanya JC ini berani melawan otoritas 'agama'. Misalnya Tuhan sudah berkata pada Musa bahwa nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, dst, tapi JC berkata bahwa janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, kalo ditampol pipi kanan, kasih pipi kiri. Mau dibilang 'penggenapan firman' atau alasan apapun, sebetulnya saya lihat tetap saja itu sudah berbeda secara intisarinya.

OK, BTT: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: M14ka on 12 March 2011, 11:51:18 AM
 [at]  kaynin
Hahaha ia ya teorinya berkebalikan...
BTT tu apa kk?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 12 March 2011, 02:06:09 PM
[at]  kaynin
Hahaha ia ya teorinya berkebalikan...
BTT tu apa kk?
BTT= Back To Topic. :)
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: wang ai lie on 12 March 2011, 03:09:26 PM
O0O0O begitu ya kk .. thx infonya  _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Wirajhana on 08 August 2012, 12:23:43 PM
Sy ber-KTP Hindu dan belajar buddhism. Tidak tertarik merubah KTP dan TIDAK MUNGKIN lagi meninggalkan Tiratna.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 08 August 2012, 12:27:16 PM
Sy ber-KTP Hindu dan belajar buddhism. Tidak tertarik merubah KTP dan TIDAK MUNGKIN lagi meninggalkan Tiratna.
KTP bukan bukti agama seseorang.
Tapi menerima Tiratana dan ikrar utk tidak akan meninggalkan Tiratana adalah indikasi bahwa orang itu adalah Umat/Pengikut Buddha.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 08 August 2012, 01:13:22 PM
KTP bukan bukti agama seseorang.
Tapi menerima Tiratana dan ikrar utk tidak akan meninggalkan Tiratana adalah indikasi bahwa orang itu adalah Umat/Pengikut Buddha.

Kalau tidak menerima Tiratana, bisa ke arah pembebasan ngak?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 08 August 2012, 05:36:46 PM
Kalau tidak menerima Tiratana, bisa ke arah pembebasan ngak?

cobalah biasakan berdiskusi sesuai etika, perhatikan topiknya
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 08 August 2012, 07:43:11 PM
Sy ber-KTP Hindu dan belajar buddhism. Tidak tertarik merubah KTP dan TIDAK MUNGKIN lagi meninggalkan Tiratna.

Tidak mau merubah isian agama di KTP bukan karena malu atau
takut (#) kan ?  :whistle:

Apalagi kalau niatnya musavada.  Kan saat perpanjangan KTP ada isian yang harus diisi ulang kalau ada perubahan data.

(#)   Ada orang dari Bali yang cerita ke gw bahwa ada adat di sana yang menyatakan seseorang bisa kehilangan hak tanah (adat) karena pindah agama dari Hindu ke Buddha. CMIIW.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: will_i_am on 08 August 2012, 11:03:18 PM
kolom agama boleh kosong sekarang
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 08 August 2012, 11:37:05 PM
cobalah biasakan berdiskusi sesuai etika, perhatikan topiknya

waduh, anda salah paham nih

belajar pengetahuan
saya pernah belajar ilmu pengetahuan di sekolah
tujuannya adalah menguasi ilmu pengetahuan tsb, manfaatnya dapat diamalkan/dimanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari

belajar agama
saya pernah belajar agama k karena sekolah saya agama k, apa saya harus jadi umat k
tujuan saya mengikuti aturan sekolah, manfaatnya ya jadi sedikit2 tahu (& mungkin sedikit memahami) agama k
saya juga sering mempelajari agama i, apa saya harus jadi umat i
tujuan saya ingin tahu apa sih ajarannya, manfaatnya sama spt di atas

belajar korupsi
yang ini saya belum pernah nih (suer seinget gw)
tujuannya agar tahu trik2 korupsi, manfaatnya mendapatkan banyak uang (bila beli ini itu)

intinya setiap belajar sesuatu pasti ada tujuan dan manfaatnya
sayangnya kita harus menggunakan asumsi kita nih mengenai apa tujuan & manfaat belajar di sini

nah kalau pertanyaan thread ini belajar agama Buddha hanya sekedar tahu,
sedari awal juga sudah selesai, jadi pastinya bukan itu

setahu saya tujuan belajar Buddhis adalah memahami Dhamma/Kebenaran dan mengamalkannya di dalam kehidupan sehari2 sehingga memberikan manfaat:
- kebahagiaan dlm kehidupan saat ini, kalau ilmu pengetahuan mentok sampai di sini
- kebahagiaan dlm kehidupan mendatang, kalau agama lain mentok sampai di sini
- kebahagiaan tertinggi (pembebasan), nah ini yang utama dan cuma ada di Buddhis
jadi saya berasumsi manfaat belajar Buddhis di sini adalah pembebasan

dalam rangka mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang topik ini
saya mencoba mengujinya dengan statement anda

ngak OOT kan, kalau masih kurang jelas, boleh ditanyakan lagi
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 09 August 2012, 12:07:45 AM
waduh, anda salah paham nih

belajar pengetahuan
saya pernah belajar ilmu pengetahuan di sekolah
tujuannya adalah menguasi ilmu pengetahuan tsb, manfaatnya dapat diamalkan/dimanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari

belajar agama
saya pernah belajar agama k karena sekolah saya agama k, apa saya harus jadi umat k
tujuan saya mengikuti aturan sekolah, manfaatnya ya jadi sedikit2 tahu (& mungkin sedikit memahami) agama k
saya juga sering mempelajari agama i, apa saya harus jadi umat i
tujuan saya ingin tahu apa sih ajarannya, manfaatnya sama spt di atas

belajar korupsi
yang ini saya belum pernah nih (suer seinget gw)
tujuannya agar tahu trik2 korupsi, manfaatnya mendapatkan banyak uang (bila beli ini itu)

intinya setiap belajar sesuatu pasti ada tujuan dan manfaatnya
sayangnya kita harus menggunakan asumsi kita nih mengenai apa tujuan & manfaat belajar di sini

nah kalau pertanyaan thread ini belajar agama Buddha hanya sekedar tahu,
sedari awal juga sudah selesai, jadi pastinya bukan itu

setahu saya tujuan belajar Buddhis adalah memahami Dhamma/Kebenaran dan mengamalkannya di dalam kehidupan sehari2 sehingga memberikan manfaat:
- kebahagiaan dlm kehidupan saat ini, kalau ilmu pengetahuan mentok sampai di sini
- kebahagiaan dlm kehidupan mendatang, kalau agama lain mentok sampai di sini
- kebahagiaan tertinggi (pembebasan), nah ini yang utama dan cuma ada di Buddhis
jadi saya berasumsi manfaat belajar Buddhis di sini adalah pembebasan

dalam rangka mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang topik ini
saya mencoba mengujinya dengan statement anda

ngak OOT kan, kalau masih kurang jelas, boleh ditanyakan lagi

topiknya adalah: "Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!"

jika anda ingin membahas "Kalau tidak menerima Tiratana, bisa ke arah pembebasan ngak?" kenapa anda tidak membuka topik anda sendiri?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 09 August 2012, 12:15:17 PM
Sy ber-KTP Hindu dan belajar buddhism. Tidak tertarik merubah KTP dan TIDAK MUNGKIN lagi meninggalkan Tiratna.

sekalian saja sewaktu pengambilan data kembali untuk e-ktp, rubah identitas agama menjadi buddhis ?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 09 August 2012, 01:43:35 PM
sekalian saja sewaktu pengambilan data kembali untuk e-ktp, rubah identitas agama menjadi buddhis ?

he.. he... jadi inget...
benar loh bro wira saran bro dilbert... simple saja melakukan penggantian.

agamanya apa? buddha. ya jadi ditulis buddha di ktp.
agamanya? konghucu. ya jadi ditulis kong hucu di ktp.
agamanya apa? kr****n. ada kelanjutannya, lampirkan akte pembabtisannya....!
tanya kenapa?  ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: will_i_am on 09 August 2012, 01:46:49 PM
agamanya apa? kr****n. ada kelanjutannya, lampirkan akte pembabtisannya....!
tanya kenapa?  ;D
kenapa??
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 09 August 2012, 01:50:42 PM
kenapa??

ya.. kenapa?!!! (aku gak tahu.)
coba kamu buktikan ktpmu dari buddhist ubah jadi kr****n.  8)
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: will_i_am on 09 August 2012, 01:55:59 PM
ya.. kenapa?!!! (aku gak tahu.)
coba kamu buktikan ktpmu dari buddhist ubah jadi kr****n.  8)
loh, ente kan kr****n, kok gak tau?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 09 August 2012, 02:10:34 PM
perasaan aye ktp kr****n ga di minta akte baptis segala ah?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 09 August 2012, 02:42:46 PM
ya.. kenapa?!!! (aku gak tahu.)
coba kamu buktikan ktpmu dari buddhist ubah jadi kr****n.  8)

jujur saja, saya pribadi tidak keberatan
tapi pikir2, kasihan donk statistik Buddhis makin susut aja, kalau yang lain kan sudah cukup banyak
apa ada tujuan politik? apa agar jatah anda di parlemen bertambah?

anda suka bertandang ke sini ya?
moga2 jamuan teman2 di sini berkenan di hati anda

ingat loh,
berteman dengan pemabuk, maka kita dicap pemabuk
berteman dengan penjudi, maka kita dicap penjudi
siapkah anda bila teman2 anda mencap anda Buddhis?

kalau gagasan saya sih
buang kolom agama di ktp
ngak banyak manfaatnya, lebih banyak buruknya
di banyak negara juga ngak pake tuh
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 09 August 2012, 03:03:22 PM
perasaan aye ktp kr****n ga di minta akte baptis segala ah?

gan ryu.., coba aye tanya, ktp ente buddhist atau kr****n? ayo ngaku?
buktikan dech....
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 09 August 2012, 03:19:29 PM
gan ryu.., coba aye tanya, ktp ente buddhist atau kr****n? ayo ngaku?
buktikan dech....
kr****n, emang napa?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 09 August 2012, 03:22:25 PM
ya.. kenapa?!!! (aku gak tahu.)
coba kamu buktikan ktpmu dari buddhist ubah jadi kr****n.  8)

mau nambah nih

sering2lah bertandang ke sini
maaf ya, jika rumah kami tidak seapik rumah anda
kadang2 saya lebih merasa nyaman di rumah anda
boleh share sedikit nih, gimana menatanya?

tapi kalau anda kesampingkan berantakannya rumah kami
dan masuk semakin jauh ke dalam
anda akan terkesima dengan harta karun yang ada di sini
yang telah diwariskan oleh bapak kami

benar, saya ngak bohong
kalau anda melihat ada adik2 kami cuma sibuk memperebutkan mainan murahan di luar rumah
maklumilah, namanya juga anak2 begitu juga manusia, tidak lepas dari salah & khilaf
buktikanlah, masuk semakin jauh ke dalam

bapak kami sangat murah hati koq
anda boleh mengambilnya sesuka hati anda
anda boleh memintanya buat keluarga anda

hebatnya lagi,
semua harta karun itu tidak pernah dilabeli 'made in bapak kami'

tapi etisnya,
jangan pernah labeli harta karun dari rumah kami pakai merek lain

selamat membuktikan
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 09 August 2012, 03:23:56 PM
kr****n, emang napa?

ya itu, coba tes klo yang ktpnya belum kr****n, ubah jadi agama : kr****n.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 09 August 2012, 03:30:31 PM
mau nambah nih

sering2lah bertandang ke sini
maaf ya, jika rumah kami tidak seapik rumah anda
kadang2 saya lebih merasa nyaman di rumah anda
boleh share sedikit nih, gimana menatanya?

tapi kalau anda kesampingkan berantakannya rumah kami
dan masuk semakin jauh ke dalam
anda akan terkesima dengan harta karun yang ada di sini
yang telah diwariskan oleh bapak kami

benar, saya ngak bohong
kalau anda melihat ada adik2 kami cuma sibuk memperebutkan mainan murahan di luar rumah
maklumilah, namanya juga anak2 begitu juga manusia, tidak lepas dari salah & khilaf
buktikanlah, masuk semakin jauh ke dalam

bapak kami sangat murah hati koq
anda boleh mengambilnya sesuka hati anda
anda boleh memintanya buat keluarga anda

hebatnya lagi,
semua harta karun itu tidak pernah dilabeli 'made in bapak kami'

tapi etisnya,
jangan pernah labeli harta karun dari rumah kami pakai merek lain

selamat membuktikan

loh memang kebodhian/kebuddhaan punya sapa?
bahkan para Buddha yang ada sepanjang masa pun tidak sebodoh itu untuk mengklaimnya.
mereka bekerja dibawah DHAMMA (kebenaran mutlak 'THE ABSOLUTE'),
mereka mengakui, digambarkan hanyalah segenggam daun ditengah-tengah belantara daun-daun di hutan luas.
lihat perbandingan perumpamaannya. just a little one in 'the ABSOLUTE'.

 _/\_ abgf
sobat DHAMMA
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Kelana on 09 August 2012, 03:45:05 PM
 =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: DeNova on 09 August 2012, 08:33:28 PM
Emg buddha kan universal so walaupun ka****k saya tetep enjoy belajar agama Buddha... Sang Buddha memberi kita kebebasan karena beliau mengajarkan datang dan buktikan...

So apa sih arti agama di KTP hanya pelabelan saja, selebihnya gag pernah ditanya brp kali ke t4 ibadah, brp kali berdoa, brp kali berbuat baik...

Saya lebih menghargai mereka yang Atheis tapi kelakuannya and hatinya semurni emas daripada mereka yang beragama tapi kelakuannya "maaf" bahkan mungkin "Tuhannya" aja malu ngakuin beliau itu umatnya... Hehehehe...

Just sharing _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 09 August 2012, 09:55:14 PM
loh memang kebodhian/kebuddhaan punya sapa?
bahkan para Buddha yang ada sepanjang masa pun tidak sebodoh itu untuk mengklaimnya.
mereka bekerja dibawah DHAMMA (kebenaran mutlak 'THE ABSOLUTE'),
mereka mengakui, digambarkan hanyalah segenggam daun ditengah-tengah belantara daun-daun di hutan luas.
lihat perbandingan perumpamaannya. just a little one in 'the ABSOLUTE'.

 _/\_ abgf
sobat DHAMMA

bukan punya siapa2, makanya bapak kami tidak pernah pasang merek "made in bapak kami"
bapak kami cuma menemukannya, kemudian membawanya ke rumah
agar anak2nya dan teman anak2nya dapat memanfaatkannya demi kesejahteraan
lalu kalau teman ini sudah dapat gratis & sesukanya,
masih berani2nya pasang merek sendiri kan ngak etis, itu saja
tapi kalau tetap ngotot mau pasang merek bajakan, ya silakan

yang bajakan dengan yang orisinil bisa dibedakan
yang bajakan dicuci luntur

sst, udah dicap Buddhis belum?
jadi kolom agama di ktp, ganti donk ke Buddhis
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: juanpedro on 11 August 2012, 02:32:05 AM
belajar agama Buddha itu bahaya
bisa melunturkan iman kepada YME ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 11 August 2012, 05:10:02 AM
belajar agama Buddha itu bahaya
bisa melunturkan iman kepada YME ;D

ini adalah kebenaran, tidak ada bahaya.

yang aneh dan 'rusak' adalah suka di dicampur adukan  ^-^
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 11 August 2012, 05:23:13 AM
loh memang kebodhian/kebuddhaan punya sapa?
karena kosong makanya tidak punya siapa2

Quote
bahkan para Buddha yang ada sepanjang masa pun tidak sebodoh itu untuk mengklaimnya.
yang pasti anda lebih bodoh dari para Buddha

Quote
mereka bekerja dibawah DHAMMA (kebenaran mutlak 'THE ABSOLUTE'),
pernyataan ini seperti para Buddha bekerja dibawah suatu organisasi ! ???

Quote
mereka mengakui, digambarkan hanyalah segenggam daun ditengah-tengah belantara daun-daun di hutan luas.
lihat perbandingan perumpamaannya.
pengakuan segengam daun ditengah belantara untuk apa ya ? ^-^
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 11 August 2012, 06:10:39 AM
mereka bekerja dibawah DHAMMA (kebenaran mutlak 'THE ABSOLUTE'),
salah
Beliau menemukan Yang Mutlak, dan membabarkannya
yang kami imani Tri Ratna, sesunguhnya Dhamma (Yang Mutlak dan Jalan menujunya), istilah kerennya three in one

dan kami diajarkan tidak melekat padanya, karena mencapainya adalah bebas dari kemelekatan termasuk padanya
ini sangat berbeda dengan The Absolute anda, justru sedari awal anda dibuat melekat kepadanya

kalau anda diajarkan serahkan (prakteknya cuma nitip)  beban2 anda kepadanya, dan pada akhirnya beban2 itu harus kembali ke pemiliknya
sedang kami diajarkan melepaskan beban2, karena beban2 itu sesunguhnya tidaklah berguna
setelah semua beban telah dilepaskan barulah bisa sampai tujuan (Yang Mutlak)
(bukan tanggung jawab loh, kalau itu melalaikan)

mereka mengakui, digambarkan hanyalah segenggam daun ditengah-tengah belantara daun-daun di hutan luas.
lihat perbandingan perumpamaannya. just a little one in 'the ABSOLUTE'.
salah
yang dimaksud Dhamma di sini, tidak semata2 Yang Mutlak, termasuk seluruh Kebenaran/Pengetahuan yang telah Beliau ketahui
jadi singkatnya, kalo semua dibabarin ngak butuh lagi Thomas Alfa Edison, Albert Einstein, dll

walaupun hanyalah segenggam daun, banyak koq pengetahuan yang boleh dibilang sejalan dengan ilmu pengetahuan modern
emangnya komentar Albert Einstein thd Agama Buddha hanya cuap2 doank?
ngak percaya, masuklah semakin dalam, temukanlah harta karun itu

belajar agama Buddha itu bahaya
bisa melunturkan iman kepada YME ;D
betul memang bahaya
1. tahu kebenaran tapi buat jahat, lebih bahaya dari yang ngak tahu kebenaran buat jahat
2. lebih berbahaya lagi tahu kebenaran untuk menyesatkan orang yang mengimaninya
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 11 August 2012, 11:55:42 AM
mana lagi nich opini senior-senior yang lain....

aku malas jawabnya klo bertele-tele.
dijawab satu muncul yang lain...
sekalian aku jawab semuanya. dalam satu jawaban.
sebab pada prinsipnya debatan kalian sama gambaran kebenarannya.
cuma yang harus jadi pertanyaan umat sekalian seluruh dunia, klo gambaran kebenaran kalian memang sudah gambaran kebenaran yang guru Buddha maksud,
siapakah yang (sudah) jadi Buddha?
hanya sebatas filosofi, logika sendiri.....
klo belum jadi Buddha, itu berarti sebatas (kualitas) khayalan (kalian sendiri).  8)

semoga nyadar dalam kesalah jalanan (tersesat).
 _/\_ abgf
sobat DHAMMA
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 11 August 2012, 12:16:55 PM
siapakah yang (sudah) jadi Buddha?
tidak ada

Quote
hanya sebatas filosofi, logika sendiri.....
klo belum jadi Buddha, itu berarti sebatas (kualitas) khayalan (kalian sendiri).  8)
apa anda sudah jadi buda ?

Quote
semoga nyadar dalam kesalah jalanan (tersesat).
 _/\_ abgf
sobat DHAMMA
kita sudah tahu bahwa masih jauh ... belum apa2.
tapi sepertinya anda malah mengkhayal jadi buda. =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 11 August 2012, 12:34:47 PM
 [at]  atas
cuma yang harus jadi pertanyaan umat sekalian seluruh dunia, klo gambaran kebenaran kalian memang sudah gambaran kebenaran yang guru Buddha maksud,
siapakah yang (sudah) jadi Buddha?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: will_i_am on 11 August 2012, 12:51:33 PM
[at]  atas
cuma yang harus jadi pertanyaan umat sekalian seluruh dunia, klo gambaran kebenaran kalian memang sudah gambaran kebenaran yang guru Buddha maksud,
siapakah yang (sudah) jadi Buddha?
maksudnya ente dah jadi buda kan??

jawab ya atau tidak aja gak repot kan?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 11 August 2012, 01:53:35 PM
[at]  atas

renungkan...

cuma yang harus jadi pertanyaan umat sekalian seluruh dunia, klo gambaran kebenaran kalian memang sudah gambaran kebenaran yang guru Buddha maksud,
siapakah yang (sudah) jadi Buddha?


semoga mengerti, menerima kenyataan diri (sendiri)
 _/\_ abgf
sobat DHAMMA
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 11 August 2012, 02:04:01 PM
[at]  atas

renungkan...

cuma yang harus jadi pertanyaan umat sekalian seluruh dunia, klo gambaran kebenaran kalian memang sudah gambaran kebenaran yang guru Buddha maksud,
siapakah yang (sudah) jadi Buddha?


semoga mengerti, menerima kenyataan diri (sendiri)
 _/\_ abgf
sobat DHAMMA

Ajaran Buddha mengajarkan orang menuju ke arah Ke-buddha-an, tapi bukan pasti selalu instant langsung jadi Buddha. Beda-beda kemajuannya. Bagaimana buktinya? Yah itu masing2 diri sendiri yang tahu.

Kalau secara yang terlihat, gampangnya siapapun yang tidak berpikir atau bertindak seperti anda, ada kemungkinan telah mengalami kemajuan bathin. Namun kalau hanya koar-koar tanpa makna, tak mampu diskusi dengan baik -kurang lebih seperti yang anda lakukan- itu bisa dipastikan adalah efek mempelajari dhamma secara salah.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 11 August 2012, 02:13:28 PM
cuma yang harus jadi pertanyaan umat sekalian seluruh dunia, klo gambaran kebenaran kalian memang sudah gambaran kebenaran yang guru Buddha maksud,
siapakah yang (sudah) jadi Buddha?
secara 'kebenaran mutlak' kan sudah dijawab oleh adi lim
kalau secara 'kebenaran bersyarat', salah satunya Buddha Gotama

hanya sebatas filosofi, logika sendiri.....
klo belum jadi Buddha, itu berarti sebatas (kualitas) khayalan (kalian sendiri).  8)
manusiawi, kan masih ada 'aku'

semoga nyadar dalam kesalah jalanan (tersesat).
jangan tergesa2 bilang sesat

nih bonus dari saya, pahami baik2:
'keyakinan tanpa kebijaksanaan adalah kefanatikan, kebijaksanaan tanpa keyakinan adalah kesia-sian'
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 11 August 2012, 09:35:19 PM
secara 'kebenaran mutlak' kan sudah dijawab oleh adi lim
kalau secara 'kebenaran bersyarat', salah satunya Buddha Gotama
manusiawi, kan masih ada 'aku'
jangan tergesa2 bilang sesat

nih bonus dari saya, pahami baik2:
'keyakinan tanpa kebijaksanaan adalah kefanatikan, kebijaksanaan tanpa keyakinan adalah kesia-sian'

he.. he.. he...
nasehatku untukmu, siswahardy

kalau mau berdebat jangan hanya menunjukan sebatas indah dan canggihnya kata-kata untuk menunjukan bahwa kau pintar.... banyak pengetahuan dan bijaksana.
yang dewasa mencari/menggali dan mengomentari kedalaman makna, bukan mempersembahkan indahnya kata-kata.
lihat apa akibatnya jalan diskusimu yang kau bangun di WDC (kebetulan aku lagi jalan-jalan kesana, sepi, tulisannya  diisi kurang bermutu, kurang bermakna, sebatas debat kata-kata dan ekspresi diri saja juga)...., kau digencet habis....
tapi seperti ungkapan menuang air kedalam cangkir yang sudah terisi penuh, begitulah keadaan kau.
tetapi memang benar kedewasaan biasanya sejalan dengan bertambahnya umur, atau pengalaman bertambahnya nilai tanggung jawab kehidupan sebagai makhluk yang dewasa dan bertanggung jawab bagi kebaikan semua dan sukarnya menjalani nilai-nilai kebenaran (awas jangan dilibatkan lagi dengan konsep logika khayalan pikiran umat yang merasa sudah mengetahui atau bijaksana, konsep 'kosong' melompong plong.... :P),
disitulah seseorang terbangun, ada pembuktian diri dan memiliki keyakinan dan berkembang lebih lagi nilai-nilai kebenara yang ia genggam.

usiamu berapa bro siswahardy?
gak apa-apa, kita bebas berekspresi,
tetapi tetaplah kita dalam kerendahan hati sambil terus menggali dan belajar, jika masih sedikit pengalaman menjalani nilai-nilai kebenaran.

jika demikian halnya, seperti menuang air kebijaksanaan kedalam cangkir yang sudah terisi penuh air kenaifan.

shalom
_/\_ abgf
sobat DHAMMA


Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 11 August 2012, 09:48:55 PM
Ajaran Buddha mengajarkan orang menuju ke arah Ke-buddha-an, tapi bukan pasti selalu instant langsung jadi Buddha. Beda-beda kemajuannya. Bagaimana buktinya? Yah itu masing2 diri sendiri yang tahu.

Kalau secara yang terlihat, gampangnya siapapun yang tidak berpikir atau bertindak seperti anda, ada kemungkinan telah mengalami kemajuan bathin. Namun kalau hanya koar-koar tanpa makna, tak mampu diskusi dengan baik -kurang lebih seperti yang anda lakukan- itu bisa dipastikan adalah efek mempelajari dhamma secara salah.

yang gak mampu itu hanya mengeluarkan (mengungkapkan) kata-kata ekspresi emosi diri.
kalau kata-kata yang dangkal bodoh dan dungu, pasti timbulnya adalah olok-olok tertawaan. tidak berdampak.
loh buktinya tulisanku bisa mengobok-obok atta diri....(bisa secara logika, kalau ada makna bagi kalian, bahkan khususnya mengusik bawah sadar), ditangapi.
terbukti, padahal bukan tulisan sebaliknya seperti yang kalian lakukan, sebatas ungkapan ekspresi (atta) emosi diri, atau kata-kata yang simpang siur tak bermakna, seperti yang sering dilakukan banyak (beberapa) anggota dalam forum.

 _/\_ abgf
sobat DHAMMA
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 11 August 2012, 10:37:41 PM
he.. he.. he...
nasehatku untukmu, siswahardy

kalau mau berdebat jangan hanya menunjukan sebatas indah dan canggihnya kata-kata untuk menunjukan bahwa kau pintar.... banyak pengetahuan dan bijaksana.
yang dewasa mencari/menggali dan mengomentari kedalaman makna, bukan mempersembahkan indahnya kata-kata.
lihat apa akibatnya jalan diskusimu yang kau bangun di WDC (kebetulan aku lagi jalan-jalan kesana, sepi, tulisannya  diisi kurang bermutu, kurang bermakna, sebatas debat kata-kata dan ekspresi diri saja juga)...., kau digencet habis....
tapi seperti ungkapan menuang air kedalam cangkir yang sudah terisi penuh, begitulah keadaan kau.
tetapi memang benar kedewasaan biasanya sejalan dengan bertambahnya umur, atau pengalaman bertambahnya nilai tanggung jawab kehidupan sebagai makhluk yang dewasa dan bertanggung jawab bagi kebaikan semua dan sukarnya menjalani nilai-nilai kebenaran (awas jangan dilibatkan lagi dengan konsep logika khayalan pikiran umat yang merasa sudah mengetahui atau bijaksana, konsep 'kosong' melompong plong.... :P),
disitulah seseorang terbangun, ada pembuktian diri dan memiliki keyakinan dan berkembang lebih lagi nilai-nilai kebenara yang ia genggam.

usiamu berapa bro siswahardy?
gak apa-apa, kita bebas berekspresi,
tetapi tetaplah kita dalam kerendahan hati sambil terus menggali dan belajar, jika masih sedikit pengalaman menjalani nilai-nilai kebenaran.

jika demikian halnya, seperti menuang air kebijaksanaan kedalam cangkir yang sudah terisi penuh air kenaifan.

shalom
_/\_ abgf
sobat DHAMMA

saya bingung
apakah anda tidak mampu menyanggah statement saya?
ataukah statement saya tak terbantahkan?

makanya kalau mau diskusi pakai pemikiran,
jangan pakai khayalan

shalom juga
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 12 August 2012, 01:13:49 AM
melalui menu setting aku medapatkan menu edit signatureku yang baru.
 
'INILAH APA YANG TUHANKU TELAH KATAKAN, 'DALAM SATU TAHUN SEJAK HARI INI, KEJAYAAN MEREKA AKAN PUDAR'.
 
Siapakah mereka?
 
September 2010
 coedabgf-the believer'
 
september 2010
 coedabgf-the believer  

sst, mana nih bukti tuhanmu sudah lewat hampir 2 tahun.

terima kasih coeda ucapkan pada admin dan moderator atas kesabaran dan penerimaan selama keberadaan coeda.
 
terima kasih juga kepada teman-teman forum atas kesempatan kita berdiskusi.
 
melihat tiada manfaatnya keberadaan coeda selama ini dalam forum WDC. bukan menambah kebijaksanaan pengetahuan jalan pencerahan, malahan mungkin hanya menimbulkan mengganggu/mengacaukan batin dan pengajaran umum dalam forum.
 
coeda pamit undur diri dari diskusi forum tercinta ini. memberi kesempatan teman-teman forumer berdiskusi ajaran guru Buddha dengan batin tenang, terbuka, saling rendah hati dan terarah dalam kebijaksanaan pengetahuan benar buddhisme teman-teman.

thank you.
 
selamat berdiskusi menuju pembebasan dari khayal diri dan takhayulisme.
coeda. true believer. sobat DHAMMA. son of the LIVING TRUTH. (THE WAY, THE TRUTH, AND THE LIFE)

ngak laku jualan di sana, ya

ingat
barang bajakan memang bisa dibedakan dari barang orisinil

sekali lagi shalom
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: juanpedro on 12 August 2012, 03:03:30 AM
ini adalah kebenaran, tidak ada bahaya.

yang aneh dan 'rusak' adalah suka di dicampur adukan  ^-^
lah iya kebenaran yang bisa merusak ajaran yang dipandang tidak benar kan? ^-^

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 12 August 2012, 06:05:20 AM
saya bingung
apakah anda tidak mampu menyanggah statement saya?
ataukah statement saya tak terbantahkan?

makanya kalau mau diskusi pakai pemikiran,
jangan pakai khayalan

shalom juga

gak bisa lihat dan gak mau lihat kenyataan... hanya untuk (menunjukan) mengekspresikan (keberadaan) diri dan belum mau belajar untuk rendah hati bro...?!!!

klo begitu,
jika demikian halnya, seperti menuang air kebijaksanaan kedalam cangkir yang sudah terisi penuh air kenaifan.

 _/\_ abgf
sobat DHAMMA
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 12 August 2012, 06:10:21 AM
untuk jawaban rekan siswahardy pada reply # 208 http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,19519.0/message,409250.html
memang bro siswahardy gak bisa lihat perkembangan sekarang bro?
siapakah yang pudar? dan sejak kapankah muncul bibit-bibit kepudaran?
lain yang tertampak (pembesaran pencitraan) dengan kenyataan...

 _/\_ abgf
sobat DHAMMA
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: will_i_am on 12 August 2012, 11:27:48 AM
he.. he.. he...
nasehatku untukmu, siswahardy

kalau mau berdebat jangan hanya menunjukan sebatas indah dan canggihnya kata-kata untuk menunjukan bahwa kau pintar.... banyak pengetahuan dan bijaksana.

daripada gak komen apa-apa, bisanya cuma mancing orang buat komen... :whistle:
loser.... :whistle:
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 12 August 2012, 07:53:20 PM
lah iya kebenaran yang bisa merusak ajaran yang dipandang tidak benar kan? ^-^

bukan merusak tapi membenarkan
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 12 August 2012, 10:08:43 PM
yang dewasa mencari/menggali dan mengomentari kedalaman makna, bukan mempersembahkan indahnya kata-kata.

usiamu berapa bro siswahardy?
gak apa-apa, kita bebas berekspresi,

sebagai orang yang dewasa dan menggali kedalaman makna
tolong donk jelasin/komentarin yang di bawah ini

'keyakinan tanpa kebijaksanaan adalah kefanatikan, kebijaksanaan tanpa keyakinan adalah kesia-sian'

menurut saya makna ini juga mendalam
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 12 August 2012, 10:28:15 PM
sebagai orang yang dewasa dan menggali kedalaman makna
tolong donk jelasin/komentarin yang di bawah ini

menurut saya makna ini juga mendalam

serius nich bro siswahardy mau komentar abgf sobat DHAMMA?!!!
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 12 August 2012, 10:44:10 PM
serius nich bro siswahardy mau komentar abgf sobat DHAMMA?!!!

tentu donk
apa lagi mengingat anda merasa saya lebih muda dari anda

tapi tolong suatu pemikiran yg didasarkan atas pemahaman
jangan pemikiran yang berdasar khayalan

saya susah berkhayal
tidak seperti anda yang suka berkhayal
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Wirajhana on 12 August 2012, 10:51:51 PM
sanjiva dalam [http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,19519.msg408816.html#msg408816, berkomentar:

Tidak mau merubah isian agama di KTP bukan karena malu atau
takut (#) kan ?  :whistle:

GW:
Takut kepada siapa? kalo Malas...nah itu baru tepat.

sanjiva:
Apalagi kalau niatnya musavada.  Kan saat perpanjangan KTP ada isian yang harus diisi ulang kalau ada perubahan data.

GW:
emangnya yg ngisi kolom BUDDHA gak bermusavada? Kata agamaBuddha saja baru ada di abad setelah masehi dan sebelum itu tidak pernah sang Buddha mengatakan agamanya adalah Buddha. Tunjukan bukti kalo mau membantah statement sy ini, mampu?

Sanjiva:
(#)   Ada orang dari Bali yang cerita ke gw bahwa ada adat di sana yang menyatakan seseorang bisa kehilangan hak tanah (adat) karena pindah agama dari Hindu ke Buddha. CMIIW.

Gw:
Sy justru orang bali..statement mu ini hoax....kalo kamu gak bisa menunjukan bukti ucapanmu..kamu telah bermusavada...silakan perbaiki statementmu dengan bukti. tks

********

Dilbert dalam http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,19519.0/message,408944.html, berkomentar:
"sekalian saja sewaktu pengambilan data kembali untuk e-ktp, rubah identitas agama menjadi buddhis ?"

gw:
kerepotan cuma di e-ktp, itu kecil..yg mualessss merubah banyak amitrasi...btw, getol amat sih ama ktp buddha? emagnya kalian yg 2 ini kalo beragama buddha lantas terjamin tidak terlahir di alam bawah? kalo masih mikir kuno spt itu..baca gih dhammapada kisah Tissa, yg jadi kutu...dia ini bahkan seorang Bhikkhu..masih aja terlahir di alam bawah..

so, ktp buddhis gunanya apa?

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 12 August 2012, 11:10:57 PM
tentu donk
apa lagi mengingat anda merasa saya lebih muda dari anda

tapi tolong suatu pemikiran yg didasarkan atas pemahaman
jangan pemikiran yang berdasar khayalan

saya susah berkhayal
tidak seperti anda yang suka berkhayal

mantep...klo berkhayal memakai logika itu namanya berkhayal atau sedang berlogika?!!!  ;D

penjelasannya sehubungan dengan rohani atau duniawi?

 _/\_ abgf
sobat DHAMMA
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 12 August 2012, 11:15:13 PM
 [at] abgf

kalau boleh tanya,

apa motivasi anda rajin berdiskusi di forum ini?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: abgf on 12 August 2012, 11:17:37 PM
[at] abgf

kalau boleh tanya,

apa motivasi anda rajin berdiskusi di forum ini?

sebelum jawab, saya tanya dulu, apa keyakinan anda?

 _/\_ abgf
sobat DHAMMA
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 12 August 2012, 11:35:45 PM
mantep...klo berkhayal memakai logika itu namanya berkhayal atau sedang berlogika?!!!  ;D
terserah anda aja dah,
buat saya ngak penting

penjelasannya sehubungan dengan rohani atau duniawi?
ini nih yg penting, salah 1 boleh, 2-2 nya jg boleh,
terserah anda juga dah
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 13 August 2012, 03:54:36 AM
GW:
Takut kepada siapa? kalo Malas...nah itu baru tepat.

Malas dalam hal apa?  Pas di e-ktp tinggal bilang saja sama petugasnya, agama saya Buddha.  Selesai. Berat di mananya?  Lebih kepada masalah mental block anda saja.

Quote
GW:
emangnya yg ngisi kolom BUDDHA gak bermusavada? Kata agamaBuddha saja baru ada di abad setelah masehi dan sebelum itu tidak pernah sang Buddha mengatakan agamanya adalah Buddha. Tunjukan bukti kalo mau membantah statement sy ini, mampu?

Perlu dipisahkan antara kebenaran mutlak dan kebenaran umum.  Anda di masyarakat juga disebut manusia dan bukan dipanggil pancakhanda kan?  Kita hidup di Indonesia ya ikuti hukum dan administrasi di Indonesia.  Jawaban di atas nggak nyambung dan cuma ngeles.com

Quote
Gw:
Sy justru orang bali..statement mu ini hoax....kalo kamu gak bisa menunjukan bukti ucapanmu..kamu telah bermusavada...silakan perbaiki statementmu dengan bukti. tks

Gw tahu hal ini dari bercakap2 dengan seorang pejabat di depag.  Tempat di mana beliau bekerja tidak perlu saya sebutkan.  Dia juga orang Bali.  Dan dia mengatakan seperti yang gw tulis.

Quote
Dilbert dalam http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,19519.0/message,408944.html, berkomentar:
"sekalian saja sewaktu pengambilan data kembali untuk e-ktp, rubah identitas agama menjadi buddhis ?"

gw:
kerepotan cuma di e-ktp, itu kecil..yg mualessss merubah banyak amitrasi...btw, getol amat sih ama ktp buddha? emagnya kalian yg 2 ini kalo beragama buddha lantas terjamin tidak terlahir di alam bawah? kalo masih mikir kuno spt itu..baca gih dhammapada kisah Tissa, yg jadi kutu...dia ini bahkan seorang Bhikkhu..masih aja terlahir di alam bawah..

so, ktp buddhis gunanya apa?

Kembali jawaban ngeles dan ketidakperdulian.

Di Indonesia dan negara2 pada umumnya,  you're nothing but statistic.

Anda adalah komponen dari data statistic, dan dengan data statistik pemerintah akan (antara lain):  Alokasi anggaran depag (rumah ibadah, sarana prasarana, dll).
Kalau jumlah anda di statistik agama kecil, alokasi anggaran juga kecil.  Mungkin di Bali dan daerah tertentu lain anda tidak bisa melihat kenyataan ini.  Tapi kalau anda bisa keluar dari sikon tempat anda tinggal,  melihat daerah lain di mana umat Buddha secara statistic sangat minor, maka kenyataannya lain. 

Bisakah dibayangkan bahwa kalau populasi buddhis cuma 0.5% maka anggaran pemerintah daerah untuk anda juga cuma 0.5% bahkan kenyataan biasanya lebih kecil daripada itu?

Di Bali mungkin pas Waisak kalangan buddhis melihat poster Selamat Waisak di mana2, bahkan dari organisasi dan departemen pemerintah.  Tapi sekali lagi, di tempat yang kehadiran buddhisnya sangat minor bahkan hampir tidak eksis, tidak ada hal2 semacam itu.  Anda dianggap tidak ada.  Dharmasanti Waisak pun kepala daerah yang diundang enggan datang, hanya mengutus seorang kabag di kantornya saja untuk mewakili.

Jumlah buddhis sesungguhnya mungkin 2-3 kali dari data di pemerintah, tapi sayang yang punya agama saja tidak sudi mengaku dan mengisi KTPnya dengan agama lain.  Mungkin masih tersisa rasa rendah diri ataupun mana (kesombongan batin) untuk sekedar mengaku beragama Buddha. 8->
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 13 August 2012, 01:09:19 PM

kerepotan cuma di e-ktp, itu kecil..yg mualessss merubah banyak amitrasi...btw, getol amat sih ama ktp buddha? emagnya kalian yg 2 ini kalo beragama buddha lantas terjamin tidak terlahir di alam bawah? kalo masih mikir kuno spt itu..baca gih dhammapada kisah Tissa, yg jadi kutu...dia ini bahkan seorang Bhikkhu..masih aja terlahir di alam bawah..

so, ktp buddhis gunanya apa?


sama kegunaannya dengan ktp hindu... mau mantap... kolom agama di ktp di kosong-in... wkwkwkkww
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 13 August 2012, 02:43:42 PM
Jumlah buddhis sesungguhnya mungkin 2-3 kali dari data di pemerintah, tapi sayang yang punya agama saja tidak sudi mengaku dan mengisi KTPnya dengan agama lain.  Mungkin masih tersisa rasa rendah diri ataupun mana (kesombongan batin) untuk sekedar mengaku beragama Buddha. 8->
kalau misalnya menikah dengan yang bukan budis bagaimana? apa harus bersikukuh mengganti ktp?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Wirajhana on 13 August 2012, 03:06:53 PM
Malas dalam hal apa?  Pas di e-ktp tinggal bilang saja sama petugasnya, agama saya Buddha.  Selesai. Berat di mananya?  Lebih kepada masalah mental block anda saja.

Yup sy emang pemalas..dan ditambah komentar anda..malah semakin jelas bhw sy tidak perlu ubah KTP..nyapein diri gak guna.

Perlu dipisahkan antara kebenaran mutlak dan kebenaran umum.  Anda di masyarakat juga disebut manusia dan bukan dipanggil pancakhanda kan?  Kita hidup di Indonesia ya ikuti hukum dan administrasi di Indonesia.  Jawaban di atas nggak nyambung dan cuma ngeles.com

Jawabanmu ini bener jaka sembung..ditanya bukti, udah gak ada malah cuap2 gak nyambung..semakin jelas aja yg ber ktp-agama Buddha juga telah bermusavada :)

..eh malah gak tau kalo dirinya telah bermusavada...kesian :)

terusterang dengan jawaban tanpa bukti dari anda ini..dan ngajak2 sy bermusavada pada kolom agama = buddha..malah membuat sy MAKIN tidak melihat gunanya ber-ktp Buddhis..maap gak tertarik berktp buddhis sama sekali. Sry.

btw,
dari aksi jaka sembungmu ditanya bukti, mungkin krn kamu gak mampu..ya udah deh...tantangan ini sy perluas pada seluruh orang yg ber-ktp buddha..ada yg mampu bawa bukti gak?.....   :-?

Gw tahu hal ini dari bercakap2 dengan seorang pejabat di depag.  Tempat di mana beliau bekerja tidak perlu saya sebutkan.  Dia juga orang Bali.  Dan dia mengatakan seperti yang gw tulis.

No bukti = hoax...sekarang kamu LIVE dengan orang ber ktp hindu, bali..dan mengatakan sebaliknya..sy adalah living proof..sedangkan anda sedang mendemonstrasikan jadi living hoax  ;D...hehehehehe

Kembali jawaban ngeles dan ketidakperdulian.

Di Indonesia dan negara2 pada umumnya,  you're nothing but statistic.

Anda adalah komponen dari data statistic, dan dengan data statistik pemerintah akan (antara lain):  Alokasi anggaran depag (rumah ibadah, sarana prasarana, dll).
Kalau jumlah anda di statistik agama kecil, alokasi anggaran juga kecil.  Mungkin di Bali dan daerah tertentu lain anda tidak bisa melihat kenyataan ini.  Tapi kalau anda bisa keluar dari sikon tempat anda tinggal,  melihat daerah lain di mana umat Buddha secara statistic sangat minor, maka kenyataannya lain. 

Bisakah dibayangkan bahwa kalau populasi buddhis cuma 0.5% maka anggaran pemerintah daerah untuk anda juga cuma 0.5% bahkan kenyataan biasanya lebih kecil daripada itu?

Di Bali mungkin pas Waisak kalangan buddhis melihat poster Selamat Waisak di mana2, bahkan dari organisasi dan departemen pemerintah.  Tapi sekali lagi, di tempat yang kehadiran buddhisnya sangat minor bahkan hampir tidak eksis, tidak ada hal2 semacam itu.  Anda dianggap tidak ada.  Dharmasanti Waisak pun kepala daerah yang diundang enggan datang, hanya mengutus seorang kabag di kantornya saja untuk mewakili.

Jumlah buddhis sesungguhnya mungkin 2-3 kali dari data di pemerintah, tapi sayang yang punya agama saja tidak sudi mengaku dan mengisi KTPnya dengan agama lain.  Mungkin masih tersisa rasa rendah diri ataupun mana (kesombongan batin) untuk sekedar mengaku beragama Buddha. 8->

Woi...mana itu kamu juga punya..bahkan pun jika ada manusia anagami dimuka bumi ini..MANA ya tetep aja ada..so apa yg mau kamu ketengahkan disini..cobalah berkomentar relevan..gak usah gak nyambung mulu..

btw, sy masih gak butuh ber KTP- BUDDHIS...koq..sumpah..

Statistik?
hehehehe..gak usah jauh2 promosi gak mutu..nih sy punya sample bagus tingkah orang2 ber KTP BUDDHIS..yaitu di kejadian terakhir ttg rohingya..justru yg berKTP BUDDHIS g****knya gak karuan ikut2 gak jelas dukung aksi hoax :)
[termasuk yg di acara konprensi pers dengan PBNU yaitu termasuk magabuddhis..theravada dll yg ikut ngutukin gak karuan tanpa jelas apa yg terjadi..hehehehe..]

sungguh mengharukan liat sample2 yg ber KTP buddhis...

Btw,
dari hasil sy tidak ber-ktp buddhis, sy juga tidak liat ada kendala..baik ke atas, kebawah, kanan, kiri, depan, belakang..seluruh penjuru arah...gak ada tuh kendalanya...

O ya..saya mau cuap2 dikit ah...

Di kehidupan ini Sy adalah Buddhis google?....sy jadi Buddhis karena google dan bukan karena kawin, ato denger ceramah dari bhante2..Bahkan kalo gara-gara tidak ber-KTP buddhis akan mengakibatkan gw gak boleh ke vihara lagi utk dana makanan..sama sekali gw gak pusing tuh..sumpah...

jika itu saja kolom agama = buddhis di KTP tidak pengaruh..maka apa gunanya sy berKTP BUDDHIS?

Sy + anak ikut pabajja sementara.. istri sy juga ikut atthasilani...dan KTP KAMI TETEP AJA HINDU, tuh...so, di sample ini...lagi-lagi gak ada gunanya

trus misalnya ada aturan bhw yg berktp non buddhis gak boleh ikut pabajja lagi...lah emang gw pikirin..Bhante Tissa saja sudah bhikkhu bisa aja jadi KUTU :)

apalagi setelah mendengar sendiri apa yg diajarkan di kepabajjaan..tidak juga lebih baik dari yg saya dapatkan di google..malah banyak dari mereka [para bhikkhu], banyak yg masih memegang pandangan tidak sesuai google :) hehehehe..alias lebih percaya kata kitab komentar daripada sutta2..hehehe..makin gak tertarik sy di cekoki utk cuci otak gak jelas...dan juga merasa beruntung kalo anak2 sy gak sekolah minggu :)

selama ini mereka tetep aja belajar AGAMA HINDU utk nilai di sekolah...dan tetep aja tiap hari melakukan meditasi..dan lumayan sering berdana..serta sy pastikan mereka menjalankan 5 sila dan disetiap bulan penuh dan bulan mati menjalankan UPOSATHA...

dan semua ini..gak ada pengaruhnya alias gak ada hubugannya dengan kolom agama = buddhis di KTP!!!

So apa gunanya berktp buddhis?

Kalo mati gimana?

mudah..kalo sy mati...istri sy sanggup menyelenggarakan prosesi alakadarnya..
istri sy mati?..sama...
Saya dan istri sy mati?..keluarga sy yg menyelenggarakan..semua mati..ya biarin aja..mau dibuang di got kek...tempat sampah kek..I just dont damn care

Gak ada bhante di muka bumi ini juga saya gak pusing..apalagi ada bhante..bhante gak mau datang juga saya gak pusing..toh udah mati dan udah terlahir kembali sebelum bhantenya sy hubungi

...dan ketika mau lahir...kembali juga gak akan pernah ada pertanyaan....ehhhh KTP KAMU BUDDHIS/BUKAN? :)

see...dari sisi manapun sy tetep gak liat GUNANYA ber KTP Buddhis :)

Jadi, kecuali anda dapat menunjukan bukti bhw secarik kertas = jaminan alam bawah tertutup..maka baru kita bercuap2 lagi..tapi selama belum ada...maka emang gak ada gunanya buat sy ber ktp-buddhis

Ada lagi?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Wirajhana on 13 August 2012, 03:09:34 PM
sama kegunaannya dengan ktp hindu... mau mantap... kolom agama di ktp di kosong-in... wkwkwkkww

Yah..ngasih saran bolak balik...koq malah nyusahin..sy ber KTP hindu aja idup gw baik2 aja koq.. :)
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 13 August 2012, 06:03:30 PM
No bukti = hoax...sekarang kamu LIVE dengan orang ber ktp hindu, bali..dan mengatakan sebaliknya..sy adalah living proof..sedangkan anda sedang mendemonstrasikan jadi living hoax  ;D...hehehehehe

Nope. Absolutely wrong.  :P

Orang bali itu, beragama Buddha, berKTP Buddha, menjadi pejabat di salah satu kantor depag, berasal dari daerah ....... di Bali, keluarga juga di sana.  Gw tidak beberkan lebih lanjut karena kita tahu sendiri adat di Bali begitu keras, takut nanti kenapa-napa terutama keluarganya di sana.   Dulu dalam kasus yang lain pernah ada yang sampai diusir dari desa adat dan ada juga yang dilarang dikuburkan di desanya kan?

Soal pernyataan anda yang lainnya, EGP.  Emang gw pikirin. 

Up to you.  Hidup bli kumaha bli lah...  ;D

Juga nanti putra-putri anda cukup kawin di pura saja, karena kalau kawin di vihara nanti diminta KTPnya..... repot.  Vihara / majelis buddha gak mau nanti dituntut orang hindu koq berani2 ngawinkan orang hindu secara buddhis.  Musti teken surat pernyataan lagi nanti  :whistle:
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Wirajhana on 13 August 2012, 07:47:20 PM
Nope. Absolutely wrong.  :P

Orang bali itu, beragama Buddha, berKTP Buddha, menjadi pejabat di salah satu kantor depag, berasal dari daerah ....... di Bali, keluarga juga di sana.  Gw tidak beberkan lebih lanjut karena kita tahu sendiri adat di Bali begitu keras, takut nanti kenapa-napa terutama keluarganya di sana.   Dulu dalam kasus yang lain pernah ada yang sampai diusir dari desa adat dan ada juga yang dilarang dikuburkan di desanya kan?

Soal pernyataan anda yang lainnya, EGP.  Emang gw pikirin. 

Up to you.  Hidup bli kumaha bli lah...  ;D

Wew, ternyata cuma rumors yg di pajang...pantes gak mampu ngasih bukti.. :) Ya saya maklumi..
tentang pernyataan gw yg lain...ya, kamu gak jangan lagi membebani pikiranmu..Lah urusan suruh nunjukin bukti sampe sekarang aja masih 0 (nol) besar...apalagi ditambahi beban urusan lain..bisa kelenger kamu ntar  :)


Juga nanti putra-putri anda cukup kawin di pura saja, karena kalau kawin di vihara nanti diminta KTPnya..... repot.  Vihara / majelis buddha gak mau nanti dituntut orang hindu koq berani2 ngawinkan orang hindu secara buddhis.  Musti teken surat pernyataan lagi nanti  :whistle:

loh katanya EGP...hidup gw gimana gw aja...koq malah jadi mikirin anak gw mo kawin di mana..
bener2 gak konsisten anda ini.

ada lagi?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 14 August 2012, 04:48:07 AM
di forum ini, diskusinya gini semua ya? ada enggak ya, thrit yang berisi diskusi yang sehat?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 14 August 2012, 05:51:22 AM
di forum ini, diskusinya gini semua ya? ada enggak ya, thrit yang berisi diskusi yang sehat?

tentunya ada !
wong anda baru, kemudian baca sedikit !
tapi protes kok seperti penguasa DC. =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: cumi polos on 14 August 2012, 07:04:52 AM
protes bagus, berarti otaknya bekerja... :))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 14 August 2012, 12:34:06 PM
protes bagus, berarti otaknya bekerja... :))

atau ego-nya yang bekerja ?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 14 August 2012, 04:21:28 PM
tentunya ada !
wong anda baru, kemudian baca sedikit !
tapi protes kok seperti penguasa DC. =))

kalau ada, mana donk link nya?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 14 August 2012, 05:47:11 PM
Ikutan share dikit yah.

Malas dalam hal apa?  Pas di e-ktp tinggal bilang saja sama petugasnya, agama saya Buddha.  Selesai. Berat di mananya?  Lebih kepada masalah mental block anda saja.
Kalau saya soal ini bukan masalah 'mental block', tapi memang tidak merasa ada pengaruh apa2 dalam ganti 'status'.


Quote
Di Indonesia dan negara2 pada umumnya,  you're nothing but statistic.
Buddha's teaching is about what you do, not about 'your position in statistic'. Kecuali jika misalnya perlu dukungan statistik untuk kemudahan birokrasi (contohnya untuk bangun vihara, di area sekitar perlu x warga beragama Buddha, dan pada saat itu masih kurang), maka saya tidak masalah 'merepotkan diri' jadi Buddhis.


Quote
Anda adalah komponen dari data statistic, dan dengan data statistik pemerintah akan (antara lain):  Alokasi anggaran depag (rumah ibadah, sarana prasarana, dll).
Kalau jumlah anda di statistik agama kecil, alokasi anggaran juga kecil.  Mungkin di Bali dan daerah tertentu lain anda tidak bisa melihat kenyataan ini.  Tapi kalau anda bisa keluar dari sikon tempat anda tinggal,  melihat daerah lain di mana umat Buddha secara statistic sangat minor, maka kenyataannya lain. 
Ini seperti sebelumnya, kalau memang bisa berarti, tidak masalah dilakukan. Tapi sejujurnya melihat 'wajah' Buddhisme di Indonesia, kalau bisa saya justru pilih 'bukan Buddhis'.


Quote
Bisakah dibayangkan bahwa kalau populasi buddhis cuma 0.5% maka anggaran pemerintah daerah untuk anda juga cuma 0.5% bahkan kenyataan biasanya lebih kecil daripada itu?

Di Bali mungkin pas Waisak kalangan buddhis melihat poster Selamat Waisak di mana2, bahkan dari organisasi dan departemen pemerintah.  Tapi sekali lagi, di tempat yang kehadiran buddhisnya sangat minor bahkan hampir tidak eksis, tidak ada hal2 semacam itu.  Anda dianggap tidak ada.  Dharmasanti Waisak pun kepala daerah yang diundang enggan datang, hanya mengutus seorang kabag di kantornya saja untuk mewakili.
Kembali ke topiknya, anggaran pemerintah daerah, ucapan selamat, pengakuan, dan lain-lain, apakah menjadi faktor penentu dalam kemajuan bathin?


Quote
Jumlah buddhis sesungguhnya mungkin 2-3 kali dari data di pemerintah, tapi sayang yang punya agama saja tidak sudi mengaku dan mengisi KTPnya dengan agama lain.  Mungkin masih tersisa rasa rendah diri ataupun mana (kesombongan batin) untuk sekedar mengaku beragama Buddha. 8->
Betul, kalau saya memang kadang malu ngaku Buddhis. Selain sering disalah-kaprah aliran2 tertentu (Maitreya, LSY, klenik, dan aneka aliran ajaib lainnya), juga saya belum ketemu sosok bhikkhu yang bisa saya banggakan, terutama dari sisi vinaya.


Juga nanti putra-putri anda cukup kawin di pura saja, karena kalau kawin di vihara nanti diminta KTPnya..... repot.  Vihara / majelis buddha gak mau nanti dituntut orang hindu koq berani2 ngawinkan orang hindu secara buddhis.  Musti teken surat pernyataan lagi nanti  :whistle:
Buddha tidak pernah mengajarkan 'kawin cara Buddhis'. Itu adalah perihal budaya dan Buddha tidak pernah mempermasalahkan budaya dan ritual selama seseorang memiliki pandangan benar dan juga tidak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat (misalnya ritual pengorbanan makhluk hidup). Jadi seseorang kawin dengan adat apapun tidak akan mengubah 'kebuddhisannya' selama dia hidup dalam dhamma.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: agus Suhendra on 14 August 2012, 07:31:35 PM
Inti dari seseorang menjalani kehidupan adalah "CITA KASIH" dan didalam ajaran Budha salam pembuka dalam setiap pertemuan adalah: "SEMOGA SEMUA MAHLUK BERBAHAGIA" dalam doa ini tersimpan makna yang sangat luhur yaitu ajaran cinta kasih, bukan hanya kepada sesama manusia, juga hewan dan segala sesuatu yang hidup baik yang kelihatan(kasat mata) maupun yang tak kelihatan. Dan inilah ajaran BUDHA yang sangat luhur menghendaki kita mencintai semua mahluk dengan hati yang tulus.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 14 August 2012, 07:43:09 PM
kalau ada, mana donk link nya?

kalau anda mau pintar harus cari sendiri.
kalau dicarikan, pintarnya tidak bertambah malah bodoh yang bertambah.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 14 August 2012, 09:57:55 PM
Ikutan share dikit yah.
Kalau saya soal ini bukan masalah 'mental block', tapi memang tidak merasa ada pengaruh apa2 dalam ganti 'status'.

Jadi bhikkhu2 dan umat pengikut Sang Buddha dulu juga nggak perlu ngaku2 buddhis (buddhis di sini dalam arti mengikuti ajaran seorang buddha atau umat buddha).   :whistle:

Mereka kan tadinya brahmin, kalau ditanya orang bilang aja tetap brahmin, begitu?  Gak ngaruh kan.  Di bagian mana di RAPB anda baca murid Sang Buddha seperti itu?

Quote
Buddha's teaching is about what you do, not about 'your position in statistic'. Kecuali jika misalnya perlu dukungan statistik untuk kemudahan birokrasi (contohnya untuk bangun vihara, di area sekitar perlu x warga beragama Buddha, dan pada saat itu masih kurang), maka saya tidak masalah 'merepotkan diri' jadi Buddhis.

KTP kan memang untuk itu  #-o

Cuma ngisi kolom agama dengan kata "Buddha" saja anda repot.  :o

Quote
Ini seperti sebelumnya, kalau memang bisa berarti, tidak masalah dilakukan. Tapi sejujurnya melihat 'wajah' Buddhisme di Indonesia, kalau bisa saya justru pilih 'bukan Buddhis'.

Anda mencari kambing hitam soal KTP anda agamanya = lain

Quote
Kembali ke topiknya, anggaran pemerintah daerah, ucapan selamat, pengakuan, dan lain-lain, apakah menjadi faktor penentu dalam kemajuan bathin?

Kalau anda masuk hutan, bertapa dan menyendiri ya gapapa.

Tapi dalam bermasyarakat dan bernegara, perlu.  Bukan yang dipersoalkan "yang penting kemajuan batinnya".

Quote
Betul, kalau saya memang kadang malu ngaku Buddhis. Selain sering disalah-kaprah aliran2 tertentu (Maitreya, LSY, klenik, dan aneka aliran ajaib lainnya), juga saya belum ketemu sosok bhikkhu yang bisa saya banggakan, terutama dari sisi vinaya.

Justru kewajiban anda untuk meluruskan anggapan yang keliru di masyarakat, bukan malah bersembunyi dalam tempurung dengan mengganti agama di KTP.  Kura2 dalam perahu.

Quote
Buddha tidak pernah mengajarkan 'kawin cara Buddhis'. Itu adalah perihal budaya dan Buddha tidak pernah mempermasalahkan budaya dan ritual selama seseorang memiliki pandangan benar dan juga tidak melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat (misalnya ritual pengorbanan makhluk hidup). Jadi seseorang kawin dengan adat apapun tidak akan mengubah 'kebuddhisannya' selama dia hidup dalam dhamma.

Lantas dengan demikian apakah anda mau kawin secara hindu, kr1sten, atau 15lam ?

Kemudian pas upacara kawinnya anda baca doanya secara agama itu, dan minta restu dari mahkluk adikuasanya?  [-X

Maaf, IMHO semua yang di atas naive sekali.  8-}
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 14 August 2012, 11:09:14 PM
Lantas dengan demikian apakah anda mau kawin secara hindu, kr1sten, atau 15lam ?

Kemudian pas upacara kawinnya anda baca doanya secara agama itu, dan minta restu dari mahkluk adikuasanya?  [-X

Maaf, IMHO semua yang di atas naive sekali.  8-}
ya memang kenapa? naive?
saya diberkati di gereja, ikut katekisasi, berarti aye kr****n, ga boleh ya bagi budis? haram?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 14 August 2012, 11:12:53 PM
ya memang kenapa? naive?
saya diberkati di gereja, ikut katekisasi, berarti aye kr****n, ga boleh ya bagi budis? haram?

Kawinnya sesudah apa sebelum menganut buddhis?
Ikut katekisasinya sesudah apa sebelum menganut buddhis?

Kalau sesudah menganut buddhis, apa alasan anda ikut kedua ritual di atas?  Untungnya apa buat anda?
Apa itu bukan naive?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 14 August 2012, 11:14:19 PM
emangnya Ryu Buddhist?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 14 August 2012, 11:21:50 PM
emangnya Ryu Buddhist?

Wah, kalau Global Moderator DC ternyata seorang kat0L1k sampai sekarang, berarti statement Reply #239 gw di atas salah.  :-? ^:)^

Ternyata memang orangnya non Buddhis, tidak bisa dimasukkan dalam topik pembicaraan yg gw maksudkan  ::)
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: bangun _pw on 14 August 2012, 11:54:22 PM
Wah, kalau Global Moderator DC ternyata seorang kat0L1k sampai sekarang, berarti statement Reply #239 gw di atas salah.  :-? ^:)^

Ternyata memang orangnya non Buddhis, tidak bisa dimasukkan dalam topik pembicaraan yg gw maksudkan  ::)
^-^ ^-^

tp emang menjadi polemik...jadinya perlu2 tp tidak penting...

  :-? btw sekarang yang jadi moderator opah ryu doank pa??apa gak cape yew
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: bangun _pw on 15 August 2012, 12:13:39 AM
Barusan saya lihat status di FB yang menghimbau agar seseorang belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha. Dalam himbauan tersebut, ada semacam kesan seakan-akan seseorang akan memperoleh manfaat yang diharapkan dengan mempelajari ajaran Buddha meskipun ia sendiri berasal dari agama lain. Pertanyaannya, benarkah dengan masih mengakui agama lain sebagai agamanya, seseorang benar-benar akan memperoleh manfaat yang semestinya dengan mempelajari ajaran Buddha?

saya rasa si dapat2 aja manfaatnya...
misal inti ajaran buddha sila, samadhi dan panna...seseorang menjalankan silanya saja...dia sudah memperoleh banyak manfaat..atau samadhinya saja...bisa juga panna-nya aja....apalagi ke 3-3-nya...
orang terbiasa dengan label...begitu jg saya sendiri...kadang terkekang karena label..pilih ini....gak cocok yang itu..

menurut saya meskipun agama lain namun bisa menerima, mempraktekan ajaran buddha aja sudah sangat luar biasa...karena be2rapa orang bilang ini  "KUNO"
dah gak jaman... (mungkin kalo hanya melihat ritualnya)
yah syukur2 yang ber ktp buddha gak kalah ma yg gak ber ktp buddha dalam mempraktekannya ajaran kebuddhaanya...
saya sendiri masih kesulitan...
karena menurut saya bertemu dengan ajaran buddha adalah karma baik yang sangat luarbiasa...

lagi2 saya bilang perlu gak perlu.....kenapa saya bilang perlu? jawabannya utk generasi penerus...mungkin nanti anak2nya dapat langsung mempelajari tanpa harus mencari2 arti sebuah kehidupan....jadi si anak langsung dapat karma baik tuh (menurut saya)
gak perlunya??hak asasi....karena tidak ada paksaan (karena lebih baik beragama lain namun dia bnar2 menjalankan kebuddhisannya, daripada tidak sama sekali atau tidak tahu sama sekali lantas menjelek2an ajaran buddha)



hanya opini pribadi   ^:)^ ^:)^
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: khiong on 15 August 2012, 06:23:50 AM
emangnya Ryu Buddhist?
  :o ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 15 August 2012, 06:59:21 AM
emangnya Ryu Buddhist?
pikir2 emang bukan ya =)) ke vihara dah ga pernah lagi, baca liam keng dah ga pernah lagi, meditasi ga pernah, tisarana blom, berarti aye emang bukan budis ding, case closed :D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 07:00:36 AM
  :o ;D

Gw juga  :o bro, maklum kita sama2 orang baru di DC  ;)
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 15 August 2012, 07:01:45 AM
Kawinnya sesudah apa sebelum menganut buddhis?
Ikut katekisasinya sesudah apa sebelum menganut buddhis?

Kalau sesudah menganut buddhis, apa alasan anda ikut kedua ritual di atas?  Untungnya apa buat anda?
Apa itu bukan naive?
kawin sesudah ga ke vihara lagi ding
katekisasi sesudah ga ke vihara lagi ding
berarti emang aye kr****n ding :D

dan untung waktu dulu ke vihara ga di periksa ktp, kalau di periksa takut di bilang naive, ngapain kr****n ke vihara =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 07:11:02 AM
kawin sesudah ga ke vihara lagi ding
katekisasi sesudah ga ke vihara lagi ding
berarti emang aye kr****n ding :D

dan untung waktu dulu ke vihara ga di periksa ktp, kalau di periksa takut di bilang naive, ngapain kr****n ke vihara =))

Open case lagi kah?  ::)

Berarti pertanyaan di bawah masih relevan, belum anda jawab.  :-?

Kawinnya sesudah apa sebelum menganut buddhis?
Ikut katekisasinya sesudah apa sebelum menganut buddhis?

Kalau sesudah menganut buddhis, (1)apa alasan anda ikut kedua ritual di atas (2) Untungnya apa buat anda?
Apa itu bukan naive?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 15 August 2012, 07:13:16 AM
Open case lagi kah?  ::)

Berarti pertanyaan di bawah masih relevan, belum anda jawab.  :-?

saya tanya, kalau di indonesia boleh menikah beda agama?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 07:17:59 AM
saya tanya, kalau di indonesia boleh menikah beda agama?

Oo, demi cinta  :)) ^:)^ ^-^

Kenapa si istri yang nggak ikut suami ?   Jadi ingat lagunya Sule :x :whistle: 
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 15 August 2012, 07:22:16 AM
Oo, demi cinta  :)) ^:)^ ^-^

Kenapa si istri yang nggak ikut suami ?   Jadi ingat lagunya Sule :x :whistle: 
karena ktp aye memang kr****n
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 15 August 2012, 09:27:16 AM
Jadi bhikkhu2 dan umat pengikut Sang Buddha dulu juga nggak perlu ngaku2 buddhis (buddhis di sini dalam arti mengikuti ajaran seorang buddha atau umat buddha).   :whistle:
Betul. Mereka boleh saja mengakui secara terbuka, tapi apakah mengaku atau tidak, apalah bedanya? Apakah orang untuk berdana, menjaga sila, mengembangkan samadhi dan panna harus dengan mengaku Buddhis dulu?

Quote
Mereka kan tadinya brahmin, kalau ditanya orang bilang aja tetap brahmin, begitu?  Gak ngaruh kan.  Di bagian mana di RAPB anda baca murid Sang Buddha seperti itu?
Bagian mana di RAPB yang dikatakan menyatakan status berpengaruh pada perkembangan bathin?

Quote
KTP kan memang untuk itu  #-o

Cuma ngisi kolom agama dengan kata "Buddha" saja anda repot.  :o
Saya tidak merasa 'repot', hanya merasa tidak ada manfaatnya. Walau tak merepotkan, untuk apa melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya?

Quote
Anda mencari kambing hitam soal KTP anda agamanya = lain
Kambing hitam? Memang ada kesalahan yang terjadi yang perlu dilimpahkan? Atau jangan-jangan anda menganggap Buddhis dengan KTP non-Buddhis adalah pembuat kesalahan?

Quote
Kalau anda masuk hutan, bertapa dan menyendiri ya gapapa.

Tapi dalam bermasyarakat dan bernegara, perlu.  Bukan yang dipersoalkan "yang penting kemajuan batinnya".
Baca topiknya, bung. TS bicara manfaat spiritual tanpa perlu mengganti 'merk', bukan masalah administrasi dan kewarganegaraan.

Quote
Justru kewajiban anda untuk meluruskan anggapan yang keliru di masyarakat, bukan malah bersembunyi dalam tempurung dengan mengganti agama di KTP.  Kura2 dalam perahu.
Jadi saya yang punya kewajiban? Sejak kapan ada tanggungjawab seperti itu dibebankan ke umat yah?

BTW, "kura-kura dalam perahu" itu artinya "pura-pura ga tahu".


Quote
Lantas dengan demikian apakah anda mau kawin secara hindu, kr1sten, atau 15lam ?

Kemudian pas upacara kawinnya anda baca doanya secara agama itu, dan minta restu dari mahkluk adikuasanya? 
Saya ga masalah dengan tata cara perkawinan, yang penting pasangannya cocok. Anda mungkin menganggap ada sesuatu dalam tata cara, tapi saya bukan penganut silabbataparamasa. Jadi maaf, kita memang berbeda.


Quote
[-X

Maaf, IMHO semua yang di atas naive sekali.  8-}
Saya tunggu anda yang tidak naif untuk mengubah wajah Buddhisme di Indonesia.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 09:57:53 AM
Quote from: sanjiva on Yesterday at 10:57:55 PM
    Jadi bhikkhu2 dan umat pengikut Sang Buddha dulu juga nggak perlu ngaku2 buddhis (buddhis di sini dalam arti mengikuti ajaran seorang buddha atau umat buddha).
   :whistle:
-------------------
Betul. Mereka boleh saja mengakui secara terbuka, tapi apakah mengaku atau tidak, apalah bedanya? Apakah orang untuk berdana, menjaga sila, mengembangkan samadhi dan panna harus dengan mengaku Buddhis dulu?

Gak usah muter2 sampai ke dana, sila, samadhi.

Bhikkhu2 dulu aja mengaku terbuka kalau ditanya.  Masak anda ditanya agama apa tidak mau ngaku?  Masak nanya bedanya apa?  Tanya aja ke bhante2 Thera tersebut  #-o

Quote
Quote from: sanjiva on Yesterday at 10:57:55 PM
Mereka kan tadinya brahmin, kalau ditanya orang bilang aja tetap brahmin, begitu?  Gak ngaruh kan.  Di bagian mana di RAPB anda baca murid Sang Buddha seperti itu?

---------------
Bagian mana di RAPB yang dikatakan menyatakan status berpengaruh pada perkembangan bathin?

Kembali jawaban anda muter2.

Di mana di RAPB, pada saat bhikkhu siswa Sang Buddha ditanya "Anda ikut ajaran siapa?"  atau "Siapa guru Anda?"  Apakah beliau2 ini jawabnya muter2 seperti anda atau mereka langsung jawab "Saya murid Sang Buddha", atau "Guru saya adalah Sang Buddha".

Quote
Quote from: sanjiva on Yesterday at 10:57:55 PM
KTP kan memang untuk itu  #-o
Cuma ngisi kolom agama dengan kata "Buddha" saja anda repot.
  :o
-----------------
Saya tidak merasa 'repot', hanya merasa tidak ada manfaatnya. Walau tak merepotkan, untuk apa melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya?

Tatiyampi muter2.

Tidak repot tapi merasa tak ada manfaatnya?  Anda tahu statistik tidak?  Ataukah hanya ego yang sedemikian tinggi?

Quote
Saya ga masalah dengan tata cara perkawinan, yang penting pasangannya cocok. Anda mungkin menganggap ada sesuatu dalam tata cara, tapi saya bukan penganut silabbataparamasa. Jadi maaf, kita memang berbeda.

Ini melencengkan pembicaraan.

Apakah anda tahu apa isi pernyataan juga janji perkawinan secara Kr15ten atau 15lam?

Anda minta tuhan memberkati anda, anda bertekad menjalankan firman tuhan untuk berpasang2an, untuk beranakpinak memenuhi bumi ini sesuai perintah tuhan.  Untuk mendidik anak2 menjadi kr15ten dan musl1m yang baik?

Apakah anda pikir itu permintaan dan pernyataan basa basi aja, musavada juga gak papa?   

Bukan naive kah itu namanya?

Yup, memang beda.  Gw orang yg tidak plinthat plintut, ditanya agama apa ya gw jawab agama Buddha.  Demikian pula isian KTP gw.

Kalau malu, takut, rendah diri, masa bodoh, merasa tinggi sudah di luar duniawi, yah silahkan saja sembunyikan agama anda dari KTP.  Yang jelas semua mengaku sama sekali tidak repot, jadi bukan karena alasan repotnya.

Gw cukupkan diskusi ini apabila tidak ada bahasan yang lain selain muter2 seperti di atas.
 _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 15 August 2012, 10:12:17 AM
Jadi kalau ada seseorang yang mau belajar agama budha harus merubah ktpnya ya? Apa itu syarat nya?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 10:18:18 AM
Jadi kalau ada seseorang yang mau belajar agama budha harus merubah ktpnya ya? Apa itu syarat nya?

Kalau pertanyaanya: "Kenapa harus rubah KTP kalau sudah ikut agama Buddha, sudah visudhi, sudah kawin secara buddhis, sudah belajar agama Buddha, sudah ini sudah itu ?

Jawabnya:  Kenapa tidak ?

(khusus Ryu, karena tidak visudhi, tidak kawin buddhis, tidak ke vihara, tidak baca keng, tidak ini tidak itu, ya memang jadi pengecualian, tidak perlu emang).   ;D
(http://www.pic4ever.com/images/bl9.gif)
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 15 August 2012, 10:30:53 AM
Kalau pertanyaanya: "Kenapa harus rubah KTP kalau sudah ikut agama Buddha, sudah visudhi, sudah kawin secara buddhis, sudah belajar agama Buddha, sudah ini sudah itu ?

Jawabnya:  Kenapa tidak ?

(khusus Ryu, karena tidak visudhi, tidak kawin buddhis, tidak ke vihara, tidak baca keng, tidak ini tidak itu, ya memang jadi pengecualian, tidak perlu emang).   ;D
(http://www.pic4ever.com/images/bl9.gif)

Kalau kawinnya secara hindu? Khan ktp nya hindu? Apa harus mengganti jadi budha karena telah visudhi dll?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Forte on 15 August 2012, 10:32:16 AM
karena ktp aye memang kr****n
bukannya ryuyana yak :))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 10:37:52 AM
Kalau kawinnya secara hindu? Khan ktp nya hindu? Apa harus mengganti jadi budha karena telah visudhi dll?

Untuk si wira, kan gw udah EGP  :D

Nanya nih, Bapak Djamal Bakir tadinya musl1m, kawin secara 15slam, trus jadi buddhis dan jadi bhikkhu malahan.  Nama beliau sekarang bhante Khantidaro. 

Nah kira2 KTPnya masih 15lam atau sudah ganti jadi buddhis?  :whistle:
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 15 August 2012, 10:48:13 AM
Seorang Samanera yang sudah belasan tahun pake jubah pun di KTPnya tertulis ISLAM, bagaimana dengan kasus ini?

Maaf, Samanera!
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 10:51:20 AM
Seorang Samanera yang sudah belasan tahun pake jubah pun di KTPnya tertulis ISLAM, bagaimana dengan kasus ini?

Maaf, Samanera!

Samanera selama belasan tahun?  ::)

Nggak naik2 jadi bhikkhu ya?  ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 15 August 2012, 10:57:13 AM
Samanera selama belasan tahun?  ::)

Nggak naik2 jadi bhikkhu ya?  ;D

kenapa disebut "naik", apakah seorang yg lebih suka menjadi samanera disebut "tidak naik"?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 15 August 2012, 11:17:59 AM
bukannya ryuyana yak :))

pengikutnya masih sedikit nih  =))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Wirajhana on 15 August 2012, 11:20:31 AM
Kalau pertanyaanya: "Kenapa harus rubah KTP kalau sudah ikut agama Buddha, sudah visudhi, sudah kawin secara buddhis, sudah belajar agama Buddha, sudah ini sudah itu ?

Jawabnya:  Kenapa tidak ?

kenapa tidak?
malassss, gak ada untungnya, merepotkan, dst..

dan dari membaca tanggapan-tanggapanmu ini..malah sekarang alasan gw utk TIDAK MENGUBAH KOLOM AGAMA di KTP bertambah dengan 1 (satu) alasan.

Apa itu?

Tidak berminat menyenangkan dirimu.

kemudian,
gw juga malah menjadi tertarik utk tau apa pikiran orang2 setelah membaca postinganmu, yaitu:

apakah tulisanmu ini akan menggairahkan mereka utk mengubah kolom agama di KTPnya atau tidak?

Utk itu,
setiap gw denger ada yg mo ganti kolom agama di ktp jadi buddhis..gw akan minta mereka meluangkan waktu SEBELUM melaksanakan niatnya mengubah KTP...agar baca alasanmu...

hehehehe...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 15 August 2012, 11:20:50 AM
Gak usah muter2 sampai ke dana, sila, samadhi.
Oh, kalau belajar Buddhisme bukan dana, sila, samadhi, panna, berarti memang definisi 'Buddhis' kita berbeda. Silahkan anda jalani "Buddhis Administrasi, Birokrasi & Statistik" anda. Saya tidak menanggapi lagi.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 11:21:48 AM
kenapa disebut "naik", apakah seorang yg lebih suka menjadi samanera disebut "tidak naik"?

Samanera = 10 sila, bhikkhu = 227 sila

Samanera jadi bhikkhu berarti silanya naik dari 10 jadi 227.

Kenapa lebih suka jadi samanera?  Kenapa lebih suka di SD terus kalau ada SMP, SMA ?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 15 August 2012, 11:25:00 AM
Samanera = 10 sila, bhikkhu = 227 sila

Samanera jadi bhikkhu berarti silanya naik dari 10 jadi 227.

Kenapa lebih suka jadi samanera?  Kenapa lebih suka di SD terus kalau ada SMP, SMA ?

tapi fakta di lapangan mengatakan, jadi bhikkhu ternyata lebih tidak bermoral daripada samanera? bagaimana menurut anda? Ada Bhikkhu yg mengaku Buddha hidup, ada Bhikkhu bergitar, ada bhikkhu tidak tau vinaya? semua ini belum saya lihat ada pada samanera.

jumlah sila hanya berguna jika dipraktikkan, bhikkhu yg tidak menjalankan vinaya tidak bisa  disebut memiliki 227 sila.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 15 August 2012, 11:39:10 AM
Baru saja tadi sekitar pukul 10 pagi, seorang teknisi datang ke kantor, kenalan lama. Dia tanya, 'ga ikutan?' (Kebaktian, maksudnya). Saya bilang, 'nggak'. Dia tanya, 'beda yah? emang aliran apa?' Baru mau jawab 'Buddhis', tapi timbul ingatan-ingatan: 'berhala', 'cung-cung-cep', 'black hole patta', 'klenik & gaib', 'vegextremist', dan juga ingat post tertentu di thread ini yang mengindikasikan lahirnya 'fasisme statistika'. Kontan saya "rendah diri" ngaku Buddhis, jadi saya jawab, 'aliran sesat' sambil guyon. Mungkin berikutnya saya akan menjawab "Zeusism" saja.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 15 August 2012, 11:39:37 AM
tapi fakta di lapangan mengatakan, jadi bhikkhu ternyata lebih tidak bermoral daripada samanera? bagaimana menurut anda? Ada Bhikkhu yg mengaku Buddha hidup, ada Bhikkhu bergitar, ada bhikkhu tidak tau vinaya? semua ini belum saya lihat ada pada samanera.

jumlah sila hanya berguna jika dipraktikkan, bhikkhu yg tidak menjalankan vinaya tidak bisa  disebut memiliki 227 sila.
oh iya bikhu bergitar ktpnya apa ya? budha?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 11:47:12 AM
tapi fakta di lapangan mengatakan, jadi bhikkhu ternyata lebih tidak bermoral daripada samanera? bagaimana menurut anda? Ada Bhikkhu yg mengaku Buddha hidup, ada Bhikkhu bergitar, ada bhikkhu tidak tau vinaya? semua ini belum saya lihat ada pada samanera.

jumlah sila hanya berguna jika dipraktikkan, bhikkhu yg tidak menjalankan vinaya tidak bisa  disebut memiliki 227 sila.

Kalau berbicara penyimpangan, semua memungkinkan terjadi penyimpangan.

Ada umat cewek bercerita bahwa dia dilecehkan seorang samanera, tangannya ditarik sambil samanera itu menjulurkan pen1snya agar si cewek memegangnya.

Ada bhikkhu yang parajika, menilep dana umat, main cewek dan sebagainya tapi ada pula yang dipercaya mencapai kesucian seperti Acharn Mun, Ajahn Toh, dsb.  Kalau di Indonesia ada bhikkhu yang dianggap 'alim' seperti bhante Pannyavaro misalkan. Lantas dengan demikian apakah tidak perlu jadi bhikkhu?  Masih ada bhikkhu yang bermoral yang menjalankan patimokkha, demikian pula masih ada samanera yang baik yang menjalankan dasasila.

Ilmu kungfu itu apalagi yang tingkat tinggi mampu membunuh manusia hanya dengan sekali pukulan bahkan sentuhan, lantas apakah dengan demikian tidak perlu belajar kungfu?

Pisau bisa membunuh manusia, bisa pula buat membantu proses memasak, apa pisau perlu ditinggalkan?
Latihan dan sila sudah diwariskan Sang Buddha secara sempurna, apa kita malah takut hanya karena ada yang menjalankannya menyimpang?

Istilah sekarang, itukan cuma oknum  :whistle: ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: bangun _pw on 15 August 2012, 11:57:45 AM
Baru saja tadi sekitar pukul 10 pagi, seorang teknisi datang ke kantor, kenalan lama. Dia tanya, 'ga ikutan?' (Kebaktian, maksudnya). Saya bilang, 'nggak'. Dia tanya, 'beda yah? emang aliran apa?' Baru mau jawab 'Buddhis', tapi timbul ingatan-ingatan: 'berhala', 'cung-cung-cep', 'black hole patta', 'klenik & gaib', 'vegextremist', dan juga ingat post tertentu di thread ini yang mengindikasikan lahirnya 'fasisme statistika'. Kontan saya "rendah diri" ngaku Buddhis, jadi saya jawab, 'aliran sesat' sambil guyon. Mungkin berikutnya saya akan menjawab "Zeusism" saja.



wah3 berat jg ya ....
saya sejak kecil/SD sering diejek penyembah berhala oleh anak2 disekitar saya...
entah mengapa saat itu biasa aja..tidak ada perasaan minder..
tp suatu waktu di SMP saya pernah berkelahi karena emosi yang memuncak,,dan akhirnya dia minta maaf...

menjadi minoritas memang membawa beban mental...bahkan sejak kecil...
karena berbagai faktor yang tidak mendukung..
dirasa orang aneh kalo orang pribumi beragama buddha

toleransi umat beragama kadang hanya selogan...
lg pula teman2 saya kebanyakan non buddhis..dan mereka sangat baik..
tentu dsaat mereka berkunjung di tempat saya, saya akan mengingatkan dia jika jam2 sholat tiba..(jika muslim)
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 15 August 2012, 12:15:25 PM
Kalau berbicara penyimpangan, semua memungkinkan terjadi penyimpangan.

Ada umat cewek bercerita bahwa dia dilecehkan seorang samanera, tangannya ditarik sambil samanera itu menjulurkan pen1snya agar si cewek memegangnya.

Ada bhikkhu yang parajika, menilep dana umat, main cewek dan sebagainya tapi ada pula yang dipercaya mencapai kesucian seperti Acharn Mun, Ajahn Toh, dsb.  Kalau di Indonesia ada bhikkhu yang dianggap 'alim' seperti bhante Pannyavaro misalkan. Lantas dengan demikian apakah tidak perlu jadi bhikkhu?  Masih ada bhikkhu yang bermoral yang menjalankan patimokkha, demikian pula masih ada samanera yang baik yang menjalankan dasasila.

Ilmu kungfu itu apalagi yang tingkat tinggi mampu membunuh manusia hanya dengan sekali pukulan bahkan sentuhan, lantas apakah dengan demikian tidak perlu belajar kungfu?

Pisau bisa membunuh manusia, bisa pula buat membantu proses memasak, apa pisau perlu ditinggalkan?
Latihan dan sila sudah diwariskan Sang Buddha secara sempurna, apa kita malah takut hanya karena ada yang menjalankannya menyimpang?

Istilah sekarang, itukan cuma oknum  :whistle: ;D

benar, maka jumlah sila tidak terbukti tidak menentukan kualitas spiritual seseorang, terutama jumlah sila yg tidak dijalankan. seorang samanera yg menjalankan dasasila plus 75 samanera sikha adalah lebih baik daripada seorang bhikkhu yg tidak menjalankan vinaya.

persoalannya bukan apakah perlu atau tidak perlu menjadi bhikkhu, tapi menjadi bhikkhu adalah pilihan seseorang. banyak orang jadi bhikkhu karena tergiur dengan kemudahan mendapatkan kemewahan tanpa perlu bekerja
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: pengemis on 15 August 2012, 12:33:55 PM
benar, maka jumlah sila tidak terbukti tidak menentukan kualitas spiritual seseorang, terutama jumlah sila yg tidak dijalankan. seorang samanera yg menjalankan dasasila plus 75 samanera sikha adalah lebih baik daripada seorang bhikkhu yg tidak menjalankan vinaya.

persoalannya bukan apakah perlu atau tidak perlu menjadi bhikkhu, tapi menjadi bhikkhu adalah pilihan seseorang. banyak orang jadi bhikkhu karena tergiur dengan kemudahan mendapatkan kemewahan tanpa perlu bekerja

siapa saja sebutkan jangan fitnah saja.. kalo tidak menyebutkan siapa saja saya hanya menganggap ini fitnahan... sudah sesat kayaknya anda...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 15 August 2012, 12:42:18 PM
siapa saja sebutkan jangan fitnah saja.. kalo tidak menyebutkan siapa saja saya hanya menganggap ini fitnahan... sudah sesat kayaknya anda...

saya menolak utk menyebutkan oknumnya, tapi jika anda bisa mengusahakan suatu persidangan atas diri saya, mungkin saya akan memberikan bukti2 dalam persidangan itu.

Bukankah di thread lain anda mengatakan bahwa saya yg tidak memahami ajaran Buddha tidak layak berdiskusi dengan anda yg memahami ajaran Buddha? kata orang tua ini namanya "menjilat ludah sendiri".
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: pengemis on 15 August 2012, 12:53:40 PM
saya menolak utk menyebutkan oknumnya, tapi jika anda bisa mengusahakan suatu persidangan atas diri saya, mungkin saya akan memberikan bukti2 dalam persidangan itu.

Bukankah di thread lain anda mengatakan bahwa saya yg tidak memahami ajaran Buddha tidak layak berdiskusi dengan anda yg memahami ajaran Buddha? kata orang tua ini namanya "menjilat ludah sendiri".

kan fitnah cuma orang fitnah aja yang ga bisa sebut siapa, atau memang ga tau hahaha... kalau tau dan ada pasti berani sebut..
menjilat ludah sendiri...? itu ditread ketuhanan bukan tread ini, yang jelas ditread itu saya tidak akan menjawab lebih lanjut pertanyaan anda.. kalau disini kan topiknya lain...
logika sd ya?
forum ini rusak karena ada orang2 sesat seperti kamu.. serigala dalam biri2
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 15 August 2012, 12:58:57 PM
kan fitnah cuma orang fitnah aja yang ga bisa sebut siapa, atau memang ga tau hahaha... kalau tau dan ada pasti berani sebut..

saya punya alasan utk tidak menyebutkan siapa oknumnya, karena itu bisa merusak reputasi orang itu. tapi kalau dalam suatu persidangan maka saya tidak bisa menolak untuk memberikan bukti2 di depan hakim. saya mengerti tentu sulit bagi anda utk mengerti hal ini, ini sudah diluar jangkauan anda.

Quote
menjilat ludah sendiri...? itu ditread ketuhanan bukan tread ini, yang jelas ditread itu saya tidak akan menjawab lebih lanjut pertanyaan anda.. kalau disini kan topiknya lain...
logika sd ya?
oh anda tidak berkata seperti itu di sana. tapi saya mulai menyukai gaya anda, semoga anda bisa bertahan cukup lama.

Quote
forum ini rusak karena ada orang2 sesat seperti kamu.. serigala dalam biri2

hmmm... benarkah? jadi bukan karena orang2 dungu macam anda?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: tesla on 15 August 2012, 01:02:02 PM
forum ini rusak krn ga sesuai harapan gue... ga sesuai dg keinginan gue... ga sesuai dg idealis gue... dst...
bilang aja gitu >:D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: pengemis on 15 August 2012, 01:37:56 PM
forum ini rusak krn ga sesuai harapan gue... ga sesuai dg keinginan gue... ga sesuai dg idealis gue... dst...
bilang aja gitu >:D
forum ini rusak krn ga sesuai harapan gue... ga sesuai dg keinginan gue... ga sesuai dg idealis gue... dst...
bilang aja gitu >:D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 15 August 2012, 01:43:57 PM
Kalau begitu ya bikin forum sendiri aja
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 15 August 2012, 01:59:37 PM
wah3 berat jg ya ....
saya sejak kecil/SD sering diejek penyembah berhala oleh anak2 disekitar saya...
entah mengapa saat itu biasa aja..tidak ada perasaan minder..
tp suatu waktu di SMP saya pernah berkelahi karena emosi yang memuncak,,dan akhirnya dia minta maaf...

menjadi minoritas memang membawa beban mental...bahkan sejak kecil...
karena berbagai faktor yang tidak mendukung..
dirasa orang aneh kalo orang pribumi beragama buddha

toleransi umat beragama kadang hanya selogan...
lg pula teman2 saya kebanyakan non buddhis..dan mereka sangat baik..
tentu dsaat mereka berkunjung di tempat saya, saya akan mengingatkan dia jika jam2 sholat tiba..(jika muslim)
;D Sebenernya saya sih santai-santai aja, sudah tidak tersinggung kalau dibilang gitu. Jika orang ingin diskusi baik2 atau belajar, saya tidak pernah enggan mengakui bahwa saya berpandangan Buddhisme, Theravada khususnya. Tapi di antara orang yang men-generalisir Buddhisme dengan hal-hal lainnya, maka saya lebih cocok menyatakan saya bukan Buddhis (yang seperti itu).

Toleransi itu memang dianut sebagian orang, tapi ditentang oleh kaum2 fanatik tertentu. Tidak di sini, di mana-mana juga sama sih. Jadi kembali ke pribadi masing2. Apapun agamanya (atau rasnya, warga negaranya, atau bahkan kastanya), kalau memang orang itu bisa toleransi, cocok dijadikan teman. Kalau orang rasis, fanatik, walaupun sama ras, sama agama, sepertinya tidak cocok juga dijadikan teman (menurut saya).


Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 15 August 2012, 02:18:26 PM
"Biri2"? ;D Kalo seorang Indra bisa 'manis' seperti 'biri2' bahkan seperenambelas bagian saja, maka T-Rex bisa makan kangkung.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 15 August 2012, 02:29:06 PM
"Biri2"? ;D Kalo seorang Indra bisa 'manis' seperti 'biri2' bahkan seperenambelas bagian saja, maka T-Rex bisa makan kangkung.


apakah yang manis seperti "biri2" ini seorang yang fanatik?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: juli wu on 15 August 2012, 02:31:17 PM
"Biri2"? ;D Kalo seorang Indra bisa 'manis' seperti 'biri2' bahkan seperenambelas bagian saja, maka T-Rex bisa makan kangkung.
;D :))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 15 August 2012, 02:36:18 PM
apakah yang manis seperti "biri2" ini seorang yang fanatik?
"Manis" ini bukan masalah fanatik atau tidak, tapi masalah tingkat 'kebrutalan'.
Aneh saja kalo ada yang menuduh Indra itu 'berbulu biri2'. Kalau "serigala berbulu buaya" masih OK lah. ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 15 August 2012, 04:50:43 PM
Kira-Kira kalau pada jaman Buddha masih hidup... ada-kah yang belajar dan praktek sesuai dengan ajaran Buddha (bahkan mungkin sering ikut mendengarkan khotbah dhamma), tetapi tidak mau di sebut sebagai pengikut Buddha ?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 06:11:14 PM
Kira-Kira kalau pada jaman Buddha masih hidup... ada-kah yang belajar dan praktek sesuai dengan ajaran Buddha (bahkan mungkin sering ikut mendengarkan khotbah dhamma), tetapi tidak mau di sebut sebagai pengikut Buddha ?

Ga ada.  Tidak ada murid Sang Buddha yang menyangkal Sang Buddha sebagai gurunya.

Kalau orang yang praktek sesuai ajaran Buddha dan mengaku sebagai muridnya Buddha tercatat dalam beberapa kejadian, antara lain:
Saat Sariputta yang masih pertapa pengembara ketika bertemu dengan YA. Asajji :
(RAPB hal.896) ***
...ia terlibat dalam pembicaraan kepada Thera dan berkata: "Teman, wajahmu demikian jernih dan tenang, kulitmu cerah dan bersih tanpa noda, kepada siapakah engkau belajarSiapakah gurumu? Dhamma siapakah yang engkau pelajari?"

YM. Asajji menjawab, "Teman, aku belajar di bawah bimbingan Buddha yang telah mencapai Pencerahan Sempurna, .......  Beliau adalah guruku; aku menerima ajaran dariNya." ......


Bedanya orang suci dengan orang yang merasa sudah suci ya kayak di atas, yang suci beneran tanpa malu, tanpa takut, tanpa prasangka akan dituduh berhala dsb, dengan tanpa tedeng aling2 akan menjawab "Buddha". :D  Titik.  Ga mikir yang macem2 atau muter2 dulu.


***
Sayang sekali text dalam ebook RAPBnya DC ga bisa dicopy paste, jadi menyulitkan untuk dikutip dalam diskusi.  Gw terpaksa ketik ulang dan cukup memakan waktu, apalagi kalau panjang.  #:-S
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 15 August 2012, 06:18:18 PM
***
Sayang sekali text dalam ebook RAPBnya DC ga bisa dicopy paste, jadi menyulitkan untuk dikutip dalam diskusi.  Gw terpaksa ketik ulang dan cukup memakan waktu, apalagi kalau panjang.  #:-S

sedang diusahakan untuk ganti font, tapi entah kapan selesai
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 06:22:49 PM
sedang diusahakan untuk ganti font, tapi entah kapan selesai

Sip dah kalau gitu.
Dewa dan tuhan mendengarkan keinginan umat  _/\_

tambahan:
Mohon sekalian juga koreksian dan saran yang diinfokan teman2 di sini atas naskah ebook tersebut apabila sudah diverifikasi kebenarannya, diupdate-kan juga ke ebooknya.  Tks.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 15 August 2012, 07:02:11 PM
Bedanya orang suci dengan orang yang merasa sudah suci ya kayak di atas, yang suci beneran tanpa malu, tanpa takut, tanpa prasangka akan dituduh berhala dsb, dengan tanpa tedeng aling2 akan menjawab "Buddha". :D  Titik.  Ga mikir yang macem2 atau muter2 dulu.

so, mereka naive donk
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 15 August 2012, 07:04:16 PM
kadang2 mempelajari agama Buddha dgn keliru
bukan bikin orang menjadi bajik dan bijak
malah bikin jadi keblinger
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: sanjiva on 15 August 2012, 07:06:43 PM
so, mereka naive donk

You named'em  ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Che Yong on 16 August 2012, 12:33:47 AM
Bedanya orang suci dengan orang yang merasa sudah suci ya kayak di atas, yang suci beneran tanpa malu, tanpa takut, tanpa prasangka akan dituduh berhala dsb, dengan tanpa tedeng aling2 akan menjawab "Buddha". :D  Titik.  Ga mikir yang macem2 atau muter2 dulu.
setuju bro. tapi susah menjadi orang suci, kalau masih suka bertengkar haha.
 [at] siswahardi:
mungkin maksud "tanpa prasangka" itu ga takut kalau dituduh ini itu, soalnya memang benar beliau belajar dari Sang Buddha.
Beliau juga ga malu
(jaman sekarang orang2 kan punya harga diri tinggi dan gengsi, apalagi kalau mengenai ajaran kebenaran. pasti menurut mereka, mereka lah yang paling benar, lama2 mereka berbicara seolah2 merekalah sumber kebenaran. )

karena beliau sudah bebas dari rasa ingin dipuji, rasa kesal karena dihina. sehingga beliau tidak malu untuk mengakui bahwa beliau sesungguhnya murid dari Sang Buddha.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 16 August 2012, 07:13:31 AM
Bedanya orang suci dengan orang yang merasa sudah suci ya kayak di atas, yang suci beneran tanpa malu, tanpa takut, tanpa prasangka akan dituduh berhala dsb, dengan tanpa tedeng aling2 akan menjawab "Buddha". :D  Titik.  Ga mikir yang macem2 atau muter2 dulu.

jadi bedanya seperti ini ya :
yang suci beneran : tanpa malu, tanpa takut, tanpa prasangka akan dituduh berhala dsb, dengan tanpa tedeng aling2 akan menjawab "Buddha". :D  Titik.  Ga mikir yang macem2 atau muter2 dulu.

yang merasa sudah suci : malu, takut, prasangka dituduh berhala dsb, dengan tedeng aling2 tidak akan menjawab "Buddha". :D koma,  mikir yang macem2 atau muter2 dulu.

gitu ya?

gak salah?

orang yang merasa sudah suci bukannya akan berbuat seakan2 sudah suci dan rasanya dia akan berbuat sama dengan yang sudah suci deh., dia akan berpura2 jadi bikhu, dia akan berpura2 menjalankan vinaya, dia akan berpura2 menguasai kitab (padahal semua nol)
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 16 August 2012, 01:04:48 PM
Orang Suci : pasti akan memberitahukan secara benar dan pasti kalau di tanya, berguru pada siapa ? menjalankan ajaran siapa ?

Orang yang pura-pura suci : bisa saja mengaku berguru pada orang suci lainnya (baca : Buddha), tetapi prilaku-nya mungkin saja tidak sesuai dengan apa yang dipelajar-i-nya...

Orang yang tidak mengaku belajar buddhisme ? yang pasti tidak akan termasuk di dalam orang suci (sesuai yang ada di konsep buddhisme)
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 16 August 2012, 01:11:20 PM
Orang Suci : pasti akan memberitahukan secara benar dan pasti kalau di tanya, berguru pada siapa ? menjalankan ajaran siapa ?

Orang yang pura-pura suci : bisa saja mengaku berguru pada orang suci lainnya (baca : Buddha), tetapi prilaku-nya mungkin saja tidak sesuai dengan apa yang dipelajar-i-nya...

Orang yang tidak mengaku belajar buddhisme ? yang pasti tidak akan termasuk di dalam orang suci (sesuai yang ada di konsep buddhisme)

Kalau begitu lsy termasuk orang suci ya?

I see
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 16 August 2012, 01:58:10 PM
Kalau begitu lsy termasuk orang suci ya?

I see

Yang pasti kalau orang yang tidak mengaku-i sebagai pengikut Buddha (menjalankan dan mempraktekkan ajaran Buddha) tidak akan bisa mencapai kesucian...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 16 August 2012, 02:22:26 PM
Yang pasti kalau orang yang tidak mengaku-i sebagai pengikut Buddha (menjalankan dan mempraktekkan ajaran Buddha) tidak akan bisa mencapai kesucian...
Kok ada kurungnya? Pernyataannya di rubah lagi =))

Jadi kalau orang yang di ktpnya budha termasuk orang suci gak? :D

Orang yang ktpnya budha ada jaminan dia orang suci ga?

Orang yang belajar budhis tapi ktpnya bukan bdhis dijamin orang yang pura2 suci?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: juli wu on 16 August 2012, 03:06:20 PM
Spertinya org suci gak perlu group n gak akan ada yg tau siapa dia,bagaikan org ilang  :-?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 16 August 2012, 04:39:55 PM
Kok ada kurungnya? Pernyataannya di rubah lagi =))

Jadi kalau orang yang di ktpnya budha termasuk orang suci gak? :D

Orang yang ktpnya budha ada jaminan dia orang suci ga?

Orang yang belajar budhis tapi ktpnya bukan bdhis dijamin orang yang pura2 suci?

orang yang ktp-nya buddha --> bisa jadi orang suci atau bisa juga gak jadi orang suci...

orang yang gak ngaku pengikut buddha (menjalankan ajaran buddha) --> sudah pasti gak akan bisa jadi orang suci (versi buddhisme).
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 16 August 2012, 08:18:31 PM
orang yang ktp-nya buddha --> bisa jadi orang suci atau bisa juga gak jadi orang suci...

orang yang gak ngaku pengikut buddha (menjalankan ajaran buddha) --> sudah pasti gak akan bisa jadi orang suci (versi buddhisme).
bukan soal ngaku2 khan, bukan soal ktp juga ;D

ada tambahan juga nih, menjalankan ajaran buddha nya yang mana yang bisa menbuat orang jadi suci ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 16 August 2012, 09:39:40 PM
jaman sekarang yang berlindung dibawah Sang Tiratana aja susah menjadi orang suci
apalagi yang pasti tidak mengakui Sang Tiratana pasti bukan orang suci(ala Buddhism)
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: khiong on 17 August 2012, 05:53:41 AM
ajaran KTP dan Orang suci nya terlalu dalam.... :o :o :o
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: senbudha on 17 August 2012, 09:44:54 AM
Seingat saya,kalau di agama tetangga,setelah mati akan ditanya KTP akhiratnya ha,ha,,ditanya semasa hidup itu  percaya sama siapa dan ditimbang pahalanya? Agama yang satu lagi,kurang lebih sama,tidak akan selamat kalau tidak percaya padanya.Padahal kalau ada yang mau membocorkan rahasianya,sebenarnya sama saja.Lalu bagaimana dengan buddhism?Nah ini dia...bebas memilih ke 6 alam kehidupan sesukamu sesuai watak dan tingkahmu semasa hidup yang seirama dengan 3 akar kemelekatan,suka tidak suka,sudah mati tinggal masuk saja. Hanya satu tempat yang tidak beralamat karena tidak pernah lahir,maka tidak pernah mati, tidak akan musnah,hanya bisa dicapai dengan tidak memiliki apapun lagi.Tempat ini DENGAN TERPAKSA DIKASIH NAMA,padahal TIDAK BERNAMA APAPUN. AH DASAR MANUSIA,SEGALANYA MINTA ALAMAT,TAKUT DICARI si ayu ting ting.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Mas Tidar on 20 August 2012, 09:56:16 AM

kami kira bukan "dipersulit" tp minta kejelasan sebagai suatu bukti otentik.
pengalaman kami, mengubah "K" menjadi buddha perlu surat otentik dalam hal ini surat dari ke-ikut sertaan kegiatan pabajja samanera yang dibuat oleh STI.

mungkin yang lain bisa mengubah berdasarkan surat visuddhi, CMIIW


mungkin mengubah label Agama di KTP yang 'sudah tertera' cukup rumit (dipersulit)   ^-^
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 23 August 2012, 09:13:07 AM
Umat tertentu harus mengucapkan beberapa kalimat pengakuan baru bisa mendapatkan manfaat agamanya. Umat tertentu lainnya harus menyatakan iman pada sosok tertentu baru bisa mendapatkan manfaat agamanya.
Ternyata agama Buddha tidak kalah, harus ngaku guru atau bahkan harus ganti KTP untuk mendapatkan manfaat dari Agama Buddha. Untung saya bukan Buddhis.


Numpang OOT sedikit, saya kutip ajaran 'Non-Buddhis' yang saya anut:

‘Nigrodha, engkau mungkin berpikir:
“Petapa Gotama mengatakan hal ini untuk mendapatkan murid.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah ia yang menjadi gurumu tetap menjadi gurumu.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin kami meninggalkan peraturan-peraturan kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah peraturanmu tetap berlaku seperti apa adanya.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin kami meninggalkan gaya hidup kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah gaya hidupmu tetap seperti apa adanya.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin kami mengukuhkan kami dalam melakukan hal-hal yang menurut ajaran kami adalah salah, dan yang dianggap demikian oleh kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah hal-hal yang kalian anggap salah tetap dianggap demikian.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin menarik kami dari hal-hal yang menurut ajaran kami adalah baik, dan yang dianggap demikian oleh kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah hal-hal yang kalian anggap baik tetap dianggap demikian.
Nigrodha, Aku tidak berbicara karena alasan-alasan ini ....

‘Ada, Nigrodha, hal-hal tidak baik yang belum ditinggalkan, ternoda, mendukung kelahiran kembali, menakutkan, menghasilkan akibat menyakitkan di masa depan, berhubungan dengan kelahiran, kerusakan, dan kematian, adalah untuk meninggalkan hal-hal ini, maka Aku mengajarkan Dhamma. Jika engkau mempraktikkan dengan benar, hal-hal ternoda ini akan ditinggalkan, dan hal-hal yang memurnikan akan tumbuh dan berkembang, dan engkau akan mencapai dan berdiam, dalam kehidupan ini, dengan pandangan terang dan pencapaianmu sendiri, kesempurnaan kebijaksanaan sepenuhnya.’


Spoiler: ShowHide
Dari kitab suci "non-Buddhis" Digha Nikaya, 25. Udumbarikasihanadasutta. (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_25:_Udumbarikas%C4%ABhanad%C4%81_Sutta)


Jadi kalau ajaran "non-Buddhis" yang saya anut, Sang Guru mengajarkan untuk meninggalkan hal-hal yang kondusif pada kelahiran kembali dan itu tidak ada sangkut pautnya dengan pengakuan guru, pengubahan peraturan, gaya hidup, dan kebiasaan (dari agama sebelumnya yang dianut), apalagi KTP.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Rico Tsiau on 23 August 2012, 09:28:11 AM
 [at]  atas

 _/\_

layak dapat klik +1
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Mas Tidar on 23 August 2012, 09:37:41 PM

like this one below

Spoiler: ShowHide
Umat tertentu harus mengucapkan beberapa kalimat pengakuan baru bisa mendapatkan manfaat agamanya. Umat tertentu lainnya harus menyatakan iman pada sosok tertentu baru bisa mendapatkan manfaat agamanya.
Ternyata agama Buddha tidak kalah, harus ngaku guru atau bahkan harus ganti KTP untuk mendapatkan manfaat dari Agama Buddha. Untung saya bukan Buddhis.


Numpang OOT sedikit, saya kutip ajaran 'Non-Buddhis' yang saya anut:

‘Nigrodha, engkau mungkin berpikir:
“Petapa Gotama mengatakan hal ini untuk mendapatkan murid.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah ia yang menjadi gurumu tetap menjadi gurumu.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin kami meninggalkan peraturan-peraturan kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah peraturanmu tetap berlaku seperti apa adanya.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin kami meninggalkan gaya hidup kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah gaya hidupmu tetap seperti apa adanya.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin kami mengukuhkan kami dalam melakukan hal-hal yang menurut ajaran kami adalah salah, dan yang dianggap demikian oleh kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah hal-hal yang kalian anggap salah tetap dianggap demikian.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin menarik kami dari hal-hal yang menurut ajaran kami adalah baik, dan yang dianggap demikian oleh kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah hal-hal yang kalian anggap baik tetap dianggap demikian.
Nigrodha, Aku tidak berbicara karena alasan-alasan ini ....

‘Ada, Nigrodha, hal-hal tidak baik yang belum ditinggalkan, ternoda, mendukung kelahiran kembali, menakutkan, menghasilkan akibat menyakitkan di masa depan, berhubungan dengan kelahiran, kerusakan, dan kematian, adalah untuk meninggalkan hal-hal ini, maka Aku mengajarkan Dhamma. Jika engkau mempraktikkan dengan benar, hal-hal ternoda ini akan ditinggalkan, dan hal-hal yang memurnikan akan tumbuh dan berkembang, dan engkau akan mencapai dan berdiam, dalam kehidupan ini, dengan pandangan terang dan pencapaianmu sendiri, kesempurnaan kebijaksanaan sepenuhnya.’


[spoiler]Dari kitab suci "non-Buddhis" Digha Nikaya, 25. Udumbarikasihanadasutta. (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_25:_Udumbarikas%C4%ABhanad%C4%81_Sutta)


Jadi kalau ajaran "non-Buddhis" yang saya anut, Sang Guru mengajarkan untuk meninggalkan hal-hal yang kondusif pada kelahiran kembali dan itu tidak ada sangkut pautnya dengan pengakuan guru, pengubahan peraturan, gaya hidup, dan kebiasaan (dari agama sebelumnya yang dianut), apalagi KTP.[/spoiler]

diseputaran internet kalau dicari cuplikan sutta tsb:
Aku tidak mengajar untuk menjadikanmu sebagai murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama.
Aku bahkan tidak tertarik untuk mengubah tujuanmu,

karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan.
Cobalah apa yang telah Kutemukan ini,
dan nilailah oleh dirimu sendiri.

Jika itu baik bagimu, terimalah.
Jika tidak, janganlah engkau terima.


kami merasa merasa kurang lengkap dan hanya diambil sepotong saja dan bisa jadi suatu saat cuplikan tersebut digunakan menjadi salah arti.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 24 August 2012, 08:26:41 AM
like this one below

diseputaran internet kalau dicari cuplikan sutta tsb:
Aku tidak mengajar untuk menjadikanmu sebagai murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi murid-Ku.
Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama.
Aku bahkan tidak tertarik untuk mengubah tujuanmu,

karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan.
Cobalah apa yang telah Kutemukan ini,
dan nilailah oleh dirimu sendiri.

Jika itu baik bagimu, terimalah.
Jika tidak, janganlah engkau terima.


kami merasa merasa kurang lengkap dan hanya diambil sepotong saja dan bisa jadi suatu saat cuplikan tersebut digunakan menjadi salah arti.
Beda terjemahan, Mas Tidar. Dan saya juga sudah menyertakan pointnya bahwa yang jadi tujuan utama Buddha adalah mengajarkan orang meninggalkan hal-hal yang tidak baik, meneruskan lingkaran kelahiran, menyakitkan.

Dan saya sengaja tidak teruskan supaya orang bisa baca sendiri dan menemukan bahwa siapapun yang belajar dan melaksanakan Ajaran Buddha dalam 7 tahun, 7 bulan ... 7 hari, akan mendapatkan manfaat, terlepas dari hal-hal di atas (guru, kebiasaan, peraturan, dll yang belum mau dilepaskan).
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 24 August 2012, 02:29:01 PM
bukan soal ngaku2 khan, bukan soal ktp juga ;D

ada tambahan juga nih, menjalankan ajaran buddha nya yang mana yang bisa menbuat orang jadi suci ;D

seperti yang termuat di Gotami Sutta dan Satthu sasana Sutta...
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 24 August 2012, 02:31:57 PM
Umat tertentu harus mengucapkan beberapa kalimat pengakuan baru bisa mendapatkan manfaat agamanya. Umat tertentu lainnya harus menyatakan iman pada sosok tertentu baru bisa mendapatkan manfaat agamanya.
Ternyata agama Buddha tidak kalah, harus ngaku guru atau bahkan harus ganti KTP untuk mendapatkan manfaat dari Agama Buddha. Untung saya bukan Buddhis.


Numpang OOT sedikit, saya kutip ajaran 'Non-Buddhis' yang saya anut:

‘Nigrodha, engkau mungkin berpikir:
“Petapa Gotama mengatakan hal ini untuk mendapatkan murid.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah ia yang menjadi gurumu tetap menjadi gurumu.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin kami meninggalkan peraturan-peraturan kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah peraturanmu tetap berlaku seperti apa adanya.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin kami meninggalkan gaya hidup kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah gaya hidupmu tetap seperti apa adanya.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin kami mengukuhkan kami dalam melakukan hal-hal yang menurut ajaran kami adalah salah, dan yang dianggap demikian oleh kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah hal-hal yang kalian anggap salah tetap dianggap demikian.
Atau engkau mungkin berpikir: “Beliau ingin menarik kami dari hal-hal yang menurut ajaran kami adalah baik, dan yang dianggap demikian oleh kami.” Namun jangan engkau beranggapan demikian. Biarlah hal-hal yang kalian anggap baik tetap dianggap demikian.
Nigrodha, Aku tidak berbicara karena alasan-alasan ini ....

‘Ada, Nigrodha, hal-hal tidak baik yang belum ditinggalkan, ternoda, mendukung kelahiran kembali, menakutkan, menghasilkan akibat menyakitkan di masa depan, berhubungan dengan kelahiran, kerusakan, dan kematian, adalah untuk meninggalkan hal-hal ini, maka Aku mengajarkan Dhamma. Jika engkau mempraktikkan dengan benar, hal-hal ternoda ini akan ditinggalkan, dan hal-hal yang memurnikan akan tumbuh dan berkembang, dan engkau akan mencapai dan berdiam, dalam kehidupan ini, dengan pandangan terang dan pencapaianmu sendiri, kesempurnaan kebijaksanaan sepenuhnya.’


Spoiler: ShowHide
Dari kitab suci "non-Buddhis" Digha Nikaya, 25. Udumbarikasihanadasutta. (http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_25:_Udumbarikas%C4%ABhanad%C4%81_Sutta)


Jadi kalau ajaran "non-Buddhis" yang saya anut, Sang Guru mengajarkan untuk meninggalkan hal-hal yang kondusif pada kelahiran kembali dan itu tidak ada sangkut pautnya dengan pengakuan guru, pengubahan peraturan, gaya hidup, dan kebiasaan (dari agama sebelumnya yang dianut), apalagi KTP.

Kalau ada pendataan e-KTP, kolom agama minta di-isi, isi aja agama BUDDHA kalau memang mengikuti ajaran Buddha, kenapa rupa-nya ?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Rico Tsiau on 24 August 2012, 02:41:16 PM
Kalau ada pendataan e-KTP, kolom agama minta di-isi, isi aja agama BUDDHA kalau memang mengikuti ajaran Buddha, kenapa rupa-nya ?

ga da masalah..

namun mungkin yang dimaksud diatas adalah ada yang baru2 ikut sebuah ajaran atau agama bela-belain harus merubah ktp pada point agama dan atau mempermasalahkan ktp yang berisi agama sebelumnya yang ditinggal.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 24 August 2012, 06:51:20 PM
Kalau ada pendataan e-KTP, kolom agama minta di-isi, isi aja agama BUDDHA kalau memang mengikuti ajaran Buddha, kenapa rupa-nya ?
Iya, memang tidak masalah kok. Status apapun disematkan di KTP juga jujur saya tidak peduli. ;D

Tapi ada dua hal di sini, yang pertama adalah bahwa pengakuan dan identitas tidak ada hubungannya dengan kemajuan bathin. Dan yang ke dua, lebih kondisional di masyarakat sini karena "Buddhis" di sini lebih umum mengacu ke hal-hal yang sebetulnya bukan Ajaran Buddha (menurut saya), maka saya enggan mengakuinya. Misalnya ada orang menganggap "Buddhis = umat yang memuja Lao Mu", maka ketika tanya ke saya apakah saya Buddhis, tentu saya tanpa berbohong akan menjawab 'bukan', karena memang saya bukan 'umat Lao Mu'. Tapi kalau dengan orang yang tahu atau mau tahu apa itu "Buddhisme", tentu saya akan katakan bahwa saya Buddhis.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 24 August 2012, 09:01:07 PM
saya melihat sedari awal Buddhism tidak membutuhkan pengakuan keimanan dari umatnya, terlebih lagi status agama di ktp
karena semua hal itu tidak ada implikasinya thd pencapaian spiritual
lebih jauh lagi saya pikir bahkan Buddhism tidak keberatan kalau ajarannya dianut dan diamalkan oleh umat lain dgn tanpa meninggalkan status yg melekat padanya

mengingat status agama di ktp dapat berimplikasi thd perkembangan agama Buddha di Indonesia
saya pikir hal ini layak menjadi perhatian kita bersama, dan tentunya dgn paradigma baru yg tidak bertentangan dengan hal tsb di atas
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 25 August 2012, 02:08:54 PM
Iya, memang tidak masalah kok. Status apapun disematkan di KTP juga jujur saya tidak peduli. ;D

Tapi ada dua hal di sini, yang pertama adalah bahwa pengakuan dan identitas tidak ada hubungannya dengan kemajuan bathin. Dan yang ke dua, lebih kondisional di masyarakat sini karena "Buddhis" di sini lebih umum mengacu ke hal-hal yang sebetulnya bukan Ajaran Buddha (menurut saya), maka saya enggan mengakuinya. Misalnya ada orang menganggap "Buddhis = umat yang memuja Lao Mu", maka ketika tanya ke saya apakah saya Buddhis, tentu saya tanpa berbohong akan menjawab 'bukan', karena memang saya bukan 'umat Lao Mu'. Tapi kalau dengan orang yang tahu atau mau tahu apa itu "Buddhisme", tentu saya akan katakan bahwa saya Buddhis.

Inti-nya... bahwa dalam hal yang sebenar-benar-nya... yang belajar ajaran buddha (benar-benar belajar ajaran buddha), apakah di-sebut umat Buddha (siswa buddha) ?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Kelana on 25 August 2012, 04:19:57 PM
Iya, memang tidak masalah kok. Status apapun disematkan di KTP juga jujur saya tidak peduli. ;D

Tapi ada dua hal di sini, yang pertama adalah bahwa pengakuan dan identitas tidak ada hubungannya dengan kemajuan bathin. Dan yang ke dua, lebih kondisional di masyarakat sini karena "Buddhis" di sini lebih umum mengacu ke hal-hal yang sebetulnya bukan Ajaran Buddha (menurut saya), maka saya enggan mengakuinya. Misalnya ada orang menganggap "Buddhis = umat yang memuja Lao Mu", maka ketika tanya ke saya apakah saya Buddhis, tentu saya tanpa berbohong akan menjawab 'bukan', karena memang saya bukan 'umat Lao Mu'. Tapi kalau dengan orang yang tahu atau mau tahu apa itu "Buddhisme", tentu saya akan katakan bahwa saya Buddhis.


Kalau berhubungan dengan sensus penduduk, bagaimana Sdr. Kainyn? Perlulah kita mengatakan sebenarnya atau terserah??
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Mokau Kaucu on 25 August 2012, 08:52:31 PM

mengingat status agama di ktp dapat berimplikasi thd perkembangan agama Buddha di Indonesia
saya pikir hal ini layak menjadi perhatian kita bersama, dan tentunya dgn paradigma baru yg tidak bertentangan dengan hal tsb di atas

Karena itu, kita perlu mengusulkan sebaiknya kolom Agama di KTP dihilangkan saja.
Pembedaan berdasarkan bangsa, suku, ras, adat budaya tidak memberikan kontribusi positif dalam hidup sebagai bangsa.



Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 25 August 2012, 09:33:42 PM
Karena itu, kita perlu mengusulkan sebaiknya kolom Agama di KTP dihilangkan saja.
Pembedaan berdasarkan bangsa, suku, ras, adat budaya tidak memberikan kontribusi positif dalam hidup sebagai bangsa.
itu gagasan saya sedari awal (lihat di postingan saya terdahulu)

tapi selama itu belum terwujud, dan mewujudkannya pastilah juga bukah hal yg mudah
mau tidak mau kita pikirkan saja dulu apa yg sudah ada di depan mata kita sekarang ini
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 27 August 2012, 09:03:58 AM
Inti-nya... bahwa dalam hal yang sebenar-benar-nya... yang belajar ajaran buddha (benar-benar belajar ajaran buddha), apakah di-sebut umat Buddha (siswa buddha) ?
IMO, yang benar belajar dan menjalankan Ajaran Buddha, sudah tentu namanya siswa Buddha, dan dia sendiripun PASTI mengakui bahwa ia adalah siswa Buddha. Namun kalau soal pengakuan keluar, itu adalah kondisional dan sifatnya relatif. Juga pengakuan itu tidak pasti berhubungan dengan kemajuan bathin.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 27 August 2012, 09:08:39 AM
Kalau berhubungan dengan sensus penduduk, bagaimana Sdr. Kainyn? Perlulah kita mengatakan sebenarnya atau terserah??
Kalau untuk hal pendataan begitu, maka tidak ada efeknya (dalam konteks 'persepsi' si penanya), jadi jawab apapun tidak berpengaruh apa-apa. Namun mempertimbangkan efek sisi lain seperti hal2 yang berkenaan dengan birokrasi, sebaiknya menjawab yang sebenarnya (Buddhis).
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: khiong on 27 August 2012, 11:12:29 AM
mengakui ajaran Buddha itu baik,menerima ajaran buddha itu baik dan menjalankan ajaran Buddha dengan baik juga dalam hidupnya,apa susahnya mengakui/mengisi agama BUDDHA di KTP nya..? saya pernah dengar 1 kasus(tidak menyaksikan sendiri),jenasah sudah rapi di peti mati,akhir di keluarkan dan dikafan kan untuk dimakamkan oleh warga sesuai ktp nya.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: klesotan on 27 August 2012, 11:32:37 AM
buddha emang patut untuk ditiru ajarannya
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 27 August 2012, 12:09:23 PM
mengakui ajaran Buddha itu baik,menerima ajaran buddha itu baik dan menjalankan ajaran Buddha dengan baik juga dalam hidupnya,apa susahnya mengakui/mengisi agama BUDDHA di KTP nya..? saya pernah dengar 1 kasus(tidak menyaksikan sendiri),jenasah sudah rapi di peti mati,akhir di keluarkan dan dikafan kan untuk dimakamkan oleh warga sesuai ktp nya.
kalau orang dah mati trus di upacarakan sesuai dengan ktp apa yang terjadi?
contoh :
diupacarakan kr1sten masuk mana?
diupacarakan budha masuk mana?
diupacarakan islam masuk mana?
diupacarakan hindu masuk mana?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: dilbert on 27 August 2012, 12:29:47 PM
IMO, yang benar belajar dan menjalankan Ajaran Buddha, sudah tentu namanya siswa Buddha, dan dia sendiripun PASTI mengakui bahwa ia adalah siswa Buddha. Namun kalau soal pengakuan keluar, itu adalah kondisional dan sifatnya relatif. Juga pengakuan itu tidak pasti berhubungan dengan kemajuan bathin.

yang benar belajar dan menjalankan ajaran Buddha = siswa Buddha = pasti mengakui...

yang mengaku umat buddha / siswa buddha = belum pasti adalah BENAR-BENAR siswa BUDDHA...

TAPI yang pasti, yang tidak mengaku-i belajar dan menjalankan ajaran BUDDHA = sudah pasti bukan siswa Buddha...

---

Jadi kalau ada yang di-tanya...

A : Kamu belajar / menjalankan ajaran mana ?

B : Saya tidak mementingkan nama ? Buat apa nama ? Buat apa identitas ? Kenapa saya harus merubah status dan identitas "spiritualitas" saya ?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 27 August 2012, 02:15:40 PM
yang benar belajar dan menjalankan ajaran Buddha = siswa Buddha = pasti mengakui...

yang mengaku umat buddha / siswa buddha = belum pasti adalah BENAR-BENAR siswa BUDDHA...

TAPI yang pasti, yang tidak mengaku-i belajar dan menjalankan ajaran BUDDHA = sudah pasti bukan siswa Buddha...

---

Jadi kalau ada yang di-tanya...

A : Kamu belajar / menjalankan ajaran mana ?

B : Saya tidak mementingkan nama ? Buat apa nama ? Buat apa identitas ? Kenapa saya harus merubah status dan identitas "spiritualitas" saya ?
Kembali lagi saya mengemukakan 2 konteks:
1. Tentang pengakuan tidak berhubungan dengan kemajuan bathin (konteks dhamma).
2. Tentang pengakuan yang dilakukan atau tidak dilakukan dengan alasan tertentu (konteks sosial-budaya).

Dua konteks ini adalah berbeda, bagi saya tidak bisa dicampur. Jadi kita mau bicara yang mana? Untuk yang pertama, mungkin kisah Santati bisa memperjelas apa yang saya maksud.

Spoiler: ShowHide
Santati seorang menteri yang ketika mendengarkan khotbah Buddha, menjadi Arahant dan parinibbana dengan kasina api sesaat setelahnya, masih dalam baju dinas kementeriannya. Para bhikkhu yang masih dibingungkan oleh tampilan luar sebagai tolok ukur, bertanya pada Buddha apakah Santati ini seorang petapa atau perumah-tangga. Buddha mengatakan:
"Walaupun seseorang terbungkus pakaian indah, jika ia tenang, bebas dari kekotoran, dan inderanya terkendali, jika ia kokoh dalam pandangan jalan, jika ia murni, dan telah menyingkirkan senjata terhadap semua makhluk, ia adalah seorang Brahmana, seorang Samana, dan seorang bhikkhu."

Walaupun seseorang masih berjubah perumah-tangga, belum ditahbiskan, belum bercukur ataupun mengenakan jubah kuning, belum ambil perlindungan apapun, jika pikirannya telah bebas dari noda bathin, ia bisa disebut sebagai bhikkhu. Jadi yang saya simpulkan dari sini, "Siswa Buddha" atau bukan adalah dilihat dari bathin, bukan hal eksternal.



Jika yang dibicarakan konteks ke dua, maka ini kondisional tergantung kebijaksanaan masing-masing, juga tidak terlepas dari kemudahan dan kesulitan kondisi masing-masing. Seseorang bisa saja mengaku-ngaku Buddhis padahal bukan, untuk alasan tertentu. Sebaliknya seseorang juga bisa tidak mengaku-ngaku Buddhis padahal keyakinannya tak tergoyahkan, untuk alasan tertentu lainnya. Alih-alih 'menghakimi' berdasarkan hal mengaku/tidak, saya lebih cenderung melihat alasan di balik sikap tersebut.

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 28 August 2012, 12:41:51 AM
saya pernah dengar salah satu syarat mendirikan vihara adalah adanya persetujuan umat Buddhis dan fotokopy ktpnya yg terdapat di wilayah bersangkutan sejumlah quota tertentu
selain itu masih ada persyaratan lain2nya yg pastinya lebih panjang dan memakan biaya yg tidak sedikit

nah, kalau banyak umat Buddhis tapi tidak ber-ktp Buddhis apakah di sini saja sudah tersandung?
terlebih lagi alasan individualistik orang tsb tidak beralasan, apakah anggapan orang bahwa Buddhism mengajarkan individualistik benar adanya?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: khiong on 28 August 2012, 07:17:04 AM
kalau orang dah mati trus di upacarakan sesuai dengan ktp apa yang terjadi?
contoh :
diupacarakan kr1sten masuk mana?
diupacarakan budha masuk mana?
diupacarakan islam masuk mana?
diupacarakan hindu masuk mana?
jenasah tidak bisa berbuat apa-apa lagi,apa lagi berteriak..setahu saya jenasah juga tidak bawa KTP. hanya bagi orang yang hidup saja untuk berbuat sesuatu yang layak sesuai dengan keyakinannya yang tercantum di KTP. ini menurut saya secara pribadi. _/\_
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 28 August 2012, 08:00:55 AM
saya pernah dengar salah satu syarat mendirikan vihara adalah adanya persetujuan umat Buddhis dan fotokopy ktpnya yg terdapat di wilayah bersangkutan sejumlah quota tertentu
selain itu masih ada persyaratan lain2nya yg pastinya lebih panjang dan memakan biaya yg tidak sedikit

nah, kalau banyak umat Buddhis tapi tidak ber-ktp Buddhis apakah di sini saja sudah tersandung?
terlebih lagi alasan individualistik orang tsb tidak beralasan, apakah anggapan orang bahwa Buddhism mengajarkan individualistik benar adanya?
di daerah saya vihara keknya banyak, mungkin ada 10 lebih dikit.
tapi umatnya keknya itu2 saja, di vihara ini ketemu, di vihara sana ketemu keknya jadi mubajir banyak vihara tapi umatnya itu2 saja dan malah jadinya menarik2 umat dengan cara promo2 tertentu :))
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 28 August 2012, 08:37:36 AM
saya pernah dengar salah satu syarat mendirikan vihara adalah adanya persetujuan umat Buddhis dan fotokopy ktpnya yg terdapat di wilayah bersangkutan sejumlah quota tertentu
selain itu masih ada persyaratan lain2nya yg pastinya lebih panjang dan memakan biaya yg tidak sedikit
Seperti saya katakan, itu masuk dalam bahasan konteks sosial-budaya, dan setiap orang punya pertimbangan masing-masing. Misalnya mau didirikan vihara yang 'buddha-nya masih tinggal seatap sama istri' di lingkungan saya dan disurvey quota, mungkin dari 'Budha' pun saya akan buru2 ke RT untuk ganti agama.


Quote
nah, kalau banyak umat Buddhis tapi tidak ber-ktp Buddhis apakah di sini saja sudah tersandung?
terlebih lagi alasan individualistik orang tsb tidak beralasan, apakah anggapan orang bahwa Buddhism mengajarkan individualistik benar adanya?
Tidak beralasan itu 'kan menurut anda, menurut orang lain. Menurut dia yang menjalani sendiri, mungkin beda. Bukankah justru orang yang memaksakan kehendak orang lain untuk ubah KTP adalah yang egois dan individualistik?

Saya selalu memegang bahwa Buddhisme adalah ajaran 'ke dalam'. Jadi ketika kita menghindari 'individualisme', nomor satu adalah melihat ke diri sendiri dulu apakah kita melakukan sesuatu demi kepentingan, keinginan individu kita atau tidak; bukan menilai orang lain individualistik karena tidak mau ikut keinginan kita. 
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 28 August 2012, 11:47:58 AM
di daerah saya vihara keknya banyak, mungkin ada 10 lebih dikit.
ini bener nih, satu kelurahan/kecamatan/kabupaten/provinsi?

tapi umatnya keknya itu2 saja, di vihara ini ketemu, di vihara sana ketemu keknya jadi mubajir banyak vihara tapi umatnya itu2 saja dan malah jadinya menarik2 umat dengan cara promo2 tertentu :))
bener juga sih, saya pernah ketemu yg spt ini
tapi lain halnya dgn yg memang sama sekali ngak ada vihara kan?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Kelana on 28 August 2012, 11:54:47 AM
Pengakuan identitas Buddhis (melalui KTP atau survey atau sejenisnya) dapat digunakan sebagai data, dan data tersebut dapat digunakan oleh otoritas untuk mengetahui, menentukan berbagai hal seperti jumlah dana, bantuan berkaitan dengan umat Buddha, yang tidak mampu, yang terkena musibah. Penentuan pembangunan infrastruktur, sekolah, perpustakaan, dll.

Dengan adanya prasarana yang cukup baik, memadai, maka dapat memberikan, membentuk kondisi-kondisi yang baik untuk menunjang seseorang mengembangkan spiritualnya. Apakah menjamin spiritual seseorang berkembang? Bisa ya, bisa tidak, tergantung bagaimana seseorang memanfaatkan kondisi-kondisi baik tersebut. Hal ini sama dengan penjelasan Sang Buddha mengenai kekayaan yang dapat digunakan untuk membantu mengembangkan kebaikan untuk sesama dan makhluk lain. (Ādiya Sutta, Anguttara Nikaya 5.41).

Jadi apakah pengakuan identitas diperlukan? Tergantung bagaimana dan sejauh mana seseorang dapat melihat kemanfaatannya untuk kebaikan di balik pengakuan identitasnya, bukan untuk dirinya semata tetapi untuk manfaat dan kebaikan pihak lain.

Demikian pendapat saya.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 28 August 2012, 12:05:43 PM
Seperti saya katakan, itu masuk dalam bahasan konteks sosial-budaya, dan setiap orang punya pertimbangan masing-masing. Misalnya mau didirikan vihara yang 'buddha-nya masih tinggal seatap sama istri' di lingkungan saya dan disurvey quota, mungkin dari 'Budha' pun saya akan buru2 ke RT untuk ganti agama.  
ngak perlu lah, kan tidak usah ikut tanda-tangan saja sudah cukup

Tidak beralasan itu 'kan menurut anda, menurut orang lain. Menurut dia yang menjalani sendiri, mungkin beda. Bukankah justru orang yang memaksakan kehendak orang lain untuk ubah KTP adalah yang egois dan individualistik?

Saya selalu memegang bahwa Buddhisme adalah ajaran 'ke dalam'. Jadi ketika kita menghindari 'individualisme', nomor satu adalah melihat ke diri sendiri dulu apakah kita melakukan sesuatu demi kepentingan, keinginan individu kita atau tidak; bukan menilai orang lain individualistik karena tidak mau ikut keinginan kita.  
ngak lah saya sih ngak ingin apa2 dlm hal ini, cuma mengemukakan suatu pemikiran
jgn2 orang tsb dipengaruhi sifat individualistik, makanya ngak bingung kalau dia bersikeras ngak perlu rubah ktp
satu lagi yg lebih parah nih, kalau orang tsb gembar-gembor pemikiran individualistik-nya ke sana-sini, bisa bahaya kan anggapan orang tentang Buddhism?

no offense
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 28 August 2012, 12:08:28 PM
Jadi apakah pengakuan identitas diperlukan? Tergantung bagaimana dan sejauh mana seseorang dapat melihat kemanfaatannya untuk kebaikan di balik pengakuan identitasnya, bukan untuk dirinya semata tetapi untuk manfaat dan kebaikan pihak lain.
:jempol:
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 28 August 2012, 12:45:09 PM
Pengakuan identitas Buddhis (melalui KTP atau survey atau sejenisnya) dapat digunakan sebagai data, dan data tersebut dapat digunakan oleh otoritas untuk mengetahui, menentukan berbagai hal seperti jumlah dana, bantuan berkaitan dengan umat Buddha, yang tidak mampu, yang terkena musibah. Penentuan pembangunan infrastruktur, sekolah, perpustakaan, dll.

Dengan adanya prasarana yang cukup baik, memadai, maka dapat memberikan, membentuk kondisi-kondisi yang baik untuk menunjang seseorang mengembangkan spiritualnya. Apakah menjamin spiritual seseorang berkembang? Bisa ya, bisa tidak, tergantung bagaimana seseorang memanfaatkan kondisi-kondisi baik tersebut. Hal ini sama dengan penjelasan Sang Buddha mengenai kekayaan yang dapat digunakan untuk membantu mengembangkan kebaikan untuk sesama dan makhluk lain. (Ādiya Sutta, Anguttara Nikaya 5.41).

Jadi apakah pengakuan identitas diperlukan? Tergantung bagaimana dan sejauh mana seseorang dapat melihat kemanfaatannya untuk kebaikan di balik pengakuan identitasnya, bukan untuk dirinya semata tetapi untuk manfaat dan kebaikan pihak lain.

Demikian pendapat saya.

sebenernya ga usah ngaku budha juga pasti ada jalan kok buat bikin data fiktif, dan data tersebut dapat digunakan oleh otoritas untuk mengetahui, menentukan berbagai hal seperti jumlah dana, bantuan berkaitan dengan umat Buddha fiktif agar bisa korupsi ;D
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 28 August 2012, 12:52:09 PM
ngak usah negative thinking lah, apa lagi cuma flame
kasihan donk orang2 yg berjalan lurus, nanti pada balik arah semua
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Kelana on 28 August 2012, 01:26:42 PM
sebenernya ga usah ngaku budha juga pasti ada jalan kok buat bikin data fiktif, dan data tersebut dapat digunakan oleh otoritas untuk mengetahui, menentukan berbagai hal seperti jumlah dana, bantuan berkaitan dengan umat Buddha fiktif agar bisa korupsi ;D

Simpel, Mr. Ryu. Ini berarti menekankan bahwa yang bersangkutan memang bukan Buddhis. Pertama, ia tidak mengaku Buddhis dan kedua, ia menerapkan perbuatan yang bukan berdasarkan dari mempelajari Buddhisme , yaitu menipu, memanipulasi. Dan jelas dampaknya dari korupsi yaitu lebih mengarah pada manfaat pribadi.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: ryu on 28 August 2012, 03:46:12 PM
Simpel, Mr. Ryu. Ini berarti menekankan bahwa yang bersangkutan memang bukan Buddhis. Pertama, ia tidak mengaku Buddhis dan kedua, ia menerapkan perbuatan yang bukan berdasarkan dari mempelajari Buddhisme , yaitu menipu, memanipulasi. Dan jelas dampaknya dari korupsi yaitu lebih mengarah pada manfaat pribadi.
intinya tanpa ada orang yang berktp budha pun bisa saja jadi banyak orang yang berktp budha dalam pendataan dan survey
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: K.K. on 28 August 2012, 04:52:34 PM
ngak perlu lah, kan tidak usah ikut tanda-tangan saja sudah cukup
Iya, tadi hanya ilustrasi saja. Saya belum pernah kena survey begitu, mungkin karena sekitar rumah sudah ada cukup vihara.


Quote
ngak lah saya sih ngak ingin apa2 dlm hal ini, cuma mengemukakan suatu pemikiran
jgn2 orang tsb dipengaruhi sifat individualistik, makanya ngak bingung kalau dia bersikeras ngak perlu rubah ktp
satu lagi yg lebih parah nih, kalau orang tsb gembar-gembor pemikiran individualistik-nya ke sana-sini, bisa bahaya kan anggapan orang tentang Buddhism?

no offense
Entah yah, kalau saya tidak bersikeras dalam status KTP dan (secara pribadi) menganjurkan orang tidak bersikeras juga. Tulislah apa yang dirasa bermanfaat dan tidak merepotkan.

Di satu pihak, kalau kita memang Buddhis, tidak ada kesulitan, dan dengan pengakuan Buddhis kita bisa berpengaruh pada manfaat tertentu (misalnya quota pembangunan vihara/sekolah Buddhis), tapi kita tidak mau, memang itu sikap yang kurang tepat. Tapi di sisi lain, saya pernah melihat bagaimana di satu keluarga kawin campur (beda agama, beda ras), pengakuan di KTP itu begitu hebohnya sampai bisa menyebabkan keributan; mertua ribut dengan menantu, ayah ribut dengan anak, suami dengan istri, hanya gara-gara status. Buat saya, hal tersebut sangat menyedihkan. Dan kalau Buddhisme memang betul demikian mementingkan status seperti itu, maka tidak ada komentar lain dari saya selain "Buddhisme itu menyedihkan".

Karena menilai dari 2 sudut pandang ini -tidak hanya yang enak atau hanya yang tidak enak saja kondisinya- maka saya mengatakan bahwa semua itu kondisional, tidak harus mengubah juga tidak harus tidak mengubah, semua tergantung kondisi lingkungan kita hidup. Namun terlepas dari itu semua, untuk mendapatkan manfaat Ajaran Buddha adalah dengan melatih mengikis noda bathin. Jadi tidak perlu dikhawatirkan dengan status. Itu saja. :)

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Kelana on 28 August 2012, 06:30:03 PM
intinya tanpa ada orang yang berktp budha pun bisa saja jadi banyak orang yang berktp budha dalam pendataan dan survey

Iya benar, bisa jadi demikian. Namun, ketika kita tahu tidak ada orang yang berktp budha tapi justru muncul dalam survey, bukankah ini justru menimbulkan kecurigaan atas data survey tersebut sehingga ia tidak valid lagi?
Lagipula toh pendataan dan survey hanyalah tahap awal.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: siswahardy on 28 August 2012, 09:00:06 PM
Iya, tadi hanya ilustrasi saja. Saya belum pernah kena survey begitu, mungkin karena sekitar rumah sudah ada cukup vihara.

Entah yah, kalau saya tidak bersikeras dalam status KTP dan (secara pribadi) menganjurkan orang tidak bersikeras juga. Tulislah apa yang dirasa bermanfaat dan tidak merepotkan.

Di satu pihak, kalau kita memang Buddhis, tidak ada kesulitan, dan dengan pengakuan Buddhis kita bisa berpengaruh pada manfaat tertentu (misalnya quota pembangunan vihara/sekolah Buddhis), tapi kita tidak mau, memang itu sikap yang kurang tepat. Tapi di sisi lain, saya pernah melihat bagaimana di satu keluarga kawin campur (beda agama, beda ras), pengakuan di KTP itu begitu hebohnya sampai bisa menyebabkan keributan; mertua ribut dengan menantu, ayah ribut dengan anak, suami dengan istri, hanya gara-gara status. Buat saya, hal tersebut sangat menyedihkan. Dan kalau Buddhisme memang betul demikian mementingkan status seperti itu, maka tidak ada komentar lain dari saya selain "Buddhisme itu menyedihkan".

Karena menilai dari 2 sudut pandang ini -tidak hanya yang enak atau hanya yang tidak enak saja kondisinya- maka saya mengatakan bahwa semua itu kondisional, tidak harus mengubah juga tidak harus tidak mengubah, semua tergantung kondisi lingkungan kita hidup. Namun terlepas dari itu semua, untuk mendapatkan manfaat Ajaran Buddha adalah dengan melatih mengikis noda bathin. Jadi tidak perlu dikhawatirkan dengan status. Itu saja. :)
saya rasa sejauh ini saya sependapat dgn apa yg anda sampaikan
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 28 August 2012, 09:49:31 PM
Sang Buddha di KTPnya agama apa ya?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Mokau Kaucu on 28 August 2012, 10:28:44 PM
Sang Buddha di KTPnya agama apa ya?

Apa pada masa Buddha Gotama ada KTP?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 29 August 2012, 08:01:43 AM
ada yang tahu bahasa Pali KTP ?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Mokau Kaucu on 29 August 2012, 09:22:24 PM
ada yang tahu bahasa Pali KTP ?

Mungkin Dewa Indra berkenan menjawab?  ^:)^
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 29 August 2012, 09:48:42 PM
jika di masa sang Buddha tidak ada KTP, berarti untuk menjadi buddhis itu gak perlu KTP sama sekali donk?

Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 29 August 2012, 10:05:13 PM
pada masa itu belum ada kartu jadi alternatifnya digunakan daun=palāsa,

tanda = nimitta,

penduduk atau warga negara = nāgarika

jadi KTP = Palāsa Nimitta Nāgarika (PNN)

CMIIW
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 29 August 2012, 10:07:49 PM
jika di masa sang Buddha tidak ada KTP, berarti untuk menjadi buddhis itu gak perlu KTP sama sekali donk?



memang tidak, apakah pernah terjadi sebaliknya?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 29 August 2012, 11:14:59 PM
memang tidak, apakah pernah terjadi sebaliknya?

tidak. jadi siapa umat buddhis yang berpendapat bahwa menjadi buddhis perlu pake KTP buddhis?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 30 August 2012, 12:45:24 AM
tidak. jadi siapa umat buddhis yang berpendapat bahwa menjadi buddhis perlu pake KTP buddhis?

tidak ada, hanya umat non-buddhis yg berpendapat demikian

jika di masa sang Buddha tidak ada KTP, berarti untuk menjadi buddhis itu gak perlu KTP sama sekali donk?


Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 30 August 2012, 07:36:09 AM
tidak ada, hanya umat non-buddhis yg berpendapat demikian


siapa nama umat non buddhis itu?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 30 August 2012, 09:01:53 AM
siapa nama umat non buddhis itu?

si non-buddhis itu tidak melampirkan KTPnya di sini, jadi bagaimana bisa tahu namanya?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 30 August 2012, 08:44:46 PM
si non-buddhis itu tidak melampirkan KTPnya di sini, jadi bagaimana bisa tahu namanya?

dia tidak melampirkan KTP nya di sini, bagaimana anda tau, kalau dia non buddhis?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 30 August 2012, 09:36:00 PM
dia tidak melampirkan KTP nya di sini, bagaimana anda tau, kalau dia non buddhis?

karena selain KTP, volume otak juga bisa dijadikan petunjuk
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 30 August 2012, 11:19:49 PM
karena selain KTP, volume otak juga bisa dijadikan petunjuk

tapi volume otak itu ternyata tidak bisa menunjukan, siapa nama orang itu. setuju?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 31 August 2012, 08:54:43 AM
tapi volume otak itu ternyata tidak bisa menunjukan, siapa nama orang itu. setuju?

yg bisa mengetahui nama dari orang berotak sedikit tentu saja hanya orang yg berotak lebih banyak.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 31 August 2012, 12:52:40 PM
yg bisa mengetahui nama dari orang berotak sedikit tentu saja hanya orang yg berotak lebih banyak.

jadi, yang berotak sedikit itu pasti non buddhis ya?

sedangkan semua buddhis pasti berotak banyak. gitu ya?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 01 September 2012, 05:34:27 PM
jadi, yang berotak sedikit itu pasti non buddhis ya?

sedangkan semua buddhis pasti berotak banyak. gitu ya?

saya tidak mengatakan demikian, dan saya juga tidak membantah statement anda. tapi itu itu adalah asumsi anda sendiri.
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 01 September 2012, 05:52:47 PM
saya tidak mengatakan demikian, dan saya juga tidak membantah statement anda. tapi itu itu adalah asumsi anda sendiri.

apa asumsi = pertanyaan?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Indra on 01 September 2012, 06:00:34 PM
apa asumsi = pertanyaan?

dalam kasus ini YES, anda sudah berasumsi dan mengharapkan penegasan untuk mendukung asumsi anda. Dan dari kasus ini teori volume otak sudah terbukti
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: adi lim on 01 September 2012, 06:46:27 PM
dalam kasus ini YES, anda sudah berasumsi dan mengharapkan penegasan untuk mendukung asumsi anda. Dan dari kasus ini teori volume otak sudah terbukti

pasti maksudnya lebih sedikit.  ^-^
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 01 September 2012, 07:04:29 PM
dalam kasus ini YES, anda sudah berasumsi dan mengharapkan penegasan untuk mendukung asumsi anda. Dan dari kasus ini teori volume otak sudah terbukti

jika asumsi= pertanyaan,  maka apa sebenarnya definisi dari asumsi?
Title: Re: Belajar agama Buddha tanpa harus menjadi umat Buddha!
Post by: Brahmanews on 01 September 2012, 07:13:36 PM
saya juga mau tau pendapat yang lain, adi lim, indra, siwahardy dan ryu, apakah kalian semua setuju : asumsi = pertanyaan?