Kebetulan saya ketemu sedikit koreksi untuk buku Riwayat Agung Para Buddha. Kalo DC ada waktu untuk ngedit e-book RAPB, monggo diedit
RAPB Jilid 1Hal.243 (untuk buku Cetakan I) atau hal.260 (e-book):
Pangeran Sumana (bakal Buddha Sumana) menikmati kebahagiaan hidup selama sembilan puluh ribu tahun, sebelum akhirnya melepaskan keduniawian. Pada saat itu usia manusia adalah 90.000 tahun. Dan sesuai pola dari kisah-kisah para Buddha yang lain, seharusnya – yang di-bold ungu tsb – bukan 90.000 tahun melainkan 9.000 tahun.
Hal.325 (untuk buku Cetakan I) atau hal.346 (e-book):
Di Siddhatta Buddhavamsa, di paragraf ke-1 ada kata “Sembilan puluh empat kappa” sedangkan di paragraf ke-2 menjadi “Sembilan puluh kappa”. Yang benar adalah 94 (yang keliru adalah yang di paragraf ke-2). Mungkin ini tidak terlalu penting juga sih, tapi untuk konsistensi saja…
Hal.355 (untuk buku Cetakan I) atau hal.379 (e-book):
Buddha Sikhi mengucapkan ramalan, “13 (tiga belas kappa) dari sekarang, Raja Arindama ini pasti akan menjadi seorang Buddha, bernama Gotama.Buddha Vipassi meramalkan bahwa bakal Buddha Gotama akan menjadi Buddha setelah 91 kappa lagi. Sedangkan Buddha Sikhi muncul 59 sunna kappa setelah Buddha Vipassi. Jadi seharusnya bukan 13 kappa melainkan 31 kappa.
Buddha Vessabhu dan Buddha sikhi muncul dalam kappa yang sama (Buddha Vessabhu meramalkan bahwa 31 kappa lagi Raja Arindama akan menjadi Buddha).
_____________________
RAPB Jilid 2Hal.1963 (untuk buku Cetakan I) atau hal.2081 (e-book):
(Catatan: gehasita somanassa vedana, yang sebaiknya didekati, kenikmatan atas indria muncul bersamaan dengan kemelekatan terhadap enam jenis objek indria yang menyenangkan yang dikenali oleh enam pintu indria.Seharusnya “yang sebaiknya
tidak didekati”. Di halaman sebelumnya juga sudah ada keterangan bahwa enam objek indria adalah rumah bagi kemelekatan, makanya disebut ‘geha’, yang sebaiknya tidak didekati karena cenderung meningkatkan kejahatan dan menurunkan kebajikan.
Hal.1978 (untuk buku Cetakan I) atau hal.2097 (e-book):
Perasaan netral yang cenderung menurunkan kejahatan dan meningkatkan kebajikan (dan oleh karena itu sebaiknya didekati) maksudnya adalah nekkhammasita upekkha, perasaan netral yang cenderung ke arah melepaskan keduniawian. Yaitu sikap netral terhadap objek-objek yang menyenangkan dan tidak menyenangkan melalui enam pintu indria. Objek indria yang menyenangkan tidak dilekati. Objek yang tidak menyenangkan tidak menyebabkan kemarahan dan kejengkelan. Baik objek menyenangkan maupun objek tidak menyenangkan tidak dapat menyebabkan kebodohan (moha) karena sikap yang tidak seimbang.[…]Seharusnya “dapat”. CMIIW.
_____________________
RAPB Jilid 3Hal.3388 (untuk buku Cetakan I) atau hal.3599 (e-book):
Paragraf 1: Perasaan ini yang disebut sukha dan somanassa adalah hal-hal yang tetap tanpa perubahan selamanya; sesungguhnya hal-hal tersebut selalu berubah setiap detik.Seharusnya: Perasaan ini yang disebut sukha dan somanassa
, bukanlah hal-hal yang tetap…