//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Kicauan BlacqueJacque  (Read 34253 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #60 on: 22 September 2011, 03:31:47 PM »
Ya, saya juga bilang begitu.
Andaikan 2 orang ini bersaudara, lalu si A (yg ga percaya Batman bisa ke sini) melihat si B ini menghabiskan dana/waktu untuk Bat Signal-nya, padahal dana/waktunya juga pas-pasan. Nah, apakah boleh misalnya si A yang melihat tidak-bermanfaatnya pandangan si B, meminta bukti dari kepercayaan B, mengajaknya berdebat/berargumentasi? Ataukah 'demi kedamaian total tanpa konflik' dan 'menghargai kepercayaan orang', semua pihak harus berdiam diri dan jalan masing-masing? Apa saja batasannya yang pantas dilakukan dan tidak boleh dilakukan, menurut bro morph?
dalam hal ini ada beberapa point.

pertama, asumsi ceritanya terlalu ideal. yg namanya kepercayaan, itu selalu ada efeknya, material maupun immaterial. jadi si A sebagai penganut kepercayaan juga menghabiskan waktu dan biaya, minimal ongkos mikir dan percaya. lain halnya si C yg mempelajari kepercayaan itu sebagai pengetahuan belaka tanpa ikutan percaya, maka tidak ada cost bagi si C.
jadi selama ada yg namanya percaya, di situ ada cost.

kedua, posisi si A sebagai penganut kepercayaan kompetitor.
karena si A juga penganut kepercayaan, maka si A tidak bisa ikut campur atau menasehati si B tanpa menyalahkan kepercayaan si B dan membenarkan kepercayaannya sendiri. dalam hal ini si A gak bisa bilang "A, gak usah nyalain lampu panggil betmen, dia gak ada di sini". ini berarti mau bilang kepercayaan dia benar, kepercayaan si B salah. cari gara2 yg gak perlu namanya...

dan karena posisinya sebagai penganut kepercayaan yg berlawanan dengan si B, maka si A juga gak bisa mengajak berargumentasi. argumentasinya akan berakhir dengan si A berpendapat betmen gak ada di sana dan si B berpendapat betmen bisa datang ke sana. akhirnya hanya bisa saling mengakui bahwa kepercayaan mereka berbeda dan saling mengerti.

ketiga, impact dari kepercayaan si B.
pada point pertama, yg namanya kepercayaan selalu ada efeknya dan costnya. menurut saya, selama impactnya gak sampe menimbulkan masalah2 sosial, dengan kata lain, efeknya gak mengganggu orang lain, maka biarkanlah orang menganut dan berpraktik kepercayaan yg dipercayainya... jadi kalo efek dari kepercayaan yg ada di dalam kepalanya membuat orang lain mati kena bom, mengganggu orang sakit di rs, memaksakan kehendak atau mendiskriminasi, menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental, bikin bunuh diri rame2, memanipulasi duit orang atau sexual abuse maka sepatutnya kita bersuara menentangnya...
kalo si B cuman nyalain lampu di rumahnya sendiri, biarkan sajalah. kecuali lampunya bikin silau tetangga dan mengganggu tidur.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #61 on: 22 September 2011, 03:35:09 PM »
iseng nimbrung

pesan buat ts : kalo lg jualan jgn jelek2in pabriknya napa... :hammer:

mengenai contoh fanatik :

misal ada dua orang, sebut A dan B

si A memakai celana dibadan dan baju di kaki, si B lalu mengolok2 dan mentertawakan si A
dibilangin si A sama si B kalo pakaiannya terbalik, sambil dihina hina bego, bodoh dan semacamnya

si A gak terima dibilang bego, tetep aja dia make baju kebalik.

yg Fanatik si A apa si B ?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #62 on: 22 September 2011, 03:46:29 PM »
Hahaha, dilibas ntar . . . .

Sayangnya dilibas dengan tinta/kotoran bukan dengan kebenaran/dharma
ujung ujungnya tidak bisa memberi manfaat dari tinta yang diserap, dibanggakan, difanatikkan
« Last Edit: 22 September 2011, 03:50:50 PM by djoe »

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #63 on: 22 September 2011, 03:47:56 PM »
iseng nimbrung

pesan buat ts : kalo lg jualan jgn jelek2in pabriknya napa... :hammer:
saya gak ngeliat ts jelek2in sebuah aliran.
ts cuman bermaksud menceritakan sebuah fenomena sosial, di mana seorang nenek merasakan penganut theravada ada yg fanatik...
ini ruang jurnal pribadi kan?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #64 on: 22 September 2011, 03:50:00 PM »
saya gak ngeliat ts jelek2in sebuah aliran.
ts cuman bermaksud menceritakan sebuah fenomena sosial, di mana seorang nenek merasakan penganut theravada ada yg fanatik...
ini ruang jurnal pribadi kan?

fakta adalah fakta

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #65 on: 22 September 2011, 03:51:39 PM »

ketiga, impact dari kepercayaan si B.
pada point pertama, yg namanya kepercayaan selalu ada efeknya dan costnya. menurut saya, selama impactnya gak sampe menimbulkan masalah2 sosial, dengan kata lain, efeknya gak mengganggu orang lain, maka biarkanlah orang menganut dan berpraktik kepercayaan yg dipercayainya... jadi kalo efek dari kepercayaan yg ada di dalam kepalanya membuat orang lain mati kena bom, mengganggu orang sakit di rs, memaksakan kehendak atau mendiskriminasi, menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental, bikin bunuh diri rame2, memanipulasi duit orang atau sexual abuse maka sepatutnya kita bersuara menentangnya...
kalo si B cuman nyalain lampu di rumahnya sendiri, biarkan sajalah. kecuali lampunya bikin silau tetangga dan mengganggu tidur.


Wah kalo ngomong mengganggu orang sakit di RS....kalo ini memang cukup mengganggu...udah kita sekarat masih diceramhin panjang lebar dan bertubi2...hehehe....

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #66 on: 22 September 2011, 04:26:05 PM »
Saya : Iya nek, saya memang sering melihat hal itu. Bahkan mereka cenderung menjatuh2kan aliran lain meskipun sesama pemuja Buddha. Hanya saja, saya yakin dan bersedia mau bantu karena pertama saya punya janji kepada Bhante, kedua, Bhante tidak mengkotak2an umatnya kepada aliran yang ada. Bhante berpandangan bahwa kita semua hanyalah umat di hadapan Sang Buddha. Karena itu saya mau membantu meskipun vihara yang dibangun adalah vihara Theravada.


Pekerja : Iya nih, bos saya emang orangnya jelek, gendut, kribo lagi (keseringan nonton amirah :P ) , namun saya tetap kok digaji tiap bulan. karena itu saya mau aja kerja sama dia walau dia itu Jelek, gendut, kribo lagi.
i'm just a mammal with troubled soul



Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #67 on: 22 September 2011, 04:37:32 PM »
dalam hal ini ada beberapa point.

pertama, asumsi ceritanya terlalu ideal. yg namanya kepercayaan, itu selalu ada efeknya, material maupun immaterial. jadi si A sebagai penganut kepercayaan juga menghabiskan waktu dan biaya, minimal ongkos mikir dan percaya. lain halnya si C yg mempelajari kepercayaan itu sebagai pengetahuan belaka tanpa ikutan percaya, maka tidak ada cost bagi si C.
jadi selama ada yg namanya percaya, di situ ada cost.
Ya, cost memang selalu ada. Tapi makin banyak 'percaya'-nya, maka makin banyak cost-nya.
Kisah kakak-adik ini adalah penggambaran dari kejadian nyata seorang kakak-adik yang punya kepercayaan berbeda. Kakaknya Atheis yang percaya semacam kehidupan lain di luar tata surya sana. Adiknya tadinya Buddhist tradisi, lalu pindah kepercayaan. Setelah pindah, maka biaya rumah tangga dialokasikan untuk hal-hal yang berhubungan dengan agamanya, yang akibatnya adalah si kakak kena 'nombokin' kekurangannya. Kalau ada pekerjaan di hari ibadah si adik, maka otomatis juga tanggung jawab dialihkan ke anggota keluarga lainnya.

Jadi kembali lagi, saya setuju semua ada cost. Tapi beda kepercayaan, beda pula jenis dan jumlah cost-nya. Bahkan kepercayaan sama di individu berbeda pun akan meminta cost yang berbeda pula.

Quote
kedua, posisi si A sebagai penganut kepercayaan kompetitor.
karena si A juga penganut kepercayaan, maka si A tidak bisa ikut campur atau menasehati si B tanpa menyalahkan kepercayaan si B dan membenarkan kepercayaannya sendiri. dalam hal ini si A gak bisa bilang "A, gak usah nyalain lampu panggil betmen, dia gak ada di sini". ini berarti mau bilang kepercayaan dia benar, kepercayaan si B salah. cari gara2 yg gak perlu namanya...
Kalau disertai pola pikir 'kompetitif', ya, saya setuju itu tidak berguna karena akan menjadi sekadar menyalahkan (punya orang) dan membenarkan (punya sendiri), entah untuk memenangkan sesuatu atau kepuasan ego semata.

Quote
dan karena posisinya sebagai penganut kepercayaan yg berlawanan dengan si B, maka si A juga gak bisa mengajak berargumentasi. argumentasinya akan berakhir dengan si A berpendapat betmen gak ada di sana dan si B berpendapat betmen bisa datang ke sana. akhirnya hanya bisa saling mengakui bahwa kepercayaan mereka berbeda dan saling mengerti.
Untuk hal ini, seandainya jika mereka sepakat berdebat (jadi bukan satu maksa yang lain), lalu disetujui satu sudut pandang netral sebagai dasar untuk menguji kebenaran satu pandangan, bolehkan pengujian ini dilakukan? 


Quote
ketiga, impact dari kepercayaan si B.
pada point pertama, yg namanya kepercayaan selalu ada efeknya dan costnya. menurut saya, selama impactnya gak sampe menimbulkan masalah2 sosial, dengan kata lain, efeknya gak mengganggu orang lain, maka biarkanlah orang menganut dan berpraktik kepercayaan yg dipercayainya... jadi kalo efek dari kepercayaan yg ada di dalam kepalanya membuat orang lain mati kena bom, mengganggu orang sakit di rs, memaksakan kehendak atau mendiskriminasi, menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental, bikin bunuh diri rame2, memanipulasi duit orang atau sexual abuse maka sepatutnya kita bersuara menentangnya...
kalo si B cuman nyalain lampu di rumahnya sendiri, biarkan sajalah. kecuali lampunya bikin silau tetangga dan mengganggu tidur.
Point-nya berarti asal tidak mengganggu orang lain, tidak masalah, begitu? Di satu sisi, saya juga setuju, tapi di sisi lain saya bertanya, bagaimana jika tidak mengganggu orang lain, tapi merusak dirinya sendiri? Misalnya karena praktik 'penyiksaan diri' tertentu, kesehatan memburuk, kegiatan terganggu, dan lain-lain. Apakah tetap dibiarkan saja karena toh yang rugi dia sendiri, tidak mengganggu orang lain?


[Disclaimer buat yang ingin merespon: Posting ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyinggung Theravada, aliran Buddhisme lain maupun Agama lain tertentu, tapi membicarakan kepercayaan apapun secara umum dan dampaknya pada kehidupan.]

Offline Blacquejacque

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 229
  • Reputasi: 7
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #68 on: 22 September 2011, 05:56:14 PM »
fakta adalah fakta

mau ditutupin gimana juga, memang nyatanya seperti itu.
susah klo uda fanatik

 ;D

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #69 on: 22 September 2011, 06:11:46 PM »
Memang fakta, wajah budisme semakin jauh dari ajaran asli, malah semakin lucu kefanatikannya, di plesetin jadi buda, bodisatwa, langsung kefanatikannya keluar, ada patung buda bar eh fanatik ke berhala langsung keluar, di singgung sutranya palsu, budanya aneh2 keluar kefanatikannya langsung keluar ilmu tafsir tingkat tinggi berusaha membenarkan yang aneh2.

sungguh fanatik tingkat tinggi.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
apakah itu fanatik ?
« Reply #70 on: 22 September 2011, 07:12:57 PM »
Jawabannya Iya...
Kalau jawabannya Ngga, Syukur... alam surga sudah tercipta di sini... ( tidak mungkin )

j3k saya ga tau maksudnya apa...
apakah gw itu fanatik menurut pengamatan bro ?

Kalau fanatik baik, pasti saya akan sebarkan semua orang untuk fanatik. Bro johan gimana?
bro johan sendiri fanatik atau tidak menurut bro sendiri?
nah ini fanatik terhadap apa dulu ? dan apa arti fanatik menurut bro.


Kalau menurut bro sebagian member di DC fanatik dan itu tidak baik,
hal2/solusi apa yg dpt menggugah/memperbaikin kelompok tsb ?

 _/\_
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Pikochan_chan

  • Sebelumnya: Good Listener
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 232
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • Welcome at Jungle
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #71 on: 22 September 2011, 08:33:06 PM »
Memang fakta, wajah budisme semakin jauh dari ajaran asli, malah semakin lucu kefanatikannya, di plesetin jadi buda, bodisatwa, langsung kefanatikannya keluar, ada patung buda bar eh fanatik ke berhala langsung keluar, di singgung sutranya palsu, budanya aneh2 keluar kefanatikannya langsung keluar ilmu tafsir tingkat tinggi berusaha membenarkan yang aneh2.

sungguh fanatik tingkat tinggi.

_/\_ Semoga ………….Buddhisme, terutama Para Penganutnnya semakin better(khususnya dalam hal belief&morality). Agar kelak Ajaran Sang Buddha can give sumbangsih bg Dunia at future. Ada baiknNya jika Umat Buddhist dpt choose ajaran² yg setelah dilaksanakan&dibuktikan can give benefit&happiness  to Self&OtherCreatures…….bcs pd awalnNya All Creatures berasal dr 1kesatuan......


_/\_ Sabbe Satta Bhavanthu Sukhitatta

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #72 on: 22 September 2011, 11:44:35 PM »
Jadi kembali lagi, saya setuju semua ada cost. Tapi beda kepercayaan, beda pula jenis dan jumlah cost-nya. Bahkan kepercayaan sama di individu berbeda pun akan meminta cost yang berbeda pula.
setuju.

Untuk hal ini, seandainya jika mereka sepakat berdebat (jadi bukan satu maksa yang lain), lalu disetujui satu sudut pandang netral sebagai dasar untuk menguji kebenaran satu pandangan, bolehkan pengujian ini dilakukan? 
boleh saja, tapi saya ragukan manfaatnya.
mencoba membahasnya dari sudut pandang netral (contohnya sains) sepertinya sia2 saja karena yg namanya kepercayaan, itu sifatnya personal dan subjektif. kalo kepercayaan bisa lolos teruji oleh sains, namanya bukan lagi kepercayaan, melainkan ilmu pengetahuan dan akan diajarkan di sekolah2.


Point-nya berarti asal tidak mengganggu orang lain, tidak masalah, begitu? Di satu sisi, saya juga setuju, tapi di sisi lain saya bertanya, bagaimana jika tidak mengganggu orang lain, tapi merusak dirinya sendiri? Misalnya karena praktik 'penyiksaan diri' tertentu, kesehatan memburuk, kegiatan terganggu, dan lain-lain. Apakah tetap dibiarkan saja karena toh yang rugi dia sendiri, tidak mengganggu orang lain?
kalo merusak diri sendiri itu pada taraf ringan, biarkan saja.
begitu merusak diri sampai pada taraf yg berat, otomatis akan berdampak pada sosial dan perlu ditindak.

contohnya:
kepercayaan si D mewajibkan "pajak" 70% penghasilannya untuk disumbangkan. karena kekurangan duit, si D mulai mengganggu lingkungan sekitarnya. numpang makan lah, minjem duit lah, atau gak balas telpon. apabila anda berada di dalam lingkaran sosialnya (sodara, teman atau keluarga) yg terganggu, boleh2 saja anda bertindak mencoba menyadarkannya. kalo kepercayaan si E cuman kena "pajak" 10% dan tidak mengganggu lingkaran sosialnya, ya biarkan saja...

pada contoh anda, penyiksaan dirinya berefek pada kesehatan dirinya, maka otomatis menimbulkan masalah pada lingkar sosialnya dan perlu dicoba untuk disadarkan. kalo sekadar vegetarian atau puasa gak makan malam, trus tidak berefek apa2 pada kehidupan sosialnya, yah biarkan saja. mungkin bagi yg gak percaya, itu menyiksa diri, tapi bagi dirinya itu nggak menyiksa diri.

ps: hanya ilustrasi, bukan kejadian sebenarnya. kesamaan persentase atau contoh hanyalah kebetulan belaka.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #73 on: 23 September 2011, 07:07:28 AM »
Memang fakta, wajah budisme semakin jauh dari ajaran asli, malah semakin lucu kefanatikannya, di plesetin jadi buda, bodisatwa, langsung kefanatikannya keluar, ada patung buda bar eh fanatik ke berhala langsung keluar, di singgung sutranya palsu, budanya aneh2 keluar kefanatikannya langsung keluar ilmu tafsir tingkat tinggi berusaha membenarkan yang aneh2.

sungguh fanatik tingkat tinggi.

Ini anda lihat dari sisi anda dan mereka melihat dari sisi mereka...coba samakan persepsi dulu...hehehe...
cuma kalo sudah beda aliran susah utk disamakan cara pandangnya... seperti yang bro kainyn post ani-sutta...kan lama2 yg tertinggal itu pasaknya bukan gongnya itu sendiri...hehehe... segala sesuatu yg berkondisi tidaklah kekal...

saya suka nonton DaAi tv, cm kadang ada timbul pertanyaan juga sih... sering dikatakan dharma tzu chi dan bukannya disebut dengan dharma Buddha... kalo dalam hal ini gimana??...
« Last Edit: 23 September 2011, 07:26:56 AM by william_phang »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Kicauan BlacqueJacque
« Reply #74 on: 23 September 2011, 07:15:47 AM »
pada contoh anda, penyiksaan dirinya berefek pada kesehatan dirinya, maka otomatis menimbulkan masalah pada lingkar sosialnya dan perlu dicoba untuk disadarkan. kalo sekadar vegetarian atau puasa gak makan malam, trus tidak berefek apa2 pada kehidupan sosialnya, yah biarkan saja. mungkin bagi yg gak percaya, itu menyiksa diri, tapi bagi dirinya itu nggak menyiksa diri.

ps: hanya ilustrasi, bukan kejadian sebenarnya. kesamaan persentase atau contoh hanyalah kebetulan belaka.

tapi eh ada kejadian nyata gara2 vegan seorang bayi mati.
http://www.go4healthylife.com/articles/4097/1/Bayi-Vegan-Meninggal-Ortu-Dianggap-Lalai/Page1.html

ps: karena kebetulan terjadi, maka kehidupan vegan pun bisa saja terjadi ke kehidupan sosialnya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))