Ya, saya juga bilang begitu.
Andaikan 2 orang ini bersaudara, lalu si A (yg ga percaya Batman bisa ke sini) melihat si B ini menghabiskan dana/waktu untuk Bat Signal-nya, padahal dana/waktunya juga pas-pasan. Nah, apakah boleh misalnya si A yang melihat tidak-bermanfaatnya pandangan si B, meminta bukti dari kepercayaan B, mengajaknya berdebat/berargumentasi? Ataukah 'demi kedamaian total tanpa konflik' dan 'menghargai kepercayaan orang', semua pihak harus berdiam diri dan jalan masing-masing? Apa saja batasannya yang pantas dilakukan dan tidak boleh dilakukan, menurut bro morph?
dalam hal ini ada beberapa point.
pertama, asumsi ceritanya terlalu ideal. yg namanya kepercayaan, itu selalu ada efeknya, material maupun immaterial. jadi si A sebagai penganut kepercayaan juga menghabiskan waktu dan biaya, minimal ongkos mikir dan percaya. lain halnya si C yg mempelajari kepercayaan itu sebagai pengetahuan belaka tanpa ikutan percaya, maka tidak ada cost bagi si C.
jadi selama ada yg namanya percaya, di situ ada cost.
kedua, posisi si A sebagai penganut kepercayaan kompetitor.
karena si A juga penganut kepercayaan, maka si A tidak bisa ikut campur atau menasehati si B tanpa menyalahkan kepercayaan si B dan membenarkan kepercayaannya sendiri. dalam hal ini si A gak bisa bilang "A, gak usah nyalain lampu panggil betmen, dia gak ada di sini". ini berarti mau bilang kepercayaan dia benar, kepercayaan si B salah. cari gara2 yg gak perlu namanya...
dan karena posisinya sebagai penganut kepercayaan yg berlawanan dengan si B, maka si A juga gak bisa mengajak berargumentasi. argumentasinya akan berakhir dengan si A berpendapat betmen gak ada di sana dan si B berpendapat betmen bisa datang ke sana. akhirnya hanya bisa saling mengakui bahwa kepercayaan mereka berbeda dan saling mengerti.
ketiga, impact dari kepercayaan si B.
pada point pertama, yg namanya kepercayaan selalu ada efeknya dan costnya. menurut saya, selama impactnya gak sampe menimbulkan masalah2 sosial, dengan kata lain, efeknya gak mengganggu orang lain, maka biarkanlah orang menganut dan berpraktik kepercayaan yg dipercayainya... jadi kalo efek dari kepercayaan yg ada di dalam kepalanya membuat orang lain mati kena bom, mengganggu orang sakit di rs, memaksakan kehendak atau mendiskriminasi, menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental, bikin bunuh diri rame2, memanipulasi duit orang atau sexual abuse maka sepatutnya kita bersuara menentangnya...
kalo si B cuman nyalain lampu di rumahnya sendiri, biarkan sajalah. kecuali lampunya bikin silau tetangga dan mengganggu tidur.