Apakah benar pondok pesantren adalah sarang teroris ?? banyak asumsi keluar, bahwa di pondok pesantren semangat jihad untuk menjadi seorang teroris di sebarkan/di bina/di pupuk/di organisir... hal ini jg diperkuat dengan ada nya bom yg meledak di pondok pesantren yg menewaskan santri di pondok pesantren, pertanyaan yg muncul, apakah pesantren di serang teroris yg mengatasnamakan jihad ? ato ada kecerobohan dr pihak calon teroris dalam menciptakan/belajar membuat bom ?
Bom Meledak di Pesantren Umar bin Khatab BIMA NTBMasyarakat desa Sanolo Kecamatan Bolo Kab. Bima – Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali digegerkan adanya suara ledakan yang terjadi disekitar lokasi Pondok Pesantren (Ponpes) Umar bin Khattab, di desa Sanolo sekitar pukul 15.30 Wita, Senin (11/7/2011) . Akibat ledakan tersebut, seorang santri bernama Suriyanto alias Firdaus bin Abdullah (20), asal desa O’o kecamatan Dompu kabupaten Dompu ini tewas ditempat akibat serpihan ledakan bom. Firdaus merupakan penghuni pondok pesantren tersebut sekaligus sebagai pengurus.
Setelah selesai dilakukan otopsi ,jenazah Firdauskemudian diserahkan ke pihak keluarga pada pukul 17.30 WITA. “Jenazah diantar petugas hingga ke perbatasan Dompu. Dengan kejadian tersebut hingga kini polisi belum bisa masuk ke pondok pesantren karena dihalangi oleh penghuni pondok. Namun demikian polisi telah mengepung lokasi pondok dengan mengerahkan sedikitnya 200 personil sambil menunggu perintah pimpinan untuk masuk ke lokasi.
Pihak polisi juga tetap waspada sehingga tidak gegabah masuk lokasi karena dikhawatirkan masih ada bom rakitan lain di dalam pondok. Termasuk menteri agama turut menghimbau pengurus dan penghuni pondok untk memberi akses masuk pada pihak keamanan terutama polisi untuk melakukan penyelidikan terkait ledakan yang diduga bom tersebut.
Pesantren yang dihuni sekitar 49 santri dan pengurus pesantren tersebut dipimpin oleh Ustad Abrory . dalam kasus ini Kepolisian lebih memilih mengedepankan cara persuasif, yakni pembicaraan dengan pimpinan pesantren yang ada di dalam ponpes. Sebenarnya polisi bisa saja merangsek masuk ke dalam pondok, tetapi untuk menghindari jatuh korban yang lebih banyak. Berarti sampai sekarang di dalam masih status quo. Polisi tetap mengawasi lokasi dari luar.
Sumber :
http://marhenyantoz.wordpress.com/2011/07/12/bom-meledak-di-pesantren-umar-bin-khatab-bima-ntb/200 Polisi Kepung Pesantren Umar Bin Khatab BimaTRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lebih dari 24 jam setelah ledakan bom Senin (11/7/2011) petang, petugas kepolisian belum juga bisa masuk ke dalam lokasi ledakan bom, di Pondok Pesantren Umar bin Khatab, Desa Sonolo, Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).Hingga Selasa (12/7/2011), pukul 22.00 WITA, sekitar 200 personil kepolisian gabungan masih mengepung pesantren yang dihuni sekitar 49 santri dan pengurus pesantren itu. Kepolisian lebih memilih mengedepankan cara persuasif, yakni pembicaraan dengan pimpinan pesantren yang ada di dalam ponpes.
Langkah ini diambil untuk menghindari jatuh korban jika kepolisian mengambil langkah represif dengan memaksa masuk ke dalam pesantren. "Sampai sekarang di dalam masih status quo. Kami tetap mengawasi lokasi dari luar," ujar Kabid Humas Polda NTB, AKBP Sukarman Husen, kepada Tribunnews.com, Selasa (12/7/2011) malam.
Alasan lain yang membuat tidak dilakukan masuk paksa ke dalam area pesantren, karena ada kekhawatiran penghuni pesantren masih memiliki bom lain dan digunakan untuk menyerang petugas.
"Jelas, kami tidak underestimate (meremehkan) hal itu. Memang ada perkiraan kami ke arah situ. Makanya perlu kewaspadaan dan pengamanan tinggi. Karena kalau kita gempur, itu bisa saja. Tapi, efek dominonya bisa banyak. Bisa jatuh korban juga," ujarnya.
Sukarman belum bisa memastikan, sampai kapan sikap "bertahan" polisi ini akan diakhiri. "Belum tahu. Pokoknya, kita tetap kedepankan cara-cara humanis dulu," imbuhnya.
Sumber :
http://www.tribunnews.com/2011/07/12/200-polisi-kepung-pesantren-umar-bin-khatab-bima