jadi memang susah kalo bisnis harus 100% JUJUR tanpa berbohong....
tapi kalo memang mau jujur bisa saja..
1. bayar pajak sesuai aturan pemerintah---> ditambah dengan banyaknya biaya siluman dan jeleknya infrastruktur kita, perusahaan bakal sulit bersaing dengan lainnya.
salah satu "alasan" yang "benar" secara bisnis (realistis), tetapi salah secara etika (idealis)
2. kalo customer tanya HPP ---> kasih tahu aja....ntar customer bakal bilang " Wah, Toke ini untungnya gede banget" ---> padahal kita harus gaji karyawan, bayar kredit mobil, kredit rumah, biaya sekolah anak2....cape deh.
Kalau customer tanya Harga Pokok (modal), apakah kita harus/wajib memberitahukannya ?
3. kalo customer tanya harga jual kok beda---> jawaban jujur " iya pak, si A lebih lancar pembayarannya, kalo bapak pembayaran dah tunda 1 bulan, kasih giro yang pencairannya 1 bulan ke depan lagi" customer bakalan tersinggung tuh...
dari mana customer tahu harga jual beda ? Kalaupun customer tahu ada perbedaan harga jual, saya akan beberkan kebijakan perusahaan memberikan cash discount untuk pembayaran yang lebih cepat, dan itu berlaku tanpa diskriminasi. Jadi tidak ada alasan untuk tersinggung.
4. customer minta mark up harga ---> jawaban jujur " MAAF pak, kami tidak bisa, karena kami tidak boleh berbohong" lain kali customer kagak bakalan balik lagi.
Kalau customer minta mark up harga, harusnya bukan customer yang mark up harga, tetapi agen-agen-nya / perantara / middle man-nya...
Kalau di-perusahaan saya bekerja sekarang, yang jual alat-alat berat, jika ada customer yang minta mark up harga, biasanya kita tolak, karena beberapa alasan.
1. Kalau middle man / agen / perantara minta mark up harga, biasanya bukan mark up kecil-kecil-an... dan kalau kita turut-i, maka akan menyebabkan harga jual kita menjadi mahal, dan preseden-nya KITA MENJUAL BARANG MAHAL.
2. Resiko mark-up, jika terjadi RETUR BARANG, apakah selisih mark up akan dikembali-kan ?
Jadi biasanya permintaan mark-up akan kita tolak dengan memberikan pengertian seperti ini :
"PAK, biasa-nya supaya transaksi bisa berhasil, kita jangan mark-up mark-up, karena akan menyebabkan harga jual kita menjadi TIDAK BERSAING (biasanya pembeli akan mungkin checking ke kompetitor), menurut pengalaman kami, kalau mengambil porsi komisi yang memang kita sediakan untuk para agen/perantara yang antara 5juta - 10juta, maka transaksi akan mudah CLOSING".
Pernah ada agen/perantara/middle man minta mark up Rp.50juta, langsung kita tolak.
5. customer minta komisi ---> jawaban jujur " maaf pak, kami tidak memberikan sumbangan dalam bentuk apa pun" apakah customer bakalan kembali?
customer biasanya tidak minta komisi, agen/perantara/middleman yang minta komisi. Jadi kalau agen/perantara/middleman itu minta komisi, WAJAR, dan memang kebijakan perusahaan sudah ada budget komisi untuk para agen/perantara/middleman, jika memang para agen/middleman/perantara itu yang membawa calon customer ke perusahaan.