//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dari BUDHA Hingga YESUS  (Read 221910 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #180 on: 04 October 2011, 08:31:57 PM »
ibarat makanan

kalau enak dipuji, diliat'in trs, kepengen lagi, dipromosikan, sering2 diomongin, disebarluaskan, cari tau bgmn masak-nya, cari tau bahan2-nya, cari tau siapa yg masak dst
kalau tidak enak, vice versa...

akhir kata hanya masalah selera...

yupz...
ibarat orang mau minum obat, maunya minum yang manis2..
padahal obat yang manjur itu obat yang pahit...
praktek bro sugi saja tidak sesuai dengan perkataan anda, bagaimana anda bisa konsisten??
anda bilang kalau agama lain tidak berbahaya dan mengajarkan kebaikan, kenapa tidak belajar darinya??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #181 on: 05 October 2011, 09:59:31 AM »
Menambahkan saja mengenai penderitaan atau ketidakpuasan

Dikutip dari sumber : Tidak Ada Ajahn Chah
Refleksi mengenai : Penderitaan ( Suffering )

***
Ada dua macan penderitaan, Penderitaan yang mengarah pada penderitaan lainnya dan penderitaan yang mengarah pada akhir dari penderitaan.
Pertama adalah kekecewaan setelah menikmati kesenangan yang telah berlalu dan penolakan pada hal yang tidak menyenangkan, merupakan pergulatan tanpa henti pada kebanyakan orang orang dari hari ke hari.

Kedua adalah penderitaan yang datang ketika anda merasakan sepenuhnya  perubahan terus menerus dari dari pengalaman -  kesenangan, kesakitan, kebahagiaan dan kemarahan – tanpa rasa takut dan penolakan. Pengalaman dari pengalaman kita menuntun pada ketidaktakutan dan kedamaian di dalam diri.


***
Sebenarnya kebahagiaan  adalah penderitaan yang tersamar namun dalam bentuk halus yang tidak anda lihat. Bila anda melekat pada kebahagiaan, sama seperti anda melekat pada penderitaan, tetapi anda tidak menyadari. Ketika anda berpegangan pada kebahagiaan, tidak mungkin membuang penderitaan yang mengikutinya. Keduanya tidak dapat dipisahkan.
Itulah yang diajarkan Sang Buddha pada kita untuk mengenal penderitaan, melihatnya sebagai bahaya yang melekat pada kebahagiaan, melihat keduanya sepadan.
Jadi, berhati hatilah ! Ketika kebahagiaan muncul, jangan terlena dan jangan disimpan. Ketika penderitaan datang, jangan putus asa, jangan tenggelam di dalamnya. Lihat keduanya menpunyai nilai yang setara.

***
Mengikuti hawa nafsu ( nafsu keinginan ) dan menyiksa diri adalah dua hal yang di hindari Sang Buddha. Keduanya hanyalah kesenangan dan penderitaan. Kita membayangkan diri kita telah bebas dari penderitaan, tetapi ternyata belum. Jika kita hanya berpegang teguh pada kebahagiaan, kita akan menderita lagi. ITULAH YANG SEBENARNYA, tetapi ORANG  BERPIKIR SEBALIKNYA

« Last Edit: 05 October 2011, 10:01:36 AM by CHANGE »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #182 on: 05 October 2011, 10:05:35 AM »
Menambahkan saja mengenai penderitaan atau ketidakpuasan

Dikutip dari sumber : Tidak Ada Ajahn Chah
Refleksi mengenai : Penderitaan ( Suffering )

***
Ada dua macan penderitaan, Penderitaan yang mengarah pada penderitaan lainnya dan penderitaan yang mengarah pada akhir dari penderitaan.

Pertama adalah kekecewaan setelah menikmati kesenangan yang telah berlalu dan penolakan pada hal yang tidak menyenangkan, merupakan pergulatan tanpa henti pada kebanyakan orang orang dari hari ke hari.

Kedua adalah penderitaan yang datang ketika anda merasakan sepenuhnya  perubahan terus menerus dari dari pengalaman -  kesenangan, kesakitan, kebahagiaan dan kemarahan – tanpa rasa takut dan penolakan. Pengalaman dari pengalaman kita menuntun pada ketidaktakutan dan kedamaian di dalam diri.

[...]


waww... :yes:

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #183 on: 05 October 2011, 10:08:48 AM »
SB, kita bahas satu-satu ya. Untuk sementara kita bahas yang ini dulu.

Dukkha memang bisa diterjemahkan sebagai "ketidak puasan", dan bagi saya kata tersebut "belum bermakna" atau istilah Anda "tidak" bisa disebut negatif/ pesimis. 
Respon kita terhadap dukkha itulah yang menjadi penilaian yang bermanfaat dalam kita bersikap. Contoh orang kaya merasakan dukkha karena suka membanding2kan kekayaannya dengan orang lain. Ada peribahasa Chinese yang mengatakan, "Senang melihat orang susah, dan susah melihat orang senang"  ;D

Ada orang yang pas2an kehidupannya namun merasakan sukacita, karena pandangannya yang bijaksana dalam menyikapi hidupnya, dalam segala hal dia selalu bersyukur atas karunia dalam hidupnya. Dia bisa "berdukkha atas kesusahan orang dan bersukkha atas kesenangan orang lain....." Dia merupakan sosok pribadi yang memliki kerendahan hati..........dan hidup orang tersebut akan berjalan baik dan hari-harinya penuh dengan sukacita.....'Dalam hal ini kita pernah memberi hormat padanya dan belajar teladannya....

Boleh dijelaskan, bagaimana pandangan yang bijaksana itu? bagaimana cara bersyukur?

Quote
Pribahasa orang S'pore : Khia Su(takut kalah), Khia Liau(takut rugi), Khia Yau(takut kelaparan), Khia Thia( takut sakit), Khia Shi(takut mati)........ ;D

Menurut anda, bagaimana cara mengatasi ketakutan-ketakutan ini? Apakah ada hubungannya dengan 'bersyukur'?

Offline sugianto budiman

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: -3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #184 on: 05 October 2011, 06:22:57 PM »
Cici Mayvise : terimakasih atas pertanyaan Anda......sebelumnya saya minta maaf utk tidak menjawab pertanyaan Anda. Setelah saya membaca posting sebelumnya dari bro-bro yang diatas, kelihatan mereka tidak begitu happy dengan kehadiran saya di DC dengan segala diskusi yang telah berlangsung sebelumnya.... Saya merasakan kurang nyaman saja, saya yakin apapun yang saya bicarakan tak ada gunanya.... Ada yg komentar sales honda masuk ke dealer yahama dsb...... ;D
Dan ada komentar "menjilat ludah kembali" dll......  ;D ;D Ya, saya anggap kehadiran saya tidak diinginkan.........  :) :) :) :) :)
Ada yang menyebut "Yesus" itu si berewok, kr****n = Canesten=obat kurap.........  _/\_   :'( :'( :'( :'( :'(  ;D ;D ;D ;D

Heran saya, koq ada orang yang berpendidikan dan mempelajari agamanya dan memberi segala teori2 ajaran agamanya, namun tutur kata dan cara berpikirnya bisa jauh dari yang diajarkan agamanya?????  ckckckckckck..........  _/\_

Memang susah berdiskusi dengan orang-orang yg seperti itu, lebih nyaman berdiskusi dengan orang2 yang benar2 mengerti Buddhisme daripada dengan orang yang merasa "hebat" ternyata kurang memahami ajaran sendiri apalagi ajaran orang lain  :-? :-? :-?

Quote
Singkatnya ya, yang selalu dipermasalahkan Ravi Zacharias dan semua rekan-rekan Kristiani lainnya adalah pengertian Dukkha dalam Buddhisme serta Anatta. Mereka berpandangan kalau kalau Buddhisme itu memandang semua hal di dunia ini membawa pada penderitaan, dan menyangkal sukacita.

Sebagai info saja ya, yang ngomong Buddhisme itu ajaran yang pesimisme karena melihat hidup itu melulu dukkha itu berasal dari pendapat para sarjana2 barat yang mempelajari Buddhisme dan menganut Buddhisme. Jadi bukan oleh  Ravi atau orang kr****n sendiri.......Jangan diputar balikan seakan-akan orang kr****n suka menghina ajaran Buddha..........  :o :o :o :o :o

Kalo ada info yang tidak benar, maka kewajiban umat Buddhis meluruskannya agar menjadi benar, jadi tidak perlu ada rasa benci dan marah serta mengejek balik orang2 seperti itu........  Dan jika saya tidak mau melanjutkan diskusi bukan berarti saya takut atau tidak bisa menjawab pertanyaan Anda, saya cuma tidak mau berpolemik lebih jauh........Saya anggap diskusinya udah tidak nyaman dan penuh kecurigaan......  ;D
Jika saya mau berdiskusi dengan orang-orang Buddhis, saya bisa saja mengunjungi wihara dan bertemu bikkhunya atau ke Universitas Buddhis dgn dosen2 Buddhis sehingga diskusinya yang lebih mendalam dan intens........seperti yang dilakukan oleh Ravi Zaccharias........ Mengapa itu dilakukan, sebab saya tidak ingin dengar gosip atau hoax tentang suatu ajaran agama tanpa mengkonfirmasikan dengan sumber yang mengetahui dan yang menganut ajaran tsb. Contoh, orang sering menanyakan, tentang membakar uang kertas neraka dan rumah2an yang terbuat dari kertas, apakah itu ritual ajaran Buddha? Karena saya tahu, maka saya menjawab, oh itu tradisi saja, bukan ajaran Buddha yang sesungguhnya.......  :) dan jika ada orang lagi bertanya kepada saya, maka jawaban saya akan sama, walaupun sekarang saya menjadi pengikut Yesus.......

Karena dulu saya pernah menanyakan hal itu pada bikkhu Mahayana, tapi sangat disayangkan bikkhu itu tidak menjawab dengan benar dan seakan membenarkan umatnya melakukan itu.....Saya protes, saya bilang, bhante, bisa tolong berikan referensi, kitab suci mana yang membolehkan kita bakar uang kertas dan rumah kertas bagi orang yg telah meninggal, apakah benar orang yg mati itu akan menerima semua bakaran tsb, jika tidak buat apa membuang uang jadi kertas bakaran????.....beliau cuma diam saja.......dan mengalihkan pembicaraan ke diskusi lainnya........

Mempelajari ajaran agama orang lain telah saya lakukan sejak dulu dengan Islam, Buddhisme dan terakhir kr****n.......Yang lain belum dalam bentuk diskusi hanya bacaan saja. Saya suka belajar dengan teman2 kr****n di Orthodox Syria yang berbahasa Arab dan Aram, mungkin asing bagi Anda yg hanya mengetahui tentang Protestan dan Khatolik saja.......


Untuk itu saya tidak perlu perpanjang diskusi ini lagi .......  _/\_ _/\_

Salam Metta;

SB

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #185 on: 05 October 2011, 07:29:55 PM »
Quote
Sebagai info saja ya, yang ngomong Buddhisme itu ajaran yang pesimisme karena melihat hidup itu melulu dukkha itu berasal dari pendapat para sarjana2 barat yang mempelajari Buddhisme dan menganut Buddhisme. Jadi bukan oleh  Ravi atau orang kr****n sendiri.......Jangan diputar balikan seakan-akan orang kr****n suka menghina ajaran Buddha..........  :o :o :o :o :o

Hahahah..... dari awal saya mengatakan "mempermasalahkan" bukan "menghina"..... anda yang merasa sendiri... pernahkah saya mengatakan bahwa umat Kristiani sedang menghina Buddhisme?  ::) ::) ::)

Saya hanya menyebutkan bahwa Ravi Zacharias memberikan kritikan tidak berdasar, BUKAN hinaan.

Bahkan dalam postingan" sebelumnya dengan gamblang saya tulis bahwa saya sangat menghormati orang Kristiani. Tolong jangan memelintir kata-kata saya.

Ooohh memangnya siapa aja yang bilang bahwa Buddhisme pesimis? Malah saya punya data seabrek di mana para sarjana barat dan para pemuka agama Buddha mengatakan bahwa Buddhis itu REALISTIS dan OPTIMIS.  :))

Quote
Kalo ada info yang tidak benar, maka kewajiban umat Buddhis meluruskannya agar menjadi benar, jadi tidak perlu ada rasa benci dan marah serta mengejek balik orang2 seperti itu........  Dan jika saya tidak mau melanjutkan diskusi bukan berarti saya takut atau tidak bisa menjawab pertanyaan Anda, saya cuma tidak mau berpolemik lebih jauh........Saya anggap diskusinya udah tidak nyaman dan penuh kecurigaan......  ;D

Oohh saya balik tanya lagi, apakah saya pernah mengejek Kristiani dalam topik ini? Sebutkan kalau pernah!

Yang pasti anda seharusnya paham bahwa kritik tidak sama dengan mengejek!

Seharusnya anda cukup dewasa untuk memahami mengapa anda sampai merasa tidak nyaman dan diskusi anda anggap penuh kecurigaan... hahahahah...

Quote
Jika saya mau berdiskusi dengan orang-orang Buddhis, saya bisa saja mengunjungi wihara dan bertemu bikkhunya atau ke Universitas Buddhis dgn dosen2 Buddhis sehingga diskusinya yang lebih mendalam dan intens........seperti yang dilakukan oleh Ravi Zaccharias........

Oohh... dan Ravi tidak menemukan ajaran Buddha yang sejati, karena kurangnya observasi. Anda sendiri ngaku kalau pernha ketemu bhiksu Mahayana yang jawabannya ngawur, lantas kenapa anda tidak menduga Ravi pergi ke satu wihara dengan para bhikkhu yang jawabannya ngawur?

Quote
Mempelajari ajaran agama orang lain telah saya lakukan sejak dulu dengan Islam, Buddhisme dan terakhir kr****n.......Yang lain belum dalam bentuk diskusi hanya bacaan saja. Saya suka belajar dengan teman2 kr****n di Orthodox Syria yang berbahasa Arab dan Aram, mungkin asing bagi Anda yg hanya mengetahui tentang Protestan dan Khatolik saja.......

Tidak juga, saya tahu Ortodoks, saya tahu ada Anglikan (sebelumnya telah saya sebut dalam topik ini), saya tahu Presbyterian, saya tahu Seven Day Adventist, sama sekali tidak asing. Bahkan saya tahu Nestorian dan punya terjemahan kitab-kitab suci mereka selama menyebarkan misi Kristianitas di Tiongkok.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #186 on: 05 October 2011, 07:49:45 PM »

Kami menganggap Anda berdiskusi diwaktu dan tempat yang tidak tepat.
ibarat 1 orang waras diantara 999 orang gila, siapa yang akan disebut gila ?

kalau pencuri berargumentasi dengan polisi disarang polisi, pencuri harus menyatakan bahwa kegiatan pencurian adalah seseuatu yang buruk kalau tidak ada konsekwensinya
begitu pula sebaliknya...

jadi kami harapkan Anda segera sadar, Anda keberada posisi dimana.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #187 on: 05 October 2011, 08:27:32 PM »
Cici Mayvise : terimakasih atas pertanyaan Anda......sebelumnya saya minta maaf utk tidak menjawab pertanyaan Anda. Setelah saya membaca posting sebelumnya dari bro-bro yang diatas, kelihatan mereka tidak begitu happy dengan kehadiran saya di DC dengan segala diskusi yang telah berlangsung sebelumnya.... Saya merasakan kurang nyaman saja, saya yakin apapun yang saya bicarakan tak ada gunanya.... Ada yg komentar sales honda masuk ke dealer yahama dsb...... ;D


saya senang kok dengan kehadiran anda, jadi bisa memperdebatkan ajaran masing2...
kalau yang ada disini hanya dari kalangan buddhis, saya tidak akan tahu komentar agama lain tentang agama kami..
tapi, yang namanya anak domba masuk ke kandang singa ya pasti diterkam, sama seperti anda, jadi ya apa boleh buat... :) :) :)
silahkan menetap di forum ini jika anda mau, dan saya sangat menghargainya..
tetapi kalau memang anda sudah tidak berkenan silahkan meninggalkan forum ini...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #188 on: 06 October 2011, 08:19:32 AM »
Cici Mayvise : terimakasih atas pertanyaan Anda......sebelumnya saya minta maaf utk tidak menjawab pertanyaan Anda. Setelah saya membaca posting sebelumnya dari bro-bro yang diatas, kelihatan mereka tidak begitu happy dengan kehadiran saya di DC dengan segala diskusi yang telah berlangsung sebelumnya....

Ya, saya bisa mengerti. Agama merupakan masalah yang sensitif. Saya baru merasa “sensi” tentang agama, sejak kira-kira 5 tahun yang lalu. Waktu itu pertama kalinya saya bertemu orang yang secara frontal membicarakan tentang betapa sepelenya Buddhism itu. Dan terus-terang, saya jadi emosi setiap kali ada orang yang mendiskreditkan Buddhism.

Mungkin teman-teman Buddhis saya di sini pernah mengalami hal serupa, dan menjadi antipati karenanya. Dan bukan tidak mungkin, anda pun akhirnya menjadi demikian.

Tapi, seperti yang pernah saya tulis, “tidak ada yang lebih benar antara siapa yang menusuk duluan atau siapa yang menusuk balik, karena intinya adalah sama-sama saling menyakiti”.


Quote
Saya merasakan kurang nyaman saja, saya yakin apapun yang saya bicarakan tak ada gunanya.... Ada yg komentar sales honda masuk ke dealer yahama dsb...... ;D
Dan ada komentar "menjilat ludah kembali" dll......  ;D ;D Ya, saya anggap kehadiran saya tidak diinginkan.........  :) :) :) :) :)
Ada yang menyebut "Yesus" itu si berewok, kr****n = Canesten=obat kurap.........  _/\_   :'( :'( :'( :'( :'(  ;D ;D ;D ;D

Ya, itu adalah ekspresi kebencian. Mengapa benci? Pertama, dipicu oleh sikap umat lain yang mendiskreditkan Buddhism (apalagi dengan kata dan nada yang tidak nyaman).  Seperti perumpamaan yang diucapkan Dato “tidak ada api maka tidak ada asap”.

Alasan yang Kedua, adalah mereka belum mampu mengendalikan diri. Karena belum mampu, maka mereka menggunakan cara instan, yaitu yang mirip dengan yang digunakan oleh umat lain.
_________________________

Alasan pertama, berada di luar kendali (kita tidak bisa mengontrol sikap dan ucapan orang lain). Tapi alasan yang kedua, bisa dilatih/dikendalikan.

Apa yang saya katakan ini bersifat universal, bukan hanya untuk teman-teman buddhis saya di sini, tapi juga untuk umat lain.  Semoga bisa saling introspeksi diri.


Quote
Heran saya, koq ada orang yang berpendidikan dan mempelajari agamanya dan memberi segala teori2 ajaran agamanya, namun tutur kata dan cara berpikirnya bisa jauh dari yang diajarkan agamanya?????  ckckckckckck..........  _/\_

Bukan hanya umat buddhis yang demikian, umat lain pun sama. Ini karena mereka mencintai agama mereka. Tidak ada satu pun orang yang senang bila ada orang yang menghina sesuatu yang dicintainya. Saat itu terjadi, ia menggunakan segala cara untuk membelanya/memperjuangkannya.

Tapi ini adalah "mencintai" dengan cara yang salah. Dalam konteks Buddhism, saat Sang Buddha akan meninggal (istilahnya Parinibbana). Beliau mengatakan kira-kira begini: “Segala sesuatu yang berkondisi adalah tidak kekal, berjuanglah dengan sungguh-sungguh”.

Perjuangan ini adalah perjuangan untuk dirimu, demi Kebebasan dirimu dari Keserakahan, Kebencian, dan Kebodohan Batin.  Sang Buddha membabarkan ajarannya sebagai modal untuk perjuangan ini, dan bukan sebagai modal untuk berdebat atau mempertahankan citra Buddhism.


Quote
Memang susah berdiskusi dengan orang-orang yg seperti itu, lebih nyaman berdiskusi dengan orang2 yang benar2 mengerti Buddhisme daripada dengan orang yang merasa "hebat" ternyata kurang memahami ajaran sendiri apalagi ajaran orang lain  :-? :-? :-?

Sebenarnya pemahaman orang lain bisa diketahui jika diskusi berjalan baik, tanpa keterlibatan emosi. Emosi di sini adalah perasaan berlebihan seperti marah/benci atau terlalu excited (senang berlebihan).

Emosi yang kuat mempengaruhi:

1. Kejernihan Pikiran. Maksudnya, seseorang paham tentang Buddhism. Tapi saat emosi, dia menjadi kabur dengan Ajaran yang benar, tentang apa yang seharusnya disampaikan. Pikirannya dirumitkan oleh pemikiran lain seperti “Bagaimana membalas orang kasar ini” atau “Bagaimana agar saya tidak dikalahkan oleh orang kasar ini”.

2. Mempengaruhi Objektivitas.

Contohnya:

Misalnya terjadi diskusi antara Sunday dan Caramel yang memiliki pandangan berbeda. Sunday mengatakan (dengan ucapan kasar) bahwa pandangan Caramel salah. Lalu Sunday pun mengutarakan pandangannya.

Caramel yang sudah terlanjur marah karena ucapan kasar, kemudian bersikap apatis. Dia tidak lagi mendengar dengan sungguh-sungguh ucapan Sunday berikutnya. Kalaupun mendengarnya, dia tidak lagi objektif karena dia hanya berpikir “bagaimana cara untuk tidak kalah”.

Kemudian diskusi diisi dengan penyangkalan, pembenaran,   dan “tusuk-tusukan”.
____________________

Ini yang menyebabkan saya mengoreksi ucapan beberapa member di sini. Sebetulnya nasihat saya untuk mengoreksi kata-kata bukan hanya ditujukan untuk umat buddhis di sini, tapi untuk umat lain juga. Tapi karena kebetulan di sini adalah umat buddhis, maka seolah-olah saya hanya fokus ke buddhis, padahal tidak.

Semoga kita bisa sama-sama introspeksi diri. Karena sebenarnya diskusi menjadi tidak berarti kalau orang-orangnya sudah tidak objektif dan sudah keruh pikirannya karena emosi.

Btw, harus telaah juga diri masing-masing. Walaupun kata-katanya halus dan sopan, apakah ada kebencian yang halus yang menyebabkannya menjunjung tinggi Kemenangan, dan terobsesi untuk Mengalahkan.

Quote
Sebagai info saja ya, yang ngomong Buddhisme itu ajaran yang pesimisme karena melihat hidup itu melulu dukkha itu berasal dari pendapat para sarjana2 barat yang mempelajari Buddhisme dan menganut Buddhisme. Jadi bukan oleh  Ravi atau orang kr****n sendiri.......Jangan diputar balikan seakan-akan orang kr****n suka menghina ajaran Buddha..........  :o :o :o :o :o

Ya, sebenarnya dari diskusi kita yang baru sebentar, saya masih ingin menjelaskan arti Dukkha. Tapi karena anda merasa tidak nyaman melanjutkan, ya sudah.

Sebetulnya saya juga menyayangkan sikap anda terlalu fokus ke komentar-komentar negatif. Padahal anda boleh memilih untuk tidak menaggapinya. Tapi kalau sudah ada keterlibatan emosi yang kuat, memang agak sulit juga.

Quote
[...]
Jika saya mau berdiskusi dengan orang-orang Buddhis, saya bisa saja mengunjungi wihara dan bertemu bikkhunya atau ke Universitas Buddhis dgn dosen2 Buddhis sehingga diskusinya yang lebih mendalam dan intens........seperti yang dilakukan oleh Ravi Zaccharias........ Mengapa itu dilakukan, sebab saya tidak ingin dengar gosip atau hoax tentang suatu ajaran agama tanpa mengkonfirmasikan dengan sumber yang mengetahui dan yang menganut ajaran tsb. Contoh, orang sering menanyakan, tentang membakar uang kertas neraka dan rumah2an yang terbuat dari kertas, apakah itu ritual ajaran Buddha? Karena saya tahu, maka saya menjawab, oh itu tradisi saja, bukan ajaran Buddha yang sesungguhnya.......  :) dan jika ada orang lagi bertanya kepada saya, maka jawaban saya akan sama, walaupun sekarang saya menjadi pengikut Yesus.......

Karena dulu saya pernah menanyakan hal itu pada bikkhu Mahayana, tapi sangat disayangkan bikkhu itu tidak menjawab dengan benar dan seakan membenarkan umatnya melakukan itu.....Saya protes, saya bilang, bhante, bisa tolong berikan referensi, kitab suci mana yang membolehkan kita bakar uang kertas dan rumah kertas bagi orang yg telah meninggal, apakah benar orang yg mati itu akan menerima semua bakaran tsb, jika tidak buat apa membuang uang jadi kertas bakaran????.....beliau cuma diam saja.......dan mengalihkan pembicaraan ke diskusi lainnya........

Ya, bagus kalau begitu. Intinya tidak langsung percaya.

Quote
Mempelajari ajaran agama orang lain telah saya lakukan sejak dulu dengan Islam, Buddhisme dan terakhir kr****n.......Yang lain belum dalam bentuk diskusi hanya bacaan saja. Saya suka belajar dengan teman2 kr****n di Orthodox Syria yang berbahasa Arab dan Aram, mungkin asing bagi Anda yg hanya mengetahui tentang Protestan dan Khatolik saja.......

Ya, bahkan saya hanya tau ka****k karena dari SD sampe kuliah ada pelajaran agama ka****knya. Mengenai Buddhism, menurut saya, anda baru paham sedikit. Kalau ingin mempelajari lebih banyak, kita bisa lanjut berdiskusi. Kalau mau lewat PM juga boleh, tapi kalau tidak mau juga tidak apa.
« Last Edit: 06 October 2011, 08:36:29 AM by Mayvise »

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #189 on: 06 October 2011, 08:42:06 AM »
Ya, saya bisa mengerti. Agama merupakan masalah yang sensitif. Saya baru merasa “sensi” tentang agama, sejak kira-kira 5 tahun yang lalu. Waktu itu pertama kalinya saya bertemu orang yang secara frontal membicarakan tentang betapa sepelenya Buddhism itu. Dan terus-terang, saya jadi emosi setiap kali ada orang yang mendiskreditkan Buddhism.

Mungkin teman-teman Buddhis saya di sini pernah mengalami hal serupa, dan menjadi antipati karenanya. Dan bukan tidak mungkin, anda pun akhirnya menjadi demikian.

Tapi, seperti yang pernah saya tulis, “tidak ada yang lebih benar antara siapa yang menusuk duluan atau siapa yang menusuk balik, karena intinya adalah sama-sama saling menyakiti”.

Ya, itu adalah ekspresi kebencian. Mengapa benci? Pertama, dipicu oleh sikap umat lain yang mendiskreditkan Buddhism (apalagi dengan kata dan nada yang tidak nyaman).  Seperti perumpamaan yang diucapkan Dato “tidak ada api maka tidak ada asap”.

Alasan yang Kedua, adalah mereka belum mampu mengendalikan diri. Karena belum mampu, maka mereka menggunakan cara instan, yaitu yang mirip dengan yang digunakan oleh umat lain.



kalau ada seseorang yg mendiskritkan buddhism secara frontal thdp Anda, Anda juga harus siap mengubah mindset Anda unt sekalian mendiskritkan buddhism
sambil mengenal kekuatan lawan bicara Anda, sejauh mana pengetahuannya. Sambil latihan lah melihat ego Anda ttg buddhism ketika dideskritkan dan sejauh mana bisa melepas dari ego Anda sendiri.

kalau seseorang berada di forum ini, tidak mw melepas egoisme pandangannya, hmmm konsekwensi ditanggung sndiri.
ibarat 1 orang gila, diantara 99 orang waras. jadilah "orang waras" menurut ukuran Anda. kalau tidak mampu keluarlah dari lingkungan orang waras dan bergabung dengan 99 orang gila maka Anda akan sebagai orang "waras".
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #190 on: 06 October 2011, 09:17:59 AM »
kalau ada seseorang yg mendiskritkan buddhism secara frontal thdp Anda, Anda juga harus siap mengubah mindset Anda unt sekalian mendiskritkan buddhism
sambil mengenal kekuatan lawan bicara Anda, sejauh mana pengetahuannya.

Mendiskreditkan = menjelek-jelekkan. Tentu saja saya tidak akan melakukan hal itu. Saya tetap memandang dan mengutarakan Buddhism apa adanya saja.

Untuk mengenal pengetahuan lawan bicara, saya akan bertanya. Kalau ternyata keliru, saya utarakan apa yang benar. Saya usahakan untuk tidak membesar-besarkan kesalahannya. Maksudnya, saya tidak mengatakan berulang-ulang (apalagi dalam berbagai versi) bahwa dia salah. Saya cukup utarakan apa yang benar, dengan begitu dia tau bahwa dia salah tanpa merasa kerdil.

Quote
Sambil latihan lah melihat ego Anda ttg buddhism ketika dideskritkan dan sejauh mana bisa melepas dari ego Anda sendiri.

Kadang saya bingung dengan kata ego. Tapi kalau mengalami hal itu, kita memang bisa memperhatikan gejolak pikiran dan perasaan.

Quote
kalau seseorang berada di forum ini, tidak mw melepas egoisme pandangannya, hmmm konsekwensi ditanggung sndiri.
ibarat 1 orang gila, diantara 99 orang waras. jadilah "orang waras" menurut ukuran Anda. kalau tidak mampu keluarlah dari lingkungan orang waras dan bergabung dengan 99 orang gila maka Anda akan sebagai orang "waras".

Tetap harus koreksi dulu diri sendiri. Apakah dia memang begitu, atau sikap kita yang menjadikannya begitu.

Offline Menander

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 105
  • Reputasi: 8
  • I Am The Saviour
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #191 on: 06 October 2011, 10:06:13 AM »
Cici Mayvise : terimakasih atas pertanyaan Anda......sebelumnya saya minta maaf utk tidak menjawab pertanyaan Anda. Setelah saya membaca posting sebelumnya dari bro-bro yang diatas, kelihatan mereka tidak begitu happy dengan kehadiran saya di DC dengan segala diskusi yang telah berlangsung sebelumnya.... Saya merasakan kurang nyaman saja, saya yakin apapun yang saya bicarakan tak ada gunanya.... Ada yg komentar sales honda masuk ke dealer yahama dsb...... ;D
Dan ada komentar "menjilat ludah kembali" dll......  ;D ;D Ya, saya anggap kehadiran saya tidak diinginkan.........  :) :) :) :) :)
Ada yang menyebut "Yesus" itu si berewok, kr****n = Canesten=obat kurap.........  _/\_   :'( :'( :'( :'( :'(  ;D ;D ;D ;D

Heran saya, koq ada orang yang berpendidikan dan mempelajari agamanya dan memberi segala teori2 ajaran agamanya, namun tutur kata dan cara berpikirnya bisa jauh dari yang diajarkan agamanya?????  ckckckckckck..........  _/\_

Memang susah berdiskusi dengan orang-orang yg seperti itu, lebih nyaman berdiskusi dengan orang2 yang benar2 mengerti Buddhisme daripada dengan orang yang merasa "hebat" ternyata kurang memahami ajaran sendiri apalagi ajaran orang lain  :-? :-? :-?

Sebagai info saja ya, yang ngomong Buddhisme itu ajaran yang pesimisme karena melihat hidup itu melulu dukkha itu berasal dari pendapat para sarjana2 barat yang mempelajari Buddhisme dan menganut Buddhisme. Jadi bukan oleh  Ravi atau orang kr****n sendiri.......Jangan diputar balikan seakan-akan orang kr****n suka menghina ajaran Buddha..........  :o :o :o :o :o

Kalo ada info yang tidak benar, maka kewajiban umat Buddhis meluruskannya agar menjadi benar, jadi tidak perlu ada rasa benci dan marah serta mengejek balik orang2 seperti itu........  Dan jika saya tidak mau melanjutkan diskusi bukan berarti saya takut atau tidak bisa menjawab pertanyaan Anda, saya cuma tidak mau berpolemik lebih jauh........Saya anggap diskusinya udah tidak nyaman dan penuh kecurigaan......  ;D
Jika saya mau berdiskusi dengan orang-orang Buddhis, saya bisa saja mengunjungi wihara dan bertemu bikkhunya atau ke Universitas Buddhis dgn dosen2 Buddhis sehingga diskusinya yang lebih mendalam dan intens........seperti yang dilakukan oleh Ravi Zaccharias........ Mengapa itu dilakukan, sebab saya tidak ingin dengar gosip atau hoax tentang suatu ajaran agama tanpa mengkonfirmasikan dengan sumber yang mengetahui dan yang menganut ajaran tsb. Contoh, orang sering menanyakan, tentang membakar uang kertas neraka dan rumah2an yang terbuat dari kertas, apakah itu ritual ajaran Buddha? Karena saya tahu, maka saya menjawab, oh itu tradisi saja, bukan ajaran Buddha yang sesungguhnya.......  :) dan jika ada orang lagi bertanya kepada saya, maka jawaban saya akan sama, walaupun sekarang saya menjadi pengikut Yesus.......

Karena dulu saya pernah menanyakan hal itu pada bikkhu Mahayana, tapi sangat disayangkan bikkhu itu tidak menjawab dengan benar dan seakan membenarkan umatnya melakukan itu.....Saya protes, saya bilang, bhante, bisa tolong berikan referensi, kitab suci mana yang membolehkan kita bakar uang kertas dan rumah kertas bagi orang yg telah meninggal, apakah benar orang yg mati itu akan menerima semua bakaran tsb, jika tidak buat apa membuang uang jadi kertas bakaran????.....beliau cuma diam saja.......dan mengalihkan pembicaraan ke diskusi lainnya........

Mempelajari ajaran agama orang lain telah saya lakukan sejak dulu dengan Islam, Buddhisme dan terakhir kr****n.......Yang lain belum dalam bentuk diskusi hanya bacaan saja. Saya suka belajar dengan teman2 kr****n di Orthodox Syria yang berbahasa Arab dan Aram, mungkin asing bagi Anda yg hanya mengetahui tentang Protestan dan Khatolik saja.......


Untuk itu saya tidak perlu perpanjang diskusi ini lagi .......  _/\_ _/\_

Salam Metta;

SB



Bila anda tersindir begitu saja, Bagaimana bisa anda memberi kepastian kabar baik kepada kita2 domba-domba yang sesat ini?

Tampaknya anda perlu belajar lagi deh bagaimana menjadi evangelis yang terlatih, baik secara teologis maupun mental

Anda hanya mengerti yang manis2 saja, kena rasa pahit sedikit saja sudah goyah

Tersindir.. Secara tidak langsung memposisikan diri anda pada dukacita, So.. tunjukan dong mana sukacita yang anda gembor2kan sebelumnya



Maaf kalau ada kata2 saya menyinggung anda





Shalom;

Men
Saya adalah Menander I, Sang Raja Indo-Yunani yang suka blak-blak an. Penguasa dataran India, Baktria, dan sampai Eropa.

Offline Predator

  • Sebelumnya: Radi_muliawan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 585
  • Reputasi: 34
  • Gender: Male
  • Idealis tapi realistis dan realistis walau idealis
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #192 on: 06 October 2011, 10:52:19 AM »
hmm ngomong-ngomong kalau K r i s t e n berubah jadi Kr****n tapi I s l a m kenapa tidak berubah ya ? :)



Bila anda tersindir begitu saja, Bagaimana bisa anda memberi kepastian kabar baik kepada kita2 domba-domba yang sesat ini?

Tampaknya anda perlu belajar lagi deh bagaimana menjadi evangelis yang terlatih, baik secara teologis maupun mental

Anda hanya mengerti yang manis2 saja, kena rasa pahit sedikit saja sudah goyah

Tersindir.. Secara tidak langsung memposisikan diri anda pada dukacita, So.. tunjukan dong mana sukacita yang anda gembor2kan sebelumnya



Maaf kalau ada kata2 saya menyinggung anda





Shalom;

Men
susah dan senang, sakit dan sehat selalu silih berganti

Offline sugianto budiman

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: -3
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #193 on: 06 October 2011, 12:44:22 PM »
Dear cici Mayvise : Terimakasih atas komentar Anda & kebaikan Anda. Jika Anda tidak keberatan, alangkah baiknya kita bisa diskusikan lewat PM saja  ;D.  Ini alamat email saya : sugianto.budiman [at] gmail.com. Kita bisa bicarakan lebih intens tanpa gangguan di forum DC ini. Jika boleh Anda juga bisa berikan alamat email Anda, agar saya bisa hub Anda....

Sebagai info saja bagi kawan lainnya,  saya tidak terganggu baik secara pikiran mau pun spiritual saya atas komentar2 Anda diatas. Sebab didalam kekr****nan dikenal sebagai sikap " penyangkalan diri" dan dalam ajaran Buddha dikenal sebagai anatta, cuma prosesnya berbeda saja. Saya tidak mau menjawab karena saya mau menjaga wibawa dan perasaan Anda semuanya.  ;D ;D Sebab itu saya bilang anggaplah saya tak tahu apa2 dan sekarang saya tambahkan lagi :"saya salah alamat menanyakan Buddhisme" diforum ini...  _/\_



Salam metta

SB

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Dari BUDHA Hingga YESUS
« Reply #194 on: 06 October 2011, 01:08:43 PM »
dibuddhist mengenal istilah "melepas" dengan tujuan agar mahluk yg di lepas bs berbahagia... kita semua telah melepas anda jauh2 hari, mungkin di kanesten dikenal dengan ajaran pengampunan dosa, ya kita semua disini juga telah mengampuni dosa anda dan orang kanesten, bahkan dato' telah menebus dosa orang kanesten dengan air keringat dato' tidak perlu ditanya kenapa, karena dato' tidak tertarik menjawab, untuk menjaga harga diri anda, orang kanesten dan si gusti brewok tentu nya...

jika anda mengatakan anda salah masuk ke forum ini, tepat... krn ini forum buddhist bukan forum untuk anda menyebarkan ajaran saleb kanesten dr gusti brewok anda, terlebih mentafsir ajaran buddhist mengikuti pandangan kanesten anda...

 

anything