//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan  (Read 586417 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1095 on: 29 December 2011, 09:25:09 AM »

---> mengenai moha aq masih belom donk :-?, bisa dijabarkan dengan rinci agar tidak ada kesalahan persepsi dr aq. Seperti dosa awalnya aq pikir hanya kebencian ternyata arti luasnya menghindari kepesaan tidak menyenangkan. CMIIW

Moha = delution, yang memiliki karakteristik membutakan... jadi boleh dibilang kebutaan mental (pikiran) mengenai realita apa adanya segala sesuatu yang berkondisi... segala sesuatu yg berkondisi berkarakteristik annica (tidak kekal/selalu berubah), Dukkha (tidak memuaskan), dan Anatta (bukan-diri/on-selft)..... Jd moha adalah pikiran yang mengganggap bahwa segala sesuatu object yang berkondisi adalah kekal, memuaskan, dan mililk-ku/diri-ku/Aku...

Seperti kita yg masih belum mencapai pencerahan kita mengganggap bahwa didalam diri kita ada roh yg kekal, ini juga karena moha.. disamping itu juga, orang melakukan suatu perbuatan tanpa disertai atau memahami dengan pikiran bahwa suatu perbuatan akan menghasilkan buah... ini juga disebut moha...

contoh lain seseorang dijelaskan suatu hal, tetapi pikirannya lagi gelisah dan tidak bisa menangkap apa yang diajarkan/jelaskan.... ini juga termasuk moha...


Jadi intinya buddha dhamma itu 4kesunyataan mulia?, apakah jalan beruas delapan dan kamma juga termasuk?


Buddha mengajarkan tentang Dukkha dan jalan menuju lenyapnya dukkha.... ini yang bisa dibuktikan kalo diterapkan didalam hidup ini...
« Last Edit: 29 December 2011, 09:27:13 AM by william_phang »

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1096 on: 29 December 2011, 11:45:17 AM »
Mo nanya dong  ;D

Sering sekali dalam hidup, kita ingin membuktikkan sesuatu baik kepada orangtua, saudara, teman, guru, dll. Apakah hal "membuktikkan sesuatu" itu adalah sesuatu yang bermanfaat ataukah sebaliknya ?

Apakah hal ini erat kaitannya dengan perbandingan ?
« Last Edit: 29 December 2011, 11:47:39 AM by rooney »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1097 on: 29 December 2011, 02:28:57 PM »
bicara tentang ehipasiko, saya jadi ingat, om kainyn, kan ada ya yang namanya anumana (melihat yang tidak terlihat dari yang terlihat)?
Anumana maksudnya mengambil keputusan berdasarkan logika? Jika ya, memang demikian. Banyak hal adalah terkait, dan dengan melihat satu hal, kita bisa 'melihat' hal lainnya tanpa perlu benar-benar melihatnya. Contoh gampang kita luka di jempol kiri, lalu mengetahui rasa sakitnya. Tidak perlu mengalami luka di kelingking kanan untuk mengetahui bahwa luka di kelingking kanan juga sakit. Bagaimana kita bisa sampai pada kesimpulan tersebut adalah 'anumana'.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1098 on: 29 December 2011, 02:44:13 PM »
Everything should be made as simple as possible but not simpler
True. The simplest non-over-simplified things are the best lessons to learn.


Quote
----> mengenai moha aq masih belom donk :-?, bisa dijabarkan dengan rinci agar tidak ada kesalahan persepsi dr aq. Seperti dosa awalnya aq pikir hanya kebencian ternyata arti luasnya menghindari kepesaan tidak menyenangkan. CMIIW
Sudah dijawab bro William Phang. Saya hanya singkat saja, fenomena dalam alam ini memiliki tiga corak: anicca, dukkha, anatta. Moha atau kebodohan bathin adalah penghalang kita memahami hal tersebut. Kebodohan bathin ini beda dengan kebodohan intelektual; ada orang yang pintar secara intelektual, namun bodoh secara bathin dalam artian dikuasai moha. Sama seperti lobha & Dosa, bentuk dan wujud moha berbeda pada setiap orang per kasus. Nanti mungkin kalau kebetulan di pembahasan lain ada terkait dengan moha, baru kita bahas. Tapi contoh yang paling umum adalah bagaimana orang tidak dapat menerima kondisi yang berubah sehingga terus menerus mencari sebuah keabadian.


Quote
:-? :-? :-? Jadi intinya buddha dhamma itu 4kesunyataan mulia?, apakah jalan beruas delapan dan kamma juga termasuk?
Ya, yang disebut Buddha-dhamma adalah dukkha dan lenyapnya dukkha. Jalan Mulia Beruas Delapan adalah format latihan untuk mencapai akhir dari dukkha tersebut. Hukum kamma adalah memahami keberadaan konsekwensi dari suatu perbuatan. Secara pastinya, kamma tidak bisa dibuktikan oleh orang biasa. Itu adalah kapasitas seorang Buddha.


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1099 on: 29 December 2011, 02:53:49 PM »
Mo nanya dong  ;D

Sering sekali dalam hidup, kita ingin membuktikkan sesuatu baik kepada orangtua, saudara, teman, guru, dll. Apakah hal "membuktikkan sesuatu" itu adalah sesuatu yang bermanfaat ataukah sebaliknya ?

Apakah hal ini erat kaitannya dengan perbandingan ?
Menurut saya, tergantung tujuan, hal apa, dan cara pembuktiannya itu sendiri. Jika tujuannya adalah untuk mengembangkan diri sendiri dan memberi contoh/teladan yang baik bagi orang lain, maka tentu itu adalah pembuktian yang baik secara tujuan. Jika tujuannya untuk kesombongan, merendahkan orang lain, emosi, dendam, dan hal-hal negatif lain, tentu jadi tidak bermanfaat. Namun terlepas dari tujuannya baik atau tidak, kalau kita terlalu melekat pada tujuan itu sendiri, nanti jadi obsesi, dan tentu itu adalah penderitaan yang dibuat-buat oleh diri sendiri. Cara pembuktiannya juga kalau harus merugikan diri sendiri atau makhluk lain, maka sepertinya tidak bermanfaat.

Ya, dalam hal pembuktian diri, biasanya berkaitan erat dengan perbandingan dan pengokohan 'diri' yang dibandingkan dengan objek luar lainnya. Maka memang sebaiknya ekstra hati-hati.


Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1100 on: 07 January 2012, 12:04:27 PM »
bro kain,

mau tanya
kenapa bisa ada sisa kremasi berupa relik?
katanya hanya orang suci yang punya sisa kremasi berupa relik, benar gak sih?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1101 on: 07 January 2012, 03:35:23 PM »
bro kain,

mau tanya
kenapa bisa ada sisa kremasi berupa relik?
katanya hanya orang suci yang punya sisa kremasi berupa relik, benar gak sih?
Soal relik saya tidak tahu dan tidak pernah tertarik mempelajarinya. Kalau secara ilmiah, memang bisa saja bagian2 tubuh yang mengandung mineral tertentu, tidak habis terbakar. Bahkan dilaporkan hewan pun bisa saja meninggalkan relik ketika dikremasi.
Karena itulah saya pribadi tidak peduli mau benar atau tidak karena tidak ada hubungannya dengan pengembangan bathin, bahkan itu bisa jadi ajang spekulasi seseorang mencapai kesucian yang jelas keliru. Jadi saya memang apatis terhadap isu relik.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1102 on: 09 January 2012, 08:40:11 AM »
benar juga.

terima kasih.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1103 on: 09 January 2012, 09:29:37 AM »
tanya lagi.

kasus 1
A atas dendam kesumat, telah membunuh B yang dilakukan dengan kebencian yang begitu besar, sehingga B mati dengan menggenaskan. (B meninggalkan 1 istri dan 3 anak)

kasus 2
A atas dendam kesumat, telah memukul B yang dilakukan dengan kebencian yang begitu besar, sehingga B menjadi lumpuh dan cacat seumur hidup. (B punya 1 istri + 3 anak yang harus di nafkahi)

kalo menurut bro Kainyn kira2 pada kasus 1 dan 2, mana yang karmanya lebih berat.

Offline cumi polos

  • Sebelumnya: Teko
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.130
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
  • mohon transparansinya
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1104 on: 09 January 2012, 09:33:24 AM »
tanya lagi.

kasus 1
A atas dendam kesumat, telah membunuh B yang dilakukan dengan kebencian yang begitu besar, sehingga B mati dengan menggenaskan. (B meninggalkan 1 istri dan 3 anak)

kasus 2
A atas dendam kesumat, telah memukul B yang dilakukan dengan kebencian yang begitu besar, sehingga B menjadi lumpuh dan cacat seumur hidup. (B punya 1 istri + 3 anak yang harus di nafkahi)

kalo menurut bro Kainyn kira2 pada kasus 1 dan 2, mana yang karmanya lebih berat.

lebih menarik lagi bro membelikan di polis asuransi yg sangat besar klaim nya... spt rp 1 Trilliun....
nah kemudian barulah bro melaksanakan kesumat tsb...

kalau begitu apakah karma jeleknya berkurang (sebab menerima klaim asuransi) !
merryXmas n happyNewYYYY 2018

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1105 on: 09 January 2012, 11:02:48 AM »
tanya lagi.

kasus 1
A atas dendam kesumat, telah membunuh B yang dilakukan dengan kebencian yang begitu besar, sehingga B mati dengan menggenaskan. (B meninggalkan 1 istri dan 3 anak)

kasus 2
A atas dendam kesumat, telah memukul B yang dilakukan dengan kebencian yang begitu besar, sehingga B menjadi lumpuh dan cacat seumur hidup. (B punya 1 istri + 3 anak yang harus di nafkahi)

kalo menurut bro Kainyn kira2 pada kasus 1 dan 2, mana yang karmanya lebih berat.
Mengenai hukum kamma, tetap saya tidak mampu menilai dan tidak mau spekulasi. Menurut saya, tidak bunuh ataupun bunuh, bisa saja sama 'beratnya', namun beda jenis dan buahnya saja. Kadang kita dibiaskan oleh akibat yang kelihatan misalnya kalau sampai cacat, maka istri selain punya tanggungan anak, ada tambahan merawat suami, jadi seolah-olah lebih menderita untuk si istri. Tapi tetap bagaimanapun juga, terlalu banyak faktor untuk diperhitungkan, jadi selain niatannya tidak bisa dinilai, juga akibatnya tidak bisa ditentukan yang mana lebih buruk.

Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1106 on: 09 January 2012, 11:32:49 AM »
Mengenai hukum kamma, tetap saya tidak mampu menilai dan tidak mau spekulasi. Menurut saya, tidak bunuh ataupun bunuh, bisa saja sama 'beratnya', namun beda jenis dan buahnya saja. Kadang kita dibiaskan oleh akibat yang kelihatan misalnya kalau sampai cacat, maka istri selain punya tanggungan anak, ada tambahan merawat suami, jadi seolah-olah lebih menderita untuk si istri. Tapi tetap bagaimanapun juga, terlalu banyak faktor untuk diperhitungkan, jadi selain niatannya tidak bisa dinilai, juga akibatnya tidak bisa ditentukan yang mana lebih buruk.

hmmm....

jadinya memang ruwet ya klo begitu. karena betul juga, banyak bahkan terlalu banyak faktor lainnya yang akan mempengaruhi.
saya bertanya ini karena berkenaan dengan sila pembunuhan, dan setelah saya renungkan secara sederhana, saya malah sampai pada pengertian bahwa kasus 2 ternyata lebih parah akibatnya. dan saya malah sampai pada pengertian pada kasus diatas kammanya lebih berat di kasus 2
tapi sepertinya tidak sesederhana itu ya?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1107 on: 09 January 2012, 02:29:49 PM »
hmmm....

jadinya memang ruwet ya klo begitu. karena betul juga, banyak bahkan terlalu banyak faktor lainnya yang akan mempengaruhi.
saya bertanya ini karena berkenaan dengan sila pembunuhan, dan setelah saya renungkan secara sederhana, saya malah sampai pada pengertian bahwa kasus 2 ternyata lebih parah akibatnya. dan saya malah sampai pada pengertian pada kasus diatas kammanya lebih berat di kasus 2
tapi sepertinya tidak sesederhana itu ya?
Iya, tidak sesederhana itu, sebab apa yang kita nilai adalah sebatas dalam kehidupan yang kita lihat ini. Kita lihat secara langsung si B itu seumur hidup menderita, istrinya pun tambah beban, jadi penderitaan itu lebih nyata kita lihat. Padahal sebetulnya kita tidak tahu apa yang dialami si B jika dia mati dibunuh, apakah karena rasa takut dan menderita, ia terlahir di alam sengsara yang lebih menyedihkan. Menjadi cacat seumur hidup juga belum tentu berarti tidak berguna, mungkin saja ia masih bisa berkontribusi dalam cara berbeda. Juga masih bisa melakukan kamma baik lewat pikiran & ucapan.

Jadi paling sejauhnya kita spekulasi, hanya berdasarkan niatnya saja. Secara gampangnya, apa yang diniatkan dan dilakukan pada orang lain, itu akan kembali pada kita sendiri.


Offline Rico Tsiau

  • Kebetulan terjoin ke DC
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.976
  • Reputasi: 117
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1108 on: 09 January 2012, 02:58:50 PM »
sip...

tengkiu..  _/\_

Offline bawel

  • Sebelumnya: Comel
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.755
  • Reputasi: 71
  • Gender: Male
  • namanya juga bawel ;D
Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« Reply #1109 on: 12 January 2012, 10:08:53 AM »
mau tanya om ;D.

masih ada kah tempat atau sangha atau organisasi atau apalah yang aman sebagai wadah untuk menjalankan kehidupan suci di dunia ini? ;D

maksudnya kalo ada yang pengen jadi bhikku gitu, tanpa harus jadi korban kekerasan seksual atau tindakan kejahatan duniawi lainnya? ;D

secara baca-baca di internet atau di fb dc jadi ngeri sendiri ngebayanginnya, karena sepertinya banyak sekali bhikkhu-bhikkhu yang melakukan seperti itu :P.

kalo masih ada, dimana saja kah tempat-tempat itu? ;D (di indonesia maupun di luar negeri ;D)

*maksud saya agar tidak ada yang pengen jadi bhikkhu, eh tahu-tahu malamnya di-gangbang.. ups maksudnya "diplonco" aja sih =)).

 

anything