Banyak persoalan dari kerasukan manusia selain ternak, seperti perkebunan dan tambang.
IMHO dengan bervegetarian saya mencoba mengurangi salah satu dampak kerusakan lingkungan.
Pokok persoalan lain yang tidak dapat diukur dan perlu dipertimbangkan adalah aspek kesejahteraan hewan serta pengaruh moral dari penyembelihan hewan secara masal terhadap kesadaran manusia. Membunuh hewan untuk kesenangan indra atau membayar orang lain untuk melakukan hal itu untuk diri kita dapat memperkeras hati kita, menyebabkan perang, serta bentuk-bentuk kekerasan lainnya. Selain itu jika Anda mencari uang dengan darah, itu akan menurunkan kehormatan Anda.
Setiap tahun 15.000.000.000 hewan ternak dipotong untuk makanan, begitu juga hewan laut yang ditangkap dalam jumlah yang tidak diketahui tapi diperkirakan lebih besar lagi jumlahnya (termasuk di antaranya 1000 ikan lumba-lumba yang secara tidak sengaja tertangkap)
Anak ayam jantan yang tidak diinginkan (karena mereka tidak dapat bertelur) dibinasakan dengan gas atau digiling sampai hancur. Sementara anak ayam betina paruhnya dipotong tanpa pembiusan untuk mencegah mereka saling mematuk karena mereka dimasukkan ke dalam kandang sempit tanpa jendela. Mereka bahkan tidak dapat melebarkan sayapnya dan yang lainya bahkan tidak dapat berdiri. Kandang ayam pedaging dinyalakan lampunya selama 23 jam sehari untuk mengasilkan pertumbuhan yang pesat.
Metode peternakan modern menggunakan hormon penumbuh daging dan sinar buatan untuk membesarkan anak ayam yang membuat banyak ayam yang tumbuh melampaui kapasitas pertumbuhan tulangnya sehingga mengakibatkan tulang mereka rapuh dan kaki mereka patah.
Induk-induk babi dikurung dalam kandang seluas 1,3 meter x 1 meter di lantai beton atau logam, mereka bahkan tidak bisa memutarkan tubuhnya.
Sapi secara alami dapat hidup lebih dari 20 tahun tetapi mereka dibantai setelah 5 sampai 7 tahun ketika produksi susu mereka mulai berkurang. Untuk menandai sapi dengan tujuan identifikasi, para peternak menekan besi panas yang membara ke daging sapi sementara mereka melenguh kesakitan. timbul luka bakar tingkat tiga. Kelamin anak sapi jantan dipotong dari kantung kemaluannya, dan semua itu dilakukan tanpa diberikan penghilang rasa sakit.
Sapi-sapi yang dipelihara untuk diambil susunya, secara berulang-ulang dibuat hamil kembali dan bayi-bayi mereka diambil sehingga manusia dapat minum hasil susunya yang sebenarnya dimaksudkan untuk bayi-bayi sapi. Sapi-sapi tersebut dihubungkan dengan mesin-mesin beberapa kali sehari dan menggunakan manipulasi genetik, hormon-hormon yang kuat, dan penyedotan susu yang intensif. Sapi secara alami biasanya menghasilkan 5 liter susu per hari untuk anak-anaknya, tetapi di bawah sistem peternakan modern yang intensif, mereka menghasilkan 25-40 liter susu per hari sehingga mengakibatkan kantung susunya meradang dan membengkak, dengan demikian mereka mudah menjadi letih.
Amerika Serikat sendiri telah membunuh lebih daripada 10 juta hewan setiap tahun. Hal ini dilakukan hanya demi mempertahankan sifat kerakusan akan daging yang tak dapat kita bandingkan pada zaman dahulu kala ketika “sebuah ayam di mangkuk” merupakan sesuatu hal yang mewah.
Para hewan dibawa dari peternakan ke rumah jagal dengan transportasi yang penuh sesak dan tanpa makanan maupun air sehingga menimbulkan stres, luka-luka, dan kematian. Persyaratan resmi yang ada seringkali diabaikan. 95% hewan ternak menderita luka-luka sebelum akhirnya dibunuh dan 30% di antaranya menderita patah tulang.
Masalah yang mengerikan adalah ada banyak hewan yang digorok lehernya pada saat mereka masih sadar (sekitar 6% atau 200.000 sapi per tahun) atau dimasukkan ke dalam tangki berisi air mendidih (untuk menghilangkan bulu-bulu halus dan keras mereka) ketika mereka masih penuh dengan kesadaran. Setiap menit ada 4000 ekor hewan yang mati di rumah jagal Inggris dan mereka mati dengan menyemburkan darah.
Sapi membantu menyuburkan tanah, dan memberi susu untuk anak-anak yang tidak mempunyai susu ibu, atau memberi susu kepada makhluk apapun, untuk segala hewan juga, dan mereka memberi susu untuk dibuat keju. Mereka tidak keberatan melakukannya. Kita dapat mengatakan bahwa sapi adalah ibu kita yang kedua. Tetapi lihatlah apa yang kita lakukan terhadap mereka.
Ketika kalian memandang ke dalam mata seekor hewan, kadang kalian akan menyadari “Kita adalah sama.” Dan perasaan itu akan mengirimkan getaran ke seluruh tubuh kalian, dan akan memberikan suatu pencerahan yang tidak dapat kita bayangkan. Mereka tidak melakukan apapun kepada kita. Tetapi kita, sebaliknya, menjadikan mereka korban berbagai macam penderitaan. Beberapa dari mereka bahkan bekerja membantu kita, dan kita masih juga membunuh mereka untuk dimakan. Tidak ada rasa “Terima Kasih” untuk mereka, tidak ada! Bahkan tidak juga kematian yang damai dan bermartabat. Kita membunuh dan memakan mereka tanpa belas kasihan, tanpa penyesalan yang dalam, bahkan tanpa berpikir bahwa kita tidak seharusnya melakukan hal itu. Kita melakukannya seperti sesuatu yang biasa, dan kita menyebut diri kita manusia cerdas, ciptaan tertinggi.
Di dunia ini, jika kita membunuh seseorang, maka itu disebut pembunuhan dan kita harus masuk penjara dan seterusnya. Tetapi kita telah membunuh milyaran, trilyunan, ziliunan hewan setiap hari, tetapi tidak ada seorang pun yang masuk penjara. Bersama-sama, kita seharusnya dapat menciptakan masyarakat yang lebih manusiawi terhadap seluruh penghuninya, termasuk para satwa.