Paticcasamupada gak salah.
Pengertian saya: Buddha menjelaskan:
berbuat kejahatan --> ditangkap --> disidik polisi --> masuk pengadilan --> masuk penjara
Kalau kemudian ada orang mengatakan, saya masuk penjara sebagai pengunjung untuk memberikan layanan kesehatan buat para narapidana, apakah Buddha berkata salah?
Tapi jujur saya jg belum ngerti gimana caranya namarupa itu terbentuk tanpa avijja sankhara tanha
Menurut Tradisi Theravada, perumpamaan itu tidak tepat.
Kalau dihubungkan dengan paticcasamuppada dan diibaratkan samsara=penjara, maka keinginan untuk berada di penjara (apapun motifnya, misalnya mengunjungi, atau menetap, atau sekadar nyari angin saja), yang menyebabkan seseorang tidak bisa keluar dari penjara. (Ingat orang juga terlahir di samsara karena keinginan dan kemelekatannya pada perbuatan baik.) Ketika seseorang telah mengikis keinginan untuk berada di penjara, maka saat itulah seseorang dikatakan bebas dari penjara.
Nah, jadi tinggal dijawab pertanyaan sederhana ini: "apakah seseorang yang telah mengikis habis keinginannya untuk berada di penjara, bisa punya keinginan berada di penjara?"
Nanti tinggal disesuaikan untuk jawaban pertanyaan: "apakah seseorang yang telah mengikis habis keinginan akan kelahiran, kemusnahan, dan pengukuhan diri, bisa punya keinginan akan kelahiran, kemusnahan, dan pengukuhan diri?"
Atau bisa disesuaikan menjadi pertanyaan berikut: "apakah seseorang yang masih punya keinginan, bisa disebut orang yang bebas dari keinginan?"