//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Buku Karma  (Read 2807 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Buku Karma
« on: 26 October 2011, 11:00:55 AM »
Ada 1 Buku yg baru saya baca judulnya : Karma. Wacana baru mengenai konsep sebab akibat Buddhis. oleh Phra Bhasakorn Bhavilai dan David Freyer. Penerbit Karaniya.

Menurut saya isi Buku tersebut cukup bagus dan bagaimana Besarnya Kekuatan dari Menjaga Sila yg bisa membuat Karma Buruk yg bisa berakibat fatal menjadi lebih ringan berbuahnya.

Baca deh....tapi ini bukan Promosi loh  :))




Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Buku Karma
« Reply #1 on: 26 October 2011, 08:48:31 PM »
sory salah kamar....
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Buku Karma
« Reply #2 on: 29 October 2011, 10:58:02 AM »
Saya kutip hal2 yg rasa cukup bagus utk kita baca dan praktekkan.

Seperti yg telah kita lihat, ajaran Buddhis mengajarkan bahwa keberuntungan atau kesialan kita tercipta oleh perbuatan kita sendiri, yg baik ataupun yg buruk.
Namun ingat, dalam Keseimbangan Dunia kita, dunia merespon sehubungan dgn perubahan2 yg dilakukan thdp dirinya. bukan berapa jumlah Kebaikan yg akan kembali kpd kita, tapi jumlah perubahan. Jumlah respon dunia tergantung pd seberapa banyak perbuatan yg telah kita lakukan mempengaruhinya. Contohnya, ketika menyetir mobil kita secara tidak sengaja menabrak dan membunuh seorang pencuri yg juga pecandu narkoba, dunia akan merespon dengan cara yang relatif minim. Namun, jika kita secara tidak sengaja menabrak dan membunuh seorang pemimpin dunia yg dicintai, respon dunia akan menjadi jauh lebih besar.

Pertimbangkan contoh berikut : Mari bayangkan bahwa saya adalah seorang umat awam dan saya tinggal di sebuah rumah dengan seorang tetangga. Anggaplah saya membenci tetangga saya, lalu berdiri di samping pagar di antara pekarangan, saya memanggilnya dengan sebutan penipu dan orang jahat. Apa yang akan terjadi? Besar kemungkinan adalah tetangga saya itu tidak akan menerima kata2 kasar saya dgn baik, dan akan menuntut jawaban mengapa saya berkata seperti itu, atau mungkin dia juga akan menyebut saya orang jahat dan penipu.

Namun bayangkan saya belum merasa puas, sehingga saya memasang pengeras suara dan mengobarkan tuduhan saya sekeras-kerasnya sehingga seluruh penduduk sekitar mendengarnya. Apa yang akan terjadi saat itu? Saya rasa pasti tetangga saya bahkan seluruh penduduk sekitar akan menjadi lebih marah, dan mungkin akan memanggil polisi atau menyerang saya secara fisik.

Pada situasi pertama, tindakan buruk saya kecil dan responnya juga kecil. Pada situasi kedua, tindakan buruk saya dan responnya diperbesar. Akibat yg serupa terjadi dengan tindakan baik kita, yg akan menghasilkan respon yg baik pula dari dunia. Jika kita memperbesar perbuatan-perbuatan baik kita, hasil yg baik juga akan diperbesar. Untuk perbuatan baik, sistim pembesarannya adalah apa yang diistilahkan sebagai "Ladang Kebajikan"
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Buku Karma
« Reply #3 on: 05 November 2011, 09:23:17 AM »
Buddha mengajarkan bahwa dasar dari Moralitas manusia tercakup dalam lima Sila
Menahan diri dari Membunuh
Menahan diri dari Mencuri
Menahan diri dari Perbuatan Asusila
Menahan diri dari Berbohong
Menahan diri dari Mengkonsumsi hal2 yg memabukkan.
 
Dengan menjaga Kelima Sila ini, seseorang menjalani hidup dgn cara tidak ada kejahatan yg sengaja dilakukan terhadap diri sendiri maupun dunia. tidak ada gelombang permusuhan dan penyerangan yg dibangkitkan dalam lautan keseimbangan dunia kita. Ketika tidak ada perbuatan yg menyakiti dunia, dunia juga tidak akan memberikan umpan balik yg menyakitkan kita.
 
Jadi skrg kita lihat Hukum Sebab Akibat dan mengapa kita harus mentaati kelima Sila tsb.
Sila Pertama  Tindakan yg selaras dgn Kehidupan. Jika kita menyakiti hidup makhluk lain, kita akan disakiti dalam taraf yg sama pula. Seluruh mahluk mencintai hidup mereka dan ingin hidup. Jadi sama seperti kita ingin hidup tanpa diganggu, kita harus Manahan diri dari tindakan menyakiti makhluk lain atau merampas kehidupan makhluk apapun. Orang yg Menjaga Sila Pertama tidak akan memukul seekor lalat atau nyamuk.
 
Sila Kedua  Tindakan yg selaras dgn Kepemilikan. Jika kita tidak mencuri atau merusak barang milik orang lain maka kita tidak akan pernah harus membayar hal itu. Orang yg barangnya dicuri sesungguhnya sedang membayar perbuatannya yg serupa terhadap barang milik orang lain dimasa lampau.
 
Sila Ketiga : Tindakan yg selaras dgn Perbuatan Kesusilaan. Ini berhubungan dgn norma2 yg berlaku dan rasa hormat terhadap sesama. Harus diingat bahwa kita semua adalah putra atau putri seseorang, orang yg dicintai, adik atau kakak. Kelakuan kita, terutama yg berhubungan dgn tindakan seksualitas, harus dgn terhormat serta hati2 agar tidak mengganggu hubungan orang lain. Jika muncul kritik mengenai tindakan seksual yg tidak wajar, hal itu akan menyebar dgn cepat dan mengganggu keseimbangan sosial. 
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Buku Karma
« Reply #4 on: 05 November 2011, 09:24:56 AM »
Sila Keempat : Tindakan yg selaras dgn Ucapan Benar. Kita seharusnya hanya membicarakan hal2 yg benar. Ini akan membuat dunia kita lebih bersih dan stabil. Kebenaran juga meliputi dua hal penting lainnya : Kepercayaan dan Kekuatan. Seseorang yg memiliki Ucapan Benar yg baik menjaga perkataannya dan dapat dipercaya. Janji dari orang seperti ini dapat diandalkan.
Kebenaran adalah suatu sumber penting dari kekuatan pribadi dan mempunyai banyak pengaruh yang baik. Kebanyakan Paritta berasal dari cerita2 yg dituturkan oleh Arahat, Bodhisattva, atau Buddha sendiri. Paritta tsb sangat Efektif dan Memiliki Kekuatan karena Kebenarannya.
 
Sila Kelima : Tindakan yg selaras dgn Kesadaran. Sederhananya, hal2 yg memabukkan pastilah Mengurangi Kesadaran. Jika seseorang mabuk, dia dapat Melanggar Sila yg lain, melakukan berbagai perbuatan yg tidak akan mereka lakukan dalam keadaan Sadar. Karena itu menurut Agama Buddha, obat2an dan alkohol harus dihindari.
 
Pertanyaan yg sering muncul : "Apakah salah jika kita minum alkohol sedikit saja asal tidak membuat kita mabuk?" Sesungguhnya, orang yg Menjaga Kelima Sila akan berusaha utk tidak minum sama sekali, krn mengkonsumsi minuman keras akan mengurangi Kesaran, dan dengan Menurunnya Kesadaran maka timbullah kehancuran.
 
Jika seseorang menjaga dirinya dgn teguh dalam kelima Sila, dia sangat tidak mungkin menyakiti keseimbangan dunia atau diri sendiri. Dia akan sangat menghormati kehidupan, harta benda, norma2 sosial sehubungan dgn seksualitas, kebenaran dan kesadaran. Org seperti itu mempraktekkan tindakan 'tanpa menyakiti'. Demikian juga Kelima Sila dapat dianggap sebagai suatu bentuk 'perlindungan dunia' krn Sila2 tsb sangat mendukung keharmonisan interaksi dua arah dengan dunia di sekeliling kita.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Buku Karma
« Reply #5 on: 05 November 2011, 09:26:33 AM »
Menjaga Dinding Tetap Kokoh
 
Meskipun beberapa orang beragumentasi mengenai apakah Kelima Sila tsb masuk akal. Sesungguhnya pelaksanaan Sila2 itu kadang menjadi masalah. Saya tahu bagaimana sulitnya. Ketika saya masih menjadi umat awam, kadang saya merasa hal itu tidak mungkin. Saya akan mengawali hari dgn keputusan teguh dan akhir hari saya menemui seorang teman yg mengundang minum kemudian berpikir, "oh ya, mengapa tidak", dan Sila Kelima pun dilanggar.
 
Namun sesungguhnya, Mentaati Sila adalah utk mengamati tindakan tubuh dan ucapan. Merupakan hal yang alami apabila anda memikirkannya. Ini bukanlah hal yg ekstrim. Tetapi bagaimana melakukannya? Bagaimana kita menjadi yakin dan stabil dalam Sila2 tsb? Karena tidak cukup hanya melewati hari kita kemudian introspeksi di malam hari dan berkata, "Oh bagus, akhirnya saya Tidak Melanggar Sila apapun hari ini." Bukan itu yg saya maksud mengenai Mentaati Sila2 dengan Teguh. Maksud saya adalah kita harus sengaja membuat suatu keputusan yg disadari untuk Mentaati Sila2 tsb dan Mempertahankan Kesadaran akan komitmen kita sepanjang hari.
 
Ketika saya masih menjadi umat awam, guru saya, seorang Bhiksuni yg dihormati bernama Piengduen Tanasanpipit mengajarkan Cara utk Mentaati Kelima Sila tersebut.
 
Saat bangun di pagi hari, Beliau menganjurkan saya untuk Merenungkan Nilai-nilai yang saya junjung tinggi. Bagi saya mereka adalah Buddha, Ajaran-Nya, dan Orang-orang yg mengikuti Ajaran-Nya tersebut (dalam Agama Buddha ini dikenal sebagai Tiga Permata - Buddha, Dhamma, dan Sangha). Kemudian dengan batin yg terisi oleh Kehadiran Suci ini, Bertekadlah untuk Mentaati Kelima Sila tersebut.
 
Saya sambil memegang jimat Buddha-ku berkata kepada diri sendiri : "Buddha, Dhamma, Sangha, Sila Pertama adalah Menahan Diri dari membunuh, Sila Kedua adalah Menahan Diri dari mengambil apa yg Tidak Diberikan, Sila Ketiga adalah Menahan Diri dari Tindakan Asusila. Sila Keempat adalah Menahan Diri dari Ucapan yg Salah, dan Sila Kelima adalah Menahan Diri dari Mengkonsumsi Hal-hal yg Memabukkan.
Saya Bhasakorn dan saya sekarang Bertekad untuk Mentaati Kelima Sila ini. Dengan Kekuatan Sila-Sila ini, saya memohon :"Semoga saya memperoleh hubungan yg baik, lancar, dan bahagia dengan setiap org yg saaya hubungi utk bisnis dan semoga bisnis saya berhasil."
"Kebiasaan kecil untuk meminta sesuatu ini lebih mempermudah dan menyenangkan bagi saya dalam usaha Menjaga Sila-Sila tsb. Tetapi ini bukanlah sekedar trik belaka. Anda akan Memperoleh Manfaat langsung dari Sila-Sila anda.
 
Jika anda seorang pelajar, anda dpt memohon sprti ini : "Hari ini saya ada ujian. Saya mungkin terpaksa menebak beberapa pertanyaa. Dengan Kekuatan dari Sila, semoga saya menebak dgn benar." Saya tidak bercanda. Kekuatan dari Sila-Sila itu dapat membantu keberhasilan anda. Cobalah sendiri dan buktikan apakah hal ini benar2 manjur.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Re: Buku Karma
« Reply #6 on: 05 November 2011, 09:28:19 AM »
Tentu saja karena kita adalah manusia, setelah Berkomitmen untuk Mentaati Sila-sila secara tidak sengaja mungkin kita lupa dan Melanggar satu Sila, misalnya melakukan kebohongan kecil. Ketika kita melanggar Satu Sila, kita telah menciptakan dampak negatif pada dunia kita. Saat hal ini terjadi, kita seharusnya Mengingatkan diri akan niat kita dan membuat komitmen kembali. Di lain waktu kita bahkan mungkin Melanggar suatu Sila secara sengaja. Setelah itu, kita seharusnya Mengingatkan Diri kembali dan sekali lagi dengan lebih teguh membuat komitmen utk Mematuhi Sila-sila.
 
Ketaatan saya dalam Mematuhi Sila semakin kuat, namun selagi masih menjadi umat awam, teman2 terus mengundang saya keluar utk sekedar minum2. Kadangkala, tergantung pada situasi sosial dan mungkin juga krn kelemahan diri sendiri, saya msh merasa sulit utk menolak. Jadi saya Mengingatkan diri akan Niat Teguh utk Mematuhi Empat Sila Pertama dan memaafkan diri saya untuk sementara dari Sila Kelima dgn berkata : "Buddha, Dhamma, Sangha; Sila Pertama adalah Menahan Diri dari Membunuh, Sila Kedua adalah Menahan Diri dari Mengambil Apa yg Tidak Diberikan, Sila Ketiga adalah Menahan Diri dari Tindakan Asusila, Sila Keempat adalah Menahan diri dari Ucapan yg Salah, tetapi Sila Kelima - Menahan Diri dari Mengkonsumsi Hal-hal yg Memabukkan- saat ini harus saya abaikan sementara." Kemudian, selama bersosialisasi dgn teman2, saya sangat Berhati-Hati utk Tidak Melanggar Satu pun dari Empat Sila yg Tersisa. saat sesi minum2 dgn teman2 berakhir, saat itu juga saya langsung Berkomitmen untuk Mematuhi Sila Kelima lagi.
 
Mungkin tampak aneh bagi anda utk Menanggalkan Satu Sila sprti itu ketika muncul godaan, tetapi pd saat itu Keputusan saya belum cukup kuat, dan Menjafa Empat Sila adalah Jauh Lebih Baik daripada tidak sama sekali.
 
Guru saya juga menasehati utk Mengulang Kembali Niat saya dalam Mematuhi Sila-Sila sebelum pergi tidur di malam hari. Karena kita tidak dapat Melanggar Sila apapun selagi tidur, kita dapat berbahagia bahwa selama hampir sepertiga hidup kita dapat Mempertahankan Sila-Sila tanpa usaha keras sama sekali. Dan menguatkan kembali niat kita untuk Mematuhi Sila-Sila sebelum tidur adalah suatu cara yg mudah dan menyenangkan untuk Meneguhkan Keputusan kita, yg akan sangat membantu di keesokan harinya.
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri