jadi bkn kita lg yg merasakan bila kita masuk alam manapun ?
pertanyaannya tidak relevan, karena pada kenyataannya memang "tidak ada kita"
Hm, perlu diingat ini topik "Buddhisme untuk Pemula".
Rekan Tata, tentu saja kita sendiri yang merasakan masuk ke alam manapun, termasuk saat ini Anda sedang membaca dan memahami. Tentu saja ini diri Anda yang Anda rasakan.
Tapi akan berbeda ketika Anda mengingat pengalaman yang sudah lampau (
past). Dengan ingatan, Anda akan berusaha memahami apa yang Anda lakukan saat itu.
Misalnya, ketika berusia balita, Anda pernah menarik taplak meja hingga vas bunga dan barang lainnya jatuh mengenai Anda.
Diri Anda sekarang akan mengingat, "Mengapa saya dulu seperti itu ya, padahal itu 'kan berbahaya."
Atau saat Anda mengalami peristiwa yang tidak enak, misalnya sakit, maka diri Anda sekarang akan mengingat betapa tidak enaknya kondisi saat itu.
Ingatan kita akan secara standar (
default) mengidentifikasikan si sakit itu sebagai saya (di masa lalu).
Padahal, ketika kita tersadar lagi dari lamunan kita, kita sedang disini baik-baik saja (sehat dan tak kurang suatu apapun).
Ketika kita sedang marah atau sedih juga bisa demikian. Kita bisa membuat keputusan yang mungkin biasanya tidak akan kita ambil/lakukan.
Dalam keadaan sadar (ketika peristiwa itu sudah lewat), maka baru kita akan bertanya, "Kenapa saya lakukan ya, seharusnya jangan seperti itu."
Masa lalu adalah pengalaman. Yang nyata adalah sekarang. Itu yang dimaksud bahwa yang lalu itu bukan sepenuhnya kita, tapi hanya ingatan dan pengalaman (bekasnya tentu masih ada, karena kita yang sekarang adalah lanjutan dari masa lalu; bahkan detik ini ada karena detik sebelumnya).
Hidup adalah proses mengalami dari satu momen ke momen berikutnya. Semua bisa berubah dan tidak tetap. Itulah corak hidup yang ditemukan dan diajarkan Sang Buddha Gautama.
Salam. Semoga berbahagia.