//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)  (Read 22303 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #30 on: 03 March 2012, 03:16:05 PM »
pernyataan Anda:
Quote
sukha vipassaka arahat itu artinya "arahant yang mencapai pandangan terang kering"
maksud dari pandangan terang kering itu adalah pencapaian tingkat arahat tanpa "dibasahi" oleh praktik jhana terlebih dahulu

nah, yang ini kok agak bertentangan dengan sumber di atas yah?


pernyataan Anda:
Quote
an lagi, ada juga YM Maha Kotthita yang dinyatakan oleh sang buddha sebagai "yang terbaik diantara para arahat yang mencapai pandangan terang analitis" (merujuk pada vipassana only)


pernyataan kami:
Quote
YM Maha Kotthita dipuji oleh Sang Buddha dengan gelar Etadagga dalam hal pencapaian "Empat Pengetahuan Analitis" yang terbaik. RAPB jilid 3 hal 2875.
Dan disitu hanya ditulis secara singkat ttg YM Kotthita tanpa adanya informasi bagaimana latihan pencapaian "Empat Pengetahuan Analitis" (Patisambhidà Nàna).



eh, maaf, arahat yang memiliki patisambhida bukan termasuk sukkha vipassaka arahat..
sukkha vipassaka arahat hanya memiliki asavakhayanana saja...

yah terserah anda sih, mau percaya yang gimana...
keknya harus ngundang ahlinya baru bisa clear nih masalah.. ;D


kami berusaha menjawab sesuai dengan kemampuan dan tetap pada bahasan pertanyaan.
terus terang kami tidak mengerti istilah2 sukkha vipassaka, pattisambhida dan post terakhir Anda mengeluarkan kosa kata baru lagi asavakhayanana,
bisa dijelaskan saja kata2 sulit itu ? Apa bedanya? Apa manfaatnya? apa kekurangannya? bagaimana perealisasiannya? dimana rujukannya / penjelasannya ?

dan pertanyaan2 kami belum satupun yang dijawab oleh Anda.
pertama kali kami menanyakan macam2 samapatti, selain nirodha samapatti
Quote
Ada berapa samapatti ? dan apa kegunaannya (maksud, tujuan & manfaat)
1. Nirodha Samapatti (extinction of feeling and perception, http://www.palikanon.com/english/wtb/n_r/nirodha_samaapatti.htm)
2.  ?
3.  ?
dst


dan Anda menjawab:
Quote
kalau sy tidak salah mengerti, dikatakan prasyarat pencapaian nirodha samapatti adalah harus menguasai 8 jhana dan mencapai tingkat kesucian anagami/arahat terlebih dahulu..
lalu bagaimana dengan sukha vipassaka arahant (arahant yang mencapai penerangan tanpa melalui samatha bhavana, hanya vipassana saja) atau arahant yang mencapai nibbana hanya melewati jhana pertama/kedua/ ... /ketujuh???
apakah arahat jenis ini tidak bisa mencapai nirodha??



silakan dilanjutkan pembahasannya...
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #31 on: 03 March 2012, 03:33:20 PM »
pertanyaannya sudah saya jawab dari kemarin...

sepertinya penjelasannya sudah cukup jelas..
berhentinya perasaan dan pencerapan..
orang yang mencapai nirodha samapatti setelah keluar darinya biasanya kalau tidak mencapai tingkat kesucian anagami, maka arahat..
patisambhida adalah arahat yang memiliki 4 kemampuan batin (maaf, pernyataan sy salah sebelumnya)
4 patisambhida:

1. attha patisambhida => kemampuan mengetahui sebab segala sesuatu
2. dhamma patisambhida => kemampuan meringkaskan sebab-sebab segala sesuatu
3. niruttipatisambhida => kemampuan menggunakan kata-kata yang menyenangkan pendengarnya dan mudah dimengerti pendengar
4. patibhana patisambhida => kemampuan melaksanakan cara tertentu yang tepat bagi orang tertentu

asavakhayanana => berasal dari kata "asava" yang berarti kekotoran batin, sedangkan asavakhayana itu berarti nana pelenyapan kekotoran batin (orang yang sudah mencapai ini otomatis sudah arahat)

sedangkan sukkha vipassaka adalah orang yang mencapai tingkat kesucian arahat tanpa bergantung pada pencapaian jhana sebelumnya..
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #32 on: 03 March 2012, 03:55:47 PM »
pertanyaannya sudah saya jawab dari kemarin...

ini bukan menjawab pertanyaan tapi menegaskan karena dipost sebelumnya sudah diberi informasi dengan link-nya, http://www.palikanon.com/english/wtb/n_r/nirodha_samaapatti.htm
sepertinya penjelasannya sudah cukup jelas..
berhentinya perasaan dan pencerapan..
orang yang mencapai nirodha samapatti setelah keluar darinya biasanya kalau tidak mencapai tingkat kesucian anagami, maka arahat..

patisambhida adalah arahat yang memiliki 4 kemampuan batin (maaf, pernyataan sy salah sebelumnya)
4 patisambhida:

1. attha patisambhida => kemampuan mengetahui sebab segala sesuatu
2. dhamma patisambhida => kemampuan meringkaskan sebab-sebab segala sesuatu
3. niruttipatisambhida => kemampuan menggunakan kata-kata yang menyenangkan pendengarnya dan mudah dimengerti pendengar
4. patibhana patisambhida => kemampuan melaksanakan cara tertentu yang tepat bagi orang tertentu

asavakhayanana => berasal dari kata "asava" yang berarti kekotoran batin, sedangkan asavakhayana itu berarti nana pelenyapan kekotoran batin (orang yang sudah mencapai ini otomatis sudah arahat)

sedangkan sukkha vipassaka adalah orang yang mencapai tingkat kesucian arahat tanpa bergantung pada pencapaian jhana sebelumnya..


kalau itu jawabannya, berarti masi kurang lengkap karena masi ada beberapa tanda tanya yang tidak direply.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #33 on: 03 March 2012, 04:09:39 PM »

kalau itu jawabannya, berarti masi kurang lengkap karena masi ada beberapa tanda tanya yang tidak direply.

bagian mana yang belum saya reply om??

yah pengertian nirodha samapatti sudah cukup jelas bagi saya..
di bagian mananya om ga ngerti??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #34 on: 14 March 2012, 02:27:15 PM »
bagian mana yang belum saya reply om??

yah pengertian nirodha samapatti sudah cukup jelas bagi saya..
di bagian mananya om ga ngerti??


Ada berapa samapatti ? dan apa kegunaannya (maksud, tujuan & manfaat)
1. Nirodha Samapatti (extinction of feeling and perception, http://www.palikanon.com/english/wtb/n_r/nirodha_samaapatti.htm)
2.  ?
3.  ?
dst



 _/\_


yang tanda tanya (?) belum dijawab
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #35 on: 14 March 2012, 02:33:56 PM »


yang tanda tanya (?) belum dijawab
samapatti setahu saya cuma hanya ada satu jenis.. CMIIW
biasanya dalam kanon pali nirodha samapatti sering disebut juga sebagai "pencapaian penghentian"
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #37 on: 14 March 2012, 03:26:16 PM »
oh ya..
salah baca... :hammer:
maaf om..  ^:)^ ^:)^
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #38 on: 06 December 2013, 11:51:41 AM »
Direct knowledge = abhiñña. The Canon lists six types of abhiñña: psychic powers, clairaudience, the ability to read the minds of others, recollection of past lives, clairvoyance, and—most important of all—knowledge of the ending of the mental fermentations.
_________

"clairaudience" itu apa ya?

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #39 on: 06 December 2013, 12:01:52 PM »
Direct knowledge = abhiñña. The Canon lists six types of abhiñña: psychic powers, clairaudience, the ability to read the minds of others, recollection of past lives, clairvoyance, and—most important of all—knowledge of the ending of the mental fermentations.
_________

"clairaudience" itu apa ya?

dari audio , suara
jadi telinga dewa
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #40 on: 06 December 2013, 12:18:25 PM »
^ ^ ^

okee..

*kalau ada yang punya rujukan sutta-nya, tolong diposting yaa.. thanks :)

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #41 on: 06 December 2013, 12:50:17 PM »
^ ^ ^

okee..

*kalau ada yang punya rujukan sutta-nya, tolong diposting yaa.. thanks :)

DN 2 Samannaphala Sutta

81. ‘Kemudian, seorang bhikkhu, setelah meninggalkan kenikmatan dan kesakitan, dan dengan lenyapnya kegembiraan dan kesedihan sebelumnya, memasuki dan berdiam dalam jhāna ke empat yang melampaui kenikmatan dan kesakitan, dan dimurnikan oleh keseimbangan dan perhatian murni. Dan ia duduk meliputi seluruh tubuhnya dengan kemurnian batin dan kebersihan [76] sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh.’

82. ‘Bagaikan seorang yang duduk dibungkus dari kepala hingga kakinya dengan kain putih, sehingga tidak ada bagian yang tidak tersentuh oleh kain putih itu – demikian pula tubuhnya diliputi … Ini adalah buah dari kehidupan tanpa rumah, lebih mulia dan sempurna daripada yang sebelumnya.’

83. ‘Dan demikianlah, dengan pikiran terkonsentrasi, dimurnikan dan dibersihkan, tidak ternoda, bebas dari kekotoran,[34] lentur, mudah dibentuk, kokoh, dan setelah mendapatkan kondisi tanpa-gangguan, ia mengarahkan dan mencondongkan pikirannya ke arah mengetahui dan melihat, dan ia mengetahui: “Jasmaniku ini adalah materi, tersusun dari empat unsur utama, lahir dari ibu dan ayah, mendapatkan makanan berupa nasi dan bubur, tidak kekal, dapat mengalami luka dan usang, rusak dan hancur, dan ini adalah kesadaranku yang melekat padanya dan bergantung padanya.”’[35]

84. ‘Bagaikan sebuah permata, sebutir beryl,[36] murni, indah, dipotong dengan baik dalam delapan sisi, jernih, cemerlang, tanpa cacat, sempurna dalam segala sudut, diikat dengan rantai biru, kuning, putih, atau jingga. Seseorang yang berpandangan baik, memegangnya dengan tangannya dan memeriksanya, akan mampu menjelaskannya demikian. Demikian pula, Baginda, seorang bhikkhu dengan pikiran terkonsentrasi, murni dan bersih, … mengarahkan pikirannya ke arah mengetahui dan melihat. Dan ia mengetahui: “Jasmaniku ini adalah materi, tersusun dari empat unsur utama, … [77] dan ini adalah kesadaranku yang melekat padanya dan bergantung padanya.” Ini adalah buah dari kehidupan tanpa rumah, lebih mulia dan sempurna daripada yang sebelumnya.’

[Iddhi-viddhi = kemampuan batin yang bersifat fisik]
85. ‘Dan ia, dengan pikiran terkonsentrasi, … setelah mendapatkan kondisi tanpa-gangguan, menerapkan dan mengarahkan pikirannya untuk menghasilkan tubuh ciptaan-pikiran. Dan dari tubuhnya, ia menghasilkan tubuh yang lain, berbentuk,[37] ciptaan-pikiran, lengkap dengan semua bagian tubuh dan indrianya.’

86. ‘Ini bagaikan seseorang menarik sebatang buluh dari pelepahnya. Ia berpikir: “Ini adalah buluh, ini adalah pelepahnya, buluh dan pelepahnya adalah berbeda. Sekarang buluh ini telah ditarik dari pelepahnya.” Atau bagaikan seseorang menarik pedang dari sarungnya. Ia berpikir: “Ini adalah pedang, ini adalah sarungnya, pedang dan sarungnya adalah berbeda. Sekarang pedang ini telah ditarik dari sarungnya.” Atau bagaikan seseorang menarik seekor ular dari kulit [tua] nya. Ia berpikir: “Ini adalah ular, ini adalah kulitnya, ular dan kulitnya adalah berbeda. Sekarang ular ini telah ditarik dari kulitnya.” Demikianlah seorang bhikkhu dengan pikiran terkonsentrasi … mengarahkan pikirannya untuk menghasilkan tubuh ciptaan-pikiran. Ia menarik dari tubuhnya sebuah tubuh yang lain, berbentuk, ciptaan-pikiran, lengkap dengan semua bagian tubuh dan indrianya. Ini adalah buah kehidupan tanpa rumah, lebih mulia dan sempurna dari yang sebelumnya.’

87. ‘Dan ia, dengan pikiran terkonsentrasi, … menerapkan dan mengarahkan pikirannya [78] kepada berbagai kekuatan supernormal.[38] Ia kemudian menikmati berbagai kekuatan: dari satu, ia menjadi banyak – dari banyak, ia menjadi satu; ia muncul dan lenyap; ia menembus tembok, dinding, dan gunung-gunung tanpa rintangan seolah-olah di ruang terbuka; ia menyelam ke dalam tanah dan keluar dari tanah seolah-olah di air; ia berjalan di atas air seolah-olah di atas tanah; ia terbang dalam posisi bersila di angkasa bagaikan burung dengan sayapnya; ia bahkan menyentuh dan memegang matahari dan bulan dengan tangannya, kuat dan sakti;[39] dan ia berjalan dengan tubuhnya hingga ke alam Brahma.’

88. ‘Bagaikan seorang ahli tembikar atau pembantunya dapat membuat dari lumpur yang dipersiapkan dengan baik menjadi berbagai jenis mangkuk yang ia inginkan, atau bagaikan seorang ahli pengukir gading atau pembantunya dapat membuat berbagai jenis kerajinan gading yang ia inginkan, atau bagaikan seorang pandai emas atau pembantunya dapat membuat benda-benda emas yang ia inginkan – demikian pula seorang bhikkhu dengan pikiran terkonsentrasi … menikmati berbagai kekuatan supernormal … [79]. Ini adalah buah dari kehidupan tanpa rumah … ’

[Dibbasota = telinga dewa]
89. ‘Dan ia, dengan pikiran terkonsentrasi, … menerapkan dan mengarahkan pikirannya kepada telinga dewa.[40] Dengan telinga dewa, yang dimurnikan dan melampaui telinga manusia, ia mendengar suara-suara dari alam dewa dan manusia, jauh maupun dekat.’

90. ‘Bagaikan seseorang yang melakukan perjalanan jauh akan mendengar suara genderang besar, genderang kecil, trompet kulit kerang, simbal, atau genderang berirama, dan ia berpikir: “Ini adalah genderang besar, … genderang berirama,” demikian pula bhikkhu tersebut dengan pikiran terkonsentrasi … mendengar suara-suara, dewa atau manusia, jauh atau pun dekat. Ini adalah buah dari kehidupan tanpa rumah, lebih mulia dan sempurna daripada yang sebelumnya.’

[Cetopariya-nana = membaca pikiran]
91. ‘Dan ia, dengan pikiran terkonsentrasi, menerapkan dan mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan atas pikiran makhluk-makhluk lain. Dengan pikirannya, ia mengetahui dan membedakan pikiran makhluk-makhluk lain atau orang-orang lain. Ia mengetahui pikiran nafsu sebagai nafsu; ia mengetahui pikiran tanpa nafsu sebagai tanpa nafsu.[41] Ia mengetahui pikiran dengan kebencian sebagai kebencian; ia mengetahui pikiran tanpa kebencian sebagai tanpa kebencian. Ia mengetahui pikiran dengan kebodohan sebagai kebodohan; ia mengetahui pikiran tanpa kebodohan sebagai tanpa kebodohan. Ia mengetahui pikiran sempit sebagai sempit; ia mengetahui pikiran luas sebagai luas. Ia mengetahui pikiran yang diperluas sebagai diperluas; ia mengetahui pikiran yang tidak diperluas sebagai tidak diperluas. Ia mengetahui pikiran yang terlampaui sebagai terlampaui; ia mengetahui pikiran yang tidak terlampaui sebagai tidak terlampaui. Ia mengetahui pikiran yang terkonsentrasi sebagai terkonsentrasi; ia mengetahui pikiran yang tidak terkonsentrasi sebagai tidak terkonsentrasi. Ia mengetahui pikiran yang terbebaskan sebagai terbebaskan; ia mengetahui pikiran yang tidak terbebaskan sebagai tidak terbebaskan.’

92. ‘Bagaikan seorang perempuan, atau laki-laki atau anak kecil, yang gemar memerhatikan penampilannya, akan memeriksa wajahnya di depan cermin yang mengkilap atau dalam air, dan dengan memeriksa, ia akan mengetahui apakah ada noda di sana atau tidak ada, demikian pula bhikkhu tersebut, dengan pikiran terkonsentrasi, mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan atas pikiran makhluk-makhluk lain … (seperti paragraf 91). [81] Ini adalah buah dari kehidupan tanpa rumah … ’

[Pubbenivasani-nussati = mengingat kehidupan lampau]
93. ‘Dan ia, dengan pikiran terkonsentrasi, … menerapkan dan mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan kehidupan lampau: satu kelahiran, dua, tiga, empat, lima kelahiran, sepuluh, dua puluh, tiga puluh, empat puluh, lima puluh kelahiran, seratus, seribu, seratus ribu kelahiran, beberapa periode penyusutan, pengembangan, penyusutan dan pengembangan. “Di sana namaku adalah ini dan itu, sukuku adalah ini dan itu, kastaku adalah ini dan itu, makananku adalah ini dan itu, aku mengalami kondisi menyenangkan dan menyakitkan ini dan itu, aku hidup selama itu. Setelah meninggal dunia dari sana, aku muncul di tempat lain. Di sana namaku adalah ini dan itu … dan setelah meninggal dunia dari sana, aku muncul di sini.” Demikianlah ia mengingat berbagai kehidupan, kondisi dan kejadian-kejadian masa lampau.’

94. ‘Ini bagaikan seseorang yang pergi dari desanya ke desa lain, dari sana ke desa lain lagi, dan kemudian kembali ke desa asalnya. Ia berpikir: “Aku datang dari desaku ke desa lain di mana aku berdiri, duduk, berbicara atau berdiam diri seperti ini, dan dari sana aku ke desa lain lagi, di mana aku berdiri, duduk, berbicara atau berdiam diri seperti ini, dan dari sana [82] aku kembali ke desa asalku.”[42] Demikian pula bhikkhu tersebut dengan pikiran terkonsentrasi … mengingat kelahiran-kelahiran lampaunya … Ini adalah buah dari kehidupan tanpa rumah … ’

[Dibbacakkhu = mata dewa]
95. ‘Dan ia, dengan pikiran terkonsentrasi, … menerapkan dan mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan lenyapnya dan munculnya makhluk-makhluk. Dengan mata dewa,[43] dimurnikan dan melampaui mata manusia, ia melihat makhluk-makhluk meninggal dunia dan muncul kembali: rendah dan mulia, cantik dan buruk rupa, bahagia dan menderita sesuai kamma mengarahkan mereka, dan ia mengetahui: “Makhluk-makhluk ini, karena perbuatan jahat jasmani, ucapan, atau pikiran, atau mencela Para Mulia, memiliki pandangan salah dan akan menderita takdir kamma pandangan salah. Saat hancurnya jasmani setelah kematian, mereka akan terlahir kembali di alam rendah, alam yang tidak baik, keadaan menderita, neraka. Tetapi makhluk-makhluk ini, karena perbuatan baik jasmani, ucapan, atau pikiran, memuji Para Mulia, memiliki pandangan benar dan akan menerima akibat kamma pandangan benar. Saat hancurnya jasmani setelah kematian, mereka akan terlahir kembali di alam yang baik, alam surga.” Demikianlah dengan mata dewa … [83] ia melihat makhluk-makhluk meninggal dunia dan muncul kembali … ’

96. ‘Ini bagaikan ada sebuah gedung tinggi di persimpangan jalan, dan seseorang dengan pandangan mata yang baik yang berdiri di sana dapat melihat orang-orang masuk dan keluar dari suatu rumah, berjalan di jalan, atau duduk di tengah-tengah persimpangan jalan. Dan ia berpikir: “Orang-orang ini memasuki rumah … “ Demikian pula, dengan mata dewa, … ia melihat makhluk-makhluk meninggal dunia dan muncul kembali … Ini adalah buah dari kehidupan tanpa rumah.’

[Asavakkhaya-nana = pengetahuan lenyapnya kekotoran batin]
97. ‘Dan ia dengan pikiran terkonsentrasi, murni dan bersih, tanpa noda, bebas dari kekotoran, lentur, mudah dibentuk, kokoh, dan setelah mendapatkan kondisi tanpa-gangguan, ia mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan hancurnya kekotoran.[44] Ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah penderitaan”, [84] ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah asal-mula penderitaan”, ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah lenyapnya penderitaan”, ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan”. Dan ia mengetahui sebagaimana adanya: “Ini adalah kekotoran”, “Ini adalah asal-mula kekotoran”, “Ini adalah lenyapnya kekotoran”, “Ini adalah jalan menuju lenyapnya kekotoran.” Dan melalui pengetahuannya dan penglihatannya, pikirannya bebas dari kekotoran kenikmatan-indria, dari kekotoran penjelmaan, dari kekotoran kebodohan, dan pengetahuan muncul dalam dirinya: “Ini adalah pembebasan!”, dan ia mengetahui: “Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi yang lebih jauh di sini.”’’[45]

98. ‘Bagaikan, Baginda, di tengah-tengah pegunungan terdapat sebuah kolam, jernih bagaikan cermin yang mengkilap, di mana seseorang dengan pandangan mata yang baik berdiri di tepi dapat melihat kerang-kerang, kerikil-kerikil dan kawanan ikan yang bergerak atau diam. Dan ia berpikir: “Kolam ini jernih, … ada kerang …,” demikian pula, dengan pikiran terkonsentrasi, … ia mengetahui: “Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi yang lebih jauh daripada ini.” [85] Ini, Baginda, adalah buah kehidupan tanpa rumah, yang nyata di sini dan saat ini, yang lebih mulia dan sempurna daripada buah-buah sebelumnya. Dan, Baginda, tidak ada buah kehidupan tanpa rumah, yang nyata di sini dan saat ini, yang lebih mulia dan sempurna daripada yang ini.’[46]
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Buddha abhinna (kemampuan sang Buddha)
« Reply #42 on: 06 December 2013, 01:59:35 PM »
^ ^ ^

ya ini dia  =P~ Thanks..

+1 untuk kalian berdua..