kkenya cuman masalah pengguanaan kata2 aja deh yg kurang sreg.....
Praktek : Tindakan berdasarkan Teori
Teori : Fakta, Pendapat, Konsep yg didapat dari hasil Penelitian...
jadi Teori pasti selalu benar...
jadi Tahu teori sedikit tapi bisa praktek banyak adalah tidak mungkin...
Teori bisa lebih banyak daripada praktek, tetapi praktek gak mungkin lebih banyak dari teori...
Hmm.....
"Praktek" yg dimaksud adalah "praktek" untuk mendapatkan "wisdom".
"Teori" bukan "wisdom", ia hanyalah petunjuk praktek mendapatkan "wisdom".
Pada saat "praktek" membuahkan "wisdom".
Maka "wisdom" tersebut dapat mengembangkan "praktek" tanpa harus menambah "teori" (dan tentu saja dapat dengan menambah teori lagi juga dan apabila hasil dari praktek sejalan dengan teori, maka teori tersebut akan sangat membantu untuk menjelaskan)
Betul sekali bro.......
memang secara logika, apa yg dimaksud oleh bro hat adalah benar
namun secara batin, ada tumpukan parami yg membuat batin berkecenderungan tertentu. Itu kenapa wkt jaman buddha, banyak yg menjadi arahat hanya karena "sepercik" teori saja
namun utk kebanyakan org seperti saya, walau udah banyak cari teori dan mencoba praktek yg sekiranya sesuai pun, masih tetep aja kaga suci2
GRP sent.........
Mungkin di situlah yg kurang pasnya,
Mungkin teori udah cukup banyak bahkan bisa jadi terlalu banyak.
Mungkin udah waktunya berhenti mengisi "cangkir"
Mungkin udah waktunya memperbanyak praktek
Yang udah pasti jelas, kebijaksanaan (batin) tidak dapat ditemukan dalam teori harus terjun ke "praktek".
sori kalo saya boleh ralat yah bro.....
dari baca buku, literatur, diskusi, ceramah, sesungguhnya ada kebijaksanaan yg didapat yaitu suttamaya panna
namun jika yg dimaksud adalah kebijaksanaan secara penembusan batin dalam "mengetahui langsung" hakekat sesungguhnya tilakkhana, nama rupa maka untuk itu harus praktek
Praktek pun dibagi menjadi praktek dalam hidup keseharian (cintamaya panna) dan secara perenungan (bhavanamaya panna)
demikianlah sesungguhnya panna itu sangatlah rumit, terlihat mudah diperoleh namun sulit dalam kenyataannya
tapi jika kita selalu berusaha dengan semangat (viriya, chandha), otomatis akan mempermudah
disinilah baru terlihat bagaimana gunanya pengetahuan mengenai batin
Soal ralat.....liat yg dibold biru di atas ^
Sutamaya-panna adalah kebijaksanaan yg didapat dalam belajar (teori), jadi masih dalam taraf duniawi/intelektual, kurang lebih sama dengan kebijaksanaan yg didapat dalam pendidikan formal.
Apabila guna dari pengetahuan mengenai batin adalah untuk mengetahui bahwa panna itu rumit dengan segala klasifikasinya sebagaimana ilmu taksonomi maka hal tersebut adalah hambatan dalam praktek.
dear bro.....
mgkn beberapa yg perlu disepakati dulu yah yaitu :
- mahluk terdiri dari nama dan rupa dimana nama/batin itu terdiri dari berbagai unsur/khandha yaitu :
1. Sanna khandha : pencerapan
2. Vinnana khandha : pikiran/citta
3. Vedana khandha : perasaan
4. Sankhara Khandha : bentuk2 pikiran, yg notabene merupakan 50 cetasika selain vedana dan sanna
Jadi sesungguhnya ke-4 khandha ini yg selalu bercampur baur dalam batin kita.
Panna sesungguhnya termasuk salah satu cetasika yg ada dalam sankhara khandha, tidak masalah apakah itu suttamaya, cintamaya ataupun bhavanamaya panna
Jadi saat inipun, setiap mahluk sudah mempunyai panna cetasika dalam diri masing2 walau dalam kadar yg berbeda2
Dengan demikian panna tidaklah berhubungan dengan duniawi - surgawi melainkan pada pada mengenai berbagai hal yg berhubungan dengan benar - salah, walau benar-salah itu sendiri masih dalam konteks relativitas
(info Panna merupakan lawan dari Moha, Moha adalah tidak mengetahui baik - salah sehingga membuat kita merasa terdelusi, yg baik dianggap sebagai salah dan yg salah dianggap yg baik)
Pengetahuan mengenai batin adalah untuk memberitahukan mengenai kondisi sebenarnya batin menurut bahasa sesuai konvensi/kesepakatan yg ada saat ini
Jadi mirip seperti peta yg menunjukkan jalan.
Peta itu yg menunjukkan tapi kalau org berjalan sambil baca peta di depan mukanya, bisa kebayang apa yg terjadi?
Mirip seperti buku belajar berenang.
Mengilustrasikan bagaimana cara berenang tapi jika org itu berenang sambil terus membaca buku, bisa kebayang apa yg terjadi juga?
Jadi kalau dirasa menjadi hambatan dalam praktek, bukan salah si pengetahuannya melainkan orang itu sendiri yg melekati pengetahuan itu
itu yg saya sering sebut kalau hanya teori melulu tanpa praktek, akan membuat jadi mana/sombong -> mana termasuk dalam lobha cetasika
praktek langsung tanpa teori sama sekali, biasanya masuk jadi ditthi -> salah satu lobha cetasika juga dimana moha-nya dilekati krn dia tidak tahu teori, tidak tahu mana yg benar dan salah
Demikianlah sekilas contoh bagaimana dengan pengetahuan tentang batin, membuat kita bisa berlatih utk mengurangi akusala begitu mulai timbul, bagaimana cara memperbanyak kusala dan bagaimana manage batin agar setidaknya kualitasnya tidak merosot
senang diskusi dengan anda.........
diskusi mode : ON