Mengenai arti kata "Musyrik", komentar ini menarik untuk dibaca:
SYIRIK dan MUSYRIK
Dalam kenyataannya, kebanyakan manusia di dunia ini bertuhan lebih dari satu. Al-Qur’an menamakan mereka ini musyrik, yaitu orang yang syirik. Kata syirik ini berasal dari kata “syaraka” yang berarti “mencampurkan dua atau lebih benda/hal yang tidak sama menjadi seolah-olah sama”, misalnya mencampurkan beras kelas dua ke dalam beras kelas satu. Campuran itu dinamakan beras isyrak. Orang yang mencampurkannya disebut musyrik.
Lawan “syaraka” ialah “khalasha” artinya memurnikan. Beras kelas satu yang masih murni, tidak bercampur sebutir pun dengan beras jenis lain disebut beras yang “Khalish”. Jadi orang yang ikhlash bertuhankan hanya Allah ialah orang yang benar-benar bertawhid. Inilah konsep yang paling sentral di dalam ajaran Islam.
Mentawhidkan Allah ini tidaklah semudah percaya akan wujudnya Allah. Mentawhidkan Allah dengan ikhlash menghendaki suatu perjuangan yang sangat berat.Mentawhidkan Allah adalah suatu jihad yang terbesar di dalam hidup ini.
Kenyataannya, orang-orang yang sudah mengaku Islam pun, bahkan mereka yang sudah rajin bershalat, berpuasa dan ber’ibadah yang lain pun, di dalam kehidupan mereka sehari-hari masih bersikap, bahkan bertingkah laku seolah-olah mereka masih syirik (bertuhan lain di samping Tuhan Yang Sebenarnya). Mereka masih mencampurkan (mensyirikkan) pengabdian mereka kepada Allah itu dengan pengabdian kepada sesuatu “ilah” yang lain. Pengabdian sampingan itu biasanya ialah di dalam bentuk “rasa ketergantungan” kepada ilah yang lain itu. Oleh karena itu, al-Qur’an mengingatkan setiap Muslim, bahwa dosa terbesar yang tak akan terampunkan oleh Allah ialah syirik ini (LihatQ.4:48 dan 116):
Artinya kira-kira: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampunkan orang-orang yang mensyirikkan-Nya, tapi Ia akan mengampuni kesalahan lain bagi siapa yang diperkenankan-Nya. Barangsiapa yang mensyirikkan Allah, sesungguhnyalah ia telah berdosa yang sangat besar.”
RasuluLlah pun pernah mengatakan, bahwa pokok pangkal setiap dosa ialah syirik ini, jadi senada dengan peringatan yang disampaikan al-Qur’an. Dapat difahami, bahwa setiap orang yang akan melakukan sesuatu dosa, apalagi buat pertama kali, akan merasakan, bahwa hati nuraninya akan memberontak. Detak jantungnya akan bertambah cepat, timbul rasa malu kalau-kalau perbuatannya itu akan dilihat orang lain, terutama kenalannya, maka pada saat itu ia lebih takut (malu) kepada orang (ilah lain) dari pada kepada Allah, Yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Maka pada saat itu ia sudah syirik sebelum melaksanakan keinginan hawa nafsunya itu.
Peringatan al-Qur’an dan ucapan Rasul itu disampaikan karena Allah sendiri tahu, bahwa memang tidak mudah mencapai tingkat tawhid yang ikhlash itu. Sangat banyak kendala dan halangan yang harus diatasi jika orang ingin mencapai tingkat tawhid yang murni ini.
Jadi Musyrik itu masalah kemurnian dalam agama samawi. Jadi kalau ada orang Islam atau kr****n yang memasuki paham lain ke dalam agamanya, itu namanya musyrik. Lalu apakah agama Buddha itu musyrik? Jawabnya terjadi jika ada paham dalam Buddhisme yang bertentangan dengan agama tersebut lalu diadopsi ke dalamnya, maka yang melakukan kemusyrikan (syirik) adalah orang yang mencampurkannya, bukan agama Buddha itu sendiri. Misalnya yang biasanya dituduh melakukan musyrik oleh orang Islam Wahabi adalah orang-orang NU, yang melakukan sinkretisme agama islam dengan budaya lokal. Dalam hal ini, musyrik kurang lebih sama dengan sinkretisme.
Sedangkan untuk agama-agama lain di luar agama mereka (terutama Islam dan kr****n), biasanya disebut "Kafir", bukan "Musyirik". “Kafir” (berasal dari bahasa Arab kāfir; jamaknya kuffār) secara harfiah berarti orang yang menyembunyikan atau mengingkari kebenaran. Kata ini digunakan dalam agama Islam untuk merujuk kepada non muslim atau kepada muslim yang mengingkari nikmat Allah (sebagai lawan dari kata syakir, yang berarti orang yang bersyukur). Begitu juga untuk orang kr****n, kata “kafir” digunakan untuk menunjuk non-kr****n. Oleh karena itu, kata yang tepat bagi Islam dan kr****n untuk menyebut Buddhisme adalah “kafir”.