Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Komunitas => Keluarga & Teman => Topic started by: silemot on 20 October 2010, 10:17:58 AM

Title: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: silemot on 20 October 2010, 10:17:58 AM
mengingat tragedi bunuh diri yg dulu jd pingin tanya, meninggal krn bunuh diri akan masuk ke alam mana yah?? :-?
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Sumedho on 20 October 2010, 10:22:04 AM
Ke alam sesuai kamma yg telah diperbuatnya ;D
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Shining Moon on 20 October 2010, 10:39:18 AM
ada pendapat yang bilang, kalau bunuh diri adalah kecenderungan. jadi, kalau dulu dalam kehidupan lampau pernah bunuh diri nantinya di kehidupan-kehidupan selanjutnya (note: nggak cuman satu kehidupan berikutnya) akan melakukan tindakan bunuh diri lagi
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: windynight on 20 October 2010, 10:56:45 AM
Yang pasti akan lahir di alam menderita (yang lbh rendah dr manusia). Karena terlahirkan menjadi manusia itu saja membutuhkan karma baik yg sangat besar.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: The Ronald on 20 October 2010, 11:16:38 AM
Sebenarnya.. Hampir ga pasti akan terlahir dimana, betul2 tergantung dgn kamma dan pikirannya saat mati
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: tesla on 20 October 2010, 11:29:13 AM
Yang pasti akan lahir di alam menderita (yang lbh rendah dr manusia). Karena terlahirkan menjadi manusia itu saja membutuhkan karma baik yg sangat besar.

pasti
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 20 October 2010, 11:35:04 AM
Yang pasti akan lahir di alam menderita (yang lbh rendah dr manusia). Karena terlahirkan menjadi manusia itu saja membutuhkan karma baik yg sangat besar.

dalam sutta2 banyak kisah para bhikkhu yang bunuh diri, dan mencapai Kearahatan persis sebelum mati. apakah ini juga akan terlahir di alam menderita?
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: dhammadinna on 20 October 2010, 11:53:59 AM
^ ^ ^ ceritanya gimana?
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 20 October 2010, 12:02:53 PM
salah satu contohnya yaitu  MN 144 Channovāda Sutta (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18173.msg305223#msg305223)

dan ada beberapa kisah serupa dalam Samyutta Nikaya juga
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 20 October 2010, 12:17:05 PM
Yang pasti akan lahir di alam menderita (yang lbh rendah dr manusia). Karena terlahirkan menjadi manusia itu saja membutuhkan karma baik yg sangat besar.

dalam sutta2 banyak kisah para bhikkhu yang bunuh diri, dan mencapai Kearahatan persis sebelum mati. apakah ini juga akan terlahir di alam menderita?

saya sependapat dg pandangan anda bro...
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 20 October 2010, 12:18:14 PM
salah satu contohnya yaitu  MN 144 Channovāda Sutta (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18173.msg305223#msg305223)

dan ada beberapa kisah serupa dalam Samyutta Nikaya juga

Ghodikasutta juga sama kisahnya....
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: andry on 20 October 2010, 12:28:23 PM
pertanyaan yg iseng dan tidak berbobot
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 20 October 2010, 12:39:09 PM
Ada satu kasus dari past-life regression yang saya dengar dari Ajahn Brahm beberapa tahun yang lalu.

Dikisahkan ada seorang gadis yang menderita anorexia (sindrom merasa dirinya gemuk dan diet berlebihan) sampai badannya sudah kurus kering. Tapi dia selalu melakukan diet berlebihan dan menderita depresi. Setelah konsultasi ke berbagai ahli gizi dan dokter masih tidak menyelesaikan masalah, akhirnya orang tuanya sepakat membawanya ke psikiater yang kemudian merekomendasikan hipnoterapi.

Pada saat di-regresi, kedua orang tuanya menemani. Dan diceritakan dia kembali ke salah satu kehidupan, di mana di kehidupan itu dia seorang wanita agak gemuk, dan memiliki kakak perempuan yang cantik dan langsing. Banyak cowok naksir kakak perempuannya, sehingga dia cukup iri dengan tubuh fisik kakaknya. Suatu kali, mereka jatuh cinta pada cowo yang sama ... dan akhirnya cowonya memilih kakak perempuannya sebagai istrinya. Walaupun mungkin alasannya bukan karena faktor fisik, tetapi sang adik ini menganggap dia kalah karena kakaknya memiliki badan yang bagus.

Akhirnya dia depresi, membenci dirinya sendiri, dan saat hari pernikahan kakaknya, dia tidak sanggup menyaksikan lalu lari dan bunuh diri. Akhir yang tragis ...

Tapi yang lebih mengagetkan adalah, orang tua yang hadir di terapi ini tiba2 tersentak hebat. Mamanya bilang, dia dulu punya adik perempuan yang jatuh cinta sama (sekarang) suaminya, dan dia berbadan agak gemuk, kemudian dia mati bunuh diri. Sampai saat itu, dia masih menyesali kematian adiknya. Dan ternyata, dari sesi regresi terungkap, bahwa adiknya yang bunuh diri itu terlahir kembali jadi anak perempuannya. Saking melekatnya dia dengan cowok yang dicintainya, gagal jadi suaminya pun dia jadi terlahir sebagai anaknya.

Dari kasus ini bisa dilihat, tidak benar semua kasus bunuh diri berakhir pada kelahiran di alam rendah. Betul membunuh diri adalah suatu kamma buruk bagi seorang yang bukan Arahat (ini tidak berlaku untuk kasus Arahat yang bunuh diri dalam postingan Bro Indra), tetapi itu bukan satu2nya kamma yang menentukan kelahiran berikutnya. Selama hidup seseorang (dan juga kehidupan2 sebelumnya), pasti ada banyak juga kamma2 baik yang telah ditanamkan, yang bisa jadi telah mengkondisikan dia untuk terlahir di alam manusia.

Analogi sederhananya, mungkin seseorang bisa gagal di "1 ujian akhir", tapi bukan berarti dalam tiap kasus kegagalan ini orang tersebut pasti tidak lulus. Ada kasus di mana nilai2 sebelumnya sudah bagus, dan walaupun ujian akhirnya gagal, dia tetap bisa naik kelas karena nilai totalnya memenuhi syarat kenaikan kelas.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
 
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 20 October 2010, 12:52:21 PM
 [at] luis,

seberapa meyakinkan dongeng mengenai past-life regression ini?

menurut beberapa sutta dari Samyutta Nikaya, Maggasamyutta:

Quote
Sang Bhagavà mengambil sedikit tanah dengan ujung kuku jariNya dan berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut:

“Para bhikkhu bagaimanakah menurut kalian, mana yang lebih banyak: sedikit tanah yang Kuambil di ujung kuku jari tanganku ini atau bumi ini?”

“Yang Mulia, bumi ini lebih banyak. Sedikit tanah yang Bhagavà ambil di ujung kuku jari tangan Beliau adalah tidak berarti. Dibandingkan dengan bumi ini, sedikit tanah itu tidak perlu dihitung, tidak dapat dijadikan perbandingan, tidak sebanding bahkan dengan sebagian kecilnya.”

 “Demikian pula, para bhikkhu, hanya sedikit makhluk-makhluk yang terlahir kembali menjadi manusia. Tetapi banyak sekali yang terlahir kembali di tempat lain selain alam manusia ... di neraka ... alam binatang ... alam setan.  Karena alasan apakah? Karena, para bhikkhu, mereka belum melihat Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini? Kebenaran Mulia penderitaan, kebenaran mulia asal-mula penderitaan, kebenaran mulia lenyapnya penderitaan, kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

“Oleh karena itu, para bhikkhu, suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah penderitaan.’ … Suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’”


kisah yg disampaikan oleh Bri Luis di atas, jika memang benar, adalah suatu kebetulan yg sangat kebetulan
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 20 October 2010, 12:55:32 PM
Ada satu kasus dari past-life regression yang saya dengar dari Ajahn Brahm beberapa tahun yang lalu.

Dari kasus ini bisa dilihat, tidak benar semua kasus bunuh diri berakhir pada kelahiran di alam rendah. Betul membunuh diri adalah suatu kamma buruk bagi seorang yang bukan Arahat (ini tidak berlaku untuk kasus Arahat yang bunuh diri dalam postingan Bro Indra), tetapi itu bukan satu2nya kamma yang menentukan kelahiran berikutnya. Selama hidup seseorang (dan juga kehidupan2 sebelumnya), pasti ada banyak juga kamma2 baik yang telah ditanamkan, yang bisa jadi telah mengkondisikan dia untuk terlahir di alam manusia.

saya belum pernah menemukan kasus bunuh diri oleh arahat tercatat dalam sutta, biasanya yg terjadi adalah pencapaian arahat terjadi setelah bunuh diri dan menjelang mati. sebelum bunuh diri, bhikkhu itu biasanya masih belum arahat. walaupun memang banyak kontroversi juga soal arahat bunuh diri ini
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 20 October 2010, 01:00:08 PM
[at] luis,

seberapa meyakinkan dongeng mengenai past-life regression ini?

menurut beberapa sutta dari Samyutta Nikaya, Maggasamyutta:

Quote
Sang Bhagavà mengambil sedikit tanah dengan ujung kuku jariNya dan berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut:

“Para bhikkhu bagaimanakah menurut kalian, mana yang lebih banyak: sedikit tanah yang Kuambil di ujung kuku jari tanganku ini atau bumi ini?”

“Yang Mulia, bumi ini lebih banyak. Sedikit tanah yang Bhagavà ambil di ujung kuku jari tangan Beliau adalah tidak berarti. Dibandingkan dengan bumi ini, sedikit tanah itu tidak perlu dihitung, tidak dapat dijadikan perbandingan, tidak sebanding bahkan dengan sebagian kecilnya.”

 “Demikian pula, para bhikkhu, hanya sedikit makhluk-makhluk yang terlahir kembali menjadi manusia. Tetapi banyak sekali yang terlahir kembali di tempat lain selain alam manusia ... di neraka ... alam binatang ... alam setan.  Karena alasan apakah? Karena, para bhikkhu, mereka belum melihat Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini? Kebenaran Mulia penderitaan, kebenaran mulia asal-mula penderitaan, kebenaran mulia lenyapnya penderitaan, kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

“Oleh karena itu, para bhikkhu, suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah penderitaan.’ … Suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’”


kisah yg disampaikan oleh Bri Luis di atas, jika memang benar, adalah suatu kebetulan yg sangat kebetulan

hehe...sayang sekali Ven.Ananda Metteyya udah meninggal, jika belum dia bisa ditanyain, karena beliau memiliki kemampuan melihat kelahiran lampau maupun mendatang baik untuk orang lain. (***sorry jangan dipermasalahkan ttg pelanggaran Vinaya ya, beliau meninggal dg usia lebih dari 100 thn pd th.1998 klo ga salah, Rev.Peacemind pun membaca kisah beliau***)

mettacittena,
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 20 October 2010, 01:03:09 PM
Ada satu kasus dari past-life regression yang saya dengar dari Ajahn Brahm beberapa tahun yang lalu.

Dikisahkan ada seorang gadis yang menderita anorexia (sindrom merasa dirinya gemuk dan diet berlebihan) sampai badannya sudah kurus kering. Tapi dia selalu melakukan diet berlebihan dan menderita depresi. Setelah konsultasi ke berbagai ahli gizi dan dokter masih tidak menyelesaikan masalah, akhirnya orang tuanya sepakat membawanya ke psikiater yang kemudian merekomendasikan hipnoterapi.

Pada saat di-regresi, kedua orang tuanya menemani. Dan diceritakan dia kembali ke salah satu kehidupan, di mana di kehidupan itu dia seorang wanita agak gemuk, dan memiliki kakak perempuan yang cantik dan langsing. Banyak cowok naksir kakak perempuannya, sehingga dia cukup iri dengan tubuh fisik kakaknya. Suatu kali, mereka jatuh cinta pada cowo yang sama ... dan akhirnya cowonya memilih kakak perempuannya sebagai istrinya. Walaupun mungkin alasannya bukan karena faktor fisik, tetapi sang adik ini menganggap dia kalah karena kakaknya memiliki badan yang bagus.

Akhirnya dia depresi, membenci dirinya sendiri, dan saat hari pernikahan kakaknya, dia tidak sanggup menyaksikan lalu lari dan bunuh diri. Akhir yang tragis ...

Tapi yang lebih mengagetkan adalah, orang tua yang hadir di terapi ini tiba2 tersentak hebat. Mamanya bilang, dia dulu punya adik perempuan yang jatuh cinta sama (sekarang) suaminya, dan dia berbadan agak gemuk, kemudian dia mati bunuh diri. Sampai saat itu, dia masih menyesali kematian adiknya. Dan ternyata, dari sesi regresi terungkap, bahwa adiknya yang bunuh diri itu terlahir kembali jadi anak perempuannya. Saking melekatnya dia dengan cowok yang dicintainya, gagal jadi suaminya pun dia jadi terlahir sebagai anaknya.

Dari kasus ini bisa dilihat, tidak benar semua kasus bunuh diri berakhir pada kelahiran di alam rendah. Betul membunuh diri adalah suatu kamma buruk bagi seorang yang bukan Arahat (ini tidak berlaku untuk kasus Arahat yang bunuh diri dalam postingan Bro Indra), tetapi itu bukan satu2nya kamma yang menentukan kelahiran berikutnya. Selama hidup seseorang (dan juga kehidupan2 sebelumnya), pasti ada banyak juga kamma2 baik yang telah ditanamkan, yang bisa jadi telah mengkondisikan dia untuk terlahir di alam manusia.

Analogi sederhananya, mungkin seseorang bisa gagal di "1 ujian akhir", tapi bukan berarti dalam tiap kasus kegagalan ini orang tersebut pasti tidak lulus. Ada kasus di mana nilai2 sebelumnya sudah bagus, dan walaupun ujian akhirnya gagal, dia tetap bisa naik kelas karena nilai totalnya memenuhi syarat kenaikan kelas.

Semoga semua makhluk berbahagia.

Mettacittena,
Luis
 

saya juga ada kisah ttg hal ini bahkan orangnya masih hidup hingga sekarang di Semarang, tapi klo sy tampilkan kisah ttg orang ini ntar sy disidang pelanggaran Vinaya, mending ga usah aja, tapi sy percaya dg kisah anda bro Luis, krn sy juga ada kisah yg spt ini.

nice post bro...sayang kuota masih blm genap....ga bisa berkutik (***GRP tunggu stlh 1000posts***)

mettacittena,
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 20 October 2010, 01:05:43 PM
[at] luis,

seberapa meyakinkan dongeng mengenai past-life regression ini?

menurut beberapa sutta dari Samyutta Nikaya, Maggasamyutta:

Quote
Sang Bhagavà mengambil sedikit tanah dengan ujung kuku jariNya dan berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut:

“Para bhikkhu bagaimanakah menurut kalian, mana yang lebih banyak: sedikit tanah yang Kuambil di ujung kuku jari tanganku ini atau bumi ini?”

“Yang Mulia, bumi ini lebih banyak. Sedikit tanah yang Bhagavà ambil di ujung kuku jari tangan Beliau adalah tidak berarti. Dibandingkan dengan bumi ini, sedikit tanah itu tidak perlu dihitung, tidak dapat dijadikan perbandingan, tidak sebanding bahkan dengan sebagian kecilnya.”

 “Demikian pula, para bhikkhu, hanya sedikit makhluk-makhluk yang terlahir kembali menjadi manusia. Tetapi banyak sekali yang terlahir kembali di tempat lain selain alam manusia ... di neraka ... alam binatang ... alam setan.  Karena alasan apakah? Karena, para bhikkhu, mereka belum melihat Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini? Kebenaran Mulia penderitaan, kebenaran mulia asal-mula penderitaan, kebenaran mulia lenyapnya penderitaan, kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

“Oleh karena itu, para bhikkhu, suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah penderitaan.’ … Suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’”


kisah yg disampaikan oleh Bri Luis di atas, jika memang benar, adalah suatu kebetulan yg sangat kebetulan

hehe...sayang sekali Ven.Ananda Metteyya udah meninggal, jika belum dia bisa ditanyain, karena beliau memiliki kemampuan melihat kelahiran lampau maupun mendatang baik untuk orang lain. (***sorry jangan dipermasalahkan ttg pelanggaran Vinaya ya, beliau meninggal dg usia lebih dari 100 thn pd th.1998 klo ga salah, Rev.Peacemind pun membaca kisah beliau***)

mettacittena,

bukankah pengetahuan melihat masa lalu dan masa depan hanya eksklusif dimiliki oleh seorang sammasambuddha, bahkan para arahat hanya memiliki pengetahuan "mengingat" kehidupan lampau. jadi kalau namanya mengingat, hanya terbatas dari pengalamannya sendiri. CMIIW
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 20 October 2010, 01:12:27 PM
Saya gak meyakinkan 100% "dongeng" tersebut, karena kisah ini juga saya dengar dari orang lain. Tapi buat saya, saya gak bilang kalau peluang seseorang yang bunuh diri untuk terlahir jadi manusia adalah "nol". Kisah ini saya jadikan input saja, seperti halnya membaca hasil scientific study yang lain.

Terima kasih atas kutipan sutta nya, interpretasi saya untuk bait berikut:

Quote
“Demikian pula, para bhikkhu, hanya sedikit makhluk-makhluk yang terlahir kembali menjadi manusia. Tetapi banyak sekali yang terlahir kembali di tempat lain selain alam manusia ... di neraka ... alam binatang ... alam setan.  Karena alasan apakah? Karena, para bhikkhu, mereka belum melihat Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini? Kebenaran Mulia penderitaan, kebenaran mulia asal-mula penderitaan, kebenaran mulia lenyapnya penderitaan, kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

Adalah ... selama seseorang belum "melihat Empat Kebenaran Mulia" dalam arti menembus tingkat kesucian sotapanna, masih terdapat kemungkinan untuk terlahir di alam2 rendah. Bahkan untuk para praktisi yang berlatih pun, kemungkinan terlahir di alam rendah itu masih ada (walaupun kadar probabilitas nya berbeda2).

Karena yang praktisi (yang tahu Empat Kebenaran Mulia tapi belum merealisasikan sotapanna) pun belum dijamin bebas dari kemungkinan ini, apalagi yang tidak tahu :) oleh karena itu, seperti Sang Buddha ucapkan di sutta itu, jumlah manusia tidaklah seberapa dibandingkan makhluk2 yang terlahir di alam rendah.

Tetapi menurut saya, sutta di atas tidak menyebutkan, kalau seseorang terlahir di alam manusia, pastilah orang tersebut telah melihat Empat Kebenaran Mulia. Contohnya, mungkin ada orang yang sebelumnya non-Buddhis, dan sekarang terlahir kembali sebagai manusia dan non-Buddhis, dan cenderung memilih agama yang pernah dianutnya dulu. Waktu dulu dia belajar agama itu, belum tentu dia mengetahui (atau bahkan meyakini Empat Kebenaran Mulia).

Tapi saya setuju dengan Bro Indra, andaikata kisah di atas benar, itu merupakan kasus2 dari peluang2 kecil tersebut. Secara umum, saat seseorang (yang bukan Arahat) bunuh diri, kondisi batinnya "tidak jelas" dan sangat sangat mungkin terlahir di alam rendah.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 20 October 2010, 01:17:48 PM
[spoiler]
[at] luis,

seberapa meyakinkan dongeng mengenai past-life regression ini?

menurut beberapa sutta dari Samyutta Nikaya, Maggasamyutta:

Quote
Sang Bhagavà mengambil sedikit tanah dengan ujung kuku jariNya dan berkata kepada para bhikkhu sebagai berikut:

“Para bhikkhu bagaimanakah menurut kalian, mana yang lebih banyak: sedikit tanah yang Kuambil di ujung kuku jari tanganku ini atau bumi ini?”

“Yang Mulia, bumi ini lebih banyak. Sedikit tanah yang Bhagavà ambil di ujung kuku jari tangan Beliau adalah tidak berarti. Dibandingkan dengan bumi ini, sedikit tanah itu tidak perlu dihitung, tidak dapat dijadikan perbandingan, tidak sebanding bahkan dengan sebagian kecilnya.”

 “Demikian pula, para bhikkhu, hanya sedikit makhluk-makhluk yang terlahir kembali menjadi manusia. Tetapi banyak sekali yang terlahir kembali di tempat lain selain alam manusia ... di neraka ... alam binatang ... alam setan.  Karena alasan apakah? Karena, para bhikkhu, mereka belum melihat Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini? Kebenaran Mulia penderitaan, kebenaran mulia asal-mula penderitaan, kebenaran mulia lenyapnya penderitaan, kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

“Oleh karena itu, para bhikkhu, suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah penderitaan.’ … Suatu usaha harus dikerahkan untuk memahami: ‘Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan.’”


kisah yg disampaikan oleh Bri Luis di atas, jika memang benar, adalah suatu kebetulan yg sangat kebetulan

hehe...sayang sekali Ven.Ananda Metteyya udah meninggal, jika belum dia bisa ditanyain, karena beliau memiliki kemampuan melihat kelahiran lampau maupun mendatang baik untuk orang lain. (***sorry jangan dipermasalahkan ttg pelanggaran Vinaya ya, beliau meninggal dg usia lebih dari 100 thn pd th.1998 klo ga salah, Rev.Peacemind pun membaca kisah beliau***)

mettacittena,

bukankah pengetahuan melihat masa lalu dan masa depan hanya eksklusif dimiliki oleh seorang sammasambuddha, bahkan para arahat hanya memiliki pengetahuan "mengingat" kehidupan lampau. jadi kalau namanya mengingat, hanya terbatas dari pengalamannya sendiri. CMIIW

sorry batara Indra, sy dah search di DC ttg beliau, dulu ada pernah posting ttg beliau menjamin "7thn Vipassana dg BENAR dijamin mencapai ARAHAT" lalu bro Jerry nanggapi ttg hal ini dg memberi linknya kisah hidup beliau, tp ini belum ketemu, sory ya, ntar klo dah dpt sy quote-kan (***smg blm terhapus***)

mettacittena,
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 20 October 2010, 01:39:39 PM
saya belum pernah menemukan kasus bunuh diri oleh arahat tercatat dalam sutta, biasanya yg terjadi adalah pencapaian arahat terjadi setelah bunuh diri dan menjelang mati. sebelum bunuh diri, bhikkhu itu biasanya masih belum arahat. walaupun memang banyak kontroversi juga soal arahat bunuh diri ini

Yup misalnya kasus Godhika. Beliau mencapai Arahat menjelang kematiannya. Tapi dalam kasus Vakkali (SN 22.87) diceritakan sebelum Vakkali bunuh diri, beliau menyampaikan kepada Sang Buddha,

"aku tidak meragukan bahwa tubuh fisik, perasaan, persepsi, bentuk2 kamma, dan kesadaran adalah tidak kekal
aku tidak meragukan bahwa yang tidak kekal akan membawa dukkha
aku tidak lagi memiliki hasrat atau nafsu atau keinginan terhadap yang tidak kekal, membawa dukkha, dan senantiasa berubah"


Menurut saya, deklarasi beliau mungkin menandakan bahwa beliau telah menjadi Arahat sebelum bunuh diri. Tetapi kalau tidak salah dalam komentar, disebutkan juga kemungkinan kalau Vakkali "overestimate" pencapaiannya.

Demikian juga dengan kasus Channa (dalam MN 144), Channa telah men-"deklarasikan" pencapaiannya kepada Sariputta dengan mengatakan

"teman Sàriputta: Bhikkhu Channa akan menggunakan pisau dengan tanpa cela”

yang menyimbolkan beliau telah mencapai Arahat. Walaupun komentar juga mengatakan kemungkinan Channa "overestimate" pencapaiannya, di akhir Sang Buddha menyetujui pernyataan Channa:

"Sāriputta, ketika seseorang melepaskan tubuh ini dan mengambil tubuh lainnya, maka Aku katakan bahwa ia tercela. Ini tidak terjadi dalam kasus Bhikkhu Channa. Bhikkhu Channa menggunakan pisau dengan tanpa noda. Demikianlah, Sāriputta, engkau harus mengingatnya.”

Jadi ada kemungkinan kedua bhikkhu itu telah mencapai Arahat sebelum membunuh dirinya ... walaupun terdapat juga kemungkinan mereka "overestimate" pencapaiannya, tetapi pada akhirnya tetap mencapai Arahat.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 20 October 2010, 01:45:22 PM
saya belum pernah menemukan kasus bunuh diri oleh arahat tercatat dalam sutta, biasanya yg terjadi adalah pencapaian arahat terjadi setelah bunuh diri dan menjelang mati. sebelum bunuh diri, bhikkhu itu biasanya masih belum arahat. walaupun memang banyak kontroversi juga soal arahat bunuh diri ini

Yup misalnya kasus Godhika. Beliau mencapai Arahat menjelang kematiannya. Tapi dalam kasus Vakkali (SN 22.87) diceritakan sebelum Vakkali bunuh diri, beliau menyampaikan kepada Sang Buddha,

"aku tidak meragukan bahwa tubuh fisik, perasaan, persepsi, bentuk2 kamma, dan kesadaran adalah tidak kekal
aku tidak meragukan bahwa yang tidak kekal akan membawa dukkha
aku tidak lagi memiliki hasrat atau nafsu atau keinginan terhadap yang tidak kekal, membawa dukkha, dan senantiasa berubah"


Menurut saya, deklarasi beliau mungkin menandakan bahwa beliau telah menjadi Arahat sebelum bunuh diri. Tetapi kalau tidak salah dalam komentar, disebutkan juga kemungkinan kalau Vakkali "overestimate" pencapaiannya.

Demikian juga dengan kasus Channa (dalam MN 144), Channa telah men-"deklarasikan" pencapaiannya kepada Sariputta dengan mengatakan

"teman Sàriputta: Bhikkhu Channa akan menggunakan pisau dengan tanpa cela”

yang menyimbolkan beliau telah mencapai Arahat. Walaupun komentar juga mengatakan kemungkinan Channa "overestimate" pencapaiannya, di akhir Sang Buddha menyetujui pernyataan Channa:

"Sāriputta, ketika seseorang melepaskan tubuh ini dan mengambil tubuh lainnya, maka Aku katakan bahwa ia tercela. Ini tidak terjadi dalam kasus Bhikkhu Channa. Bhikkhu Channa menggunakan pisau dengan tanpa noda. Demikianlah, Sāriputta, engkau harus mengingatnya.”

Jadi ada kemungkinan kedua bhikkhu itu telah mencapai Arahat sebelum membunuh dirinya ... walaupun terdapat juga kemungkinan mereka "overestimate" pencapaiannya, tetapi pada akhirnya tetap mencapai Arahat.

Mettacittena,
Luis

kutipan catatan kaki dari MN by Bhikkhu Bodhi

sehubungan dengan "tanpa cela
Quote
Dengan mengucapkan pernyataan ini ia secara tidak langsung mengaku bahwa ia adalah seorang Arahant, seperti akan dijelaskan pada §13. Apakah pengakuannya pada titik ini benar atau tidak, hal ini tidak dapat dipastikan, komentar menganggapnya sebagai suatu kasus menilai diri sendiri terlalu tinggi (overestimate).

komentar Bhikkhu Bodhi yg diambil dari Majjhima Nikaya Atthakatha sehubungan dengan kearahatan Channa
Quote
MA: Ia memotong lehernya, dan persis pada saat itu ketakutan akan kematian mendatanginya dan gambaran kelahiran kembali di masa depan muncul. Menyadari bahwa ia masih seorang awam, ia tergerak dan mengembangkan pandangan terang. Dengan memahami bentukan-bentukan, ia mencapai Kearahatan persis sebelum meninggal dunia.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: tesla on 20 October 2010, 01:47:00 PM
Yang pasti akan lahir di alam menderita (yang lbh rendah dr manusia). Karena terlahirkan menjadi manusia itu saja membutuhkan karma baik yg sangat besar.

pasti

ketinggalan tanda tanya '?'

seharusnya "pasti?"
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: tesla on 20 October 2010, 01:51:01 PM
saya belum pernah menemukan kasus bunuh diri oleh arahat tercatat dalam sutta, biasanya yg terjadi adalah pencapaian arahat terjadi setelah bunuh diri dan menjelang mati. sebelum bunuh diri, bhikkhu itu biasanya masih belum arahat. walaupun memang banyak kontroversi juga soal arahat bunuh diri ini

Yup misalnya kasus Godhika. Beliau mencapai Arahat menjelang kematiannya. Tapi dalam kasus Vakkali (SN 22.87) diceritakan sebelum Vakkali bunuh diri, beliau menyampaikan kepada Sang Buddha,

"aku tidak meragukan bahwa tubuh fisik, perasaan, persepsi, bentuk2 kamma, dan kesadaran adalah tidak kekal
aku tidak meragukan bahwa yang tidak kekal akan membawa dukkha
aku tidak lagi memiliki hasrat atau nafsu atau keinginan terhadap yang tidak kekal, membawa dukkha, dan senantiasa berubah"


Menurut saya, deklarasi beliau mungkin menandakan bahwa beliau telah menjadi Arahat sebelum bunuh diri. Tetapi kalau tidak salah dalam komentar, disebutkan juga kemungkinan kalau Vakkali "overestimate" pencapaiannya.

Demikian juga dengan kasus Channa (dalam MN 144), Channa telah men-"deklarasikan" pencapaiannya kepada Sariputta dengan mengatakan

"teman Sàriputta: Bhikkhu Channa akan menggunakan pisau dengan tanpa cela”

yang menyimbolkan beliau telah mencapai Arahat. Walaupun komentar juga mengatakan kemungkinan Channa "overestimate" pencapaiannya, di akhir Sang Buddha menyetujui pernyataan Channa:

"Sāriputta, ketika seseorang melepaskan tubuh ini dan mengambil tubuh lainnya, maka Aku katakan bahwa ia tercela. Ini tidak terjadi dalam kasus Bhikkhu Channa. Bhikkhu Channa menggunakan pisau dengan tanpa noda. Demikianlah, Sāriputta, engkau harus mengingatnya.”

Jadi ada kemungkinan kedua bhikkhu itu telah mencapai Arahat sebelum membunuh dirinya ... walaupun terdapat juga kemungkinan mereka "overestimate" pencapaiannya, tetapi pada akhirnya tetap mencapai Arahat.

Mettacittena,
Luis

kutipan catatan kaki dari MN by Bhikkhu Bodhi

sehubungan dengan "tanpa cela
Quote
Dengan mengucapkan pernyataan ini ia secara tidak langsung mengaku bahwa ia adalah seorang Arahant, seperti akan dijelaskan pada §13. Apakah pengakuannya pada titik ini benar atau tidak, hal ini tidak dapat dipastikan, komentar menganggapnya sebagai suatu kasus menilai diri sendiri terlalu tinggi (overestimate).

komentar Bhikkhu Bodhi yg diambil dari Majjhima Nikaya Atthakatha sehubungan dengan kearahatan Channa
Quote
MA: Ia memotong lehernya, dan persis pada saat itu ketakutan akan kematian mendatanginya dan gambaran kelahiran kembali di masa depan muncul. Menyadari bahwa ia masih seorang awam, ia tergerak dan mengembangkan pandangan terang. Dengan memahami bentukan-bentukan, ia mencapai Kearahatan persis sebelum meninggal dunia.


kayanya ini pembahasannya udah berulang2...

komentar Bhikkhu Bodhi gugur bila dilhat, ketika YA Sariputta bertanya kemanakah YA Channa pergi, Buddha menjawab, bukankah dia sudah menjawab penggunaan pisaunya tanpa cela
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 20 October 2010, 01:55:19 PM
saya belum pernah menemukan kasus bunuh diri oleh arahat tercatat dalam sutta, biasanya yg terjadi adalah pencapaian arahat terjadi setelah bunuh diri dan menjelang mati. sebelum bunuh diri, bhikkhu itu biasanya masih belum arahat. walaupun memang banyak kontroversi juga soal arahat bunuh diri ini

Yup misalnya kasus Godhika. Beliau mencapai Arahat menjelang kematiannya. Tapi dalam kasus Vakkali (SN 22.87) diceritakan sebelum Vakkali bunuh diri, beliau menyampaikan kepada Sang Buddha,

"aku tidak meragukan bahwa tubuh fisik, perasaan, persepsi, bentuk2 kamma, dan kesadaran adalah tidak kekal
aku tidak meragukan bahwa yang tidak kekal akan membawa dukkha
aku tidak lagi memiliki hasrat atau nafsu atau keinginan terhadap yang tidak kekal, membawa dukkha, dan senantiasa berubah"


Menurut saya, deklarasi beliau mungkin menandakan bahwa beliau telah menjadi Arahat sebelum bunuh diri. Tetapi kalau tidak salah dalam komentar, disebutkan juga kemungkinan kalau Vakkali "overestimate" pencapaiannya.

Demikian juga dengan kasus Channa (dalam MN 144), Channa telah men-"deklarasikan" pencapaiannya kepada Sariputta dengan mengatakan

"teman Sàriputta: Bhikkhu Channa akan menggunakan pisau dengan tanpa cela”

yang menyimbolkan beliau telah mencapai Arahat. Walaupun komentar juga mengatakan kemungkinan Channa "overestimate" pencapaiannya, di akhir Sang Buddha menyetujui pernyataan Channa:

"Sāriputta, ketika seseorang melepaskan tubuh ini dan mengambil tubuh lainnya, maka Aku katakan bahwa ia tercela. Ini tidak terjadi dalam kasus Bhikkhu Channa. Bhikkhu Channa menggunakan pisau dengan tanpa noda. Demikianlah, Sāriputta, engkau harus mengingatnya.”

Jadi ada kemungkinan kedua bhikkhu itu telah mencapai Arahat sebelum membunuh dirinya ... walaupun terdapat juga kemungkinan mereka "overestimate" pencapaiannya, tetapi pada akhirnya tetap mencapai Arahat.

Mettacittena,
Luis

kutipan catatan kaki dari MN by Bhikkhu Bodhi

sehubungan dengan "tanpa cela
Quote
Dengan mengucapkan pernyataan ini ia secara tidak langsung mengaku bahwa ia adalah seorang Arahant, seperti akan dijelaskan pada §13. Apakah pengakuannya pada titik ini benar atau tidak, hal ini tidak dapat dipastikan, komentar menganggapnya sebagai suatu kasus menilai diri sendiri terlalu tinggi (overestimate).

komentar Bhikkhu Bodhi yg diambil dari Majjhima Nikaya Atthakatha sehubungan dengan kearahatan Channa
Quote
MA: Ia memotong lehernya, dan persis pada saat itu ketakutan akan kematian mendatanginya dan gambaran kelahiran kembali di masa depan muncul. Menyadari bahwa ia masih seorang awam, ia tergerak dan mengembangkan pandangan terang. Dengan memahami bentukan-bentukan, ia mencapai Kearahatan persis sebelum meninggal dunia.


kayanya ini pembahasannya udah berulang2...

komentar Bhikkhu Bodhi gugur bila dilhat, ketika YA Sariputta bertanya kemanakah YA Channa pergi, Buddha menjawab, bukankah dia sudah menjawab penggunaan pisaunya tanpa cela

MA adalah Majjhima Nikaya Atthakatha, jadi bukan komentar Bhikkhu Bodhi secara pribadi. tapi dalam catatan kaki berikutnya ditambahkan untuk mengantisipasi counter spt dari Bro Tesla:

Quote
Harus dipahami bahwa interpretasi komentar diberikan pada teks dari luar, seperti biasanya. Jika seseorang berpegang pada kata-kata dari teks tampaknya Channa telah menjadi Arahant ketika ia memberikan pernyataan itu, suatu pukulan dramatis yang disampaikan melalui kegagalan kedua bhikkhu bersaudara itu dalam mengenali hal ini. Implikasinya, tentu saja, adalah bahwa kesakitan luar biasa dapat mendorong bahkan seorang Arahant untuk bunuh diri – bukan karena ketidak-senangan melainkan hanya sekadar agar terbebas dari kesakitan yang tidak tertahankan.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 20 October 2010, 02:02:15 PM
Thanks Bro Indra atas kutipan MA nya, yup itu juga komentar yang saya baca yang merujuk pada "overestimate" atas pencapaian.

Tetapi saya juga punya impresi yang sama dengan Bro Tesla, saat Sang Buddha menyetujui pendapat Channa menggunakan pisau nya tanpa cela... kemungkinan memang benar Channa telah mencapai Arahat sebelum menggunakan pisaunya. Walaupun ada juga kemungkinan bahwa "seharusnya" Channa menggunakan pisaunya "dengan tercela" (beliau overestimate), tetapi karena pada akhirnya beliau mencapai Arahat juga, tindakan itu tidak lagi dipandang sebagai "dengan cela", tetapi menjadi "tanpa cela". Hanya saja Sang Buddha tidak mengelaborasinya.

Menimbang kedua kemungkinan ini, buat saya dua-duanya memang bisa terjadi. Tetapi untuk impresi saya saat ini, saya lebih cenderung kepada yang pertama.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: tesla on 20 October 2010, 02:24:42 PM
Quote
Harus dipahami bahwa interpretasi komentar diberikan pada teks dari luar, seperti biasanya. Jika seseorang berpegang pada kata-kata dari teks tampaknya Channa telah menjadi Arahant ketika ia memberikan pernyataan itu, suatu pukulan dramatis yang disampaikan melalui kegagalan kedua bhikkhu bersaudara itu dalam mengenali hal ini. Implikasinya, tentu saja, adalah bahwa kesakitan luar biasa dapat mendorong bahkan seorang Arahant untuk bunuh diri – bukan karena ketidak-senangan melainkan hanya sekadar agar terbebas dari kesakitan yang tidak tertahankan.

kalau diangkat komentar, maka YA Ananda bunuh diri dg membakar dirinya sendiri (cmiiw).
imo, Arahat bunuh diri wajar2 aja
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 20 October 2010, 02:32:42 PM
Quote
Harus dipahami bahwa interpretasi komentar diberikan pada teks dari luar, seperti biasanya. Jika seseorang berpegang pada kata-kata dari teks tampaknya Channa telah menjadi Arahant ketika ia memberikan pernyataan itu, suatu pukulan dramatis yang disampaikan melalui kegagalan kedua bhikkhu bersaudara itu dalam mengenali hal ini. Implikasinya, tentu saja, adalah bahwa kesakitan luar biasa dapat mendorong bahkan seorang Arahant untuk bunuh diri – bukan karena ketidak-senangan melainkan hanya sekadar agar terbebas dari kesakitan yang tidak tertahankan.

kalau diangkat komentar, maka YA Ananda bunuh diri dg membakar dirinya sendiri (cmiiw).
imo, Arahat bunuh diri wajar2 aja

demikian pula dengan Sang Buddha, mungkin perlu dibedakan antara "bunuh diri" vs "memilih bagaimana cara mati ketika waktunya tiba"
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: tesla on 20 October 2010, 02:39:17 PM
Quote
Harus dipahami bahwa interpretasi komentar diberikan pada teks dari luar, seperti biasanya. Jika seseorang berpegang pada kata-kata dari teks tampaknya Channa telah menjadi Arahant ketika ia memberikan pernyataan itu, suatu pukulan dramatis yang disampaikan melalui kegagalan kedua bhikkhu bersaudara itu dalam mengenali hal ini. Implikasinya, tentu saja, adalah bahwa kesakitan luar biasa dapat mendorong bahkan seorang Arahant untuk bunuh diri – bukan karena ketidak-senangan melainkan hanya sekadar agar terbebas dari kesakitan yang tidak tertahankan.

kalau diangkat komentar, maka YA Ananda bunuh diri dg membakar dirinya sendiri (cmiiw).
imo, Arahat bunuh diri wajar2 aja

demikian pula dengan Sang Buddha, mungkin perlu dibedakan antara "bunuh diri" vs "memilih bagaimana cara mati ketika waktunya tiba"

dengan demikian YA Channa pun boleh dikatakan memilih pisau sbg cara mati ketika waktunya tiba?
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 20 October 2010, 02:41:53 PM
Quote
Harus dipahami bahwa interpretasi komentar diberikan pada teks dari luar, seperti biasanya. Jika seseorang berpegang pada kata-kata dari teks tampaknya Channa telah menjadi Arahant ketika ia memberikan pernyataan itu, suatu pukulan dramatis yang disampaikan melalui kegagalan kedua bhikkhu bersaudara itu dalam mengenali hal ini. Implikasinya, tentu saja, adalah bahwa kesakitan luar biasa dapat mendorong bahkan seorang Arahant untuk bunuh diri – bukan karena ketidak-senangan melainkan hanya sekadar agar terbebas dari kesakitan yang tidak tertahankan.

kalau diangkat komentar, maka YA Ananda bunuh diri dg membakar dirinya sendiri (cmiiw).
imo, Arahat bunuh diri wajar2 aja

demikian pula dengan Sang Buddha, mungkin perlu dibedakan antara "bunuh diri" vs "memilih bagaimana cara mati ketika waktunya tiba"

dengan demikian YA Channa pun boleh dikatakan memilih pisau sbg cara mati ketika waktunya tiba?

jika pada saat menggunakan pisau, Channa sudah Arahat, maka YES.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: morpheus on 20 October 2010, 04:40:44 PM
saya pikir keengganan untuk menerima arahat bisa bunuh diri itu berasal dari kepercayaan bahwa sila arahat itu sempurna (sumber? visudhi magga?).

ps: syarat terjadinya pembunuhan alias melanggar sila 1 (sumber? visudhi magga?):
1.      Pano                         : adanya makhluk
2.      Panasannittam            : tahu bahwa makhluk itu hidup.
3.      Vadhakacittam          : adanya kehendak untuk membunuh.
4.      Tena maranam           : makhluk itu mati melaui usaha pembunuhan.
imo, bunuh diri memenuhi semua syarat itu...
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: tesla on 20 October 2010, 05:09:44 PM
saya pikir keengganan untuk menerima arahat bisa bunuh diri itu berasal dari kepercayaan bahwa sila arahat itu sempurna (sumber? visudhi magga?).

ps: syarat terjadinya pembunuhan alias melanggar sila 1 (sumber? visudhi magga?):
1.      Pano                         : adanya makhluk
2.      Panasannittam            : tahu bahwa makhluk itu hidup.
3.      Vadhakacittam          : adanya kehendak untuk membunuh.
4.      Tena maranam           : makhluk itu mati melaui usaha pembunuhan.
imo, bunuh diri memenuhi semua syarat itu...
saya pikir keengganan untuk menerima arahat bisa bunuh diri itu berasal dari kepercayaan bahwa sila arahat itu sempurna (sumber? visudhi magga?).

ps: syarat terjadinya pembunuhan alias melanggar sila 1 (sumber? visudhi magga?):
1.      Pano                         : adanya makhluk
2.      Panasannittam            : tahu bahwa makhluk itu hidup.
3.      Vadhakacittam          : adanya kehendak untuk membunuh.
4.      Tena maranam           : makhluk itu mati melaui usaha pembunuhan.
imo, bunuh diri memenuhi semua syarat itu...

imo, arahat bukan satta (mahkluk), definisi mahkluk dalam buddhisme sutta sangat berbedaaa dg definisi ilmu pengetahuan science dan abhidhamma yg mana, mahkluk = mind + matter. sementara menurut sutta, biar penasaran, baca sendiri di sini (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn23/sn23.002.than.html).

ini bukan artinya saya menegaskan arahat sempurna silanya yah... cuma sekilas info
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: morpheus on 21 October 2010, 09:01:05 AM
imo, arahat bukan satta (mahkluk), definisi mahkluk dalam buddhisme sutta sangat berbedaaa dg definisi ilmu pengetahuan science dan abhidhamma yg mana, mahkluk = mind + matter. sementara menurut sutta, biar penasaran, baca sendiri di sini (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn23/sn23.002.than.html).
mungkin anda benar... cmiiw, pano di sana artinya kan "nafas" atau "prana"? arahat kan masih bernafas...

dari kontradiksi itu, kemungkinan2nya adalah:
* sotapanna dst itu sempurna silanya hanyalah myth
* definisi visudhi magga salah
* suttanya yg salah
* kagak ada yg salah, hanya perlu penafsiran tertentu
* semuanya salah, gak ada yg tau pasti
* ?
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: tesla on 21 October 2010, 09:13:42 AM
imo, arahat bukan satta (mahkluk), definisi mahkluk dalam buddhisme sutta sangat berbedaaa dg definisi ilmu pengetahuan science dan abhidhamma yg mana, mahkluk = mind + matter. sementara menurut sutta, biar penasaran, baca sendiri di sini (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn23/sn23.002.than.html).
mungkin anda benar... cmiiw, pano di sana artinya kan "nafas" atau "prana"? arahat kan masih bernafas...

maaf oot lagi

kalau demikian kita harus memikirkan lagi landasan syarat pertama pelanggaran sila.
syarat adanya mahkluk => jika berdasarkan definisi mahkluk, maka membunuh arahat tidak melanggar sila.
sedangkan jika adanya nafas => maka membunuh mahkluk yg ber-respirasi dg mekanisme selain bernafas(saya pikir bernafas = respirasi dg organ paru2) pun tidak melanggar... hmmm
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 21 October 2010, 09:35:17 AM
Sebagai tambahan aja dari catatan Bhikkhu Nanamoli dalam buku "The Life of the Buddha":

"Ada beberapa kejadian dalam Pitaka di mana bhikkhus membunuh dirinya sendiri. Tindakan ini disebut "tanpa cela" oleh Sang Buddha hanya bila memenuhi syarat berikut: Bhikkhu tersebut merupakan seorang Arahat, tanpa nafsu, kebencian, atau kebodohan, atau akan menjadi Arahat sebelum meninggal dunia, dan tindakan bunuh diri itu dilakukan hanya untuk mengakhiri sakit yang tidak dapat disembuhkan. Di luar itu, mengambil nyawa seseorang, ataupun merekomendasikan kematian, melanggar Parajika yang berdampak dikeluarkan dari Sangha secara permanen" (p. 199 - diterjemahkan dan di-tambah-kan emphasis oleh saya sendiri).

Dari sini kelihatan kalau kasus ini benar2 kasus khusus yang berlaku pada kondisi yang sangat spesifik, dan tidak dibenarkan dalam konteks lain yang lebih luas. Misalnya untuk Arahat yang tidak dalam keadaan sakit yang tidak dapat disembuhkan, tindakan bunuh diri ini tidak dibenarkan. Dalam SN 54.9 (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn54/sn54.009.than.html), diceritakan sewaktu banyak bhikkhu membunuh diri setelah melakukan kontemplasi akan tubuh fisik dan timbul rasa "jijik" terhadap tubuh fisiknya, Sang Buddha kemudian melarang tindakan itu, dan sebagai gantinya menganjurkan para bhikkhu untuk mengantisipasinya dengan anapanasati.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: tesla on 21 October 2010, 11:41:45 AM
Dari sini kelihatan kalau kasus ini benar2 kasus khusus yang berlaku pada kondisi yang sangat spesifik, dan tidak dibenarkan dalam konteks lain yang lebih luas. Misalnya untuk Arahat yang tidak dalam keadaan sakit yang tidak dapat disembuhkan, tindakan bunuh diri ini tidak dibenarkan. Dalam SN 54.9 (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn54/sn54.009.than.html), diceritakan sewaktu banyak bhikkhu membunuh diri setelah melakukan kontemplasi akan tubuh fisik dan timbul rasa "jijik" terhadap tubuh fisiknya, Sang Buddha kemudian melarang tindakan itu, dan sebagai gantinya menganjurkan para bhikkhu untuk mengantisipasinya dengan anapanasati.

errr... di bagian mana Buddha melarang? saya lihat tujuannya bukan melarang, tapi atas permintaan Ananda
Quote
It would be good, lord, if the Blessed One would explain another method so that this community of monks might be established in gnosis.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 21 October 2010, 12:36:48 PM
 [at]  Tesla,

Yup benar, "melarang" (secara tidak langsung) merupakan interpretasi saya dari membaca sutta ini. Setelah saya baca lagi, kelihatannya interpretasi saya kurang tepat. Setelah melaporkan kepada Sang Buddha, Ananda meminta beliau menjelaskan metode "alternatif" untuk mengantisipasi terjadinya hal ini. Dalam sutta ini, Sang Buddha tidak memberikan judgment kepada tindakan para bhikkhu itu, beliau hanya meng-ekspresikan rasa heran ketika kembali dari retreatnya melihat jumlah bhikkhu yang banyak berkurang.

Terima kasih atas koreksinya _/\_

Mettacittena,
Luis
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 21 October 2010, 11:24:54 PM
Saya gak meyakinkan 100% "dongeng" tersebut, karena kisah ini juga saya dengar dari orang lain. Tapi buat saya, saya gak bilang kalau peluang seseorang yang bunuh diri untuk terlahir jadi manusia adalah "nol". Kisah ini saya jadikan input saja, seperti halnya membaca hasil scientific study yang lain.

Terima kasih atas kutipan sutta nya, interpretasi saya untuk bait berikut:

Quote
“Demikian pula, para bhikkhu, hanya sedikit makhluk-makhluk yang terlahir kembali menjadi manusia. Tetapi banyak sekali yang terlahir kembali di tempat lain selain alam manusia ... di neraka ... alam binatang ... alam setan.  Karena alasan apakah? Karena, para bhikkhu, mereka belum melihat Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini? Kebenaran Mulia penderitaan, kebenaran mulia asal-mula penderitaan, kebenaran mulia lenyapnya penderitaan, kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

Adalah ... selama seseorang belum "melihat Empat Kebenaran Mulia" dalam arti menembus tingkat kesucian sotapanna, masih terdapat kemungkinan untuk terlahir di alam2 rendah. Bahkan untuk para praktisi yang berlatih pun, kemungkinan terlahir di alam rendah itu masih ada (walaupun kadar probabilitas nya berbeda2).

Karena yang praktisi (yang tahu Empat Kebenaran Mulia tapi belum merealisasikan sotapanna) pun belum dijamin bebas dari kemungkinan ini, apalagi yang tidak tahu :) oleh karena itu, seperti Sang Buddha ucapkan di sutta itu, jumlah manusia tidaklah seberapa dibandingkan makhluk2 yang terlahir di alam rendah.

Tetapi menurut saya, sutta di atas tidak menyebutkan, kalau seseorang terlahir di alam manusia, pastilah orang tersebut telah melihat Empat Kebenaran Mulia. Contohnya, mungkin ada orang yang sebelumnya non-Buddhis, dan sekarang terlahir kembali sebagai manusia dan non-Buddhis, dan cenderung memilih agama yang pernah dianutnya dulu. Waktu dulu dia belajar agama itu, belum tentu dia mengetahui (atau bahkan meyakini Empat Kebenaran Mulia).

Tapi saya setuju dengan Bro Indra, andaikata kisah di atas benar, itu merupakan kasus2 dari peluang2 kecil tersebut. Secara umum, saat seseorang (yang bukan Arahat) bunuh diri, kondisi batinnya "tidak jelas" dan sangat sangat mungkin terlahir di alam rendah.

Mettacittena,
Luis

bro Luis yg baik,
saya secara pribadi setuju sekali dg pandangan anda, hanya sy terbentur dg ketentuan dari sang Buddha sendiri bhw min Sotapanna tdk akan terjatuh kealam rendah, sedang saya secara pribadi selama dia belum ARAHAT maka dia bisa saja terjatuh ke alam rendah, contohnya : kisah Mora (Mora paritta) bukankah beliau sendiri menjadi burung Merak (notabene dunia binatang wlu memiliki keistimewaan bisa bicara dan berumur 1000thn lebih pd saat ditangkap), pdhal ini kelahiran stlh beliau menjadi Dewa Sakka dan Cakkavatti yg beliau buktikan dg menyuruh Raja menggali danau utk menemukan kereta emas beliau sewaktu menjadi Cakkavatti. ini aja bukan akibat bunuh diri apalagi klo bunuh diri, tapi saya masih PERLU belajar banyak jadi inipun hanya pikiran saya yg masih belum memiliki pengetahuan apa2, masih jauh dari yg udah senior2 disini.

mettacittena,
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 21 October 2010, 11:32:30 PM
Saya gak meyakinkan 100% "dongeng" tersebut, karena kisah ini juga saya dengar dari orang lain. Tapi buat saya, saya gak bilang kalau peluang seseorang yang bunuh diri untuk terlahir jadi manusia adalah "nol". Kisah ini saya jadikan input saja, seperti halnya membaca hasil scientific study yang lain.

Terima kasih atas kutipan sutta nya, interpretasi saya untuk bait berikut:

Quote
“Demikian pula, para bhikkhu, hanya sedikit makhluk-makhluk yang terlahir kembali menjadi manusia. Tetapi banyak sekali yang terlahir kembali di tempat lain selain alam manusia ... di neraka ... alam binatang ... alam setan.  Karena alasan apakah? Karena, para bhikkhu, mereka belum melihat Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini? Kebenaran Mulia penderitaan, kebenaran mulia asal-mula penderitaan, kebenaran mulia lenyapnya penderitaan, kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

Adalah ... selama seseorang belum "melihat Empat Kebenaran Mulia" dalam arti menembus tingkat kesucian sotapanna, masih terdapat kemungkinan untuk terlahir di alam2 rendah. Bahkan untuk para praktisi yang berlatih pun, kemungkinan terlahir di alam rendah itu masih ada (walaupun kadar probabilitas nya berbeda2).

Karena yang praktisi (yang tahu Empat Kebenaran Mulia tapi belum merealisasikan sotapanna) pun belum dijamin bebas dari kemungkinan ini, apalagi yang tidak tahu :) oleh karena itu, seperti Sang Buddha ucapkan di sutta itu, jumlah manusia tidaklah seberapa dibandingkan makhluk2 yang terlahir di alam rendah.

Tetapi menurut saya, sutta di atas tidak menyebutkan, kalau seseorang terlahir di alam manusia, pastilah orang tersebut telah melihat Empat Kebenaran Mulia. Contohnya, mungkin ada orang yang sebelumnya non-Buddhis, dan sekarang terlahir kembali sebagai manusia dan non-Buddhis, dan cenderung memilih agama yang pernah dianutnya dulu. Waktu dulu dia belajar agama itu, belum tentu dia mengetahui (atau bahkan meyakini Empat Kebenaran Mulia).

Tapi saya setuju dengan Bro Indra, andaikata kisah di atas benar, itu merupakan kasus2 dari peluang2 kecil tersebut. Secara umum, saat seseorang (yang bukan Arahat) bunuh diri, kondisi batinnya "tidak jelas" dan sangat sangat mungkin terlahir di alam rendah.

Mettacittena,
Luis

bro Luis yg baik,
saya secara pribadi setuju sekali dg pandangan anda, hanya sy terbentur dg ketentuan dari sang Buddha sendiri bhw min Sotapanna tdk akan terjatuh kealam rendah, sedang saya secara pribadi selama dia belum ARAHAT maka dia bisa saja terjatuh ke alam rendah, contohnya : kisah Mora (Mora paritta) bukankah beliau sendiri menjadi burung Merak (notabene dunia binatang wlu memiliki keistimewaan bisa bicara dan berumur 1000thn lebih pd saat ditangkap), pdhal ini kelahiran stlh beliau menjadi Dewa Sakka dan Cakkavatti yg beliau buktikan dg menyuruh Raja menggali danau utk menemukan kereta emas beliau sewaktu menjadi Cakkavatti. tapi saya masih PERLU belajar banyak jadi inipun hanya pikiran saya yg masih belum memiliki pengetahuan apa2, masih jauh dari yg udah senior2 disini.

mettacittena,

apa hubungannya pencapaian sotapanna dengan menjadi Sakka atau Cakkavatti? seorang yg menjadi Sakka atau menjadi Cakkavatti belum tentu telah mencapai sotapanna. Dalam DN 21 Sakkapanha Sutta, Sakka awalnya masih seorang Putthujjhana, setelah serangkaian tanya jawab yg dijelaskan dalam Sutta itu, barulah Sakka menjadi seorang Sotapanna. Sewaktu Bodhisatta terlahir sebagai Cakkavatti bernama Makhadeva dalam MN 83 Makhādeva Sutta, juga tidak diceritakan bahwa Beliau adalah seorang Sotapanna.

*edited*
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 21 October 2010, 11:34:40 PM
imo, arahat bukan satta (mahkluk), definisi mahkluk dalam buddhisme sutta sangat berbedaaa dg definisi ilmu pengetahuan science dan abhidhamma yg mana, mahkluk = mind + matter. sementara menurut sutta, biar penasaran, baca sendiri di sini (http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/sn/sn23/sn23.002.than.html).
mungkin anda benar... cmiiw, pano di sana artinya kan "nafas" atau "prana"? arahat kan masih bernafas...

maaf oot lagi

kalau demikian kita harus memikirkan lagi landasan syarat pertama pelanggaran sila.
syarat adanya mahkluk => jika berdasarkan definisi mahkluk, maka membunuh arahat tidak melanggar sila.
sedangkan jika adanya nafas => maka membunuh mahkluk yg ber-respirasi dg mekanisme selain bernafas(saya pikir bernafas = respirasi dg organ paru2) pun tidak melanggar... hmmm

wah...mulai nihh... ;D ;D
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 21 October 2010, 11:38:58 PM
Saya gak meyakinkan 100% "dongeng" tersebut, karena kisah ini juga saya dengar dari orang lain. Tapi buat saya, saya gak bilang kalau peluang seseorang yang bunuh diri untuk terlahir jadi manusia adalah "nol". Kisah ini saya jadikan input saja, seperti halnya membaca hasil scientific study yang lain.

Terima kasih atas kutipan sutta nya, interpretasi saya untuk bait berikut:

Quote
“Demikian pula, para bhikkhu, hanya sedikit makhluk-makhluk yang terlahir kembali menjadi manusia. Tetapi banyak sekali yang terlahir kembali di tempat lain selain alam manusia ... di neraka ... alam binatang ... alam setan.  Karena alasan apakah? Karena, para bhikkhu, mereka belum melihat Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini? Kebenaran Mulia penderitaan, kebenaran mulia asal-mula penderitaan, kebenaran mulia lenyapnya penderitaan, kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

Adalah ... selama seseorang belum "melihat Empat Kebenaran Mulia" dalam arti menembus tingkat kesucian sotapanna, masih terdapat kemungkinan untuk terlahir di alam2 rendah. Bahkan untuk para praktisi yang berlatih pun, kemungkinan terlahir di alam rendah itu masih ada (walaupun kadar probabilitas nya berbeda2).

Karena yang praktisi (yang tahu Empat Kebenaran Mulia tapi belum merealisasikan sotapanna) pun belum dijamin bebas dari kemungkinan ini, apalagi yang tidak tahu :) oleh karena itu, seperti Sang Buddha ucapkan di sutta itu, jumlah manusia tidaklah seberapa dibandingkan makhluk2 yang terlahir di alam rendah.

Tetapi menurut saya, sutta di atas tidak menyebutkan, kalau seseorang terlahir di alam manusia, pastilah orang tersebut telah melihat Empat Kebenaran Mulia. Contohnya, mungkin ada orang yang sebelumnya non-Buddhis, dan sekarang terlahir kembali sebagai manusia dan non-Buddhis, dan cenderung memilih agama yang pernah dianutnya dulu. Waktu dulu dia belajar agama itu, belum tentu dia mengetahui (atau bahkan meyakini Empat Kebenaran Mulia).

Tapi saya setuju dengan Bro Indra, andaikata kisah di atas benar, itu merupakan kasus2 dari peluang2 kecil tersebut. Secara umum, saat seseorang (yang bukan Arahat) bunuh diri, kondisi batinnya "tidak jelas" dan sangat sangat mungkin terlahir di alam rendah.

Mettacittena,
Luis

bro Luis yg baik,
saya secara pribadi setuju sekali dg pandangan anda, hanya sy terbentur dg ketentuan dari sang Buddha sendiri bhw min Sotapanna tdk akan terjatuh kealam rendah, sedang saya secara pribadi selama dia belum ARAHAT maka dia bisa saja terjatuh ke alam rendah, contohnya : kisah Mora (Mora paritta) bukankah beliau sendiri menjadi burung Merak (notabene dunia binatang wlu memiliki keistimewaan bisa bicara dan berumur 1000thn lebih pd saat ditangkap), pdhal ini kelahiran stlh beliau menjadi Dewa Sakka dan Cakkavatti yg beliau buktikan dg menyuruh Raja menggali danau utk menemukan kereta emas beliau sewaktu menjadi Cakkavatti. tapi saya masih PERLU belajar banyak jadi inipun hanya pikiran saya yg masih belum memiliki pengetahuan apa2, masih jauh dari yg udah senior2 disini.

mettacittena,

apa hubungannya pencapaian sotapanna dengan menjadi Sakka atau Cakkavatti? seorang yg menjadi Sakka atau menjadi Cakkavatti belum tentu telah mencapai Cakkavatti. Dalam DN 21 Sakkapanha Sutta, Sakka awalnya masih seorang Putthujjhana, setelah serangkaian tanya jawab yg dijelaskan dalam Sutta itu, barulah Sakka menjadi seorang Sotapanna. Sewaktu Bodhisatta terlahir sebagai Cakkavatti bernama Makhadeva dalam MN 83 Makhādeva Sutta, juga tidak diceritakan bahwa Beliau adalah seorang Sotapanna.

batara Indra yg baik,
kayaknya ada salah ketik yg sy beri tanda bold biru, mungkin Sotapanna ya maksudnya? klo melihat syarat2 utk menjadi Cakkavatti yg harus sempurna silanya, setidaknya dhammanusari lah...sory referensi Cakkavattisihanada Sutta (DN) blm sempat quote, waktu juga udah habis, dilanjut lusa ya sory besok ga online.

mettacittena,
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 23 October 2010, 11:16:52 AM
bro Luis yg baik,
saya secara pribadi setuju sekali dg pandangan anda, hanya sy terbentur dg ketentuan dari sang Buddha sendiri bhw min Sotapanna tdk akan terjatuh kealam rendah, sedang saya secara pribadi selama dia belum ARAHAT maka dia bisa saja terjatuh ke alam rendah, contohnya : kisah Mora (Mora paritta) bukankah beliau sendiri menjadi burung Merak (notabene dunia binatang wlu memiliki keistimewaan bisa bicara dan berumur 1000thn lebih pd saat ditangkap), pdhal ini kelahiran stlh beliau menjadi Dewa Sakka dan Cakkavatti yg beliau buktikan dg menyuruh Raja menggali danau utk menemukan kereta emas beliau sewaktu menjadi Cakkavatti. ini aja bukan akibat bunuh diri apalagi klo bunuh diri, tapi saya masih PERLU belajar banyak jadi inipun hanya pikiran saya yg masih belum memiliki pengetahuan apa2, masih jauh dari yg udah senior2 disini.

mettacittena,

Terima kasih atas masukannya Samaneri. Seorang sotapanna tidak akan terlahir lagi di alam rendah (di bawah alam manusia). Misalnya dalam sutta berikut (AN 3.89) mengenai jenis2 sotapanna:

Quote
"[beberapa], dengan menghancurkan tiga belenggu, adalah 'penanam-satu-benih; (ekabijin): setelah terlahir kembali satu kali lagi di alam manusia, mereka akan mengakhiri dukkha."

"atau, belum mencapai tahap ini, dengan menghancurkan tiga belenggu, mereka adalah orang yang "'berjalan dari keluarga-ke-keluarga' (kolankola): setelah berpindah dan mengembara dalam dua atau tiga keluarga, mereka akan mengakhiri dukkha."

"atau, belum mencapai tahap ini, dengan menghancurkan tiga belenggu, mereka adalah orang yang 'terlahir paling banyak tujuh kali lagi': setelah berpindah dan mengembara dalam alam dewa dan manusia (sattakkhattuparama), mereka akan mengakhiri dukkha."

Dari sini terlihat kalau seorang sotapanna tidak akan terlahir lagi di alam rendah, tetapi sebagai manusia atau dewa sampai mengakhiri dukkha secara tuntas sebagai arahat.

Seorang cakkavatti tidak berarti kalau beliau juga telah menjadi seorang sotapanna. Dalam Cakkavatti-Sihanada Sutta (DN 16), diceritakan bagaimana seorang cakkavatti menjunjung tinggi moralitas (sila) dalam mempimpin rakyatnya, dan rakyatnya juga menjunjung tinggi moralitas, sehingga umur manusia menjadi panjang. Walaupun sila nya terlihat sempurna, tidak dikatakan bahwa seorang cakkavatti telah terbebas dari keseluruhan 3 belenggu seperti halnya seorang sotapanna.

Mettacittena,
Luis

Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 26 October 2010, 09:03:18 AM
Terima kasih atas masukannya Samaneri. Seorang sotapanna tidak akan terlahir lagi di alam rendah (di bawah alam manusia). Misalnya dalam sutta berikut (AN 3.89 AN 9.12) mengenai jenis2 sotapanna:

Quote
"[beberapa], dengan menghancurkan tiga belenggu, adalah 'penanam-satu-benih; (ekabijin): setelah terlahir kembali satu kali lagi di alam manusia, mereka akan mengakhiri dukkha."

"atau, belum mencapai tahap ini, dengan menghancurkan tiga belenggu, mereka adalah orang yang "'berjalan dari keluarga-ke-keluarga' (kolankola): setelah berpindah dan mengembara dalam dua atau tiga keluarga, mereka akan mengakhiri dukkha."

"atau, belum mencapai tahap ini, dengan menghancurkan tiga belenggu, mereka adalah orang yang 'terlahir paling banyak tujuh kali lagi': setelah berpindah dan mengembara dalam alam dewa dan manusia (sattakkhattuparama), mereka akan mengakhiri dukkha."

Dari sini terlihat kalau seorang sotapanna tidak akan terlahir lagi di alam rendah, tetapi sebagai manusia atau dewa sampai mengakhiri dukkha secara tuntas sebagai arahat.

Seorang cakkavatti tidak berarti kalau beliau juga telah menjadi seorang sotapanna. Dalam Cakkavatti-Sihanada Sutta (DN 16), diceritakan bagaimana seorang cakkavatti menjunjung tinggi moralitas (sila) dalam mempimpin rakyatnya, dan rakyatnya juga menjunjung tinggi moralitas, sehingga umur manusia menjadi panjang. Walaupun sila nya terlihat sempurna, tidak dikatakan bahwa seorang cakkavatti telah terbebas dari keseluruhan 3 belenggu seperti halnya seorang sotapanna.

Mettacittena,
Luis

Maaf ada sedikit ralat, sutta rujukan di atas adalah AN 9.12 (Sa,upadisesa Sutta), bukan AN 3.89 (Sikkha Sutta). Mohon maaf atas kesalahannya _/\_

Mettacittena,
Luis
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 27 October 2010, 10:48:40 PM
Quote
[spoiler]
Saya gak meyakinkan 100% "dongeng" tersebut, karena kisah ini juga saya dengar dari orang lain. Tapi buat saya, saya gak bilang kalau peluang seseorang yang bunuh diri untuk terlahir jadi manusia adalah "nol". Kisah ini saya jadikan input saja, seperti halnya membaca hasil scientific study yang lain.

Terima kasih atas kutipan sutta nya, interpretasi saya untuk bait berikut:

Quote
“Demikian pula, para bhikkhu, hanya sedikit makhluk-makhluk yang terlahir kembali menjadi manusia. Tetapi banyak sekali yang terlahir kembali di tempat lain selain alam manusia ... di neraka ... alam binatang ... alam setan.  Karena alasan apakah? Karena, para bhikkhu, mereka belum melihat Empat Kebenaran Mulia. Apakah empat ini? Kebenaran Mulia penderitaan, kebenaran mulia asal-mula penderitaan, kebenaran mulia lenyapnya penderitaan, kebenaran mulia jalan menuju lenyapnya penderitaan.

Adalah ... selama seseorang belum "melihat Empat Kebenaran Mulia" dalam arti menembus tingkat kesucian sotapanna, masih terdapat kemungkinan untuk terlahir di alam2 rendah. Bahkan untuk para praktisi yang berlatih pun, kemungkinan terlahir di alam rendah itu masih ada (walaupun kadar probabilitas nya berbeda2).

Karena yang praktisi (yang tahu Empat Kebenaran Mulia tapi belum merealisasikan sotapanna) pun belum dijamin bebas dari kemungkinan ini, apalagi yang tidak tahu :) oleh karena itu, seperti Sang Buddha ucapkan di sutta itu, jumlah manusia tidaklah seberapa dibandingkan makhluk2 yang terlahir di alam rendah.

Tetapi menurut saya, sutta di atas tidak menyebutkan, kalau seseorang terlahir di alam manusia, pastilah orang tersebut telah melihat Empat Kebenaran Mulia. Contohnya, mungkin ada orang yang sebelumnya non-Buddhis, dan sekarang terlahir kembali sebagai manusia dan non-Buddhis, dan cenderung memilih agama yang pernah dianutnya dulu. Waktu dulu dia belajar agama itu, belum tentu dia mengetahui (atau bahkan meyakini Empat Kebenaran Mulia).

Tapi saya setuju dengan Bro Indra, andaikata kisah di atas benar, itu merupakan kasus2 dari peluang2 kecil tersebut. Secara umum, saat seseorang (yang bukan Arahat) bunuh diri, kondisi batinnya "tidak jelas" dan sangat sangat mungkin terlahir di alam rendah.

Mettacittena,
Luis

bro Luis yg baik,
saya secara pribadi setuju sekali dg pandangan anda, hanya sy terbentur dg ketentuan dari sang Buddha sendiri bhw min Sotapanna tdk akan terjatuh kealam rendah, sedang saya secara pribadi selama dia belum ARAHAT maka dia bisa saja terjatuh ke alam rendah, contohnya : kisah Mora (Mora paritta) bukankah beliau sendiri menjadi burung Merak (notabene dunia binatang wlu memiliki keistimewaan bisa bicara dan berumur 1000thn lebih pd saat ditangkap), pdhal ini kelahiran stlh beliau menjadi Dewa Sakka dan Cakkavatti yg beliau buktikan dg menyuruh Raja menggali danau utk menemukan kereta emas beliau sewaktu menjadi Cakkavatti. tapi saya masih PERLU belajar banyak jadi inipun hanya pikiran saya yg masih belum memiliki pengetahuan apa2, masih jauh dari yg udah senior2 disini.

mettacittena,

apa hubungannya pencapaian sotapanna dengan menjadi Sakka atau Cakkavatti? seorang yg menjadi Sakka atau menjadi Cakkavatti belum tentu telah mencapai Cakkavatti. Dalam DN 21 Sakkapanha Sutta, Sakka awalnya masih seorang Putthujjhana, setelah serangkaian tanya jawab yg dijelaskan dalam Sutta itu, barulah Sakka menjadi seorang Sotapanna. Sewaktu Bodhisatta terlahir sebagai Cakkavatti bernama Makhadeva dalam MN 83 Makhādeva Sutta, juga tidak diceritakan bahwa Beliau adalah seorang Sotapanna.

batara Indra yg baik,
kayaknya ada salah ketik yg sy beri tanda bold biru, mungkin Sotapanna ya maksudnya? klo melihat syarat2 utk menjadi Cakkavatti yg harus sempurna silanya, setidaknya dhammanusari lah...sory referensi Cakkavattisihanada Sutta (DN) blm sempat quote, waktu juga udah habis, dilanjut lusa ya sory besok ga online.

mettacittena,

Terima kasih atas masukannya Samaneri. Seorang sotapanna tidak akan terlahir lagi di alam rendah (di bawah alam manusia). Misalnya dalam sutta berikut (AN 3.89) mengenai jenis2 sotapanna:

Quote
"[beberapa], dengan menghancurkan tiga belenggu, adalah 'penanam-satu-benih; (ekabijin): setelah terlahir kembali satu kali lagi di alam manusia, mereka akan mengakhiri dukkha."

"atau, belum mencapai tahap ini, dengan menghancurkan tiga belenggu, mereka adalah orang yang "'berjalan dari keluarga-ke-keluarga' (kolankola): setelah berpindah dan mengembara dalam dua atau tiga keluarga, mereka akan mengakhiri dukkha."

"atau, belum mencapai tahap ini, dengan menghancurkan tiga belenggu, mereka adalah orang yang 'terlahir paling banyak tujuh kali lagi': setelah berpindah dan mengembara dalam alam dewa dan manusia (sattakkhattuparama), mereka akan mengakhiri dukkha."

Dari sini terlihat kalau seorang sotapanna tidak akan terlahir lagi di alam rendah, tetapi sebagai manusia atau dewa sampai mengakhiri dukkha secara tuntas sebagai arahat.

Seorang cakkavatti tidak berarti kalau beliau juga telah menjadi seorang sotapanna. Dalam Cakkavatti-Sihanada Sutta (DN 16), diceritakan bagaimana seorang cakkavatti menjunjung tinggi moralitas (sila) dalam mempimpin rakyatnya, dan rakyatnya juga menjunjung tinggi moralitas, sehingga umur manusia menjadi panjang. Walaupun sila nya terlihat sempurna, tidak dikatakan bahwa seorang cakkavatti telah terbebas dari keseluruhan 3 belenggu seperti halnya seorang sotapanna.

Mettacittena,
Luis



Batara Indra dan Bro Luis yg baik,
saya jadikan satu aja ya jawaban kalian....memang kita mungkin berbeda persepsi ttg sutta tsb, sedangkan saya menangkap makna Cakkavatti Sutta disitu jelas2 minimal Dhammanusari, kemudian dlm Sudassana Sutta malahan lebih jelas lagi bhw tdk terlahir lagi utk ke8 kalinya (berarti khan Sotapanna).

mettacittena,
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 27 October 2010, 11:11:55 PM
hehe...thanks banget ya sis, udah sy jawab....

smg sis moon sll berbahagia n sejahtera, smg segera merealisasi nibbana.sadhu.

mettacittena,

berhubung sis moon udah mendelete postingan nya, sy mohon Mod utk mendelete juga postingan ini, krn nanti member akan bingung bacanya, Ikan kribo (***sis moon ini sy delete juga ya...sekali lagi thanks Anumodana atas niat luhurnya, smg mematangkan kamma baik segera***)

mettacittena,
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 27 October 2010, 11:17:00 PM
Batara Indra dan Bro Luis yg baik,
saya jadikan satu aja ya jawaban kalian....memang kita mungkin berbeda persepsi ttg sutta tsb, sedangkan saya menangkap makna Cakkavatti Sutta disitu jelas2 minimal Dhammanusari, kemudian dlm Sudassana Sutta malahan lebih jelas lagi bhw tdk terlahir lagi utk ke8 kalinya (berarti khan Sotapanna).

mettacittena,

Quote from: DN17 Mahāsudassana Sutta
2.17. ‘Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

mungkin sutta ini perlu diselidiki lebih jauh sehubungan dengan kata "ke delapan kalinya". ada 2 hal yg meragukan bagi saya, yaitu:

1. Sang Bodhisatta mustahil telah mencapai Sotapanna.

2. Sang Bodhisatta jelas mengalami banyak kelahiran lagi setelah itu, yg jelas sbg Pangeran Vessantara, sebagai Dewa Setaketu, dan Sebagai Pangeran Siddhattha.

mungkin samaneri bisa membantu membuka kitab komentar dan memberitahukan apa kata komentar sehubungan dengan hal ini.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Shining Moon on 27 October 2010, 11:22:23 PM
samaneri panna, postingan yang belum sampai 30 menit, bisa didelete oleh sendiri. caranya klik removed di bagian kanan atas postingan kita (tepatnya di samping pilihan 'quote' dan 'thak you'. _/\_
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 27 October 2010, 11:39:00 PM
samaneri panna, postingan yang belum sampai 30 menit, bisa didelete oleh sendiri. caranya klik removed di bagian kanan atas postingan kita (tepatnya di samping pilihan 'quote' dan 'thak you'. _/\_

ups udah ga ada sis moon....mgk dah lewat dari 30 menit....hehehe...

jadinya minta tolong mod aja deh....sy click aja ke mod...

mettacittena,
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 27 October 2010, 11:44:02 PM
Batara Indra dan Bro Luis yg baik,
saya jadikan satu aja ya jawaban kalian....memang kita mungkin berbeda persepsi ttg sutta tsb, sedangkan saya menangkap makna Cakkavatti Sutta disitu jelas2 minimal Dhammanusari, kemudian dlm Sudassana Sutta malahan lebih jelas lagi bhw tdk terlahir lagi utk ke8 kalinya (berarti khan Sotapanna).

mettacittena,

Quote from: DN17 Mahāsudassana Sutta
2.17. ‘Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

mungkin sutta ini perlu diselidiki lebih jauh sehubungan dengan kata "ke delapan kalinya". ada 2 hal yg meragukan bagi saya, yaitu:

1. Sang Bodhisatta mustahil telah mencapai Sotapanna.

2. Sang Bodhisatta jelas mengalami banyak kelahiran lagi setelah itu, yg jelas sbg Pangeran Vessantara, sebagai Dewa Setaketu, dan Sebagai Pangeran Siddhattha.

mungkin samaneri bisa membantu membuka kitab komentar dan memberitahukan apa kata komentar sehubungan dengan hal ini.

hehe... ;D

Batara Indra saya mah baca komentar musti perlu waktu....kecuali yg member ahli Pali disini mau bantu sy....sayang beliau baru sibuk thesis....nah ada satu lagi yg setara dg ke2 ahli tsb, itu wong cilik....mrk selevel tuh kuliahnya....sama2 skrg Mphil....ayo donk sis Wong Cilik....bantu baca ke atthakathanya Cakkavatti Sutta dan Mahasudassana Sutta...

mettacittena,
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 28 October 2010, 12:44:20 PM
Batara Indra dan Bro Luis yg baik,
saya jadikan satu aja ya jawaban kalian....memang kita mungkin berbeda persepsi ttg sutta tsb, sedangkan saya menangkap makna Cakkavatti Sutta disitu jelas2 minimal Dhammanusari, kemudian dlm Sudassana Sutta malahan lebih jelas lagi bhw tdk terlahir lagi utk ke8 kalinya (berarti khan Sotapanna).

mettacittena,

Quote from: DN17 Mahāsudassana Sutta
2.17. ‘Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

mungkin sutta ini perlu diselidiki lebih jauh sehubungan dengan kata "ke delapan kalinya". ada 2 hal yg meragukan bagi saya, yaitu:

1. Sang Bodhisatta mustahil telah mencapai Sotapanna.

2. Sang Bodhisatta jelas mengalami banyak kelahiran lagi setelah itu, yg jelas sbg Pangeran Vessantara, sebagai Dewa Setaketu, dan Sebagai Pangeran Siddhattha.

mungkin samaneri bisa membantu membuka kitab komentar dan memberitahukan apa kata komentar sehubungan dengan hal ini.

Interpretasi saya terhadap kutipan dari Mahāsudassana Sutta (DN 17) adalah:
1. Sang Buddha mengatakan pernah terlahir 8 kali di Kusinara.
2. Pada kelahirannya yang ke-7 di Kusinara, beliau terlahir sebagai Cakkavati
3. Pada kelahirannya yang ke-8, beliau terlahir sebagai Pangeran Siddharta yang kemudian menjadi Buddha

Oleh karena itu, Sang Buddha mengatakan setelah kelahirannya yang ke-8, beliau tidak akan terlahir lagi di mana2 lagi :)

8 kelahiran di tempat yang sama tidak berarti kelahiran tersebut berurutan. Bisa saja, terlahir di tempat lain lagi, setelah itu (mungkin setelah beberapa kali kelahiran) baru terlahir di sana lagi. Dan dari sini tidak dikatakan kalau waktu Sang Buddha terlahir sebagai cakkavati, beliau telah menjadi sotapanna. Konteks 7 kelahiran di sini tidak sama dengan konteks seorang sotapanna yang akan terlahir kembali paling banyak 7 kali lagi sebelum mencapai Arahat.

Untuk Cakkavatti = Dhammanusari? Saya rasa tidak juga :) Berikut kutipan dari Cakkavati-sihanada Sutta yang Samaneri highlight:

Quote
Tetapi, apakah, Baginda, tugas-tugas seorang raja pemutar-roda Ariya?” “Yaitu, anakku: engkau bergantung pada Dhamma, menghormati-Nya, menghargai-Nya, menyayangi-Nya, menyembah-Nya, dan memuja-Nya, menjadikan Dhamma sebagai lencana dan spandukmu, mengakui Dhamma sebagai gurumu, engkau harus menjaga, menangkis, dan melindungi sesuai Dhamma, rumah tanggamu, pasukanmu, penduduk desa dan kota, para petapa dan Brahmana, binatang-binatang liar dan burung-burung.8 Jangan biarkan kejahatan menyerang kerajaanmu, dan bagi mereka yang membutuhkan, berikan barang-barang kebutuhan mereka. Dan petapa dan Brahmana mana pun dalam kerajaanmu yang meninggalkan kehidupan indriawi dan menjalani praktik kesabaran dan kelembutan, masing-masing menjinakkan diri mereka, masing-masing menenangkan diri mereka, dan masing-masing berusaha untuk mengakhiri keserakahan, dari waktu ke waktu engkau harus mengunjungi dan berkonsultasi dengan mereka sehubungan dengan apa yang baik dan apa yang tidak baik, apa yang patut dicela dan apa yang tanpa cela, apa yang harus diikuti dan apa yang tidak boleh diikuti, dan perbuatan apa yang dalam jangka panjang akan mengakibatkan kemalangan dan penderitaan, dan apa yang menghasilkan kesejahteraan dan kebahagiaan. Setelah mendengarkan mereka, engkau harus menghindari kejahatan dan melakukan kebajikan.9 Itu, anakku, adalah tugas seorang raja pemutar-roda Ariya.”’

Kalau tidak salah, Samaneri menginterpretasikan seorang Cakkavati adalah seorang dhammanusari berdasarkan kalimat yang berwarna biru di atas. Menurut saya, kalimat di atas berarti seorang cakkavati memimpin rakyatnya berpegang pada nilai2 Dhamma, dengan kata lain raja tersebut bermoral tinggi, adil, dan bijaksana sesuai Dhamma. Tetapi tidak berarti beliau adalah seorang dhammanusari :) Menurut saya, seseorang disebut dhammanusari apabila praktik spiritualnya telah memasuki tahapan realisasi Dhamma dengan kebijaksanaan dan sudah dekat sekali untuk memasuki arus sebagai sotapanna. Berikut kutipannya dari Okkanti Samyutta (SN 25)

Quote
“Seseorang yang baginya ajaran-ajaran ini diterima demikian setelah direnungkan hingga tingkat yang mencukupi dengan kebijaksanaan disebut seorang Penganut-Dhamma,2 seorang yang memasuki jalan pasti kebenaran, memasuki wilayah orang-orang mulia, melampaui wilayah kaum duniawi. Ia tidak mampu melakukan perbuatan yang karenanya dapat mengakibatkannya terlahir kembali di alam neraka, di alam binatang, atau di alam setan; ia tidak dapat meninggal dunia tanpa menembus buah Memasuki-arus.

Buat saya, tidak semua orang yang hidup sesuai dengan Dhamma sudah menjadi dhammanusari. Analogi nya, bisa saja seorang puttujana yang menjalankan pancasila dengan benar dan sebaik2nya, hidup sesuai dengan nilai2 Buddhis, senantiasa menumbuhkan kebijaksanaan dalam mempelajari Dhamma, tetapi belum menjadi seorang dhammanusari karena pemahaman terhadap anicca, dukkha, dan anatta belum mencapai tahap realisasi, tetapi masih teoretis dengan sedikit praktik. Para praktisi seperti ini, mungkin setelah meninggal terlahir sebagai dewa (atau manusia) tetapi belum merealisasikan sotapanna.

Demikian pendapat saya, semoga semua makhluk berbahagia _/\_

Mettacittena,
Luis
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 28 October 2010, 12:56:44 PM
Batara Indra dan Bro Luis yg baik,
saya jadikan satu aja ya jawaban kalian....memang kita mungkin berbeda persepsi ttg sutta tsb, sedangkan saya menangkap makna Cakkavatti Sutta disitu jelas2 minimal Dhammanusari, kemudian dlm Sudassana Sutta malahan lebih jelas lagi bhw tdk terlahir lagi utk ke8 kalinya (berarti khan Sotapanna).

mettacittena,

Quote from: DN17 Mahāsudassana Sutta
2.17. ‘Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

mungkin sutta ini perlu diselidiki lebih jauh sehubungan dengan kata "ke delapan kalinya". ada 2 hal yg meragukan bagi saya, yaitu:

1. Sang Bodhisatta mustahil telah mencapai Sotapanna.

2. Sang Bodhisatta jelas mengalami banyak kelahiran lagi setelah itu, yg jelas sbg Pangeran Vessantara, sebagai Dewa Setaketu, dan Sebagai Pangeran Siddhattha.

mungkin samaneri bisa membantu membuka kitab komentar dan memberitahukan apa kata komentar sehubungan dengan hal ini.

Interpretasi saya terhadap kutipan dari Mahāsudassana Sutta (DN 17) adalah:
1. Sang Buddha mengatakan pernah terlahir 8 kali di Kusinara.
2. Pada kelahirannya yang ke-7 di Kusinara, beliau terlahir sebagai Cakkavati
3. Pada kelahirannya yang ke-8, beliau terlahir sebagai Pangeran Siddharta yang kemudian menjadi Buddha

Oleh karena itu, Sang Buddha mengatakan setelah kelahirannya yang ke-8, beliau tidak akan terlahir lagi di mana2 lagi :)



 [at] Luis
mengikuti interpretasi anda,

1. Kelahiran ke-8 sebagai Pangeran Siddhattha, adalah di Taman Lumbini, bukan di Kusinara.

2. Seandainya dimaksudkan dengan kelahiran ke-8 adalah sebagai Pangeran Siddhattha yg kelak menjadi Buddha, maka frasa "untuk ke delapan kalinya" seharusnya "untuk ke sembilan kalinya", karena ke-8 adalah Parinibbana di Kusinara
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 28 October 2010, 01:00:24 PM
[at] Luis
mengikuti interpretasi anda,

1. Kelahiran ke-8 sebagai Pangeran Siddhattha, adalah di Taman Lumbini, bukan di Kusinara.

2. Seandainya dimaksudkan dengan kelahiran ke-8 adalah sebagai Pangeran Siddhattha yg kelak menjadi Buddha, maka frasa "untuk ke delapan kalinya" seharusnya "untuk ke sembilan kalinya", karena ke-8 adalah Parinibbana di Kusinara


Ooopps ralat ... maksud saya, 8 kali meninggal di Kusinara :)

Quote
Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

Saat beliau meninggal yang ke-7 kali di Kusinara, beliau meninggal sebagai cakkavati.

Saat beliau akan meninggal di sana untuk yang ke-8 kali (yaitu sebagai Sang Buddha), beliau tidak melihat ada kelahiran lagi di mana pun juga.

Terima kasih koreksinya Bro Indra _/\_

Mettacittena,
Luis
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 28 October 2010, 01:05:03 PM
[at] Luis
mengikuti interpretasi anda,

1. Kelahiran ke-8 sebagai Pangeran Siddhattha, adalah di Taman Lumbini, bukan di Kusinara.

2. Seandainya dimaksudkan dengan kelahiran ke-8 adalah sebagai Pangeran Siddhattha yg kelak menjadi Buddha, maka frasa "untuk ke delapan kalinya" seharusnya "untuk ke sembilan kalinya", karena ke-8 adalah Parinibbana di Kusinara


Ooopps ralat ... maksud saya, 8 kali meninggal di Kusinara :)

Quote
Enam kali, Ānanda, Aku ingat telah meninggalkan jasmani ini di tempat ini, dan yang ke tujuh kali, Aku meninggalkan jasmani ini sebagai Raja Pemutar-Roda, raja yang adil yang telah menaklukkan empat penjuru dan menegakkan peraturan yang kokoh, dan yang memiliki tujuh pusaka. Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’

Saat beliau meninggal yang ke-7 kali di Kusinara, beliau meninggal sebagai cakkavati.

Saat beliau akan meninggal di sana untuk yang ke-8 kali (yaitu sebagai Sang Buddha), beliau tidak melihat ada kelahiran lagi di mana pun juga.

Terima kasih koreksinya Bro Indra _/\_

Mettacittena,
Luis

meskipun begitu, tetap saja kalimat "untuk ke delapan kalinya" itu kontradiksi dengan fakta
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 28 October 2010, 01:07:13 PM
 [at]  Indra

Kontradiksinya di mana ya?

Ada 8 kehidupan di mana beliau meninggalkan badan jasmaninya di Kusinara. Delapan kehidupan ini tidak harus berurutan, bisa saja di antara kehidupan yang ke-7 dan ke-8, beliau telah terlahir dahulu di tempat2 lain.

Di kehidupan ke-7, beliau menjadi cakkavati dan kemudian meninggal di Kusinara.

Di kehidupan ke-8, beliau terlahir sebagai Pangeran Siddharta, kemudian menjadi Buddha, dan parinibbana di Kusinara.

Jadi menurut saya tidak ada kontradiksi di sini.

Mettacittena,
Luis
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 28 October 2010, 01:11:47 PM
[at]  Indra

Kontradiksinya di mana ya?

Ada 8 kehidupan di mana beliau meninggalkan badan jasmaninya di Kusinara. Delapan kehidupan ini tidak harus berurutan, bisa saja di antara kehidupan yang ke-7 dan ke-8, beliau telah terlahir dahulu di tempat2 lain.

Di kehidupan ke-7, beliau menjadi cakkavati dan kemudian meninggal di Kusinara.

Di kehidupan ke-8, beliau terlahir sebagai Pangeran Siddharta, kemudian menjadi Buddha, dan parinibbana di Kusinara.

Jadi menurut saya tidak ada kontradiksi di sini.

Mettacittena,
Luis

"di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya.’" saya memahami kalimat ini bahwa Beliau hanya meninggalkan jasmani (mati) sebanyak 7 kali di Kusinara, tidak akan sampai 8 kali. Tetapi kenyataannya, dengan Parinibbana berarti 8 kali di Kusinara
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 28 October 2010, 01:14:01 PM
Oh I see, kalau baca kalimat lengkapnya:

Quote
Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya

Sang Buddha tidak melihat kelahiran baru lagi (baik itu di alam manusia, dewa, brahma) setelah beliau meninggalkan badan jasmaninya untuk ke-8 kalinya. Jadi beliau akan meninggalkan badan jasmaninya untuk ke-8 kali, hanya saja setelahnya beliau tidak melihat kelahiran baru lagi.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 28 October 2010, 01:16:05 PM
Oh I see, kalau baca kalimat lengkapnya:

Quote
Tetapi, Ānanda, aku tidak melihat tempat mana pun di dunia ini bersama para dewa [199] dan māra dan Brahmā, atau dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia, di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya

Sang Buddha tidak melihat kelahiran baru lagi (baik itu di alam manusia, dewa, brahma) setelah beliau meninggalkan badan jasmaninya untuk ke-8 kalinya. Jadi beliau akan meninggalkan badan jasmaninya untuk ke-8 kali, hanya saja setelahnya beliau tidak melihat kelahiran baru lagi.

benar, tapi kalau begitu bukankah seharusnya kata "ke delapan kalinya" itu lebih tepat jika diganti dengan "ke sembilan kalinya"?
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 28 October 2010, 01:19:31 PM
benar, tapi kalau begitu bukankah seharusnya kata "ke delapan kalinya" itu lebih tepat jika diganti dengan "ke sembilan kalinya"?

Kalau saya rasa sih tepat "ke delapan kalinya".

Kehidupan ke-1: di akhir kehidupannya meninggal untuk pertama kalinya di kusinara.
Kehidupan ke-2: di akhir kehidupannya meninggal untuk kedua kalinya di kusinara.
.
.
.
kehidupan ke-7 sebagai Cakkavati: di di akhir kehidupannya meninggal untuk ketujuh kalinya di kusinara.
kehidupan ke-8 sebagai Pangeran Siddharta: di di akhir kehidupannya meninggal untuk kedelapan kalinya di kusinara.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 28 October 2010, 01:23:07 PM
benar, tapi kalau begitu bukankah seharusnya kata "ke delapan kalinya" itu lebih tepat jika diganti dengan "ke sembilan kalinya"?

Kalau saya rasa sih tepat "ke delapan kalinya".

Kehidupan ke-1: di akhir kehidupannya meninggal untuk pertama kalinya di kusinara.
Kehidupan ke-2: di akhir kehidupannya meninggal untuk kedua kalinya di kusinara.
.
.
.
kehidupan ke-7 sebagai Cakkavati: di di akhir kehidupannya meninggal untuk ketujuh kalinya di kusinara.
kehidupan ke-8 sebagai Pangeran Siddharta: di di akhir kehidupannya meninggal untuk kedelapan kalinya di kusinara.

"aku tidak melihat tempat manapun .... di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya."
secara singkat dapat di katakan, "aku tidak akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya."
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: luis on 28 October 2010, 01:27:35 PM
"aku tidak melihat tempat manapun .... di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya."
secara singkat dapat di katakan, "aku tidak akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya."

Oh ... menurut saya yang dimaksud "tempat" di sini bukan "tempat untuk meninggal", tetapi "tempat untuk pergi setelah meninggal". Di awal kisah jelas Sang Buddha sudah mengatakan memilih Kusinara sebagai tempat untuk meninggal :)
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 28 October 2010, 01:31:00 PM
"aku tidak melihat tempat manapun .... di mana Sang Tathāgata akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya."
secara singkat dapat di katakan, "aku tidak akan meninggalkan jasmani ini untuk ke delapan kalinya."

Oh ... menurut saya yang dimaksud "tempat" di sini bukan "tempat untuk meninggal", tetapi "tempat untuk pergi setelah meninggal". Di awal kisah jelas Sang Buddha sudah mengatakan memilih Kusinara sebagai tempat untuk meninggal :)

nah begini jadi masuk akal. _/\_
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: pannadevi on 02 November 2010, 11:18:44 PM
Batara Indra n Bro Luis yg baik,
sory jika kelamaan nanggapi, kemarin minggu malam mau masuk tapi mental terus, susah sekali masuk ke DC hingga hari ini baru bisa, ternyata nyari2 thread ini juga agak sulit, musti search dlu pake kata kunci bunuh diri, ternyata ada di "keluarga & teman" saya nyari2 di Diskusi umum ga ada, lalu buka2 thread lain ga nemu, baru nemu sekarang...

jadi saya selama ini salah pengertian, karena kata2 dlm Cakkavattisihanada Sutta ttg tugas "An ariyan cakkavatti's duties" jika terpenuhi maka roda cakkavatti akan muncul berarti dia telah memenuhi tugas sbg seorang Ariya ato "dhammanusari", ternyata saya keliru...juga dlm Maha-Sudassana Sutta saya kembali salah pengertian...jadi sekarang saya mengerti bhw seorang Cakkavatti bukan seorang Ariya, maka sy ralat ttg posting sy yg menyatakan Cakkavatti min dhammanusari. makasih tlh membantu sy, inilah manfaatnya belajar dhamma disini, saya memang banyak belajar di DC. sekali lagi thanks ya utk kalian (***sayang ga bisa kirim GRP...musti nunggu amunisi ....***)

mettacittena,
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: M14ka on 22 February 2011, 01:13:03 PM
sy pernah baca bunuh diri lahir di alam avici, bener gak?
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Lex Chan on 22 February 2011, 01:19:50 PM
sy pernah baca bunuh diri lahir di alam avici, bener gak?

konon katanya syarat terlahir di neraka avici:
1. membunuh ibu
2. membunuh ayah
3. membunuh arahat
4. melukai Sammasambuddha
5. Menyebabkan perpecahan di dalam Sangha

untuk konteks bunuh diri, yang memungkinkan adalah yang nomor 3, yaitu membunuh diri sendiri sudah mencapai kesucian arahat. tapi masalahnya, seorang arahat tidak mungkin bunuh diri..

jadi, silakan simpulkan sendiri.. ;D
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: M14ka on 22 February 2011, 01:24:38 PM
ooo xie2...
tp yg pasti bunuh diri termasuk karma buruk pembunuhan kan? hehe...
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Lex Chan on 22 February 2011, 01:32:27 PM
ooo xie2...
tp yg pasti bunuh diri termasuk karma buruk pembunuhan kan? hehe...

betul... :jempol:
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: stephen chow on 22 February 2011, 02:23:31 PM
konon katanya syarat terlahir di neraka avici:
1. membunuh ibu
2. membunuh ayah
3. membunuh arahat
4. melukai Sammasambuddha
5. Menyebabkan perpecahan di dalam Sangha

untuk konteks bunuh diri, yang memungkinkan adalah yang nomor 3, yaitu membunuh diri sendiri sudah mencapai kesucian arahat. tapi masalahnya, seorang arahat tidak mungkin bunuh diri..

jadi, silakan simpulkan sendiri.. ;D
OOT.. Kok cuma melukai Sammasambuddha bisa masuk avici? Kan cuma melukai jadi tidak ada akibat fatal yg di peroleh hanya dengan melukai saja..
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 22 February 2011, 02:26:44 PM
OOT.. Kok cuma melukai Sammasambuddha bisa masuk avici? Kan cuma melukai jadi tidak ada akibat fatal yg di peroleh hanya dengan melukai saja..

itu kan informasi dari kitab. buktikan aja sendiri kalo gak percaya
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Lex Chan on 22 February 2011, 02:28:59 PM
itu kan informasi dari kitab. buktikan aja sendiri kalo gak percaya

 >:D >:D >:D
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: K.K. on 22 February 2011, 02:46:24 PM
konon katanya syarat terlahir di neraka avici:
1. membunuh ibu
2. membunuh ayah
3. membunuh arahat
4. melukai Sammasambuddha
5. Menyebabkan perpecahan di dalam Sangha

untuk konteks bunuh diri, yang memungkinkan adalah yang nomor 3, yaitu membunuh diri sendiri sudah mencapai kesucian arahat. tapi masalahnya, seorang arahat tidak mungkin bunuh diri..

jadi, silakan simpulkan sendiri.. ;D
Pengertiannya terbalik. Terlahir di Avici TIDAK harus selalu karena salah satu dari lima perbuatan tersebut, tetapi 5 perbuatan tersebut bisa menyebabkan orang terlahir di Avici.

Ratu Mallika juga terlahir di Avici (selama 7 hari) karena pikiran bersalahnya pada Raja Pasenadi. Ada juga Cunda penjagal babi yang terlahir di Avici karena kekejamannya pada hewan-hewan yang dijagalnya. Sebaliknya Ajatasattu yang membunuh ayahnya tidak jadi terlahir di Avici dan 'hanya' ke Lohakumbhiya karena perbuatan baik yang dilakukan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.

Jadi kita tidak bisa mengetahui bagaimana sebab-akibatnya, hanya sebatas kira-kira saja. Yang pasti 5 garuka-kamma adalah kamma berat yang sifatnya PASTI berbuah langsung di kehidupan berikutnya (anantarika).

Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: K.K. on 22 February 2011, 02:52:12 PM
OOT.. Kok cuma melukai Sammasambuddha bisa masuk avici? Kan cuma melukai jadi tidak ada akibat fatal yg di peroleh hanya dengan melukai saja..
Melakukan satu perbuatan pada orang biasa dan orang mulia, hasilnya berbeda. Contoh gampangnya, memukul anak orang biasa dan memukul pangeran, akibatnya pasti berbeda.

Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Lex Chan on 22 February 2011, 02:57:36 PM
Pengertiannya terbalik. Terlahir di Avici TIDAK harus selalu karena salah satu dari lima perbuatan tersebut, tetapi 5 perbuatan tersebut bisa menyebabkan orang terlahir di Avici.

Ratu Mallika juga terlahir di Avici (selama 7 hari) karena pikiran bersalahnya pada Raja Pasenadi. Ada juga Cunda penjagal babi yang terlahir di Avici karena kekejamannya pada hewan-hewan yang dijagalnya. Sebaliknya Ajatasattu yang membunuh ayahnya tidak jadi terlahir di Avici dan 'hanya' ke Lohakumbhiya karena perbuatan baik yang dilakukan kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.

Jadi kita tidak bisa mengetahui bagaimana sebab-akibatnya, hanya sebatas kira-kira saja. Yang pasti 5 garuka-kamma adalah kamma berat yang sifatnya PASTI berbuah langsung di kehidupan berikutnya (anantarika).

trims untuk koreksinya.. ^:)^
 _/\_
 
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: stephen chow on 22 February 2011, 03:12:29 PM
Melakukan satu perbuatan pada orang biasa dan orang mulia, hasilnya berbeda. Contoh gampangnya, memukul anak orang biasa dan memukul pangeran, akibatnya pasti berbeda.


Masih bingung bro..
Pemikiran saya yg kita pukul ya pukul, hasil dari perbuatan, siapakah dan pikiran bukan siapakah paling intinya dalam hukum karma.. Bisa di cerahkan jika pemikiran saya ada yg salah..
Misalnya (pikiran terpaksa) (membunuh) (presiden) yg jahat akibat hampir semua rakyat bahagia karena tahu presidennya yg jahat sudah mati jadi ada kemungkinan mendapat presiden yg baik (seperti mundurnya penguasa Mesir saat ini. Hahahaha)..
Dengan (pikiran senang hati (membunuh) (manusia biasa) akibat cuma beberapa keluarga yg berhubungan..
Jadi mungkin paling berat karmanya membunuh manusia biasa..
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 22 February 2011, 03:18:41 PM
Masih bingung bro..
Pemikiran saya yg kita pukul ya pukul, hasil dari perbuatan, siapakah dan pikiran bukan siapakah paling intinya dalam hukum karma.. Bisa di cerahkan jika pemikiran saya ada yg salah..
Misalnya (pikiran terpaksa) (membunuh) (presiden) yg jahat akibat hampir semua rakyat bahagia karena tahu presidennya yg jahat sudah mati jadi ada kemungkinan mendapat presiden yg baik (seperti mundurnya penguasa Mesir saat ini. Hahahaha)..
Dengan (pikiran senang hati (membunuh) (manusia biasa) akibat cuma beberapa keluarga yg berhubungan..
Jadi mungkin paling berat karmanya membunuh manusia biasa..

contoh kasus yg bagus sekali walaupun terlalu banyak tanda(), tapi seorang Sammasambuddha tidak ada yg jahat Bro. jika seorang Sammasambuddha mati sebelum waktunya atau terluka sehingga tidak bisa beraktivitas, maka semua makhluk mengalami kerugian.

untungnya seorang Sammasambuddha tidak mungkin bisa dibunuh, paling berat cuma bisa dilukai saja.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: K.K. on 22 February 2011, 03:30:51 PM
trims untuk koreksinya.. ^:)^
 _/\_
Sama2.  _/\_


Masih bingung bro..
Pemikiran saya yg kita pukul ya pukul, hasil dari perbuatan, siapakah dan pikiran bukan siapakah paling intinya dalam hukum karma.. Bisa di cerahkan jika pemikiran saya ada yg salah..
Misalnya (pikiran terpaksa) (membunuh) (presiden) yg jahat akibat hampir semua rakyat bahagia karena tahu presidennya yg jahat sudah mati jadi ada kemungkinan mendapat presiden yg baik (seperti mundurnya penguasa Mesir saat ini. Hahahaha)..
Dengan (pikiran senang hati (membunuh) (manusia biasa) akibat cuma beberapa keluarga yg berhubungan..
Jadi mungkin paling berat karmanya membunuh manusia biasa..
Pertama, seorang Samma Sambuddha yang menempuh MINIMAL 4 Asankhyeyya + 100.000 kappa untuk mencapai 10 kesempurnaan, tidak bisa disamakan dengan presiden jahat.

Lalu hukum kamma tetap berakibat sama terlepas dari kebodohan kita. Misalnya seorang bodoh berpikir seekor macan adalah seekor kucing, lalu menarik buntutnya. Maka tetap yang diterima adalah cakaran macan, bukan garukan kucing.

Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: stephen chow on 22 February 2011, 03:37:54 PM
Saya sudah mengerti Bro Indra sesaat waktu baca postnya.. Jadi kesimpulan saya (bisa benar dan tidak) kenapa bisa masuk avici.. Jika kita melukai Sammasambuddha maka bisa tidak bisa aktifitas dan Sammasambuddha tidak bisa mencerahkan manusia banyak sekali dengan mungkin hadirnya khotbah Sammasambuddha dan kita telah menunda karma yg sangat kuat sekali untuk berbuah.. Ada 1000 lebih (kalo tidak salah ingat) yg arahat dari Sammasambuddha Goutma.. Bayangkan saja jika kita menunda 1 arahat saja misalnya kita melukai Sammasambuddha jadi 1 hari tidak aktifitas dan mungkin saja dalam 1 hari Sammasambuddha bisa khotbah dan tercerahkan 5 arahat..
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: K.K. on 22 February 2011, 03:39:59 PM
Saya sudah mengerti Bro Indra sesaat waktu baca postnya.. Jadi kesimpulan saya (bisa benar dan tidak) kenapa bisa masuk avici.. Jika kita melukai Sammasambuddha maka bisa tidak bisa aktifitas dan Sammasambuddha tidak bisa mencerahkan manusia banyak sekali dengan mungkin hadirnya khotbah Sammasambuddha dan kita telah menunda karma yg sangat kuat sekali untuk berbuah.. Ada 1000 lebih (kalo tidak salah ingat) yg arahat dari Sammasambuddha Goutma.. Bayangkan saja jika kita menunda 1 arahat saja misalnya kita melukai Sammasambuddha jadi 1 hari tidak aktifitas dan mungkin saja dalam 1 hari Sammasambuddha bisa khotbah dan tercerahkan 5 arahat..
Menurut saya tidak sejauh itu. Walaupun seandainya hari itu memang Samma Sambuddha hanya tidur-tiduran saja tidak mencerahkan siapapun, melukainya saja sudah termasuk perbuatan buruk yang sangat berat.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: stephen chow on 22 February 2011, 04:52:56 PM
Sama2.  _/\_

Pertama, seorang Samma Sambuddha yang menempuh MINIMAL 4 Asankhyeyya + 100.000 kappa untuk mencapai 10 kesempurnaan, tidak bisa disamakan dengan presiden jahat.

Lalu hukum kamma tetap berakibat sama terlepas dari kebodohan kita. Misalnya seorang bodoh berpikir seekor macan adalah seekor kucing, lalu menarik buntutnya. Maka tetap yang diterima adalah cakaran macan, bukan garukan kucing.
Saya ingin tanya yg hukum karma tetap sama walupun bodoh yg bro post di atas.. Apakah artinya sama kalo orang mencuri terpaksa dan mencuri dengan senang hati akibat dari karmanya walaupun terpaksa ato senang hati sama bro?
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Indra on 22 February 2011, 04:58:27 PM
Saya ingin tanya yg hukum karma tetap sama walupun bodoh yg bro post di atas.. Apakah artinya sama kalo orang mencuri terpaksa dan mencuri dengan senang hati akibat dari karmanya walaupun terpaksa ato senang hati sama bro?

Quote from: MN 97 Dhananjani Sutta
6. “Bagaimana menurutmu, Dhānañjāni? Misalkan seseorang di sini berperilaku berlawanan dengan Dhamma, berperilaku tidak jujur demi orang tuanya, dan kemudian karena perilaku demikian para penjaga neraka menariknya ke dalam neraka. Apakah ia dapat [membebaskan dirinya dengan pembelaan sebagai berikut:] ‘Adalah demi orang tuaku maka aku berperilaku berlawanan dengan Dhamma, maka aku berperilaku tidak jujur, jadi mohon para penjaga neraka tidak [menarikku] ke dalam neraka’? [187] Atau dapatkah orang tuanya [membebaskannya dengan pembelaan sebagai berikut]: ‘Adalah demi kami maka ia berperilaku berlawanan dengan Dhamma, maka ia berperilaku tidak jujur, jadi mohon para penjaga neraka tidak [menariknya] ke dalam neraka’?”

“Tidak, Guru Sāriputta. Bahkan selagi ia menangis, para penjaga neraka akan menjebloskannya ke dalam neraka.”

7-15. “Bagaimana menurutmu, Dhānañjāni? Misalkan seseorang di sini berperilaku berlawanan dengan Dhamma, berperilaku tidak jujur demi istri dan anak-anaknya … demi budak-budak, pelayan, dan pekerjanya … demi teman-teman dan sahabatnya … demi sanak-saudara dan kerabatnya … demi tamu-tamunya … [188] demi para leluhurnya yang telah meninggal dunia … demi para dewa … demi raja … demi mengistirahatkan dan memelihara jasmani ini, karena perilaku demikian para penjaga neraka menariknya ke dalam neraka. Apakah ia dapat [membebaskan dirinya dengan pembelaan sebagai berikut:] ‘Adalah demi mengistirahatkan dan memelihara jasmani ini maka aku berperilaku berlawanan dengan Dhamma, maka aku berperilaku tidak jujur, jadi mohon para penjaga neraka tidak [menarikku] ke dalam neraka’? Atau dapatkah orang lain [membebaskannya dengan pembelaan sebagai berikut]: ‘Adalah demi mengistirahatkan dan memelihara jasmani ini maka ia berperilaku berlawanan dengan Dhamma, maka ia berperilaku tidak jujur, jadi mohon para penjaga neraka tidak [menariknya] ke dalam neraka’?”

“Tidak, Guru Sāriputta. Bahkan selagi ia menangis, para penjaga neraka akan menjebloskannya ke dalam neraka.”
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: K.K. on 22 February 2011, 05:15:18 PM
Saya ingin tanya yg hukum karma tetap sama walupun bodoh yg bro post di atas.. Apakah artinya sama kalo orang mencuri terpaksa dan mencuri dengan senang hati akibat dari karmanya walaupun terpaksa ato senang hati sama bro?
Mencuri dengan pikiran senang hati, akibatnya berbeda dengan mencuri karena terpaksa. Secara kasar karena mencuri dengan senang hati disertai pandangan salah bahwa mencuri itu sah-sah saja, sedangkan mencuri dengan terpaksa mengetahui bahwa hal tersebut salah.

Namun seperti dalam Dhananjani Sutta yang dipost bro Indra, apapun alasannya, ia tidak akan terlepas dari akibat mencurinya itu.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: stephen chow on 22 February 2011, 05:38:23 PM
Jadi maksudnya tetap sama hukum karmanya walaupun terpaksa ato bahagia masud Bro Indra?
Yg Bro Indra post di atas itu mungkin maksudnya..
Dia tetap masuk neraka karena perbuatannya tapi karena dia terpaksa maka mungkin hukumnya lebih ringan dikit karena terpaksa..
Dia tetap masuk neraka karena perbuatannya tapi karena dia dengan senang hati maka mungkin hukumnya bertambah berat karena senang hati..
Jadi maksud cerita di atas mungkin karena perbuatnanya maka masuk neraka walaupun terpaksa ato tidak cuma yg membedakannya mungkin berapa lama dia di neraka..
Sebenarnya saya beberapa bulan ada baca Sutta dari Buddha tapi lupa di topic apa, mungkin bro2 ada yg tahu bisa mengingatkan lagi..
Saya agak lupa, Buddha menjelaskan:
Ada terbagi hukum karmanya:
Ada seseorang mencuri mangga dengan senang hati dan menikmati mangganya dengan senang hati..
Ada seseorang mencuri mangga dengan senang hati dan menikmati mangganya dengan tidak senang karena menyesal..
Ada seseorang mencuri mangga dengan terpaksa karena di suruh temannya dan menikmati mangganya dengan senang hati..
Ada seseorang mencuri mangga dengan terpaksa karena di suruh temannya dan menikmati mangganya dengan tidak senang karena asalnya tidak senang..
Jadi Buddha membedak hukum karma dari pikiran kalo tidak salah..
Semakin kita senang melakukan kejahatan maka semakin berat karmanya..
Semakin kita terpaksa melakukan kejahatan maka tidak seberat kita senang hati karmanya..
Jadi dari cerita Bro Indra di atas tetap masuk neraka walaupun terpaksa ato senang hati tapi yg beda mungkin masa tahanannya di neraka..
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: stephen chow on 22 February 2011, 05:53:34 PM
Mencuri dengan pikiran senang hati, akibatnya berbeda dengan mencuri karena terpaksa. Secara kasar karena mencuri dengan senang hati disertai pandangan salah bahwa mencuri itu sah-sah saja, sedangkan mencuri dengan terpaksa mengetahui bahwa hal tersebut salah.

Namun seperti dalam Dhananjani Sutta yang dipost bro Indra, apapun alasannya, ia tidak akan terlepas dari akibat mencurinya itu.

Betul sama dengan pemikiran saya Bro.. Misalnya melakukan suatu perbuatan yg akibatnya masuk neraka karena terpaksa ya masa tahananya lebih ringan daripada yg dengan dengan hati.. Akibatnya ya tetap masuk neraka tapi mungkin yg beda masa thanannya karena pikiran..
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: K.K. on 22 February 2011, 06:13:29 PM
Betul sama dengan pemikiran saya Bro.. Misalnya melakukan suatu perbuatan yg akibatnya masuk neraka karena terpaksa ya masa tahananya lebih ringan daripada yg dengan dengan hati.. Akibatnya ya tetap masuk neraka tapi mungkin yg beda masa thanannya karena pikiran..
Ya, kira-kira begitu. Dari kamma mencuri ada akibat, lalu dari kamma pikiran senang/terpaksa ada lagi 'bonus'-nya.
Title: Re: meninggal bunuh diri akan lahir dimana ya?
Post by: Mas Tidar on 22 February 2011, 08:49:08 PM
dalam sutta2 banyak kisah para bhikkhu yang bunuh diri, dan mencapai Kearahatan persis sebelum mati. apakah ini juga akan terlahir di alam menderita?


my concern, when this will became next new method of Pembebasan ?