Buat saya, peran dhamma yang utama adalah membantu kita menyadari kenyataan apa adanya. Menyadari kenyataan tersebut, maka kita bisa lebih memahami fenomena, baik yang terjadi pada kita, maupun pada orang lain. Memahami bagaimana fenomena terjadi tersebut, maka kita mengubah pola pikir: mengejar apa yang bermanfaat dan meninggalkan apa yang tidak bermanfaat, sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Contoh: ada seorang wanita yang cenderung posesif dan gagal terus dalam hubungannya. Karena kegagalannya yang berulang-ulang itu, maka dia menjadi mudah curiga dan kurang bersahabat dengan orang lain. Tentu saja karena sikap tersebut, hubungan baik lebih susah lagi terwujud. Kemudian ia belajar Ajaran Buddha. Ia memahami bagaimana seseorang dikuasai keinginannya, ia memahami bagaimana keinginan itu membuat seseorang menderita, bagaimana keegoisan seseorang merusak diri sendiri dan merugikan orang lain. Memahami hal tersebut, maka ia berusaha melepas sifat posesifnya, meninggalkan sikap mudah curiga dan tidak bersahabat tersebut. Dengan begitu ia menjadi orang yang lebih baik, berkelakuan menyenangkan dan otomatis hubungannya dengan orang lain ataupun pacar lebih baik.
Di sini Ajaran Buddha TIDAK menawarkan "masuk agamaku, ambil tisarana, maka hubunganmu langgeng dan masalahmu beres." Ajaran Buddha 'hanya' menawarkan kebenaran apa adanya dan mengajak kita menerima kenyataan serta mengubah pola-pikir dan sikap ke arah yang bermanfaat. Dengan melakukan hal-hal bermanfaat, otomatis seseorang akan lebih bahagia.