//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - fernando

Pages: [1]
1
Buddhisme untuk Pemula / 7 KEUNGGULAN AGAMA BUDDHA
« on: 20 December 2007, 01:34:37 AM »
Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa

Buddha diagungkan bukan karena kekayaan, keindahan,
atau lainnya. Beliau diagungkan karena kebaikan,
kebijaksanaan, dan pencerahanNya. Inilah alasan
mengapa kita, umat Buddha, menganggap ajaran Buddha
sebagai jalan hidup tertinggi. Apa sajakah
keunggulan-keunggulan yang menumbuhkan kekaguman kita
terhadap ajaran Buddha?

1. Ajaran Buddha tidak membedakan kelas / kasta Buddha
mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau jahat
bukan karena kasta atau status sosial, bukan pula
karena percaya atau menganut suatu ajaran agama.
Seseorang baik atau jahat karena perbuatannya. Dengan
berbuat jahat, seseorang menjadi jahat, dan dengan
berbuat baik, seseorang menjadi baik. Setiap orang,
apakah ia raja, orang miskin atau pun orang kaya, bisa
masuk surga atau neraka, atau mencapai Nibbana, dan
hal itu bukan karena kelas atau pun kepercayaannya.

2. Agama Buddha mengajarkan belas kasih yang universal
Buddha mengajarkan kita untuk memancarkan metta
(kasih sayang dan cinta kasih) kepada semua makhluk
tanpa kecuali. Terhadap manusia, janganlah membedakan
bangsa. Terhadap hewan, janganlah membedakan jenisnya.

3. Dalam ajaran Buddha, tidak seorang pun
diperintahkan untuk percaya Sang Buddha tidak pernah
memaksa seseorang untuk mempercayai ajaranNya. Semua
adalah pilihan sendiri, tergantung pada hasil kajian
masing-masing individu. Buddha bahkan menyarankan,
"Jangan percaya apa yang Kukatakan kepadamu sampai
kamu mengkaji dengan kebijaksanaanmu sendiri secara
cermat dan teliti apa yang Kukatakan."

Hal ini pun berbeda dengan agama lain yang melarang
pengikutnya mengkritik ajarannya sendiri. Ajaran
Buddha tidak terlalu dipengaruhi oleh
perbedaan-perbedaan dan kritik-kritik terhadap
ajaranNya. Jelaslah bagi kita bahwa ajaran Buddha
memberikan kemerdekaan atau kebebasan berpikir.

4. Agama Buddha mengajarkan diri sendiri sebagai
pelindung Buddha bersabda, "Jadikanlah dirimu
pelindung bagi dirimu sendiri. Siapa lagi yang
menjadi pelindungmu? Bagi orang yang telah berlatih
dengan sempurna, maka dia telah mencapai perlindungan
terbaik."

Buddha tidak pernah mengutuk seseorang ke neraka atau
pun menjanjikan seseorang ke surga, atau Nibbana;
karena semua itu tergantung akibat dari perbuatan
tiap-tiap orang, sementara Buddha hanyalah guru atau
pemimpin. Seperti tertulis dalam Dhammapada,

"Semua Buddha, termasuk Saya, hanyalah penunjuk
jalan." Pilihan untuk mengikuti jalanNya atau tidak,
tergantung pada orang yang bersangkutan. Hal ini pula
yang membedakan dengan agama lain yang percaya
Tuhan bisa menghukum orang ke neraka atau mengirimnya
ke surga.

5. Agama Buddha adalah agama yang suci Yang
dimaksudkan di sini adalah agama tanpa pertumpahan
darah. Dari awal perkembangannya sampai sekarang,
lebih dari 2500 tahun – agama Buddha tidak pernah
menyebabkan peperangan. Bahkan, Buddha sendiri
melarang penyebaran ajaranNya melalui senjata dan
kekerasan.

6. Agama Buddha adalah agama yang damai dan tanpa
monopoli kedudukan. Dalam hammapada, Buddha bersabda,
"Seseorang yang membuang pikiran untuk menaklukkan
orang lain akan merasakan kedamaian." Pada saat yang
sama, Beliau memuji upaya menaklukkan diri sendiri.

Beliau berkata, "Seseorang yang menaklukkan ribuan
orang dalam perang bukanlah penakluk sejati.
Tetapi seseorang yang hanya menaklukkan seorang saja
yaitu dirinya sendiri, dialah pemenang tertinggi."

Di sini, menaklukkan diri sendiri terletak pada
bagaimana mengatasi kilesa (kekotoran batin). Andaikan
semua orang menjadi umat Buddha, maka diharapkan
manusia akan beroleh perdamaian dan kebahagiaan.

Buddha mengatakan bahwa semua makhluk harus dianggap
sebagai sahabat atau saudara dalam kelahiran, usia
tua, penyakit, dan kematian. Beliau juga mengajarkan
semua umat Buddha untuk tidak menjadi musuh
orang-orang tak seagama atau pun menganggap mereka
sebagai orang yang berdosa. Beliau mengatakan bahwa
siapa saja yang hidup dengan benar, tak peduli agama
apapun yang dianutnya, mempunyai harapan yang sama
untuk beroleh kebahagiaan di kehidupan sekarang dan
kehidupan yang akan datang.

Sebaliknya, siapapun yang menganut agama Buddha tetapi
tidak mempraktikkannya, hanya akan beroleh sedikit
harapan akan pembebasan dan kebahagiaan. Dalam agama
Buddha, setiap orang memiliki hak yang sama untuk
mencapai kedudukan yang tinggi. Dengan kata lain,
setiap orang dapat mencapai Kebuddhaan.

7. Agama Buddha mengajarkan hukum sebab dan akibat
Buddha mengajarkan bahwa segala sesuatu muncul dari
suatu sebab. Tiada suatu apapun yang muncul tanpa
alasan. Kebodohan, ketamakan, keuntungan, kedudukan,
pujian, kegembiraan, kerugian, penghinaan, celaan,
penderitaan –semua adalah akibat dari
keadaan-keadaan yang memiliki sebab. Akibat-akibat
baik muncul dari keadaan-keadaan yang baik, dan akibat
buruk muncul dari penyebab-penyebab buruk pula.
Kita sendiri yang menyebabkan keberuntungan dan
ketidakberuntungan kita sendiri. Tidak ada Tuhan atau
siapapun yang dapat melakukannya untuk kita. Oleh
karena itu, kita harus mencari keberuntungan kita
sendiri, bukan membuang-buang waktu menunggu orang
lain melakukannya untuk kita. Jika seseorang
mengharapkan kebaikan, maka dia hanya akan berbuat
kebaikan dan berusaha menghindari pikiran dan
perbuatan jahat.
Prinsip-prinsip sebab dan akibat; suatu kondisi yang
pada mulanya sebagai akibat akan menjadi sebab dari
kondisi yang lain, dan seterusnya seperti mata
rantai. Prinsip ini sejalan dengan pengetahuan
modern yang membuat agama Buddha tidak ketinggalan
jaman daripada agama-agama lain di dunia.

2
Theravada / PENGERTIAN DASAR BUDDHA DHARMA
« on: 20 December 2007, 01:31:40 AM »


1. Tri Ratna

Seorang telah menjadi umat Buddha bila ia menerima dan mengucapkan
Tri Ratna (Skt) atau Tiga Mustika (Ind) yang berarti Buddha, Dharma,
Sangha. Pada Saat sembahyang atau kebaktian di depan altar Hyang
Buddha. Tri Ratna secara lengkap diucapkan dengan tenang dan khusuk
sampai tiga kali atau disebut Trisarana. Trisarana adalah sebagai
berikut:

Bahasa Sansekerta :

Buddhang Saranang Gacchami
Dharmang Saranang Gacchami
Sanghang Saranang Gacchami

Dwipanang Buddhang Saranang Gacchami
Dwipanang Dharmang Saranang Gacchami
Dwipanang Sanghang Saranang Gacchami

Tripanang Buddhang Saranang Gacchami
Tripanang Dharmang Saranang Gacchami
Tripanang Sanghang Saranang Gacchami

Bahasa Indonesia :

Aku Berlindung kepada Buddha
Aku Berlindung kepada Dharma
Aku Berlindung kepada sangha

Kedua kali Aku Berlindung kepada Buddha
Kedua kali Aku Berlindung kepada Dharma
Kedua kali Aku Berlindung kepada sangha

Ketiga kali Aku Berlindung kepada Buddha
Ketiga kali Aku Berlindung kepada Dharma
Ketiga kali Aku Berlindung kepada sangha

1.1. Buddha

Berasal dari bahasa Sansekerta budh berarti menjadi sadar,
kesadaraan sepenuhnya; bijaksana, dikenal, diketahui, mengamati,
mematuhi. (Arthur Antony Macdonell, Practical Sanskrit Dictionary,
Oxford University Press, London, 1965).

Tegasnya, Buddha berarti seorang yang telah mencapai Penerangan atau
Pencerahan Sempurna dan Sadar akan Kebenaran Kosmos serta Alam
Semesta. "Hyang Buddha" adalah seorang yang telah mencapai Penerangan
Luhur, cakap dan bijak menuaikan karya-karya kebijakan dan memperoleh
Kebijaksanaan Kebenaraan mengenai Nirvana serta mengumumkan doktrin
sejati tentang kebebasan atau keselamatan kepada dunia semesta
sebelum parinirvana.

Hyang Buddha yang berdasarkan Sejarah bernama Shakyamuni pendiri
Agama buddha. Hyang Buddha yang berdasarkan waktu kosmik 1) ada
banyak sekali dimulai dari Dipankara Buddha.

1.2. Dharma

Hukum Kebenaran, Agama, hal, hal-hal apa saja yang berhubungan dengan
ajaran agama Buddha sebagai agama yang sempurna.

Dharma mengandung 4 (empat) makna utama :
1. Doktrin
2. Hak, keadilan, kebenaran
3. Kondisi
4. Barang yang kelihatan atau phenomena.

Buddha Dharma adalah suatu ajaran yang menguraikan hakekat kehidupan
berdasarkan Pandangan Terang yang dapat membebaskan manusia dari
kesesatan atau kegelapan batin dan penderitaan disebabkan
ketidakpuasan. Buddha Dharma meliputi unsur-unsur agama, kebaktian,
filosofi, psikologi, falsafah, kebatinan, metafisika, tata susila,
etika, dan sebagainya.


1.3. Sangha

Persaudaraan para bhiksu, bhiksuni (pada waktu permulaan terbentuk).
Kemudian, ketika agama Buddha Mahayana berkembang para anggotanya
selain para bhiksu, bhiksuni, dan juga para umat awam yang telah
upasaka dan upasika dengan bertekad pada kenyataan tidak-tanduknya
untuk menjadi seorang Bodhisattva, menerima dan mempraktekkan
Pancasila Buddhis ataukah Bodhisattva Sila.

Bhiksu (sebutan untuk lelaki) dan bhiksuni (sebutan untuk perempuan)
adalah seseorang yang kehidupanya sudah tidak lagi mencampuri urusan
duniawi, telah menjalankan kehidupan suci, dan patuh serta setia
menghayati dan mengamalkan Buddha Dharma.


TRIPITAKA/TIPITAKA

Kitab suci yang dewasa ini dipakai dalam agama Buddha ditemukan dalam bahasa Pali dan bahasa Sanskerta. Nama umum yang diberikan untuk kumpulan kitab suci agama Buddha adalah Tripitaka. "Tri " berarti "tiga " dan "pitaka " berarti "keranjang " atau biasa diartikan sebagai "kumpulan ". Tripitaka dengan demikian adalah " Tiga Keranjang " atau "Tiga Kumpulan", terdiri dari:
1. Vinaya Pitaka atau Kumpulan Disiplin Vihara.
2. Sutta/Sutra Pitaka atau Kumpulan Ceramah/Dialog.
3. Abhidhamma/Abhidharma Pitaka atau Kumpulan Doktrin Yang Lebih Tinggi, hasil susunan sistematis dan analisis skolastik dari bahan-bahan yang ditemukan dalam Sutta/Sutra Pitaka.

Vinaya Pitaka:
1. Parajika
2. Pacittiya
3. Mahavagga
4. Culavagga
5. Parivara

Sutta Pitaka:
1. Digha Nikaya
2. Majjhima Nikaya
3. Samyutta Nikaya
4. Anguttara Nikaya
5. Khuddaka Nikaya

Abhidhamma Pitaka:
1. Dhammasangani
2. Vibhanga
3. Dhatukatha
4. Puggalapannatti
5. Kathavatthu
6. Yamaka
7. Patthana

Vinaya Pitaka
Vinaya Pitaka merupakan suatu kumpulan Tata Tertib dan Peraturan Cara Hidup yang ditetapkan untuk mengatur murid-murid Sang Buddha yang telah diangkat sebagai bhikkhu atau bhikkhuni ke dalam Sangha. Peraturan-peraturan ini berupa himbauan dari Sang Buddha dengan tujuan agar mereka menguasai dan mengendalikan perbuatan jasmani dan ucapan mereka. Kitab ini juga menyangkut hal-hal mengenai pelanggaran peraturan; terdapat berbagai jenis peringatan dan usaha pengendalian sesuai dengan sifat pelanggaran yang dilakukan.

Secara umum Vinaya Pitaka dapat dibagi atas :
(1) Sutta Vibhanga
Bagian yang berhubungan dengan Pratimoksa/Patimokha yaitu peraturan-peraturan untuk para bhikkhu/bhikshu (227 peraturan) dan bhikkhuni/bhikshuni (311 peraturan).

(2) Khandaka-khandaka , terdiri dari Mahavagga dan Cullavagga.
Mahavagga merupakan serangkaian peraturan mengenai upacara penahbisan bhikkhu, upacara Uposatha, peraturan tentang tempat tinggal selama musim hujan [vassa], upacara pada akhir vassa [pavarana], peraturan mengenai jubah, peralatan, obat-obatan dan makanan, pemberian jubah Khatina setiap tahun, peraturan bagi bhikhu yang sakit, peraturan tentang tidur, tentang bahan jubah, tata cara melaksanakan sanghakamma (upacara sangha), dan tata cara dalam hal terjadi perpecahan.

Cullavagga, terdiri dari peraturan untuk menangani pelanggaran-pelanggaran, tata cara penerimaan kembali seorang bhikkhu ke dalam sangha setelah melakukan pembersihan atas pelanggarannya, tata cara untuk menangani masalah-masalah yang timbul, berbagai peraturan yang mengatur cara mandi, mengenakan jubah, menggunakan tempat tinggal, peralatan, tempat bermalam dan sebagainya, mengenai perpecahan kelompok-kelompok bhikkhu, kewajiban guru [acariya] dan calon bhikkhu [samanera], upacara pembacaan Patimokkha, penahbisan dan bimbingan bagi bhikkhuni, kisah mengenai Pasamu Agung Pertama di Rajagraha, dan kisah mengenai Pesamuan Agung Kedua di Vesali.

(3) Parivara,
Merupakan suatu ringkasan dan pengelompokan peraturan-peraturan Vinaya yang tersusun dalam bentuk tanyajawab untuk dipergunakan dalam pengajaran dan ujian.

Sutra Pitaka [Sutta Pitaka]
Merupakan kumpulan pembicaraan antara Sang Buddha dengan berbagai kalangan, semasa Beliau mengembangkan ajaranNya. Sutra Pitaka dapat dikelompokkan dalam lima kelompok utama, yaitu :
- Digha Nikaya (kumpulan sutra yang isinya panjang),
- Majjhima Nikaya (kumpulan sutra yang isinya tidak terlalu panjang),
- Samyutta Nikaya (kumpulan sutra yang isinya secara kelompok),
- Anguttara Nikaya (kumpulan sutra atas beberapa topik utama),
- Khuddaka Nikaya (kumpulan sutra dari berbagai bahan).

Abhidhamma Pitaka
sesuai uraian dari kaum Sthaviravada (Pali canon) dapat diuraikan menjadi tujuh jilid buku [pakarana], yaitu :
a. Dhammasangani, menguraikan mengenai etika dilihat dari sudut pandang ilmu jiwa

b. Vibhanga, menguraikan apa yang terdapat dalam buku Dhammasangani dengan metode yang berbeda. Buku ini dapat dibagi lagi dalam delapan bab [vibhanga], dan masing-masing bab memiliki tiga bagian yaitu Suttantabhajaniya, Abhidhammabhajaniya dan Pannapucchaka atau daftar pertanyaan-pertanyaan.

c. Dhatukatha, menguraikan mengenai unsur-unsur batin yang terbagi atas empat belas bagian.

d. Puggalapannatti, menguraikan berbagai watak manusia [puggala] yang terkelompok dalam sepuluh urutan kelompok.

e. Kathavatthu, terdiri dari dua puluh tiga bab yang merupakan kumpulan percakapan [katha] dan sanggahan terhadap pandangan salah yang dikemukan oleh berbagai sekte tentang hal-hal yang berhubungan dengan theologi dan metafisika.

f. Yamaka, terdiri dari sepuluh bab [yamaka], yaitu Mula, Khanda, Ayatana, Dhatu, Sacca, Sankhara, Anusaya, Citta, Dhamma dan Indriya.

g. Patthana, menerangkan mengenai sebab-sebab yang berkenaan dengan dua puluh empat hubungan antara batin dan jasmani [Paccaya].
[/quote]

3
Perkenalan / Namo Buddhaya, Perkenalkan.......
« on: 20 December 2007, 12:53:55 AM »
Halo temen2.. ^^

Namo Buddhaya
perkenalkan..

nama: Fernando Tiodore
organisasi: KMVB UPH (Keluarga Mahasiswa Vidya Buddhi : Universitas Pelita Harapan)
Jabatan : Divisi Humas Eksternal
angkatan: 2006
jurusan: Business School (UPH)

Gw mao gabung Forum ini karena gw mao nambah temen
terutama buddhis-buddhis di seluruh indonesia

saddhu 3x

Pages: [1]
anything