Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: JackDaniel on 22 June 2008, 02:06:37 PM

Title: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: JackDaniel on 22 June 2008, 02:06:37 PM
Alooo semuaneeeeee...
mau nanya neh...sebenarnya di Vinaya, Bhikku dilarang merokok ga?
soalnya kmrn pas mau pge kerja ada nampak 1 Bhikku merokok...

 _/\_
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Umat Awam on 22 June 2008, 07:15:32 PM
Bhikkhu juga manusia... :P

^:)^
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: sarita on 22 June 2008, 07:39:20 PM
setau g sih ngga boleh coz merokok itu menimbulkan kecanduan..
jadi sama aja kayak minuman alkohol n narkoba..
rokok kan bisa ngerusak saraf n menurunkan kesadaran diri..
 _/\_ _/\_ _/\_ :P :P :P :P 8) 8) ::) ::) ::)
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Riky_dave on 22 June 2008, 07:48:09 PM
Alooo semuaneeeeee...
mau nanya neh...sebenarnya di Vinaya, Bhikku dilarang merokok ga?
soalnya kmrn pas mau pge kerja ada nampak 1 Bhikku merokok...

 _/\_


Bhikkhu merokok?Bhikkhu yang mana ne??Banyak type Bhikkhu lo...
1.Bhikkhu2an...
2.Bhikkhu jual obat...
3.Bhikkhu gadungan...
4.Bhikkhu setengah2...
5.Bhikkhu asli...
Kalau Bhikkhu dr type 1 sampai 4 sih biarin aja...Kalau type 5 baru dipertanyakan...

Salam,
Riky
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Riky_dave on 22 June 2008, 07:49:07 PM
Alooo semuaneeeeee...
mau nanya neh...sebenarnya di Vinaya, Bhikku dilarang merokok ga?
soalnya kmrn pas mau pge kerja ada nampak 1 Bhikku merokok...

 _/\_


Kalau dalam Vinaya setahu saya sih TIDAK dilarang...Ini dalam vinaya Theravada yang saya ketahui,diluar Theravada saya tidak tahu...

Salam,
Riky
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: HokBen on 22 June 2008, 07:53:11 PM
bukankah merokok itu masuk ke sesuatu yg tidak dianjurkan sesuai dgn pancasila sila ke-5 ( Keadilan Sosial ... ) :P
maksudnya sesuatu yg patut dihindari karena bisa menimbulkan ketagihan dan melemahkan kesadaran.
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Riky_dave on 22 June 2008, 08:02:24 PM
bukankah merokok itu masuk ke sesuatu yg tidak dianjurkan sesuai dgn pancasila sila ke-5 ( Keadilan Sosial ... ) :P
maksudnya sesuatu yg patut dihindari karena bisa menimbulkan ketagihan dan melemahkan kesadaran.

Masih diperdebatkan...

Salam,
Riky
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Yong_Cheng on 22 June 2008, 08:19:46 PM
heh? merokok bisa menurunkan kesadaran ya?
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Riky_dave on 22 June 2008, 08:21:40 PM
heh? merokok bisa menurunkan kesadaran ya?
Kesadaran sih tidak mungkin ya?Palingan kecanduan...Tapi tahap kecanduannya kayaknya tidak parah2 banget....

Salam,
Riky
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: andry on 22 June 2008, 08:30:17 PM
Perlu dipertanyakan
yakinkah itu bikhu?
mengapa ia merokok?
betulkah yg anda lihat itu seorang bikhu yg sedang merokok?
apakah tujuan ybs tersebut merokok?
untuk apa ia merokok di muka umum?
maka santaiii... jernihkan pikiran....
sama seperti ii saya, ketika saya tanya ke anaknya, mengapa mami u ngerokok??
oo itu mah kalau sakitnya lagi kambuh,
sakit apa? gara keracunan obat. jadi sama dokter yg di china di suruh mengkonsumsi rokok. ketika sakit tersebut datang. hanya beberapa hisap.
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: sarita on 22 June 2008, 08:31:41 PM
tapi yang namanya kecanduan itu pasti bertambah banyak ngga mungkin tambah sedikit..
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: andry on 22 June 2008, 08:34:13 PM
heh? merokok bisa menurunkan kesadaran ya?
Kesadaran sih tidak mungkin ya?Palingan kecanduan...Tapi tahap kecanduannya kayaknya tidak parah2 banget....

Salam,
Riky
saya rasa kesadaran iya..
sebab saya coba menurunkan kesadaran loch..
hisap dari mulut-keluarkan lewat mulut -hisaplagi lewat hidung dan keluarkan lagi.. (di seseut bhs sundanya)
nah ketika saya coba dan saya lihat dan coba labeling proses hisap dr mulut keluarkan dari mulut 
it's okay. namun problem muncul pas di seseut saya batuk2.. ternyata proses tersebut harus benar2 cepat.. tidak bisa pelan2 dilihat dilabeling dirasakan.nda bisa cuy..
nah itu proses alamiahnya..
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Mr. Wei on 22 June 2008, 08:51:10 PM
Mirip2 ama thread yang pernah saya buka yang merokok melanggar sila ke5 atau gak.

Kalau di vinaya theravada sih kayaknya gak ada yah larangan merokok...
Tapi menurut saya gak pantes lah bhikkhu merokok... itu kan menimbulkan kecanduan...
Masa bhikkhu "kecanduan"? <kecuali bhikkhu2an seperti kata riky ;D>

Hati2 Bhante senior pun bisa saja "kebablasan" dalam vinayanya...
Tadi di vihara sempet ngobrol2 ama kepala vihara n yang lainnya... mengenai bhikku...
Ada bhikkhu yang uda senior tapi sombong... ada yang malah komersil...

Nah kalo bhikkhu junior? Mungkin banyak yang "kebablasan" pula.

Bhikkhu juga manusia...

_/\_
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: markosprawira on 23 June 2008, 09:20:04 AM
dear JackDaniel,

secara eksplisit sih, memang tidak disebutkan mengenai rokok dalam vinaya.
 
Karena itu, mari kita tinjau kembali tujuan akhir umat buddha tentunya adalah mencapai nibbana. Dan untuk untuk mencapai nibbana, tentunya kita harus mengikis habis Lobha, Dosa dan Moha
 

kita kembali ke pengertian kusala dan akusala secara buddhis :
1. Di dalam konteks manfaat langsung atau bahanya, dengan menanyakan: apakah perbuatan ini bermanfaat bagi kehidupan dan batin? Apakah mereka mewarnai kualitas kehidupan apakah mereka menyebabkan kondisi kusala atau akusala yang meningkat atau makin pudar?

2. Di dalam konteks akibat yang bermanfaat atau membahayakan: Apakah mereka berbahaya atau mendukung manfaat bagi seseorang?

3. Di dalam konteks manfaat atau bahaya bagi kehidupan sosial: Apakah mereka membahayakan yang lain atau bermanfaat bagi yang lain?

4. Di dalam konteks kehati-hatian, kapasitas perenungan manusia alamiah: Akankah kamma itu membuka kecaman terhadap diri sendiri ataukah tidak?

5. Di dalam konteks standar sosial: Apakah posisi aktivitas dalam kaitannya kepada konvensi religius, tradisi dan adat, termasuk institusi sosial sebagai hukum dan seterusnya, yang didasarkan perenungan bijaksana (seperti diasumsikan bagi mereka yang semata-mata penyembah berhala atau berpandangan salah)?
 
Jangankan untuk bhikkhu, umat biasapun seharusnya merenungkan kembali perbuatannya (tidak hanya merokok namun juga perbuatan/kamma lainnya) :
1. apakah dengan merokok, bermanfaat untuk pengembangan batin???
2. apakah dengan merokok, itu bermanfaat untuk diri sendiri???
3. apakah dengan merokok itu, bermanfaat untuk orang lain???
4. apakah merokok itu tidak mengundang kecaman terhadap orang ybs???

 
jawabannya dikembalikan kepada kejujuran masing-masing karena banyak yang mengelak dengan berlindung di balik kata "tidak diatur dalam vinaya", padahal buddhism sesungguhnya bukanlah "melarang" melainkan pada "pengendalian diri"

semoga ini tidak membuat kita menjadi "benci" kepada pelaku akusala, melainkan justru kasihan/karuna karena mereka sedang menurunkan kualitas batin mereka sendiri.

semoga ini bisa membantu meningkatkan kualitas batin kita semua  _/\_
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: nyanadhana on 23 June 2008, 09:34:09 AM
di Thailand sendiri ada satu Bhikku senior yang merokok , Luanpu siapa gt aku lupa, sampe puntung rokoknya bernilai jutaan baht gara-gara penggemar fanatik amulet merasa puntung rokok Luangpu juga bisa bawa hoki.

As far as i Know, aku sependapat dengan om willi, karena Bhikkhu adalah panutan, dipercayai oleh orang tua sebagai wujud teladan bagi anak-anaknya, dipercayai anak-anak sebagai jembatan komunikasi dengan orang tua, jadi setidaknya bisa memberikan contoh tanpa cemoohan  _/\_

Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Umat Awam on 23 June 2008, 05:10:29 PM
di Thailand sendiri ada satu Bhikku senior yang merokok , Luanpu siapa gt aku lupa, sampe puntung rokoknya bernilai jutaan baht gara-gara penggemar fanatik amulet merasa puntung rokok Luangpu juga bisa bawa hoki.

As far as i Know, aku sependapat dengan om willi, karena Bhikkhu adalah panutan, dipercayai oleh orang tua sebagai wujud teladan bagi anak-anaknya, dipercayai anak-anak sebagai jembatan komunikasi dengan orang tua, jadi setidaknya bisa memberikan contoh tanpa cemoohan  _/\_



SETUJU.... _/\_
Bhikkhu adalah panutan..
Trus gimana klo bhikkhu tibet? ;D
seperti yg sy eprnah lihat di TV dan tmn2 sy yg pernah ke tibet, bahwa bhikkhu2 disana kebanyakan merokok.. ;D
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Mr. Wei on 23 June 2008, 05:12:00 PM
Klo yang saya tahu sangha tibet minum secangkir teh arak setiap hari... tapi itu tujuannya untuk menghangatkan diri karena cuaca disana dingin sekali.

Tapi gak tahu deh klo ngerokok...

<klo kata Pak Marga Singgih pasang hio di mulut ;D>
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: nyanadhana on 23 June 2008, 05:19:04 PM
beda laut beda kadar garamnya
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Sukma Kemenyan on 23 June 2008, 06:16:07 PM





PATIMOKKHA SIKKHAPADA - PERATURAN KE-BHIKKHUAN (http://samaggi-phala.or.id/tipitaka/vinaya/patimokkha.html)


Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Riky_dave on 24 June 2008, 04:13:39 PM
Btw,yang saya ingin tanyakan kenapa ya kita sibuk mempertanyakan Bhikkhunya?
Kenapa tidak mempertanyakan "diri sendiri?"....;D

Salam,
Riky
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: andry on 24 June 2008, 10:14:52 PM
Btw,yang saya ingin tanyakan kenapa ya kita sibuk mempertanyakan Bhikkhunya?
Kenapa tidak mempertanyakan "diri sendiri?"....;D

Salam,
Riky
GOOD POINT NICE..
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: alucard on 04 July 2008, 03:46:18 AM
Sebenarnya Ngapain Bicarakan Sangha, Perlu anda Ketahui kita ambil Pancasila belum tentu Jalankan Sungguh. Begitu juga dengan Bhikkhu masih saja langgar Vinaya....
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: tula on 06 July 2008, 10:38:52 AM
hehehehe uda terlalu kacao balao :D

ga jau2 ke negara tetangga (kecuali tibet yg minum arak 1 glas itu wajar .. disono kan super dingin), di jatim sendiri ada bhante .. yg uda MAHATHERA ....
1. HP ring rung ring rung molo ga peduli di publik di kamar dll (meski di kamar kedengeran ringer nya sampe depan, tp kalo ngomong ya ga denger)
2. di" Vihara" nya (kata orang2 itu vihara dia .. karena dia yg berjuang dapetin dana .. dan emang kelakuan dia uda sperti yg punya koq :)), kalo lagi "sembahyang" di depan altar dewi (apa gitu lupa .. bukan guan yin) perna aku liat dengan mata kepala sendiri .. dia pose telapak kaki kanan di pukul2 kan lantai sambil tangan anjali didepan ... (manggil arwah dewi tersebut) .. persis seperti pose pendeta2 di pelem2 yg panggil arwah itu lo ... wuiw .. MAHATHERA MAN !
3. kalo lagi ultah .. smua umat "BERDUIT" pasti di SMS or di CALL  1 1 di undang ke resto kenalan dia ....
4. etc ....

so ... cuekin aja bhante nya .. ambil ajarannya yg positif ..
cuman .. ga isa bayangin aja keselnya hati .. mau gimana para umat di bawah dia ...

dulu tula jg mangut2 aja liat gitu .. seoalah sangat wajar gitu lo .......

maap jadi curhat hehehehe
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Riky_dave on 08 July 2008, 08:29:26 PM
Mau Mahatera,mau tidak Mahatera,mau ketua Sangha,mau tidak ketua Sangha...
Yang paling penting selami batin sendiri.......
"Selama masih memikirkan orang lain dan melihat debu orang lain,debu sendiri akan semakin terlupakan dan tertutup...Pegangan bukan pada orang lain tapi pada diri sendiri."

Salam,
Riky
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Edward on 08 July 2008, 11:43:06 PM
maha thera, ketua sangha, semuakan cuma label...Setuju sama Riky..
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: tula on 09 July 2008, 01:03:48 PM
guru kencing berdiri ?
murid ? pake pampers kali ....

kalo sang guru miring kelakuannya .. para murid cenderung lebih ikut miring ... GURU DI GUGU
ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Riky_dave on 09 July 2008, 01:11:56 PM
Saya ingin bertanya kepada anda ,"Siapa yang bodoh?Muridnya atau gurunya?:)
Jika orang membunuh lantas anda ikut membunuh?
Jika begitu anda penuh dengan avijja dan moha...
Dan membuat segala sesuatu dengan pembenaran anda sendiri...
Jika guru anda membunuh,lantas anda membunuh...
Ketika ditanya mengapa membunuh,anda dengan enteng menjawab,"Wong guru saya jg membunuh"...Apakah ini suatu pembenaran dari "aku" anda?
Apakah "aku" anda sebegitu berkuasanya terhadap anda?
"Tanam padi dapat padi"
Anda mau membuat 100jt alasan pun,mau mengelak pun.Hukum Kamma tetap berjalan dan berproses...Cepat atau lambat,suka atau tidak suka, akibat dari sebab akan berbuah....
"Jika anda sudah berani berbuat,tidak peduli anda berani bertanggung jawab atau tidak,anda harus bertanggung jawab,baik didalam dunia maupun diakhirat nanti."
NB:Para Buddha pun tetap menuai kamma masa lalunya,apalagi anda?:)

Salam,
Riky
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: tula on 10 July 2008, 01:39:43 PM
kekekkekeke ...

ngene lo cak ....

contoh yg gampang sederhana2 aja ....

kalo dari kelas 1 sd - 3 sma di ajarin TUHAN maka setelah dikau lepas dari pendidikan pun akan terseret arusnya .. kau baru akan merasa sadar bahwa somethin wrong dengan hal itu setelah bertemu ajaran lain dan merasa pas ...


eh jgn2 ga skul di indo ya ? or dari kecil uda skul di skul buddhism ? ga diajarin tuhan2 an  ?

ga perlu sampe bunu membunu wakakakakka conto lo extrem banget ...
even kalo bunu membunu , kalo lo uda terbiasa dengan pandangan membunu itu bener, jg akan grow up dengan kesalahan pandangan sperti itu.
kenapa sedari kecil ga membunuh ? karena selain guru ada jg ortu kita yg benerin kita (ortu kita jg guru kita)

kalo mengenai kamaa dia buruk or jelek itu bener dia yg tanggung lah, saya di thread lain jg ada tulis itu .. jgn lakuin kalo ga isa trima resiko nya wakakakaka ... yg jadi maslaah itu implikasi ke masyarakat ..


guru itu panutan, panutan itu ga 100% di copy lah, cuman efek nya pasti terjadi dan ga smua orang bisa memfilter dengan benar kalo belon tau yg sebenar benar nya ....

conto lain ..

kalo dari kecil kamu di ajarin .. bumi ini data dan ga tau or ga dapet info bumi ini bunder .. kemungkinan lo akan berpikir bahwa itu bener .... guru itu sangat berpengaruh baik kepada pemahaman kita maupun panutan kita, ya kalo karma baik lo mumpuni utk dapet pencerahan bahwa ajaran gurumu itu salah ... kalo kaga ? ya lo ikut salah ....

conto lain hal lagi ... kalo sejak kecil kamu di kasi tau .. manusia ini menguasai segala isi bumi baik binatang or yg lain2 berhak ngapain aja kepada mereka .... bantai aja lah smua ga da masalah .... lo akan merasa membantai mereka itu hal biasa aja .. sampe suatu hari kamu mendapat info .. sebaliknya beserta penjelasan yg bagus jg .. baru engkau mungkin akan berpikir bahwa hal membantai itu salah, ga seharusnya begitu, itupun kalo kamu bisa menerima penjelasan itu dan pas masuk di pemahaman elo, kalo ga masuk ya tetep aja ......

jadi guru itu tanggung jawab moral besar, makana itu ga smua orang bisa menjadi guru yang baik dan bener, alih2 menjadi guru yg baik, kalo ga bener malah jadinya bukan mengajar, membabarkan, menyebarkan tp malah membuat pandangan sekitar semakin negatif, semakin menghilang.

memang bener saya penuh dengan LDM LMD or apalah itulah ... karena itu saya belajar, dan saya bersyukur bisa tau ajaran ini dengan bener (semoga bener)
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Riky_dave on 10 July 2008, 02:22:03 PM
contoh yg gampang sederhana2 aja ....
kalo dari kelas 1 sd - 3 sma di ajarin TUHAN maka setelah dikau lepas dari pendidikan pun akan terseret arusnya .. kau baru akan merasa sadar bahwa somethin wrong dengan hal itu setelah bertemu ajaran lain dan merasa pas ...
Itu salah,kalau saya dari lahir sampai kelas 1Sma semester 1  diajarin tentang dewa dewi dan Kaisar Dewa yang menguasai dunia(Thi Kong),saya tidak merasa ada something wrong dan saya fine2 saja kok,itu pendapat orang,dan setiap orang berbeda2 pendapatnya bahkan kembar identik sekalipun(Kecuali 1pikiran,1otak :))...Baru setelah semester 2 saya baru mulai mendengarkan guru agama saya nerangin,pertama sih bosan,lama kelaman yang dia bilang masuk akal(Baru sejak saat itu saya mengenal Buddhisme,karena sejak bayi sampai kelas 1Sma cuma tahu Buddhsime secara adat tionghoa yang sudah dipermak habis...^-^)
NB:Sekarang saya baru naik kelas 3Sma jadi saya belum tamat Skul...:)
Quote
eh jgn2 ga skul di indo ya ? or dari kecil uda skul di skul buddhism ? ga diajarin tuhan2 an  ?
Skul di Indo lagi,:)
Bukan di Skul Buddhis koq tapi Skul swasta dan penguasa Skul semuanya orang kr****n,tapi tidak ada diskriminasi yang mencolok....Kalau soal ajarin atau tidak,saya selama skul dr SD sampai SMa kelas 1 kalau masalah agama Buddha sih tidak pernah didengarin,palingan minta diajarin atau menyontek saja..^-^ ,jadi saya tidak tahu pernah diajarin tidak....:)
Quote
ga perlu sampe bunu membunu wakakakakka conto lo extrem banget ...
even kalo bunu membunu , kalo lo uda terbiasa dengan pandangan membunu itu bener, jg akan grow up dengan kesalahan pandangan sperti itu.
kenapa sedari kecil ga membunuh ? karena selain guru ada jg ortu kita yg benerin kita (ortu kita jg guru kita)
Tidak juga loh...Pernyataan anda tidak sepenuhnya benar....Ambil kasus saja Bhante di India yang memperkosa,dia sudah mendapatkan ilmu vinaya dan Tipitaka yang sangat ketat dan bahkan vinaya melarang untuk bersentuhan dengan berlawanan jenis,tapi toh dia tetap memperkosa,kasusnya waktu disidangkan dia bunuh diri karena malu...:) atau lihat kasus sih Surya Prakarsa(entah apa namanya) yang membunuh artis,dia saja seorang Buddhisme dan mendapatkan gelar,apakah gelar itu menjamin dia tidak membunuh?Apakah yang mesti disalahkan Bhante yang mengajarkannya?Aneh bukan?Mengkambing hitamkan orang lain atas perbuatan anda sendiri(Neraka avijji menunggu orang2 seperti ini :) )
"Jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga"
Dan yang paling pasti Buddhisme tidak menjanjikan apa2,baik itu surga mau neraka bahkan baik itu anda bisa berlaku lurus atau tidak semuanya kembali pada anda sendiri,cuma anda sendiri bukan orang lain...:)
Menurut saya sih masalahnya bukan pada orang lain,tapi pada diri sendiri...Jangan membuat alibi dengan mengkambing hitamkan orang lain...Perbuatan tidak terpuji itu :)
Quote
kalo mengenai kamaa dia buruk or jelek itu bener dia yg tanggung lah, saya di thread lain jg ada tulis itu .. jgn lakuin kalo ga isa trima resiko nya wakakakaka ... yg jadi maslaah itu implikasi ke masyarakat ..
Terserah orang mau bilang apa,kan orang tersebut punya mulut,kenapa harus kita yang sewot?
Tugas kita cuma 1 yakni menyelami batin sendiri,bukan menanggapi setiap omongan orang...Biarkan "Telinga menjadi Telinga" biarkan "Kata menjadi Kata"
Quote
guru itu panutan, panutan itu ga 100% di copy lah, cuman efek nya pasti terjadi dan ga smua orang bisa memfilter dengan benar kalo belon tau yg sebenar benar nya ....
Kayaknya tidak ada yang menyuruh anda untuk mencopy 100% guru tersebut,SB berkata,"Selami batin sendiri"(Sudah sangat jelas perkataan SB,Kebenaran hanya bisa diperoleh didalam diri sendiri,bukan didalam diri SB sendiri bahkan orang lain :) )
Quote
kalo dari kecil kamu di ajarin .. bumi ini data dan ga tau or ga dapet info bumi ini bunder .. kemungkinan lo akan berpikir bahwa itu bener .... guru itu sangat berpengaruh baik kepada pemahaman kita maupun panutan kita, ya kalo karma baik lo mumpuni utk dapet pencerahan bahwa ajaran gurumu itu salah ... kalo kaga ? ya lo ikut salah ....
Itu makanya SB mengajarkan,"SADARI SAAT INI"....
Bumi itu datar atau bundar itu kerjaan siapa?Siapa yang pingin mengetahuinya?Manusia itu sendiri kan?Tidak pernah terpuaskan oleh pengetahuan2nya....Semuanya hanyalah konsep...
Saya bilang bumi datar,saya terkenal dan nama saya ada disegala buku pelajaran diskul,100thn kemudian orang lain menyanggah teori saya dengan mengatakan bumi itu bundar dan teori dia benar,dan kemudian nama saya menghilang digantikan nama dia...Bukankah begitu?Kebenaran manusia itu hanya sebatas begitu,tidak kekal,tidak mutlak....Kebenaran manusia menjadi kebenaran jika tidak ada orang yang bisa menyanggahnya dan seterusnya begitu....
Quote
conto lain hal lagi ... kalo sejak kecil kamu di kasi tau .. manusia ini menguasai segala isi bumi baik binatang or yg lain2 berhak ngapain aja kepada mereka .... bantai aja lah smua ga da masalah .... lo akan merasa membantai mereka itu hal biasa aja .. sampe suatu hari kamu mendapat info .. sebaliknya beserta penjelasan yg bagus jg .. baru engkau mungkin akan berpikir bahwa hal membantai itu salah, ga seharusnya begitu, itupun kalo kamu bisa menerima penjelasan itu dan pas masuk di pemahaman elo, kalo ga masuk ya tetep aja ......
Ketika kita diberitahu membantai itu benar dan kita mengikutinya langsung(Berati disini bukan Saddha ajaran SB tapi kepercayaan MEMBABI BUTA,yang SB ajarkan Saddha bukan kepercayaan MEMBABIBUTA,SB SENDIRI BERKATA KITA BAHKAN HARUS KRITIS TERHADAP TIPITAKA MAUPUN BHANTE SEKALIPUN),saya sudah bilang SB mengajarkan,"Selami batin anda sendiri"
Quote
jadi guru itu tanggung jawab moral besar, makana itu ga smua orang bisa menjadi guru yang baik dan bener, alih2 menjadi guru yg baik, kalo ga bener malah jadinya bukan mengajar, membabarkan, menyebarkan tp malah membuat pandangan sekitar semakin negatif, semakin menghilang.
Jangan menyalahkan guru/orang yang mengajar...Saya sangat kecewa jika ada orang lain yg menyalahkan guru/pengajar...Banyak orang jika seorang Guru mendidik muridnya dan muridnya melakukan kesalahan yang paling utama disalahkan adalah gurunya(Menurut saya pribadi ini adalah pandangan yang sangat sempit)...
"Semuanya itu kembali pada diri sendiri,bukan pada orang lain"...
Lihat betapa bijaksananya Pangeran Siddharta(Seblm dia mencapai kebijaksanaan tertinggi),dia berguru kemana2,"Apakah ketika dia tahu gurunya salah dan meninggalkan gurunya dia mencela gurunya?Jika Siddharta sendiri tidak melakukan hal tersebut,kenapa anda melakukannya?
"Seperti seekor lebah yang menyisap madu di bunga,ketika dia sudah menyisap madunya dia akan meninggalkan bunganya tanpa merusaknya."


Quote
memang bener saya penuh dengan LDM LMD or apalah itulah ... karena itu saya belajar, dan saya bersyukur bisa tau ajaran ini dengan bener (semoga bener)
LMD atau apapun itu hanya pikiran anda...LDM atau apapun lah itu hanya sebuah label,so SADARI SAAT INI saja lagi...:)

Salam,
Riky
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: tula on 15 July 2008, 02:10:28 PM
hehehe curi2 kesempatan baca lagi :D

Quote
Itu salah,kalau saya dari lahir sampai kelas 1Sma semester 1  diajarin tentang dewa dewi dan Kaisar Dewa yang menguasai dunia(Thi Kong),saya tidak merasa ada something wrong dan saya fine2 saja kok,itu pendapat orang,dan setiap orang berbeda2 pendapatnya bahkan kembar identik sekalipun(Kecuali 1pikiran,1otak laugh...Baru setelah semester 2 saya baru mulai mendengarkan guru agama saya nerangin,pertama sih bosan,lama kelaman yang dia bilang masuk akal(Baru sejak saat itu saya mengenal Buddhisme,karena sejak bayi sampai kelas 1Sma cuma tahu Buddhsime secara adat tionghoa yang sudah dipermak habis...chuckle)
NB:Sekarang saya baru naik kelas 3Sma jadi saya belum tamat Skul..
Quote
Skul di Indo lagi,:)
Bukan di Skul Buddhis koq tapi Skul swasta dan penguasa Skul semuanya orang kr****n,tapi tidak ada diskriminasi yang mencolok....Kalau soal ajarin atau tidak,saya selama skul dr SD sampai SMa kelas 1 kalau masalah agama Buddha sih tidak pernah didengarin,palingan minta diajarin atau menyontek saja..chuckle ,jadi saya tidak tahu pernah diajarin tidak....

wuiw skul kr****n anda ada guru agama buddhis nya ya :) .. keren ..

itu karena anda memiliki karma yg baik sehingga mendapat ajaran yg lebih "bener", tp coba di lihat di sekeliling anda .... sebagian besar mendapat yg tidak benar bahkan sangat tidak benar ....
bahkan tula perna denger dari temen ada sekulah buddhis yg guru agamanya mala dari "maitreya", ajarannya mala semakin berbeda pdhl sama2 buddhis nya ... (jgn dibahas cuman ketik2 aja)

Quote
Tidak juga loh...Pernyataan anda tidak sepenuhnya benar....Ambil kasus saja Bhante di India yang memperkosa,dia sudah mendapatkan ilmu vinaya dan Tipitaka yang sangat ketat dan bahkan vinaya melarang untuk bersentuhan dengan berlawanan jenis,tapi toh dia tetap memperkosa,kasusnya waktu disidangkan dia bunuh diri karena malu...Smiley atau lihat kasus sih Surya Prakarsa(entah apa namanya) yang membunuh artis,dia saja seorang Buddhisme dan mendapatkan gelar,apakah gelar itu menjamin dia tidak membunuh?Apakah yang mesti disalahkan Bhante yang mengajarkannya?Aneh bukan?Mengkambing hitamkan orang lain atas perbuatan anda sendiri(Neraka avijji menunggu orang2 seperti ini Smiley )
"Jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga"
Dan yang paling pasti Buddhisme tidak menjanjikan apa2,baik itu surga mau neraka bahkan baik itu anda bisa berlaku lurus atau tidak semuanya kembali pada anda sendiri,cuma anda sendiri bukan orang lain...Smiley
Menurut saya sih masalahnya bukan pada orang lain,tapi pada diri sendiri...Jangan membuat alibi dengan mengkambing hitamkan orang lain...Perbuatan tidak terpuji itu Smiley
pernyataan saya gada yg bener, hampir seluruhnya adalah salah :), makana saya masuk forum, membaca, belajar dll smoga bisa jadi lebih bener

seharusnya begitu lah adanya .. "Jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga" ... tp begitulah umumnya (umum bukan berarti keseluruhan), bagi yg mengerti buddhism mungkin benar, buddhisme tidak menjanjikan apa2, tp bagi yg kurang or tidak mengerti, hal hal tersebut semakin akan menjauhkan mereka dari kemungkinan utk mengerti or keinginan utk mengerti, saya justru tidak mengurusin diri sendiri .. tp mengurusin implikasi masyarakat, kalo diri sendiri ga perlu sampe ketik2 panjang2 wakakakakakkaak ... kan karma mu sendiri mau lo jadi tokek tar kek terserah kekekeke

apa mungkin mencoba pura2 buta aja, hal yg paling sering kita lakukan ?
- kalo ada orang berbuat salah ... dia yg menanggung karma nya sendiri, eh skitar itu terkena efek nya man ... kalo si bhante mau ngerokok, mau endehoy an or apapun jg tp ga kliatan or tidak di ketaui orang awam bahkan umat nya terserah dia lah , kalo dia ga mampu utk jaga itu ya silakan meninggalkan itu jubah kan ? jgn2 beneran peraturan dibentuk utk dilanggar kekekekekeke
bukannya setiap mau melangkah harus siap resiko nya ? kalo masi ngebet endehoy ya jgn jadi bhante tp jadi playboy .. asik kan
kalo masi ngebet yg lain ya jgn jadi bhante dulu, jadi yg lain dulu .. asik kan

tidak ada yg mengkambing kambingan orang lain kekekekeke, kalo yg dibahas masalah diri sendiri tidak perlu di urusin lah ...

Quote
Terserah orang mau bilang apa,kan orang tersebut punya mulut,kenapa harus kita yang sewot?
Tugas kita cuma 1 yakni menyelami batin sendiri,bukan menanggapi setiap omongan orang...Biarkan "Telinga menjadi Telinga" biarkan "Kata menjadi Kata"

kekekekeke tutup mata tutup telinga dunk kekekekek
kalo anda merasa seperti itu berarti ga perlu dunk mereply ke thread ini kekekekeke ... terserah orang yg merasa itu ga bener, mau bau bangkai kek, mau apalah, cuek aja lah ... xixixixixi yg penting menyelami batin sendiri .... aku adalah diriku sendiri .. peduli setan dengan orang lain .. makana suap dan konco konco menyebar kenceng di indonesia kekekeke (tp saya jg sering menyuap xuxuxuxuxuxu)

Quote
Kayaknya tidak ada yang menyuruh anda untuk mencopy 100% guru tersebut,SB berkata,"Selami batin sendiri"(Sudah sangat jelas perkataan SB,Kebenaran hanya bisa diperoleh didalam diri sendiri,bukan didalam diri SB sendiri bahkan orang lain

tidak mencopy 100% , emang bisa mengcopy 100% ? tp kecenderungan "merembet" atau menurun kepada sekitar selalu ada (sangat banyak malah), dan kalo itu dari guru kepada umat yg "kurang mengerti" akan lebih kuat, dan kondisi ini sangat kuat terjadi di sekitar saya :)

Quote
Itu makanya SB mengajarkan,"SADARI SAAT INI"....
Bumi itu datar atau bundar itu kerjaan siapa?Siapa yang pingin mengetahuinya?Manusia itu sendiri kan?Tidak pernah terpuaskan oleh pengetahuan2nya....Semuanya hanyalah konsep...
Saya bilang bumi datar,saya terkenal dan nama saya ada disegala buku pelajaran diskul,100thn kemudian orang lain menyanggah teori saya dengan mengatakan bumi itu bundar dan teori dia benar,dan kemudian nama saya menghilang digantikan nama dia...Bukankah begitu?Kebenaran manusia itu hanya sebatas begitu,tidak kekal,tidak mutlak....Kebenaran manusia menjadi kebenaran jika tidak ada orang yang bisa menyanggahnya dan seterusnya begitu....

karena kita di kondisi sudah mengerti yg bener bulat itu maka kita bisa tau yg ceper itu salah kekekekeke
kalo kita masi di pengetauan ttg yg bumi itu ceper ya kita akan salah trus, akibatnya ....

Quote
Ketika kita diberitahu membantai itu benar dan kita mengikutinya langsung(Berati disini bukan Saddha ajaran SB tapi kepercayaan MEMBABI BUTA,yang SB ajarkan Saddha bukan kepercayaan MEMBABIBUTA,SB SENDIRI BERKATA KITA BAHKAN HARUS KRITIS TERHADAP TIPITAKA MAUPUN BHANTE SEKALIPUN),saya sudah bilang SB mengajarkan,"Selami batin anda sendiri"
bukannya saya uda menulis berulang di sebelum2 nya, kondisi masyarakat itu tidak lah seperti yg anda kira (ga tau lagi kalo masyarakat disekitar anda uda menguasai ajaran2 dengan baik), kondisi nya itu sangat berbeda, yg sekedar tau itu porsi nya kecil (saya termasuk kali hehehehe menghibur diri neh), yg mengetaui secara LEBIH jelas itu sangat kecil, apa lagi yg bener2 ngerti ... wuiw ... dikit banget kali ......

btw .. utk menyelami itu bukannya perlu konsentrasi yg bener ? (ga usa dibahas deh ini kekekekeke)

Quote
Jangan menyalahkan guru/orang yang mengajar...Saya sangat kecewa jika ada orang lain yg menyalahkan guru/pengajar...Banyak orang jika seorang Guru mendidik muridnya dan muridnya melakukan kesalahan yang paling utama disalahkan adalah gurunya(Menurut saya pribadi ini adalah pandangan yang sangat sempit)...
"Semuanya itu kembali pada diri sendiri,bukan pada orang lain"...
Lihat betapa bijaksananya Pangeran Siddharta(Seblm dia mencapai kebijaksanaan tertinggi),dia berguru kemana2,"Apakah ketika dia tahu gurunya salah dan meninggalkan gurunya dia mencela gurunya?Jika Siddharta sendiri tidak melakukan hal tersebut,kenapa anda melakukannya?
"Seperti seekor lebah yang menyisap madu di bunga,ketika dia sudah menyisap madunya dia akan meninggalkan bunganya tanpa merusaknya."
kok kecewa ? kan anda menyelami diri anda sendiri ?
saya tidak menyalahkan guru tersebut, kalao akibat nya adalah kepada diri nya sendiri saja, yg saya salahkan akibatnya nya itu kemana2, kalo guru sma saya dulu ketauan selingkuh ... maka tindakan nya ada lah ? memecat guru tersebut , kenapa hal ini di lakukan ?
karena sekolah nya iseng aja lah .. biar seru wakakakkakaka
karena akibat nya bisa menjadi teladan buruk bagi murid, menjadi image jelek kepada wali murid, masa depan skulah, lingkungan sekulah, penjual2 di skitar skula dll (weleh2 jadi merembet macem2 kekekekeke)

kebetulan kemaren baca ebook dari DC...
Quote
Petunjuk keempat dan terakhir adalah memberlakukan hukuman yang lebih berat terhadap diri Channa
Hyang Buddha menjelaskan bahwa Channa tidak boleh diajak berbicara, diberi nasehat
ataupun diberi petunjuk, tidak peduli apapun yang dia lakukan

.
.
.

Selanjutnya Ananda melaporkan perintah kedua, yang telah diberikan
Hyang Buddha segera sebelum Beliau mangkat, yakni mengenakan
hukuman yang lebih berat terhadap bhikkhu Channa. Anggota sidang
meminta agar Ananda sendirilah yang menyampaikan keputusan itu
kepada bhikkhu Channa. Ananda keberatan melakukan hal tersebut
mengingat Channa adalah seorang yang bengis dan tidak dapat diatur.
Sidang menasehatkan Ananda untuk membawa sejumlah bhikkhu
bersama dengannya. Dengan memimpin sekelompok besar bhikkhu ia
melakukan perjalanan ke Kosambi di mana Channa tinggal, dan
memberitahukan kepadanya tentang kehendak terakhir Hyang Buddha
bahwa ia telah dinyatakan tidak ada di dalam Sangha

Hukuman semacam ini telah dijelaskan oleh Hyang Buddha kepada Kesi, si
pelatih kuda. Beliau akan menggunakan hukuman tersebut terhadap
bhikkhu yang tidak dapat diubah kelakuannya, baik melalui teguran atau
disiplin. Barangsiapa yang tidak dapat dilatih dengan cara ini, ia akan
dianggap seperti tidak ada di dalam Sangha: ia tidak akan diajak berbicara,
apapun yang dia lakukan. Ketika Channa mendengar hal ini, ia menjadi
demikian takutnya sehingga ia jatuh pingsan. Ketika ia siuman, ia merasa
amat malu karena Hyang Guru telah menjatuhkan hukuman ini terhadap
dirinya sebagai perintah terakhir Beliau yang diberikan kepada Sangha. Hal
ini memberinya daya pendorong besar untuk melakukan usahanya dengan
sungguh-sungguh sehingga dalam tempo yang singkat ia berhasil menjadi
seorang Arahat. Demikianlah hukuman ini menunjukkan sendiri sebagai
perbuatan cinta kasih terakhir Hyang Buddha demi manfaat serta

kebahagiaan bhikkhu Channa, yang berguna meskipun sesudah wafatnya
Beliau. Ketika Channa telah menjadi seorang suci, ia pergi menemui
Ananda serta memohon kepadanya agar mau mencabut kembali hukuman
tersebut. Ananda menjawab bahwa segera sesudah ia mencapai
kebebasan dari nafsu-nafsu, hukuman itu tidak lagi berlaku dalam bentuk
apapun

cuman mau promosi aja .. buku nya bagus hehehehe ayo2 di dl di dl .. di baca di baca ... :D

Quote
LMD atau apapun itu hanya pikiran anda...LDM atau apapun lah itu hanya sebuah label,so SADARI SAAT INI saja lagi.

ya saya selalu berusaha menyadari .. melalui konsentrasi yg bener, terlalu banyak saya baca konsentrasi yg "bener" merupakan salah satu dasar yg penting, tp masi belom bisa jg saya ... berlatih lagi ah :)

moon maap ... mungkin agak lama baru ke thread ini lagi ... lagi ketemu bacaan2 seru
makaci muach muach :D
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Riky_dave on 15 July 2008, 08:55:25 PM
Never mind,saya rasa kita sudah tidak selaras jadi kita akhiri saja diskusi ini...
Anda dengan jalan anda dan saya dengan jalan saya...
:)
Anda mau bilang masyarakat bilang apa,anda mau urusin atau tidak itu bukan urusan saya,itu diluar tanggung jawab saya sebagai seorang umat Buddha bahkan sebagai manusia...
So up to you ^-^

Salam,
Riky
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Mr.Jhonz on 25 September 2010, 08:49:30 AM
Up..up..up
Ajahn Chah ngerokok juga ? Masa sih ???

(http://lh5.ggpht.com/_inWt5u6dA6I/RiWmcnOppiI/AAAAAAAAADA/IlvnV4-BGXg/Lp029.jpg)

Sumber: ajahnchah.org
apakah itu benar2 ajahn chah?
Merokok bukan sebuah kemelektan?
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: hatRed on 25 September 2010, 08:58:53 AM
walau bukan kemelekatan, tapi mungkin sebuah kenikmatan tersendiri :P

bhikkhu punya selera
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: hendrako on 25 September 2010, 10:00:12 AM
Up..up..up
Ajahn Chah ngerokok juga ? Masa sih ???

(http://lh5.ggpht.com/_inWt5u6dA6I/RiWmcnOppiI/AAAAAAAAADA/IlvnV4-BGXg/Lp029.jpg)

Sumber: ajahnchah.org
apakah itu benar2 ajahn chah?
Merokok bukan sebuah kemelektan?
Merokok adalah kemelekatan atau tidak adalah relatif sebagaimana jubah yang merupakan kebutuhan utama misalnya, juga bisa jadi obyek kemelekatan.

Yang jelas tidak melanggar sila ...... (http://www.petfrd.com/forum/images/smilies/smoke.gif)
                     
                     
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: K.K. on 25 September 2010, 10:13:18 AM
Tentang merokok ini sebetulnya sangat menarik sekali.
Kalau dibilang kemelekatan, memang bisa juga kemelekatan. Sama seperti memakai jubah bhikkhu bisa juga berdasarkan kemelekatan.

Kalau dibilang menyebabkan ketagihan, memang bisa, jika dikonsumsi dalam kadar tertentu.

Kalau dibilang melemahkan kesadaran, saya belum pernah lihat orang merokok bisa "teler". Bagi yang tidak terbiasa, bisa batuk atau sakit kepala. Kalau menghirup kebanyakan, mungkin bisa pingsan karena kekurangan oksigen.

Kalau dibilang tidak bermanfaat sama sekali, tidak juga. Merokok bisa membantu menurunkan risiko Alzheimer dan Parkinson, walaupun kalau dalam jumlah banyak, bahayanya lebih banyak, tidak sebanding dengan manfaatnnya.
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: johan3000 on 25 September 2010, 10:14:40 AM
walau bukan kemelekatan, tapi mungkin sebuah kenikmatan tersendiri :P

bhikkhu punya selera

Boleh tau Acan Cahh seleranya rokok merek apa ya ? filter atau kretek atau mild ?
satu hari rata2 berapa batang ? Nah siapa yg membelikannya
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: johan3000 on 25 September 2010, 10:31:03 AM
(http://cache3.asset-cache.net/xc/85477457.jpg?v=1&c=NewsMaker&k=2&d=5047FA587DE1CADEC3A72AD03A3C410660DFF2C1B1B02E02AE571B9E7407647F)

Biksu Burma menikmatin rokok CHEROOT di Kalaw, Burma
Biara Shwe Min Bone, Shan dekat Kalaw


Monk in monastic robes smoking the native and traditional Burmese cigar, called a Cheroot at the window of his quarters, Shwe Min Bone village monastery. Shan State, near Kalaw. Burma

siapakah suppliernya ?
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Udyata-sahanubhuti on 25 September 2010, 10:56:57 AM
Up..up..up
Ajahn Chah ngerokok juga ? Masa sih ???

(http://lh5.ggpht.com/_inWt5u6dA6I/RiWmcnOppiI/AAAAAAAAADA/IlvnV4-BGXg/Lp029.jpg)

Sumber: ajahnchah.org
apakah itu benar2 ajahn chah?
Merokok bukan sebuah kemelektan?
Demikianlah yg telah kulihat: Saya tidak melihat Ajahn Chah merokok, yang saya lihat di foto hanya ada seorang Bhante memegang rokok.  :))
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: ryu on 25 September 2010, 12:04:38 PM
Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin


apakah tujuan bhikkhu merokok itu supaya yang di bold tercapai?

=)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =)) =))
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Mr.Jhonz on 25 September 2010, 01:43:22 PM
Ada yang tahu alasan YM ajahn chah merokok??
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Mokau Kaucu on 25 September 2010, 06:19:55 PM
Tentang merokok ini sebetulnya sangat menarik sekali.
Kalau dibilang kemelekatan, memang bisa juga kemelekatan. Sama seperti memakai jubah bhikkhu bisa juga berdasarkan kemelekatan.

Kalau dibilang menyebabkan ketagihan, memang bisa, jika dikonsumsi dalam kadar tertentu.

Kalau dibilang melemahkan kesadaran, saya belum pernah lihat orang merokok bisa "teler". Bagi yang tidak terbiasa, bisa batuk atau sakit kepala. Kalau menghirup kebanyakan, mungkin bisa pingsan karena kekurangan oksigen.

Kalau dibilang tidak bermanfaat sama sekali, tidak juga. Merokok bisa membantu menurunkan risiko Alzheimer dan Parkinson, walaupun kalau dalam jumlah banyak, bahayanya lebih banyak, tidak sebanding dengan manfaatnnya.


Bagaimana kalau sejak awal proses merokok, mulai dari mengambil rokok, memasukkan ke mulut, mengambil korek api, menyalakan korek api dan menghisap semuanya dilakukan dengan penuh kesadaran, eling dan waspada?   ;D

Kata salah satu pakar, kalau sdh penuh kesadaran tidak perlu mengikuti vinaya, iya kan?  :))  :))  :))
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: andry on 25 September 2010, 06:53:03 PM
Tentang merokok ini sebetulnya sangat menarik sekali.
Kalau dibilang kemelekatan, memang bisa juga kemelekatan. Sama seperti memakai jubah bhikkhu bisa juga berdasarkan kemelekatan.

Kalau dibilang menyebabkan ketagihan, memang bisa, jika dikonsumsi dalam kadar tertentu.

Kalau dibilang melemahkan kesadaran, saya belum pernah lihat orang merokok bisa "teler". Bagi yang tidak terbiasa, bisa batuk atau sakit kepala. Kalau menghirup kebanyakan, mungkin bisa pingsan karena kekurangan oksigen.

Kalau dibilang tidak bermanfaat sama sekali, tidak juga. Merokok bisa membantu menurunkan risiko Alzheimer dan Parkinson, walaupun kalau dalam jumlah banyak, bahayanya lebih banyak, tidak sebanding dengan manfaatnnya.

apakah melemahkan kesadaran, itu konotasinya teler saja?

Saya adalah perokok-lalu saya coba anapanasati dgn rokok.
gak bisa tuh... , kalaupun mau di amati frame asap/detik, maka tdk akan bisa jadi merokok.
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: morpheus on 26 September 2010, 05:20:34 AM
Would he do this often, Luang Por?

No, not often. Only two or three times each month. Oh yes in those days we smoked cigarettes. Then Ajahn Chah decided to stop it.

Were you smoking too?

Sure. We all smoked.

Ajahn Chah heard a desana given by Ajahn Pannananda that discouraged smoking. He said if one couldn't let go of a tiny defilement like smoking, how could one be liberated from the big ones? Ajahn Chah contemplated this, and decided to forbid smoking on these grounds, as well as because few other Ajahns in the district smoked. He thought the resources of the laity could be put to better use. It wasn't easy for the local villagers to get cigarettes. In those days, factory-produced cigarettes weren't available and we only had the local hand-made roll-ups. Some of the monks and novices would directly ask the laity for cigarettes without a being asked if they needed anything, and this went against the bhikkhu Vinaya. He could see problems and difficulties arising because of this.

How did you decide to quit? How did the decision come about?

A meeting was called and everyone discussed it. We trusted Luang Por's advice and wanted to do whatever he wished, so the Sangha unanimously gave it up.
http://www.amaravati.org/fsn/html/19/jun2.htm


apa ajahn chah akhirnya bener2 stop ngerokok?
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 27 September 2010, 07:37:27 AM
menurut yang beredar, ajahn chah tetap merokok kalau gak ada umat, tapi itu juga sedikit.
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: K.K. on 27 September 2010, 08:47:53 AM
Bagaimana kalau sejak awal proses merokok, mulai dari mengambil rokok, memasukkan ke mulut, mengambil korek api, menyalakan korek api dan menghisap semuanya dilakukan dengan penuh kesadaran, eling dan waspada?   ;D
Harusnya sih dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan pengetahuan bahwa orang lain bisa dirugikan karena asap rokok kita. Kecuali kalau memang benar-benar dianjurkan dokter untuk penyakit tertentu, bisa merokok dalam jumlah seadanya (bukan untuk senang-senang) di tempat yang pantas pula.


Quote
Kata salah satu pakar, kalau sdh penuh kesadaran tidak perlu mengikuti vinaya, iya kan?  :))  :))  :))
Sebetulnya saya memang menganggap kesadaran sebagai "sila" yang utama, di atas vinaya. Masalahnya, apakah orang yang telah berkesadaran benar akan melihat vinaya sebagai tidak sesuai sehingga harus diubah? Ataukah orang itu hanya berpikir dia sadar dengan benar padahal ternyata hanya mengutamakan nafsunya?
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: K.K. on 27 September 2010, 08:55:26 AM
apakah melemahkan kesadaran, itu konotasinya teler saja?
Jadi melemahkan kesadaran meliputi apa?

Quote
Saya adalah perokok-lalu saya coba anapanasati dgn rokok.
gak bisa tuh... , kalaupun mau di amati frame asap/detik, maka tdk akan bisa jadi merokok.
Kalau satipatthana, sepertinya setiap orang beda kemampuan dan kecocokan. Saya pikir melakukan dengan objek ekstrem (misalnya merokok) juga mungkin saja. Namun di jaman tidak ada yang bisa membimbing secara pasti (=Buddha), sebaiknya melakukan yang "normal-normal saja" daripada alih-alih melepas kemelekatan, malah terperosok lubang.

Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: ryu on 27 September 2010, 09:38:51 AM
namo buddhaya...

bagaimana pandangan agama buddha tentang rokok ?
apalah merokok itu dosa ? apa karma bagi seorang perokok di kehidupan yang
sebenarnya...

terima kasih tolong jawaban yang selengkap lengkap nya tentang rokok


*** Semoga semua makhluk berbahagia ***

Jawaban Bhikkhu:

Sdr. Andrew

Banyak orang yang adalah para perokok harus menerima kecaman secara  pedas
dari orang-orang sekitar/masyarakat terutama oleh keluarganya, seolah-olah
tindak merokok itu setara dengan satu kejahatan BESAR. Tak jarang mereka
memerintah secara paksa agar perokok menghentikan kebiasaannya, tanpa
berpikir bahwa pihak perokok perlu menumbuhkan kesiapan mentalnya agar
cukup kuat memutuskan untuk berhenti merokok. sebenarnya, di antara para
perokok, tidak sedikit dari mereka yang berkeinginan, dan sangat
menginginan bisa berhenti merokok. hanya, satu hal utama adalah, kalau
mereka itu masih tetap merokok, karena mereka masih mau memberikan
kemenangan bagi perasaan/nafsu mereka ketimbang pemikiran untuk berhenti
merokoknya.

Rokok adalah sejenis obat penenang ringan. (obat penenang jenis berat
adalah morphin yang mampu memabukkan, membius atau membuat orang tidak
sadar). karena sifatnya yang ringan, rokok tidak termasuk barang yang
membuat lemahnya kesadaran secara berkelanjutan dalam waktu lama, apalagi
membuat hilangnya kesadaran.

Di sisi lain, rokok bersifat mencandui, yaitu membuat pengguna ketagihan,
membuat ketergantungan padanya. Mengacu pada sila kelima dalam Pancasila
buddhis, istilah 'ketagihan' ini tidak termasuk dalam cakupan sila itu,
karena, yang tersebut di sana adalah 'barang/minuman yang memabukkan'
bukan 'barang/minuman yang membuat ketagihan'.

karena ciri yang demikian ini, rokok menurut kriteria sila dalam Agama
Buddha, sehingga riskan dikategorikan sebagai benda yang menjadi objek
pelanggaran sila kelima dalam Pancasila buddhis.

Hanya saja, dalam tubuh Ajaran, Agama Buddha tidak mengajarkan tentang
sila saja. Dalam arti lain, ada ajaran-ajaran lain dalam Agama Buddha yang
bersifat lebih halus lagi. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih tinggi
bagi diri sendiri, seseorang memang sepatutnya melaksanakan Dhamma/Ajaran
Sang Buddha yang lebih halus itu. Rokok, meskipun berkadar kecil, tetap
mengandung zat penenang, yang mana kalau tidak amat diperlukan, semestinya
seseorang memilih untuk tidak menggunakannya. Lagi pula, rokok bersifat
mencandui, membuat ketergantungan padanya. Ini sedikit banyak akan
berpengaruh dalam membina diri mendapatkan manfaat bagi diri sendiri dalam
ajaran Dhamma yang lebih halus/luhur.

Namun, dalam hal ini, Agama Buddha atau Sang Buddha tidak memaksakan
ajaran-Nya untuk dilaksanakan oleh pemeluknya. Beliau sekadar membeberkan
apa yang benar dan salah, yang baik dan yang buruk, serta yang bermanfaat
dan yang merugikan bagi orang. Orang secara hormat, yakin, sadar, dan
bijak melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan manfaat bagi dirinya
melalui Ajaran Sang Buddha itu. Dan tentunya, itu masih didasarkan pada
tingkat kekuatan atau kemampuan dan kelegaan tiap-tiap orang.

Seseorang dalam bertekad melaksanakan Pancasila, dapat membuat tekad
dengan ketat SECARA PRIBADI (artinya: tidak menerapkannya ke orang lain),
yaitu salah satunya tidak mengkonsumsi rokok, karena bagaimanapun rokok
mengandung zat penenang ringan. Dan dalam bertekad melaksanakan Dhamma, ia
dapat menghindarinya karena tindak itu termasuk pemuasan emosi, terlebih
lagi berdampak ketagihan. Satu hal yang dianggap wajar seseorang dalam
berlatih melaksanakan Dhamma, masih harus memuaskan emosi inderawinya.
Namun, objek pemuasan emosi inderawi itu amatlah banyak ... tidak harus
rokok. Karena, selain sisi negatif seperti disebutkan di atas, rokok masih
mengandung sisi negatif lain ditinjau dari segi sosial kemasyarakatan,
misalnya:
- dapat merugikan kesehatan orang lain melalui asap rokok yang dihembuskan
di dekat mereka (passive smoker); kurang etis tentunya.
- dapat merugikan kesehatan diri sendiri akibat kandungan zat dalam rokok;
kurang bijak tentunya.
- pemborosan harta sendiri karena harus keluar beaya membeli rokok,
termasuk beaya pengobatan jika harus jatuh sakit akibat rokok itu
- pemborosan harta anggota keluarga lain (orangtua, istri, suami, anak,
atau saudara) yang bukan perokok karena harus keluar beaya membeli rokok
buatnya, termasuk biaya pengobatannya jika harus jatuh sakit akibat rokok
itu; agak egois tentunya.
- dipandang kurang punya kepribadian menarik di mata beberapa kelompok
orang tertentu.
- dan ada 2 atau 3 alasan lain lagi.

Tip: ia yang berkehendak berhenti merokok, setelah siap untuk menghentikan
rokok, tegaslah dalam berkeputusan, minum air putih banyak-banyak saat
muncul keinginan merokok, buatlah kegiatan lain secara sengaja untuk
mengalihkan perhatian dari keinginan merokok, dan jauh lebih penting dari
semuanya, "setelah berhenti, jangan mencoba batang pertama".


Semoga Berbahagia.

Bhikkhu Dhammadhiro
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: ryu on 27 September 2010, 09:44:38 AM
Dalam Gotami Sutta (Anguttara Nikaya VIII. 53), Buddha menjelaskan kepada Y.A. Mahapajapati Gotami:

Bila, Gotami, engkau mengetahui hal-hal secara pasti hal-hal ini:
1. Menuju pada nafsu, bukan pada tanpa-nafsu.
2. Menuju pada kemelekatan, bukan pada tanpa-kemelekatan.
3. Menuju pada pengumpulan, bukan pada pelepasan.
4. Menuju pada memiliki banyak keinginan, bukan pada memiliki sedikit keinginan.
5. Menuju pada ketidakpuasan, bukan pada kepuasan.
6. Menuju pada suka berkumpul, bukan pada kesendirian.
7. Menuju pada kelambanan, bukan pada kebangkitan semangat.
8. Menuju pada kehidupan yang mewah, bukan pada kesederhanaan`
- tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti:
`Ini bukanlah Dhamma; ini bukanlah Vinaya; ini bukanlah Ajaran Sang Guru.`

Tetapi, Gotami, bila engkau mengetahui hal-hal secara pasti hal-hal ini:
1. Menuju pada tanpa-nafsu, bukan pada nafsu.
2. Menuju pada tanpa-kemelekatan, bukan pada kemelekatan.
3. Menuju pada pelepasan, bukan pada pengumpulan.
4. Menuju pada memiliki sedikit keinginan, bukan pada memiliki banyak keinginan.
5. Menuju pada kepuasan, bukan pada ketidakpuasan.
6. Menuju pada kesendirian, bukan pada suka berkumpul.
7. Menuju pada kebangkitan semangat, bukan pada kelambanan.
8. Menuju pada kesederhanaan, bukan pada kehidupan mewah
- tentang hal-hal ini engkau bisa merasa pasti:
`Ini adalah Dhamma; ini adalah Vinaya; ini adalah Ajaran Sang Guru.`

SatthuSasana Sutta (Anguttara Nikaya VII. 80), Sang Buddha menjelaskan kepada Y.A. Upali :

Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini tidak membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` – dari ajaran-ajaran seperti itu engkau bisa merasa yakin: Ini bukan Dhamma; ini bukan Vinaya; ini bukan Ajaran Sang Guru.`

Tetapi Upali, jika engkau mengetahui tentang hal-hal tertentu: `Hal-hal ini membawa menuju perubahan sepenuhnya, hilangnya nafsu, penghentian dan kedamaian, menuju pengetahuan langsung, pencerahan spiritual dan Nibbana` – dari hal-hal semacam itu engkau bisa merasa yakin: Inilah Dhamma; inilah Vinaya; inilah Ajaran Sang Guru.`


merokok itu termasuk kemana? ;D
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: hendrako on 27 September 2010, 11:24:04 AM
namo buddhaya...

bagaimana pandangan agama buddha tentang rokok ?
apalah merokok itu dosa ? apa karma bagi seorang perokok di kehidupan yang
sebenarnya...

terima kasih tolong jawaban yang selengkap lengkap nya tentang rokok


*** Semoga semua makhluk berbahagia ***

Jawaban Bhikkhu:

Sdr. Andrew

Banyak orang yang adalah para perokok harus menerima kecaman secara  pedas
dari orang-orang sekitar/masyarakat terutama oleh keluarganya, seolah-olah
tindak merokok itu setara dengan satu kejahatan BESAR. Tak jarang mereka
memerintah secara paksa agar perokok menghentikan kebiasaannya, tanpa
berpikir bahwa pihak perokok perlu menumbuhkan kesiapan mentalnya agar
cukup kuat memutuskan untuk berhenti merokok. sebenarnya, di antara para
perokok, tidak sedikit dari mereka yang berkeinginan, dan sangat
menginginan bisa berhenti merokok. hanya, satu hal utama adalah, kalau
mereka itu masih tetap merokok, karena mereka masih mau memberikan
kemenangan bagi perasaan/nafsu mereka ketimbang pemikiran untuk berhenti
merokoknya.

Rokok adalah sejenis obat penenang ringan. (obat penenang jenis berat
adalah morphin yang mampu memabukkan, membius atau membuat orang tidak
sadar). karena sifatnya yang ringan, rokok tidak termasuk barang yang
membuat lemahnya kesadaran secara berkelanjutan dalam waktu lama, apalagi
membuat hilangnya kesadaran.

Di sisi lain, rokok bersifat mencandui, yaitu membuat pengguna ketagihan,
membuat ketergantungan padanya. Mengacu pada sila kelima dalam Pancasila
buddhis, istilah 'ketagihan' ini tidak termasuk dalam cakupan sila itu,
karena, yang tersebut di sana adalah 'barang/minuman yang memabukkan'
bukan 'barang/minuman yang membuat ketagihan'.

karena ciri yang demikian ini, rokok menurut kriteria sila dalam Agama
Buddha, sehingga riskan dikategorikan sebagai benda yang menjadi objek
pelanggaran sila kelima dalam Pancasila buddhis.

Hanya saja, dalam tubuh Ajaran, Agama Buddha tidak mengajarkan tentang
sila saja. Dalam arti lain, ada ajaran-ajaran lain dalam Agama Buddha yang
bersifat lebih halus lagi. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih tinggi
bagi diri sendiri, seseorang memang sepatutnya melaksanakan Dhamma/Ajaran
Sang Buddha yang lebih halus itu. Rokok, meskipun berkadar kecil, tetap
mengandung zat penenang, yang mana kalau tidak amat diperlukan, semestinya
seseorang memilih untuk tidak menggunakannya. Lagi pula, rokok bersifat
mencandui, membuat ketergantungan padanya. Ini sedikit banyak akan
berpengaruh dalam membina diri mendapatkan manfaat bagi diri sendiri dalam
ajaran Dhamma yang lebih halus/luhur.

Namun, dalam hal ini, Agama Buddha atau Sang Buddha tidak memaksakan
ajaran-Nya untuk dilaksanakan oleh pemeluknya. Beliau sekadar membeberkan
apa yang benar dan salah, yang baik dan yang buruk, serta yang bermanfaat
dan yang merugikan bagi orang. Orang secara hormat, yakin, sadar, dan
bijak melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan manfaat bagi dirinya
melalui Ajaran Sang Buddha itu. Dan tentunya, itu masih didasarkan pada
tingkat kekuatan atau kemampuan dan kelegaan tiap-tiap orang.

Seseorang dalam bertekad melaksanakan Pancasila, dapat membuat tekad
dengan ketat SECARA PRIBADI (artinya: tidak menerapkannya ke orang lain),
yaitu salah satunya tidak mengkonsumsi rokok, karena bagaimanapun rokok
mengandung zat penenang ringan. Dan dalam bertekad melaksanakan Dhamma, ia
dapat menghindarinya karena tindak itu termasuk pemuasan emosi, terlebih
lagi berdampak ketagihan. Satu hal yang dianggap wajar seseorang dalam
berlatih melaksanakan Dhamma, masih harus memuaskan emosi inderawinya.
Namun, objek pemuasan emosi inderawi itu amatlah banyak ... tidak harus
rokok. Karena, selain sisi negatif seperti disebutkan di atas, rokok masih
mengandung sisi negatif lain ditinjau dari segi sosial kemasyarakatan,
misalnya:
- dapat merugikan kesehatan orang lain melalui asap rokok yang dihembuskan
di dekat mereka (passive smoker); kurang etis tentunya.
- dapat merugikan kesehatan diri sendiri akibat kandungan zat dalam rokok;
kurang bijak tentunya.
- pemborosan harta sendiri karena harus keluar beaya membeli rokok,
termasuk beaya pengobatan jika harus jatuh sakit akibat rokok itu
- pemborosan harta anggota keluarga lain (orangtua, istri, suami, anak,
atau saudara) yang bukan perokok karena harus keluar beaya membeli rokok
buatnya, termasuk biaya pengobatannya jika harus jatuh sakit akibat rokok
itu; agak egois tentunya.
- dipandang kurang punya kepribadian menarik di mata beberapa kelompok
orang tertentu.
- dan ada 2 atau 3 alasan lain lagi.

Tip: ia yang berkehendak berhenti merokok, setelah siap untuk menghentikan
rokok, tegaslah dalam berkeputusan, minum air putih banyak-banyak saat
muncul keinginan merokok, buatlah kegiatan lain secara sengaja untuk
mengalihkan perhatian dari keinginan merokok, dan jauh lebih penting dari
semuanya, "setelah berhenti, jangan mencoba batang pertama".


Semoga Berbahagia.

Bhikkhu Dhammadhiro

Kelihatannya, dari kasus Ajahn Chah dan penjelasan yang dibold biru di atas, (http://www.petfrd.com/forum/images/smilies/smoke.gif) dipermasalahkan lebih dikarenakan oleh "image" negatif dari masyarakat pada umumnya, bukan karena melanggar Vinaya.

Barang lain yang bisa menyebabkan kecanduan adalah kopi, namun karena  ~o) tidak mendapatkan "image" yang buruk layaknya (http://www.petfrd.com/forum/images/smilies/smoke.gif) maka tidak terlalu dipermasalahkan.
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Mokau Kaucu on 27 September 2010, 11:40:56 AM
Dibandingkan dengan yang kecanduan kopi, lebih banyak yang kecanduan nasi.  ;D

Di tempat kerja saya, ada peraturan , Merokok tidak dilarang, tetapi, tidak boleh mengeluarkan asap dalam ruangan.

Karena melarang merokok  adalah melanggar hak azasi manusia, sedangkan melarang mengeluarkan asap boleh, karena mencegah polusi.



Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Indra on 27 September 2010, 11:45:21 AM
Dibandingkan dengan yang kecanduan kopi, lebih banyak yang kecanduan nasi.  ;D

Di tempat kerja saya, ada peraturan , Merokok tidak dilarang, tetapi, tidak boleh mengeluarkan asap dalam ruangan.

Karena melarang merokok  adalah melanggar hak azasi manusia, sedangkan melarang mengeluarkan asap boleh, karena mencegah polusi.





pasti sekantor pada kentut berasap, karena melarang kentut juga melanggar hak azasi terlepas dari yg dikeluarkan adalah gas atau padat
Title: Re: [Vinaya] Bhikku di perbolehkan Merokok?
Post by: Mokau Kaucu on 27 September 2010, 11:54:27 AM
Dibandingkan dengan yang kecanduan kopi, lebih banyak yang kecanduan nasi.  ;D

Di tempat kerja saya, ada peraturan , Merokok tidak dilarang, tetapi, tidak boleh mengeluarkan asap dalam ruangan.

Karena melarang merokok  adalah melanggar hak azasi manusia, sedangkan melarang mengeluarkan asap boleh, karena mencegah polusi.





pasti sekantor pada kentut berasap, karena melarang kentut juga melanggar hak azasi terlepas dari yg dikeluarkan adalah gas atau padat

Yg kentutnya berasap mungkin minumnya bukan Aqua atau Teh Sosro, tapi bensin campur oli buat bemo .