teringat jaman ketika muda dulu
.
ketika bermain bola atau lagi kumpul-kumpul bareng teman, pasti selalu banyak kejadian-kejadian yang tidak terduga
.
entah kenapa semangat amatir kami begitu menggebu-gebu sehingga apapun yang kami lakukan pasti akan mengasikkan
.
misalnya kalo lagi bermain bola tidak ada pemikiran untuk berkompetisi, pikiran untuk menjadi yang terbaik atau terhebat tidak ada dalam pikiran kami, jadi kalah atau menang bukanlah hal yang utama, yang penting kami bisa bersenang-senang dalam bermain, keren-kerenan untuk mencoba berbagai gaya, seru-seruan dalam beradu taktik dan saling membantu kalo ada yang mencoba sesuatu yang baru
.
hm.. sungguh sangat bahagia rasanya
.
begitu juga ketika berkumpul bersama, pasti ada aja ide-ide untuk melakukan petualangan-petualangan baru
, dari yang aneh, yang usil sampai yang keren-keren bahkan sampai yang terbilang menjijikkan
. pokoknya semua dilakukan secara amatir bukan untuk suatu kepentingan
.
tapi seiring berjalannya waktu, kami yang dulunya cuma anak-anak berandalan, mulai memasuki dunia kerja, kami mulai menjadi profesional di bidang masing-masing
. dan di sana kompetisi mulai terasa, mulai dari saingan bisnis sampai kompetisi rekan sejawat
.
perbedaan sifat yang 180 derajat ini bagi beberapa di antara kami terbilang cukup mengagetkan
. tapi karena ini suatu kebutuhan maka mau tidak mau harus beradaptasi
. hingga tanpa disadari, dengan perlahan tapi pasti adaptasi itu telah mengubah karakter kami
.
perubahan karakter untuk menyesuaikan lingkungan sosial... di satu sisi memang keharusan tapi di sisi lain akan lebih menyeret pada berbagai kesenjangan, termasuk kesenjangan sosial
. bahkan bisa membohongi batin sendiri dengan ukuran batin yang dahulu yang masih amatiran, batin yang bebas tanpa ikatan menjadi batin yang penuh dengan batasan.... tapi dianggap sebagai jenis kebahagiaan yang baru
.
begitulah yang terjadi di masyarakat, masyarakat berpikir untuk menjadi bahagia harus dengan adaptasi
. tapi nyatanya bukan kebahagiaan yang ada, cuma keadaan takluk pada perubahan dan selalu mengejar perubahan itu untuk mendapatkan kebahagiaan
. kebahagian yang tidak pernah memuaskan, karena takluk pada perubahan, kebahagiaan yang disokong oleh berbagai faktor, yang faktor-faktor penunjangnya itu juga selalu berubah
.
kembali ke amatir dan profesional
. itulah perubahan yang terjadi, dari kebahagiaan yang tidak terikat menjadi kebahagiaan yang penuh dengan ikatan
.
mengharapkan keadaan bisa seperti dulu?
tentu saja tidak mungkin, karena semuanya tergantung dari berbagai hal,misalkan saja teman-teman yang mungkin sudah menikah, atau yang sudah pindah ke lain kota, bahkan sampai keadaan kondisi tubuh ini sendiri yang tidak lagi seperti dulu
.
mengharapkan suatu saat bisa merasakan kebebasan kembali?
untuk bisa memutuskan ikatan yang sudah terbentuk seumur hidup rasanya juga tidak mungkin, kecuali kalo mau menghentikan pencarian kebahagiaan inderawi, maka ikatan-ikatan itu masih bisa diputuskan
.
dan rasanya memang sebaiknya hal itulah yang saat ini dilakukan, mencoba untuk memutuskan ikatan-ikatan kebahagiaan inderawi sebagai bekal kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang
.