//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?  (Read 30756 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #45 on: 04 January 2012, 10:57:17 AM »
ya. mohon "hal tersebut" dimaafkan. silahkan diskusi dilanjutkan!
ok :backtotopic: now
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Yani Puk

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.208
  • Reputasi: 37
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #46 on: 04 January 2012, 10:57:22 AM »
[at] KA , sebaiknya catatan pribadi anda di buat di jurnal pribadi saja, anda di thread mana saja tidak nyambung dengan diskusi.

Tadi udah saya rujuk ke thread pengalaman pribadi. Terus klo thread untuk belajar mengetahui paragraf mana?! saya lama2 jg bingung.. apa hubungannya sama sariputta sesuai post an pertama om Ryu ??? 8) :-? ::)

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #47 on: 04 January 2012, 11:21:10 AM »
sepertinya maksud TS, Sutta ini sebagai referensi kepada umat awam/pemirsa DC mengenai pengakuan ym choa guru para arahat dan penasihat kang asep.
kemampuan Abhinna YA Sariputta masih terbatas
apalagi ngakunya ym choa guru para Arahat. ^-^

semoga tebakan saya maksud TS salah ! :)

IMO, ym choa cuma mahasatwa, jauh ...............  :))

type intellektual (cara berpikir) DC

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #48 on: 04 January 2012, 11:55:14 AM »
buda di sini bertanya karena sariputa memberikan auman singa ketegasan, buda bertanya apakah sariputa punya kemampuan itu?

apakah mungkin seseorang bisa memiliki pengetahuan atas pikiran para Buddha masa lampau, masa depan, atau masa sekarang, misalnya dengan meditasi?

ketika seseorang misalnya melihat kelahiran terdahulu, terus kebelakang, terus sampai ke jaman buda, apakah dia melihat kejadian pada masa itu, melihat pikiran arahat, atau bisa berinteraksi pada jaman itu?

Apa yang dimaksud sebagai 'auman singa' adalah pujian yang berani. Karena itu Sang Buddha, yang bersikap objektif, menanggapi pujian dari Sariputta dengan balik bertanya, dalam bagian yang bro ryu kutip, yang sebenarnya kurang lebih mempertanyakan atas dasar apakah Sariputta mengeluarkan pernyataannya. Apakah Sariputta dapat melihat langsung dan menengok isi batin Para Buddha di masa depan, masa kini, dan masa lalu? Singkatnya, apakah isi pujian Sariputta terhadap Sang Buddha itu berdasarkan pengamatan langsung ataukah berdasarkan suatu alasan lain. Dan,  Sariputta menjawab bahwa beliau tidak mampu melihat ke dalam batin Para Buddha di masa depan, kini, maupun lampau.  Oleh karena itu Sang Buddha menyebutnya sebagai
Quote
"suara seekor banteng dan mengaumkan auman singa".
Bagaimana mungkin seekor banteng yang bersuara dapat mengeluarkan auman singa?
Spoiler: ShowHide
sepertinya pada bagian ini ada pembedaan antara tingkatan Arahant ("Banteng") dengan Sammasambuddha ("Singa"), ini cuma asumsi loh :)


Pada bagian selanjutnya, Sariputta baru menjelaskan landasan dari pujiannya kepada Sang Buddha. Bahwa, meskipun beliau tidak dapat melihat isi batin dari semua Buddha dan membanding-bandingkannya antara yang satu dengan yang lain, namun ia dapat:
Quote
"‘[...] mengetahui arus Dhamma."
Apa yang dimaksud sebagai Arus Dhamma adalah bahwa:
Quote
" [...] Semua Buddha Arahant masa lampau mencapai Penerangan Sempurna dengan cara meninggalkan lima rintangan, kekotoran batin yang melemahkan pemahaman, setelah dengan kokoh menegakkan empat landasan kesadaran dalam batin mereka, dan menembus tujuh faktor penerangan sempurna sebagaimana adanya. Semua Buddha masa depan akan melakukan hal yang sama, dan Bhagavā, yang sekarang adalah Arahant, Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna, juga telah melakukan hal sama."
Pada bagian ini, Sariputta menegaskan bahwa dengan meyakini bahwa Jalan Praktik dan Pencapaian (yaitu Arus Dhamma) menuju Penerangan Sempurna adalah praktik yang dilakukan oleh Semua Buddha, maka ia meyakini bahwa Sang Buddha, yaitu Buddha Gotama, yang ada di hadapannya telah menjalani praktik yang sama pula. Dalam menanamkan keyakinannya kepada Sang Buddha, yaitu 'Buddha masa kini,' Sariputta tidak menjadikan aspek individu perseorangan Sang Buddha sebagai landasannya, namun berpegang pada 'Arus Dhamma' yang sifatnya impersonal, yaitu praktik dan pencapaian yang setara atau sama bagi semua Buddha.

Landasan ini yang digambarkan oleh Sariputta sebagai 'pengetahuan' akan 'Arus Dhamma', yang membentuk keyakinan kepada Tri Ratana yang diumpamakan seperti sebuah benteng kokoh satu pintu yang dijaga oleh pengawal yang bijak dan mengawasinya dari orang asing yang hendak menerobos.  'Satu pintu'  itu adalah 'satu yang terutama', yaitu
Quote
"keyakinan tenang (Sampasādanīya) di dalam Sang Guru, bahwa Sang Bhagavā adalah Buddha yang mencapai Penerangan Sempurna, bahwa Dhamma telah dibabarkan dengan sempurna, dan bahwa Sangha telah terlatih sempurna.’"

Ini sekilas pembacaan saya mengenai sutta ini. 
Spoiler: ShowHide
Agak ngelantur  dan terlalu panjang lebar :P


Kalau saya melihatnya sih bagian yang dikutip sama TS lebih tepatnya mengenai bahwa tidak ada seorangpun dapat melihat ke dalam batin 'Buddha Arahant', yaitu 'Sammasambuddha', bukan sekadar Arahant. Oleh karena itu, dalam salah satu bagian sutta ini terdapat penjabaran demikian:

Quote
Dan jika kemudian aku ditanya: “Yang Mulia Sāriputta, mengapa engkau mengakui yang tertinggi ini pada seseorang dan bukan pada orang lainnya?” Aku akan mengatakan: “Aku telah mendengar dari mulut Sang Bhagavā sendiri: ‘Telah ada di masa lampau, akan ada di masa depan, para Buddha Arahant yang sama dalam hal penerangan dengan diri-Ku.’ Aku juga telah mendengar dari mulut Sang Bhagavā sendiri bahwa tidak mungkin, dalam satu alam semesta yang sama, ada dua Buddha Arahant tertinggi, muncul bersamaan

Dalam hal ini, untuk menguatkan argumennya bahwa 'tidak seorang pun dapat melihat ke dalam batin Para Arahant', menurut saya, sebaiknya TS tidak  hanya menggunakan sutta ini, karena tampaknya sutta ini secara eksklusif hanya merujuk pada 'Buddha Arahant', yaitu Sammasambuddha. Untuk melengkapi argumennya, TS perlu menyertakan juga kutipan dari sutta lain yang menunjukkan bahwa: 1.  memang benar secara eksplisit bahwa tidak ada seorangpun dapat melihat ke dalam batin Para Arahant (yang bukan Sammasambuddha; 2) Tidak ada perbedaan antara batin Sammasambuddha dan Arahant, yang dalam hal ini juga berarti bahwa sesama Arahant tidak dapat melihat isi batin Arahant lainnya.

Ini pendapat saya. Sifatnya hanya memberikan saran, bukan menyanggah :)


 
« Last Edit: 04 January 2012, 12:08:15 PM by sobat-dharma »
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #49 on: 04 January 2012, 02:11:50 PM »
Sedikit kontra dengan apa yang ada disini,
" Bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan? "
Jawab: Bisa.

Seperti bagaimana kassapa melihat sumedha (future).
Seperti bagaimana gautama melihat pencapaian muridnya yang mencapai nibbana (arahat) (present)
dan seperti bagaimana gautama menjelaskan buddha-buddha yang lampau (past)

Apakah sariputta bisa ?
Sesuai dengan sutta diatas... tidak bisa.

Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan sammasambuddha bisa,
Terkecuali ada sutta yang menjelaskan bahwa siddartha gautama mengatakan dirinya tidak bisa seperti sutta diatas.
« Last Edit: 04 January 2012, 02:16:45 PM by Kemenyan »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #50 on: 04 January 2012, 03:09:14 PM »
Apa yang dimaksud sebagai 'auman singa' adalah pujian yang berani. Karena itu Sang Buddha, yang bersikap objektif, menanggapi pujian dari Sariputta dengan balik bertanya, dalam bagian yang bro ryu kutip, yang sebenarnya kurang lebih mempertanyakan atas dasar apakah Sariputta mengeluarkan pernyataannya. Apakah Sariputta dapat melihat langsung dan menengok isi batin Para Buddha di masa depan, masa kini, dan masa lalu? Singkatnya, apakah isi pujian Sariputta terhadap Sang Buddha itu berdasarkan pengamatan langsung ataukah berdasarkan suatu alasan lain. Dan,  Sariputta menjawab bahwa beliau tidak mampu melihat ke dalam batin Para Buddha di masa depan, kini, maupun lampau.  Oleh karena itu Sang Buddha menyebutnya sebagai  Bagaimana mungkin seekor banteng yang bersuara dapat mengeluarkan auman singa?
Spoiler: ShowHide
sepertinya pada bagian ini ada pembedaan antara tingkatan Arahant ("Banteng") dengan Sammasambuddha ("Singa"), ini cuma asumsi loh :)

memang buda secara objektif menanyakan apakah sudah melihat pikiran arahat dulu, sekarang dan masa depan, tapi ada kemungkinan seseorang bisa melihat pikiran arahat dulu, sekarang dan masa depan tidak misalnya dengan meditasi?

Quote
Pada bagian selanjutnya, Sariputta baru menjelaskan landasan dari pujiannya kepada Sang Buddha. Bahwa, meskipun beliau tidak dapat melihat isi batin dari semua Buddha dan membanding-bandingkannya antara yang satu dengan yang lain, namun ia dapat: Apa yang dimaksud sebagai Arus Dhamma adalah bahwa: Pada bagian ini, Sariputta menegaskan bahwa dengan meyakini bahwa Jalan Praktik dan Pencapaian (yaitu Arus Dhamma) menuju Penerangan Sempurna adalah praktik yang dilakukan oleh Semua Buddha, maka ia meyakini bahwa Sang Buddha, yaitu Buddha Gotama, yang ada di hadapannya telah menjalani praktik yang sama pula. Dalam menanamkan keyakinannya kepada Sang Buddha, yaitu 'Buddha masa kini,' Sariputta tidak menjadikan aspek individu perseorangan Sang Buddha sebagai landasannya, namun berpegang pada 'Arus Dhamma' yang sifatnya impersonal, yaitu praktik dan pencapaian yang setara atau sama bagi semua Buddha.

Landasan ini yang digambarkan oleh Sariputta sebagai 'pengetahuan' akan 'Arus Dhamma', yang membentuk keyakinan kepada Tri Ratana yang diumpamakan seperti sebuah benteng kokoh satu pintu yang dijaga oleh pengawal yang bijak dan mengawasinya dari orang asing yang hendak menerobos.  'Satu pintu'  itu adalah 'satu yang terutama', yaitu
Ini sekilas pembacaan saya mengenai sutta ini. 
Spoiler: ShowHide
Agak ngelantur  dan terlalu panjang lebar :P


Kalau saya melihatnya sih bagian yang dikutip sama TS lebih tepatnya mengenai bahwa tidak ada seorangpun dapat melihat ke dalam batin 'Buddha Arahant', yaitu 'Sammasambuddha', bukan sekadar Arahant. Oleh karena itu, dalam salah satu bagian sutta ini terdapat penjabaran demikian:

Dalam hal ini, untuk menguatkan argumennya bahwa 'tidak seorang pun dapat melihat ke dalam batin Para Arahant', menurut saya, sebaiknya TS tidak  hanya menggunakan sutta ini, karena tampaknya sutta ini secara eksklusif hanya merujuk pada 'Buddha Arahant', yaitu Sammasambuddha. Untuk melengkapi argumennya, TS perlu menyertakan juga kutipan dari sutta lain yang menunjukkan bahwa: 1.  memang benar secara eksplisit bahwa tidak ada seorangpun dapat melihat ke dalam batin Para Arahant (yang bukan Sammasambuddha; 2) Tidak ada perbedaan antara batin Sammasambuddha dan Arahant, yang dalam hal ini juga berarti bahwa sesama Arahant tidak dapat melihat isi batin Arahant lainnya.

Ini pendapat saya. Sifatnya hanya memberikan saran, bukan menyanggah :)

 
kalau untuk membaca pikiran mahluk lain sepertinya banyak, sesuai dalam sutta ini :
http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_6.5:_A%C3%B1%C3%B1atarabrahma_Sutta
Kemudian Yang Mulia Mahāmoggāllāna berkata kepada anggota kelompok Brahmā itu dalam syair:
“Banyak siswa Sang Buddha
Yang telah mencapai kesucian Arahat dengan noda-noda dihancurkan,
Pembawa tiga pengetahuan dengan kekuatan batin,
Terampil dalam membaca pikiran makhluk-makhluk lain.”[4]
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #51 on: 04 January 2012, 03:35:01 PM »
Sedikit kontra dengan apa yang ada disini,
" Bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan? "
Jawab: Bisa.

Seperti bagaimana kassapa melihat sumedha (future).
Seperti bagaimana gautama melihat pencapaian muridnya yang mencapai nibbana (arahat) (present)
dan seperti bagaimana gautama menjelaskan buddha-buddha yang lampau (past)

Apakah sariputta bisa ?
Sesuai dengan sutta diatas... tidak bisa.

Akan tetapi tidak tertutup kemungkinan sammasambuddha bisa,
Terkecuali ada sutta yang menjelaskan bahwa siddartha gautama mengatakan dirinya tidak bisa seperti sutta diatas.
kalau melihat perkataan sariputa :
19. ‘Bagaimanapun juga, Bhagavā, adalah mungkin bagi seseorang yang memiliki keyakinan untuk mencapai dengan mengerahkan upaya dan terus-menerus, dengan usaha manusia, daya-upaya manusia dan ketabahan manusia,[37] apa yang dicapai oleh Sang Bhagavā. Karena Bhagavā telah meninggalkan kenikmatan indria yang rendah, kasar, ditujukan bagi kaum duniawi, bukan bagi Para Mulia, dan tidak bermanfaat, juga meninggalkan penyiksaan-diri, yang menyakitkan, tidak mulia, dan tidak bermanfaat.[38] Bhagavā mampu, di sini dan saat ini,[39] menikmati berdiam dalam empat jhāna yang melampaui kebahagiaan.[40]’

apa yang di capai buda (digambarkan sebagai manusia juga), bisa dicapai juga oleh manusia.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #52 on: 04 January 2012, 04:05:10 PM »
type intellektual (cara berpikir) DC

salah tuh !, DC tidak bisa berpikir  :P
master djoe bisa berpikir   ;D
« Last Edit: 04 January 2012, 04:10:14 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #53 on: 04 January 2012, 04:15:41 PM »
salah tuh !, DC tidak bisa berpikir  :P
master djoe bisa berpikir   ;D

sepertinya anda tidak memahami kata intelektual

intelektual
1.(inteléktual) orang (kaum, golongan) terpelajar, cerdik pandai, cendekiawan
Ayat: membentuk kesedaran dan menarik bakal-bakal intelektual yang sedang belajar; kalau kita mengkaji intelektual barat, kita dapati kebudayaan dan pengetahuan bahasa Arab tersebar luas ke Eropah oleh pendeta-pendeta yang melarikan diri;
2.mempunyai kemampuan yang tinggi untuk berfikir (menggunakan akal budi)

Offline Yani Puk

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.208
  • Reputasi: 37
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #54 on: 04 January 2012, 04:30:16 PM »
sepertinya anda tidak memahami kata intelektual

intelektual
1.(inteléktual) orang (kaum, golongan) terpelajar, cerdik pandai, cendekiawan
Ayat: membentuk kesedaran dan menarik bakal-bakal intelektual yang sedang belajar; kalau kita mengkaji intelektual barat, kita dapati kebudayaan dan pengetahuan bahasa Arab tersebar luas ke Eropah oleh pendeta-pendeta yang melarikan diri;
2.mempunyai kemampuan yang tinggi untuk berfikir (menggunakan akal budi)

udah mirip KA aja loe Djoe...  Guru bahasa indonesia ya? ^-^ :whistle: :-?
Djoe jgn2 loe udah tuwir x ya.. kebanyakan mikir sesuai postingannya :))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #55 on: 04 January 2012, 04:30:42 PM »
sepertinya anda tidak memahami kata intelektual

intelektual
1.(inteléktual) orang (kaum, golongan) terpelajar, cerdik pandai, cendekiawan
Ayat: membentuk kesedaran dan menarik bakal-bakal intelektual yang sedang belajar; kalau kita mengkaji intelektual barat, kita dapati kebudayaan dan pengetahuan bahasa Arab tersebar luas ke Eropah oleh pendeta-pendeta yang melarikan diri;
2.mempunyai kemampuan yang tinggi untuk berfikir (menggunakan akal budi)

pakai ilmu belut atau intelektual nya ketinggian atau tidak pakai otak !
coba simak kata2 dibawah ini
type intelektual (cara berpikir) DC

tambahan
DC tidak punya intelektual, DC sebuah nama
master djoe yang intelektualnya 'ketinggian kali' jadinya tingting, DC dianggap punya otak  ^-^
makanya harus sering pakai otak, jangan bergumul di kotoran aja  :))

 :backtotopic:
« Last Edit: 04 January 2012, 04:37:14 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Yani Puk

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.208
  • Reputasi: 37
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #56 on: 04 January 2012, 04:39:08 PM »
kalau melihat perkataan sariputa :
19. ‘Bagaimanapun juga, Bhagavā, adalah mungkin bagi seseorang yang memiliki keyakinan untuk mencapai dengan mengerahkan upaya dan terus-menerus, dengan usaha manusia, daya-upaya manusia dan ketabahan manusia,[37] apa yang dicapai oleh Sang Bhagavā. Karena Bhagavā telah meninggalkan kenikmatan indria yang rendah, kasar, ditujukan bagi kaum duniawi, bukan bagi Para Mulia, dan tidak bermanfaat, juga meninggalkan penyiksaan-diri, yang menyakitkan, tidak mulia, dan tidak bermanfaat.[38] Bhagavā mampu, di sini dan saat ini,[39] menikmati berdiam dalam empat jhāna yang melampaui kebahagiaan.[40]’

apa yang di capai buda (digambarkan sebagai manusia juga), bisa dicapai juga oleh manusia.
Memang bisa dicapai manusia tapi dengan kondisi sekarang dimana berbagai kejahatan, penipuan, dusta dan kebohongan menjadi hal biasa di muka bumi.

Masih ada kah kebahagian diantara kejahatan, dusta, tipu muslihat tersebut?
Gmn sudut pandang menurut sutta dan perkataan sariputta tersebut??

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #57 on: 04 January 2012, 04:39:56 PM »
pakai ilmu belut atau intelektual nya ketinggian atau tidak pakai otak !
coba simak kata2 dibawah ini
tambahan
DC tidak punya intelektual, DC sebuah nama
master djoe yang intelektualnya 'ketinggian kali' jadinya tingting, DC dianggap punya otak  ^-^
makanya harus sering pakai otak, jangan bergumul di kotoran aja  :))

 :backtotopic:

inilah anda
anda sendiri yang mengungkapkan diri anda sendiri dengan bahasa dan ggaya anda sendiri

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #58 on: 04 January 2012, 04:52:47 PM »
di Channovāda Sutta

Nasihat kepada Channa

Spoiler: ShowHide
1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang menetap di Rājagaha di Hutan Bambu, Taman Suaka Tupai.

2. Pada saat itu Yang Mulia Sāriputta, Yang Mulia Mahā Cunda, Yang Mulia Channa sedang menetap di Gunung Puncak Nasar.

3. Pada saat itu Yang Mulia Channa jatuh sakit, menderita, dan sakit parah. Kemudian, pada malam harinya, Yang Mulia Sāriputta bangkit dari duduknya, mendatangi Yang Mulia Mahā Cunda, dan berkata kepadanya: “Teman Cunda, marilah kita mendatangi Yang Mulia Channa dan menanyakan tentang penyakitnya.” – “Baik, Teman,” Yang Mulia Mahā Cunda menjawab.

4. Kemudian Yang Mulia Sāriputta dan Yang Mulia Mahā Cunda mendatangi Yang Mulia Channa dan saling bertukar sapa dengannya. Ketika [264] ramah tamah ini berakhir, mereka duduk di satu sisi dan Yang Mulia Sāriputta berkata kepada Yang Mulia Channa:
“Aku harap engkau lebih baik, Teman Channa, aku harap engkau cukup nyaman. Aku harap perasaan sakitmu mereda dan tidak bertambah, dan bahwa meredanya, bukan bertambahnya, menjadi nyata.”

5. “Teman Sāriputta, aku tidak lebih baik, aku tidak nyaman. Perasaan sakitku bertambah, bukan mereda; … (seperti Sutta 143, §4) … bertambahnya dan bukan meredanya menjadi nyata. Aku akan menggunakan pisau,  Teman Sāriputta; aku tidak memiliki keinginan untuk hidup.

6. “Mohon Yang Mulia Channa tidak menggunakan pisau. Mohon Yang Mulia Channa tetap hidup. Kami ingin Yang Mulia Channa tetap hidup. Jika ia tidak memiliki  makanan yang sesuai, maka aku akan pergi mencarikan makanan yang sesuai untuknya. Jika ia tidak memiliki obat yang sesuai, aku akan pergi mencarikan obat yang sesuai untuknya. Jika ia tidak memiliki pelayan yang baik, aku akan melayaninya. Mohon Yang Mulia Channa tidak menggunakan pisau. Mohon Yang Mulia Channa tetap hidup.

7. “Teman Sāriputta, bukan karena aku tidak memiliki makanan yang sesuai; aku memiliki makanan yang sesuai. Bukan karena aku tidak memiliki obat-obatan yang sesuai; aku memiliki obat-obatan yang sesuai. Bukan karena aku tidak memiliki pelayan yang baik; aku memiliki pelayan yang baik. Terlebih lagi, Teman, sejak lama Sang Guru telah dilayani olehku dengan cara yang baik, bukan dengan cara yang tidak baik; karena adalah selayaknya seorang siswa melayani Sang Guru dengan cara yang baik, bukan dengan cara yang tidak baik. Ingatlah ini, Teman Sàriputta: Bhikkhu Channa akan menggunakan pisau dengan tanpa noda.”

“Kami akan bertanya kepada Yang Mulia Channa mengenai hal tertentu, jika ia sudi menjawab pertanyaan kami.”

“Tanyalah, Teman Sāriputta. Ketika mendengarnya aku akan mengetahui.”

“Teman Channa, apakah engkau menganggap mata, kesadaran-mata, dan bentuk-bentuk yang dikenali [oleh pikiran] melalui kesadaran-mata sebagai: ‘Ini milikku, ini aku, [265] ini diriku’? Apakah engkau menganggap telinga … hidung … lidah … badan … pikiran, kesadaran-pikiran, dan hal-hal yang dikenali [oleh pikiran] melalui kesadaran-pikiran sebagai: ‘Ini milikku, ini aku, ini diriku’?”

“Teman Sāriputta, aku menganggap mata, kesadara-mata, bentuk-bentuk yang dikenali [oleh pikiran] melalui kesadaran-mata sebagai: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’ Aku menganggap telinga … hidung … lidah … badan … pikiran, kesadaran-pikiran, dan hal-hal yang dikenali [oleh pikiran] melalui kesadaran-pikiran sebagai: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku’”
 
10. “Teman Channa, apakah yang telah engkau lihat dan ketahui secara langsung dalam mata, dalam kesadaran-mata, dan dalam bentuk-bentuk yang dikenali [oleh pikiran] melalui kesadaran-mata, yang engkau anggap sebagai: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’? apakah yang telah engkau lihat dan ketahui secara langsung dalam telinga … dalam hidung … dalam lidah … dalam badan … dalam pikiran, dalam kesadaran-pikiran, dan dalam hal-hal yang dikenali [oleh pikiran] melalui kesadaran-pikiran, yang engkau anggap sebagai: Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’?”

“Teman Sāriputta, melalui melihat dan mengetahui secara langsung lenyapnya di dalam mata, di dalam kesadaran-mata, dan di dalam bentuk-bentuk yang dikenali [oleh pikiran] melalui kesadaran-mata, maka aku menganggapnya sebagai: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’? karena aku telah melihat dan mengetahui secara langsung lenyapnya di dalam telinga … di dalam hidung … di dalam lidah … di dalam badan … di dalam pikiran, di dalam kesadaran-pikiran, dan di dalam hal-hal yang dikenali [oleh pikiran] melalui kesadaran-pikiran, [266] maka aku menganggapnya sebagai: ‘Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku.’”

11. Ketika hal ini dikatakan, Yang Mulia Mahā Cunda berkata kepada Yang Mulia Channa:  “Oleh karena itu, Teman Channa, ajaran Sang Bhagavà ini harus terus-menerus diperhatikan: ‘Ada keraguan bagi seseorang yang tergantung, tidak ada keraguan bagi seseorang yang tidak tergantung. Ketika tidak ada keraguan, maka ada ketenangan; ketika ada ketenangan, maka tidak ada anggapan; ketika tidak ada anggapan, maka tidak ada datang dan pergi; ketika tidak ada datang dan pergi, maka tidak ada meninggal dunia dan terlahir kembali; ketika tidak ada meninggal dunia dan terlahir kembali, maka tidak ada di sini juga tidak ada di sana juga tidak ada di antara keduanya. Inilah akhir penderitaan.’”

12. Kemudian, ketika Yang Mulia Sāriputta dan Yang Mulia Mahā Cunda telah memberikan nasihat kepada Yang Mulia Channa, mereka bangkit dari duduk dan pergi. Kemudian, tidak lama setelah mereka pergi, Yang Mulia Channa menggunakan pisau.

13. Kemudian Yang Mulia Sāriputta mendekati Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau: “Yang Mulia, Yang Mulia Channa telah menggunakan pisau. Ke manakah alam tujuannya, di manakah ia dilahirkan kembali?”

“Sāriputta, bukankah Bhikkhu Channa menyatakan ketanpa-nodaannya kepadamu?”

“Yang Mulia, ada desa Vajji bernama Pubbavijjhana. Di sana Yang Mulia Channa memiliki keluarga yang bersahabat, keluarga yang akrab, keluarga yang dapat didekati [sebagai penyokongnya].” 

“Yang Mulia Channa memang memiliki keluarga yang bersahabat, keluarga yang akrab, keluarga yang dapat didekati [sebagai penyokongnya]; tetapi Aku tidak mengatakan sehubungan dengan hal ini bahwa ia menjadi tercela. Sāriputta, ketika seseorang melepaskan tubuh ini dan mengambil tubuh lainnya, maka Aku katakan bahwa ia tercela. Ini tidak terjadi dalam kasus Bhikkhu Channa. Bhikkhu Channa menggunakan pisau dengan tanpa noda. Demikianlah, Sāriputta, engkau harus mengingatnya.”

Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Yang Mulia Sāriputta merasa puas dan gembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā.


entah YM sariputa dan YM cunda sudah mencapai arahat atau belum tapi mereka belum bisa mengetahui pikiran, pencapaian YM chana.

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: meditasi bisa melihat pikiran arahat masa lalu, sekarang, masa depan?
« Reply #59 on: 04 January 2012, 04:58:30 PM »
inilah anda
anda sendiri yang mengungkapkan diri anda sendiri dengan bahasa dan ggaya anda sendiri

sayang sekali sesudah lama tidak muncul, ternyata 'ilmu kotoran' anda masih belum berubah.
karena ketidakmampuan utk membedakan nama benda dan manusia
sekarang pakai ilmu belut utk bahas gaya orang lain.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

 

anything