Lalu jika kita ingin kelahiran mendatang minimal di alam manusia lagi.. apa yang harus kita jaga dan lakukan? Mengingat kesempatan terlahir sebagai manusia begitu langka..
Dalam kitab suci agama Buddha, banyak penjelasan mengenai cara untuk terlahir sebagai manusia lagi. Satu contoh, dalam Akhankheyyasutta dari Majjhimanikāya, dikatakan bahwa jika seseorang mempraktikkan sīla dengan baik dan berharap supaya terlahir di alam manusia lagi, keinginan tersebut akan terkabul. Intinya, perbuatan baiklah yang membawa seseorang terlahir di alam bahagia termasuk manusia. Namun, saya lebih setuju dengan pandangan saudara Ronald. Daripada memikirkan supaya terlahir di alam manusia di alam mendatang, lebih baik gunakan kesempatan emas ini sebagai manusia untuk mempraktikkan Dhamma supaya bebas dari tumimbal lahir dan paling tidak mencapai sotapanna. Jika sudah mencapai sotapann, di kehidupan2 mendatangpun sudah dipastikan akan terlahir di alam2 bahagia sebelum mencapai kesucian arahat.
Be happy.
Apakah praktek sila (khususnya 5 sila) harus sempurna ? Baru bisa terlahir (minimal) sebagai manusia kembali ?
Atau seperti raport sekolah, contoh :
sila ke - 1 = 75%
sila ke - 2 = 70%
sila ke - 3 = 60%
sila ke - 4 = 55%
sila ke - 5 = 65%
Rata2 = 325 di bagi 5 = 65% (kesimpulan : lulus)
Seperti itukah ?
Pertanyaannya adalah apakah kita benar2 mampu mengukur praktik sila kita seperti di atas? Kalaupun seumpamanya bisa, apakah kita tahu proses kamma dan akibatnya yang dihasilkan praktik sila kita? Sebenarnya kita tidak tahu menahu mengenai proses kamma. Dikatakn bahwa kamma adalah acinteyya (tidak bisa dipikirkan). Sebenarnya, apa yang saya kutip di atas saya ambil word by word dari apa yng dinyatakan oleh Sang BUddha bahwa ketika kita mempraktikkan sila dengan baik, kalau kita berharap terlahir di alam manusia, maka harapannya akan terkabul. Selebihnya, kita tidak tahu ukuran definit mengenai kesempurnaan sila yang baik.
Selain itu, kammaniyama (hukum kamma) juga bukan satu2nya yang menentukan kehidupan kita. Kondisi pikiran (cittaniyama) juga menentukan di mana seseorang akan terlahir di kehidupan mendatang. Oleh karena itu, dalam Mahakammavibhangasutta, Sang Buddha menjelaskan bahwa ada beberapa orang yang suka melanggar 5 sila, ternyata terlahir di alam bahagia di kehidupan mendatang, sementara ada beberapa yg mempraktikkan 5 sila dengan baik ternyata terlahir di alam menderita. Sang Buddha menjelaskan bahwa ini disebabkan karena kecenderungan pikiran pada saat menjelang meninggal. Jadi dengan ukuran sila di atas, kelahiran mendatang tidak bisa dipastikan karena ternyata masih ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelahiran mendatang.
Be happy.
yang tulisan bold, Setuju !
tapi lahir di alam Bahagia, ber usia pendek.
mungkin lahir di alam dewa hanya beberapa hari saja, kemudian meninggal lagi, dan lahir di alam menderita waktu lama.
yang tulisan biru, Setuju !
lahir di alam menderita, ber usia pendek, sebentar kemudian lahir lagi ke alam bahagia
karena banyak mempraktekan sila dengan baik