[at] Choa,
ini titipan dari Bang Kainyn_Kutho:
"dari mana sumber yang menyatakan kelahiran kembali terakhir dari Bodhisatta bukan karena bhava-tanha? Dari penjelasan atau tebak-tebakan sendiri?"
katakan padanya
apa yang menjadi misi dia berforum terutama di forum buddhis
menambah wawasan dharma
atau membuat kamma buruk
seorang praktisi dharma adalah seorang jujur dan menghindari musavada
jika anda 'tidak tahu" dan belum merealisasikan dhamma itu,
sebijak-bijaknya bertanya
jika anda mengangap diri sudah 'pintar' dan menguasai dharma sepenuhnya
dan mengangap orang lain masih 'rendah" pemahaman dhammanya
sebijak-bijaknya umat yang terpelajar itu "diam" atau menasehati
sebijak-bijaknya praktisi dhamma, yang belum merealisasikan topik dhamma yang
di bahas, sebaiknya memeriksa pikiranya sendiri, bukan malah membuat cetana
yang mengahasilkan kamma buruk
sebijak-bijaknya seorang praktisi dhamma yang tahu dirinya masih dalam tahap
belajar "putthujhanna" seharusnya belajar bukan mengajar
sebaik-baiknya umat Buddha Gotama, mendengarkan/membaca dhamma bersikap
seperti pembabaran dharma, karena bahkan seorang sekelas Sammasambuddha
akan hadir mendengarkan dhamma dimanapun dhamma di babarkan,
para buddha (sammasambuddha) mendengarkan dharmma, bergembira dimana ada
dhamma di babarkan, menghormati, memperhatiakan dengan penuh perhatian
karena Buddha itu ada (sarvakha, pacekkha, Sammasambuddha) karena ada dhamma
siapa dirimu mengangap lebih mulia dari seorang yang membahas dharma
(diluar dhama itu valid atau tidak menurut pemahaman masing-masing)
sedangkan para buddha mendengarkan dan datang bergembira akan pembabaran.
jodoh itu karena kamma, sekuat apapun seseorang menjelaskan padamu tentang
satu dhamma, jika kammanya tidak mencukupi untuk memahami, itu tidak akan
dapat di pahami
lagian anda tidak dapat mengetahui siapa yang anda ajak bicara, apa levelnya
jodoh ada waktunya tidak bisa dipaksakan.