saia gak menganggap vihara salah atau gak ada gunanya
salah atau gak ada gunanya itu karena pandangan orang yang salah tentang pemanfaatan vihara
ada yg menganggap tempat pemujaan
tempat ngumpul-ngumpul
tempat minta-minta
tempat bertemu dewa-dewi
tempat mendengarkan dhamma
tempat belajar untuk melafalkan dhamma
tempat belajar konsentrasi dan meditasi
dll
jadi salah atau tidak itu tergantung motivasi masing-masing orang
kalo saia pribadi sih sampai sma belum begitu mengenal Buddhis secara formal...gak pernah ada pendidikan Buddhis, ke vihara dan mendengar ceramah dhamma aja jarang, makanya jangan heran kalo saia jarang menggunakan istilah Buddhis, karena emank jarang saia dengar sih..
karena dari SD,SMP,SMA pun sekolahnya di sekolah K
jadi pengetahuan dan sejarah tentang Buddhis minim sekali
tapi cara berpikir tentang Buddhis....[tentang konsep Tuhan secara personal tidak ada, dll]
itu uda saya terapkan sejak SD, karena entah kenapa saya juga gak pernah bisa nyambung dengan ajaran K
padahal uda dipelajari dari SD....tp ttp aja nda bisa sejalan sm cara pikir gw
jadi sejak SD [sejak SD uda bnyk mikir
] sampe SMA gitu, saia mengembangkan cara pikir sendiri, yaitu lebih mengandalkan logika, pada akhir SMA, saia baru mengetahui sedikit-sedikit tentang Buddhis, di kuliah makin banyak, dan saia senang sekali ternyata dhamma tidak seperti ajaran K yang tidak bisa saya mengerti [selama ini cerita-cerita tentang K hanya saya anggap sekedar dongeng saja, jadi tidak saya pikirkan], dhamma sejalan banget sama cara pikir saia, mirip dejavu, sebenarnya gak pernah saya dengar, tapi entah mengapa saya sangat tidak asing dengan dhamma, walaupun tidak 100%
sampai sekarang saia masih mencoba mengetahui lebih dalam tentang dhamma, dan masih tetap terus berusaha mengkritisi semuanya
sekian dan terima kasih