//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?  (Read 60662 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #75 on: 29 May 2010, 05:29:43 PM »
Syair Ovada Patimokkha (Dhammapada XIV : 183-185) yaitu:

"Tidak berbuat kejahatan,
Kembangkan perbuatan baik,
Sucikan pikiran,
Inilah ajaran Para Buddha."

"Kesabaran adalah praktik tapa yang paling tinggi,
Nibbana adalah yang paling tinggi, begitulah yang dinyatakan oleh Para Buddha,
Seseorang yang masih menyakiti orang lain,
Sesungguhnya bukanlah seorang petapa."
 
"Tidak menghina, tidak menyakiti,
Mengendalikan diri sesuai dengan moralitas,
Makan secukupnya
Hidup di tempat yang sunyi,
Serta bersemangat dalam mengembangkan pikiran yang mulia,
Inilah ajaran Para Buddha."


bandingkan dengan ini :

Pengertian Benar (Sammã Ditthi)
Pikiran Benar (Sammã Sankappa)
Perbuatan Benar (Sammã Kammantã)
Penghidupan Benar (Sammã Ãjiva)
Usaha Benar (Sammã Vãyama)
Perhatian Benar (Sammã Sati)
Konsentrasi Benar (Sammã Samãdhi)


kesabaran adalah praktik tapa tertinggi,suci kan pikiran,dan bla bla bla,sedangkan Hasta Ariya Magga? :whistle:

hahaha... bro riky yg baik, coba anda diskusi kan dengan orang yg anda anggap lebih agung, misalkan pujaan anda bhante uttamo... nah nti klo pandangan bhante agak mirip aa'tono, anda serang tuh pernyataan dan pendapat bhante, katakan, ah bhante salah itu... hehehe...

cm tambahan dikit ya... klo kesabaran, apakah itu berhubungan dengan

Pengertian Benar (Sammã Ditthi)
Pikiran Benar (Sammã Sankappa)
Perbuatan Benar (Sammã Kammantã)
Usaha Benar (Sammã Vãyama)


coba di renungi deh, klo ga bs renung, mungkin kesabaran itu bs muncul sendiri cm gara-gara baca ovada patimokha... ato gara-gara ngomong "aku berlindung pada buddha, dhamma, sangha" tiba-tiba kesabaran itu muncul... hahaha...

salam dalam cinta kasih
dari aa'tono
« Last Edit: 29 May 2010, 05:39:17 PM by dhanuttono »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #76 on: 29 May 2010, 05:31:50 PM »
Syair Ovada Patimokkha (Dhammapada XIV : 183-185) yaitu:

"Tidak berbuat kejahatan,
Kembangkan perbuatan baik,
Sucikan pikiran,
Inilah ajaran Para Buddha."

"Kesabaran adalah praktik tapa yang paling tinggi,
Nibbana adalah yang paling tinggi, begitulah yang dinyatakan oleh Para Buddha,
Seseorang yang masih menyakiti orang lain,
Sesungguhnya bukanlah seorang petapa."
 
"Tidak menghina, tidak menyakiti,
Mengendalikan diri sesuai dengan moralitas,
Makan secukupnya
Hidup di tempat yang sunyi,
Serta bersemangat dalam mengembangkan pikiran yang mulia,
Inilah ajaran Para Buddha."


bandingkan dengan ini :

Pengertian Benar (Sammã Ditthi)
Pikiran Benar (Sammã Sankappa)
Perbuatan Benar (Sammã Kammantã)
Penghidupan Benar (Sammã Ãjiva)
Usaha Benar (Sammã Vãyama)
Perhatian Benar (Sammã Sati)
Konsentrasi Benar (Sammã Samãdhi)


kesabaran adalah praktik tapa tertinggi,suci kan pikiran,dan bla bla bla,sedangkan Hasta Ariya Magga? :whistle:
yang di dhammapada itu khan pelajaran dasar.

Ohh..pelajaran dasar ya?jadi pembelajaran menengah dan atasnya mana ya Master Ryu?

sekarang saya sudah tamatan mana?TK?SD?SMP?SMA?atau sedang di PT?

dan yang terakhir,saya pikir "ovada patimokkha" disebutkan sebagai "inti ajaran para Buddha" dalam hari Magha Puja dimana terjadi 4 peristiwa istimewa dan pengangkatan "Bhikkhu utama"yakni YM Moggalana dan YM Sariputta.. :)

Regards,

Riky Liau
baca cerita lengkapnya deh.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #77 on: 29 May 2010, 05:34:42 PM »
Quote
bro riky yg baik, tolong diskusi itu yg baik... jika ada yg bertanya, tolong di jawab terlebih dulu sebelum melemparkan pertanyaan balik... ok, tidak jd masalah.

pertanyaan anda itu adalah pertanyaan saya awalnya, bahkan di sebelum nya pun sudah saya utarakan antara dhamma dan ajaran. namun sayang pengetahuan dhamma anda yg begitu luas sehingga membuat anda terlewatkan ketika membaca tulisan saya.

dhamma itu adalah kesunyataan/kebenaran, hanya mereka yg telah mencapai kesucian dapat melihat dhamma itu dengan jelas. ada atau tidak ada nya buddha sekali pun, dhamma itu tetap ada.

ajaran itu adalah adanya materi yg di ajarkan/di sampaikan kepada khayalak ramai,  dimana materi yg diajarkan/di sampaikan adalah buah pengetahuan yg diperoleh oleh si pengajar. jika sesuatu itu belum diajarkan, apakah bisa dikatakan ajaran ?

contoh 100 x 100 = 10.000, saya rasa buddha tau hal itu, tapi apakah itu di ajarkan buddha ? tidak... yg di ajarkan buddha adalah 84.000 kelompok dhamma seperti daun yg berada di tangan buddha. selebihnya adalah dhamma lain yg masih banyak seperti daun yang ada di seluruh hutan.

semoga dengan pengetahuan dhamma anda yg luas, anda dapat mengerti uraian aa'tono yg sederhana itu...

benar-benar sederhana,di kutipan pertama pun sudah Anda sederhanakan,sampai-sampai begitu sulit bagi saya.. :D

saya jadi bertanya-tanya,jika Dhamma itu diibaratkan sebagai kebenaran,tetapi dibedakan lagi antara Dhamma dan "Ajaran" Buddha,padahal inti materinya sama yaitu Kebenaran,apakah ada pembedaan Antara "dhamma" dan "ajaran" bagi Anda?

dan Anda membedakannya dengan sangat "elegan" dengan memasukkan Sutta tentang Daun Simpasapa.."ajaran" Buddha itu hanya "sebagian kecil",dan tidak tertutup kemungkinan banyak Dhamma yang lain bisa direalisasikan oleh "orang" lain yang tidak mengerti tentang Hasta Ariya Magga dan segala tetek bengeknya "agama" Buddha..contohnya sudah saya katakan yaitu Pacceka Buddha,tanpa bantuan atau bimbingan dari SammaSambuddha,mereka semua bisa meraih "pembebasan",soal Pacceka Buddha tidak bisa mengajar dan seterusnya,saya enggan berkomentar lebih jauh dari itu..

Guru Siddhatta Gotama,Alara,juga bisa menembus "jhana-jhana",jauh sebelum Siddharta mengerti tentang "meditasi" mendalam tersebut...Buktinya setelah di bawah pohon Bodhi,Siddharta tahu bahwa "jhana-jhana" tersebut tidak membawanya pada "pembebasan mutlak",akhir Buddha melakukan "meditasi vipasanna" dan merealisasikan Nibbana..

point yang ingin saya sampaikan disini adalah :
1.Dhamma itu masih banyak
2.Tidak perlu "ajaran" Buddha saja untuk merealisasikan Nibbana

Quote
loh kan aa dah bilang, jangan dibahas... nti tulisan sy dapat mengganggu kesehatan pikiran anda, sehingga dapat membuat anda sulit memahami dhamma.

aa konfirmasi ulang (untuk rekan2 lain disiin). aa menulis point 1 sampai 3 adalah pendapat yg berarti, jika mahaparinibbana sutta di baca dan di tafsir oleh orang yg belum mencapai kesucian, akan memunculkan berbagai pandangan yg bersifat subyektif, (kemungkinan yg ada) seperti point 1 sampai 3 tersebut. eh pendapat aa dikatakan sebagai pandangan aa terhadap maha paranibbana sutta... ehm...

Lha,pendapat itu muncul dari "pemikiran" Anda kan?bukan pemikiran apa yang Anda sebut sebagai "orang yang belum mencapai kesucian".. :D

Jadi,apakah tidak boleh dikomentari dengan "pendapat" lainnya dari member lainnya?Ini forum Diskusi bukan? :)

Quote
apakah jawaban atas pertanyaan aa :

 "Bro riky, memang jalan itu banyak, namun tetap berlandaskan jalan mulia berunsur delapan ? mungkin kah anda menemukan jalan lain, namun tidak berlandaskan jalan mulia berunsur delapan ? contohnya apa ?"
Pacceka Buddha,Pacceka Buddha,Pacceka Buddha.. :)

dan sori,jangan dikaburkan ya...Di Mahaparinibbana sutta jelas tertulis,harus ada Ajaran tentang "Hasta Ariya Magga",kalau tidak ada = tidak ada pencerahan..

Dalam Bahiya Sutta,saya tidak melihat "dimana letak" Hasta Ariya Magganya,mau bantuin saya tidak Saudara ku yang baik?

dan saya juga tidak menemukan bahwa harus "mempelajari" dan "mempraktekkan" Hasta Ariya Magga dahulu baru bisa merealisasikan nibbana..

bagi saya sendiri,"pencapaian" menuju nibbana itu adalah "secara langsung",pemahaman mendalam,sama seperti pencapaian "Siddharta Gotama",tidak muluk-muluk..



Quote
tuk meyakinkan lagi, jd jawaban anda adalah "ada" dan contohnya adalah "paceka buddha" ? dan sebelumnya udah di pernah di ulas jg... "klo dikatakan ajaran paceka buddha, maka ini akan bertolak belakang dengan pernyataan bahwa seorang paceka buddha dapat menemukan dhamma, namun ia tidak dapat mengajarkan dhamma nya kepada mahluk lain..." jadi apakah di mungkin kan ada orang lain yg dapat belajar dhamma dan apakah mungkin ada yg bs mencapai pencerahan pada saat itu ?
Ingat jumlah Pacceka Buddha suangat buanyak sekaliiiiiiiiii....Dan kemudian daripada itu,kalau Anda mau menilik dari Dhammapada,maka akan ditemukan fakta bahwa "kata-kata yang dilontarkan orang yang belum tercerahkan,bisa mencerahkan orang lain.."

atau fakta lainnya,murid-murid Buddha seperti Bhikkhuni Utama,yang melihat lilin dapat mencapai "pencerahan" secara langsung..

sekali lagi,saya ditekankan ,saya "enggan" berkata soal Pacceka Buddha bisa mengajar atau tidak,karena Anda maupun saya ,tidak benar-benar tahu tentang "fakta" tersebut..Dimana dalam Ayacana Sutta,Buddha sendiri "menyatakan" keragu-raguannya dalam "mengajarkan" Dhamma,padahal didepan Buddha Dipankara,dan mengalami banyak rintangan untuk menyempurnakan "paraminya" ,Petapa Sumedha bersumpah...eh,setelah mencapai keBuddhaan malah berkata,"Dhamma ini sulit untuk dipahami,dan enggan untuk mengajar.."



Quote
ok aa sudah dapat jawaban atas pemahaman anda terhadap mahaparinibbana sutta dan pembahasan "apakah ajaran buddha satu-satunya jalan menuju pencerahan ?"

kesimpulan yg aa dapat ambil :
paceka buddha bs mencapai kebuddhaan dan menembus pencerahan jg karena didukung oleh paramita dan tetap jg melalui jalan mulia berunsur delapan yg ditemukan oleh diri nya sendiri. jd jangan sama kan diri orang biasa dan diri anda (bro riky) dengan seorang paceka buddha, betul ?

Saya tidak berkata begitu,dan Anda bagaimana ya bisa tahu bahwa "pacceka buddha" juga tetap melalui "hasta ariya Magga"?apakah Buddha pernah berkata begitu didalam "sutta"?

Quote
jd jika di tarik dari jawaban anda, tetap saja hanya seorang buddha (sudah meliputi samma sambuddha dan paceka buddha) yg dapat menemukan dhamma dan melalui "jalan mulia berunsur delapan" seseorang dapat merealisasikan pencerahan serta pengajaran jalan mulia berunsur delapan oleh seorang samma sambuddha yg menjadi landasan dari 45 tahun pengajaran nya dan menjadi landasan dari khayalak ramai untuk mencapai pencerahan jika mempelajari dhamma yg telah di temukan oleh samma sambuddha.

salam dalam cinta kasih
dari aa'tono

Jawaban saya?Jawaban yang mana yang kamu pahami sebagai jawaban?atau jawaban "versi" Anda sendiri?

Mettacitena,

Riky Liau

bro riky yg baik, dari tulisan anda diatas, aa ga tertarik untuk mengulasnya lagi... cm ini ada sedikit syair...

"Di antara semua jalan, maka "Jalan Utama Berunsur Delapan" adalah yang terbaik; di antara semua kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" adalah yang terbaik.

Diantara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik; dan di antara semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak ada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang kutunjukkan setelah aku mengetahui bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin).

Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara."


bandingkan dengan

"Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat."

bandingkan lagi dengan

"Tidak berbuat kejahatan,
Kembangkan perbuatan baik,
Sucikan pikiran,
Inilah ajaran Para Buddha."

"Kesabaran adalah praktik tapa yang paling tinggi,
Nibbana adalah yang paling tinggi, begitulah yang dinyatakan oleh Para Buddha,
Seseorang yang masih menyakiti orang lain,
Sesungguhnya bukanlah seorang petapa."
 
"Tidak menghina, tidak menyakiti,
Mengendalikan diri sesuai dengan moralitas,
Makan secukupnya
Hidup di tempat yang sunyi,
Serta bersemangat dalam mengembangkan pikiran yang mulia,
Inilah ajaran Para Buddha."


nah aa yakin, dengan pengetahuan dhamma anda yg sangat luas dan luar biasa melebihi aa'tono dan rekan2 buddhist disini, pasti anda bs menemukan jawabannya...

cm 1 saran aa, jangan jd devadatta... punya jawaban versi sendiri, trus ngotot dengan jawaban itu karena pengertian yg menyimpang... trus bersikap extrem... hati-hati, jd amrozi versi buddhist theravada yg pertama di dunia loh ntar...

salam dalam cinta kasih
dari aa'tono

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #78 on: 29 May 2010, 05:36:45 PM »

bro riky yg baik, sy rasa anda pasti hapal jalan mulia berunsur delapan, namun syang anda tidak mengerti dan memahami nya, betul ? aa anggap betul... terlihat dari pendapat anda diatas.

Pengertian Benar (Sammã Ditthi)
Pikiran Benar (Sammã Sankappa)
Perbuatan Benar (Sammã Kammantã)
Penghidupan Benar (Sammã Ãjiva)
Usaha Benar (Sammã Vãyama)
Perhatian Benar (Sammã Sati)
Konsentrasi Benar (Sammã Samãdhi)

bagian mana yg kira2 menurut bro riky dari 84.000 kelompok dhamma yg tidak masuk dari jalan mulia berunsur delapan yg menjadi landasan dari uraian panjang buddha selama 45 tahun ?

salam dalam cinta kasih
dari aa'tono

Nah,permasalahan muncul dari situ,apakah harus berurut?dari 1 sampai 8?kalau saya bilang saya mau yang 8 saja ,gimana?Atau saya hanya mau bervipassana tanpa melakukan dari 1 sampai ke 6.. :D

bro riky, jika anda cm mau 8 saja, aa rasa ga ada masalah... tidak ada keterangan lebih lanjut mengenai itu, tp jika anda benar-benar mempelajari dhamma, anda akan tau jawaban nya, apakah cm bisa 1/2 bagian saja...

Jadi,"sudahkah Anda membuktikkannya dan benar-benar mempelajari Dhamma tersebut?",sehingga sekarang Anda sudah tahu jawabannya,dan sekarang sedang memberikan saya "jawabannya".. :)

Maklum,saya belum "sanggup" menerka batin seseorang secara "tepat"

Quote
anda ingin belajar meditasi, tentunya itu pasti berhubungan dengan :

Pengertian Benar (Sammã Ditthi)
Pikiran Benar (Sammã Sankappa)
Perbuatan Benar (Sammã Kammantã)
Penghidupan Benar (Sammã Ãjiva)
Usaha Benar (Sammã Vãyama)
Perhatian Benar (Sammã Sati)
Konsentrasi Benar (Sammã Samãdhi)

Pasti berhubungan dengan salah satu,atau semua? :)

Quote
meditasi melatih kita untuk memiliki usaha, perhatian dan konsentrasi yg benar, selain itu harus di tunjang dengan sila yang baik yaitu perbuatan dan penghidupan yg benar, sehingga muncul kebijaksanaan yaitu pengertian dan pikiran yg benar...
Itu mah teori,di kuliahan saya juga ada "menerima" pelajaran semacam itu...Saya jadi berpikir,mengapa saat ini meditasi menjadi suatu "paksaan" yang muluk-muluk?Pada zaman Gotama,semua murid-muridnya yang bermeditasi,didasari oleh "samvega" mereka masing-masing,dan pemahaman mereka akan "ucapan" Buddha..bukan dengan berkata,"meditasi untuk melatih ini dan itu,maka muncul ini dan itu",itu terlalu jauh untuk dibicarakan,kalau belum direalisasikan oleh diri sendiri..

meditasi itu adalah "kesadaran",meditasi itu tidak muluk-muluk,dan yang paling saya tangkap dari "buku" ajahn Chah adalah,"Meditasi adalah soal apa yang sedang kamu lakukan,dan kamu sedang melakukan ini dan itu.." ..sederhana,simple dan tidak muluk-muluk.. :)

Quote
semua terangkum dalam samadhi/meditasi, sila/kemoralan dan panna/kebijkasanaan... dari kenapa saya katakan, 45 tahun pengajaran yg dilakukan buddha akan tetap mengacu ke jalan mulia berunsur delapan.

buddha pernah mengatakan
"Di antara semua jalan, maka "Jalan Utama Berunsur Delapan" adalah yang terbaik; di antara semua kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" adalah yang terbaik.

Diantara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik; dan di antara semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak ada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang kutunjukkan setelah aku mengetahui bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin).

Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara.
"

bagaimana menurut anda, setelah mengacu pada syair tersebut ? masih kan anda berspekulatif secara pribadi ?

salam dalam cinta kasih
dari aa'tono

pertama,minta linknnya..

kedua ,saya akan berspekulasi tentang syair tersebut,sama seperti Anda berspekulasi soal "Hasta Ariya Magga" sebagai "satu-satu"nya jalan..

Quote
"Di antara semua jalan, maka "Jalan Utama Berunsur Delapan" adalah yang terbaik; di antara semua kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" adalah yang terbaik.

Mengapa Buddha membedakan Antara Cattari Ariya Saccani dan Hasta Ariya Magga,padahal mereka itu satu kesatuan..Dalam point ke 4 Cattari Ariya ya sama dengan Hasta Ariya Magga,mencurigakan..Ada pendapat?

Quote
Diantara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik; dan di antara semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak ada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang kutunjukkan setelah aku mengetahui bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin).

Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara.[/i]"

Saya tidak melihat bahwa Buddha mengacukan "jalan" yang dimaksudkan sebagai satu-satunya jalan yaitu Hasta Ariya Magga,saya malah melihat kata berikut :

Diantara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik

di antara semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik.

Inilah satu-satunya 'Jalan'.

Tidak ada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan.

Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).


Ini sama dengan membuktikan bahwa Buddha tidak memiliki "nafsu keinginan" lagi..Tanha,Arati,raga sudah ditaklukannya di bawah pohon bodhi,gk ada tuch disebut-sebut bahwa "hasta Ariya magga" sebagai satu-satunya jalan,hanya pada "point" pertama,malah saya "agak" curiga.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #79 on: 29 May 2010, 05:38:14 PM »
Quote
bro riky yg baik, tolong diskusi itu yg baik... jika ada yg bertanya, tolong di jawab terlebih dulu sebelum melemparkan pertanyaan balik... ok, tidak jd masalah.

pertanyaan anda itu adalah pertanyaan saya awalnya, bahkan di sebelum nya pun sudah saya utarakan antara dhamma dan ajaran. namun sayang pengetahuan dhamma anda yg begitu luas sehingga membuat anda terlewatkan ketika membaca tulisan saya.

dhamma itu adalah kesunyataan/kebenaran, hanya mereka yg telah mencapai kesucian dapat melihat dhamma itu dengan jelas. ada atau tidak ada nya buddha sekali pun, dhamma itu tetap ada.

ajaran itu adalah adanya materi yg di ajarkan/di sampaikan kepada khayalak ramai,  dimana materi yg diajarkan/di sampaikan adalah buah pengetahuan yg diperoleh oleh si pengajar. jika sesuatu itu belum diajarkan, apakah bisa dikatakan ajaran ?

contoh 100 x 100 = 10.000, saya rasa buddha tau hal itu, tapi apakah itu di ajarkan buddha ? tidak... yg di ajarkan buddha adalah 84.000 kelompok dhamma seperti daun yg berada di tangan buddha. selebihnya adalah dhamma lain yg masih banyak seperti daun yang ada di seluruh hutan.

semoga dengan pengetahuan dhamma anda yg luas, anda dapat mengerti uraian aa'tono yg sederhana itu...

benar-benar sederhana,di kutipan pertama pun sudah Anda sederhanakan,sampai-sampai begitu sulit bagi saya.. :D

saya jadi bertanya-tanya,jika Dhamma itu diibaratkan sebagai kebenaran,tetapi dibedakan lagi antara Dhamma dan "Ajaran" Buddha,padahal inti materinya sama yaitu Kebenaran,apakah ada pembedaan Antara "dhamma" dan "ajaran" bagi Anda?

dan Anda membedakannya dengan sangat "elegan" dengan memasukkan Sutta tentang Daun Simpasapa.."ajaran" Buddha itu hanya "sebagian kecil",dan tidak tertutup kemungkinan banyak Dhamma yang lain bisa direalisasikan oleh "orang" lain yang tidak mengerti tentang Hasta Ariya Magga dan segala tetek bengeknya "agama" Buddha..contohnya sudah saya katakan yaitu Pacceka Buddha,tanpa bantuan atau bimbingan dari SammaSambuddha,mereka semua bisa meraih "pembebasan",soal Pacceka Buddha tidak bisa mengajar dan seterusnya,saya enggan berkomentar lebih jauh dari itu..

Guru Siddhatta Gotama,Alara,juga bisa menembus "jhana-jhana",jauh sebelum Siddharta mengerti tentang "meditasi" mendalam tersebut...Buktinya setelah di bawah pohon Bodhi,Siddharta tahu bahwa "jhana-jhana" tersebut tidak membawanya pada "pembebasan mutlak",akhir Buddha melakukan "meditasi vipasanna" dan merealisasikan Nibbana..

point yang ingin saya sampaikan disini adalah :
1.Dhamma itu masih banyak
2.Tidak perlu "ajaran" Buddha saja untuk merealisasikan Nibbana

Quote
loh kan aa dah bilang, jangan dibahas... nti tulisan sy dapat mengganggu kesehatan pikiran anda, sehingga dapat membuat anda sulit memahami dhamma.

aa konfirmasi ulang (untuk rekan2 lain disiin). aa menulis point 1 sampai 3 adalah pendapat yg berarti, jika mahaparinibbana sutta di baca dan di tafsir oleh orang yg belum mencapai kesucian, akan memunculkan berbagai pandangan yg bersifat subyektif, (kemungkinan yg ada) seperti point 1 sampai 3 tersebut. eh pendapat aa dikatakan sebagai pandangan aa terhadap maha paranibbana sutta... ehm...

Lha,pendapat itu muncul dari "pemikiran" Anda kan?bukan pemikiran apa yang Anda sebut sebagai "orang yang belum mencapai kesucian".. :D

Jadi,apakah tidak boleh dikomentari dengan "pendapat" lainnya dari member lainnya?Ini forum Diskusi bukan? :)

Quote
apakah jawaban atas pertanyaan aa :

 "Bro riky, memang jalan itu banyak, namun tetap berlandaskan jalan mulia berunsur delapan ? mungkin kah anda menemukan jalan lain, namun tidak berlandaskan jalan mulia berunsur delapan ? contohnya apa ?"
Pacceka Buddha,Pacceka Buddha,Pacceka Buddha.. :)

dan sori,jangan dikaburkan ya...Di Mahaparinibbana sutta jelas tertulis,harus ada Ajaran tentang "Hasta Ariya Magga",kalau tidak ada = tidak ada pencerahan..

Dalam Bahiya Sutta,saya tidak melihat "dimana letak" Hasta Ariya Magganya,mau bantuin saya tidak Saudara ku yang baik?

dan saya juga tidak menemukan bahwa harus "mempelajari" dan "mempraktekkan" Hasta Ariya Magga dahulu baru bisa merealisasikan nibbana..

bagi saya sendiri,"pencapaian" menuju nibbana itu adalah "secara langsung",pemahaman mendalam,sama seperti pencapaian "Siddharta Gotama",tidak muluk-muluk..



Quote
tuk meyakinkan lagi, jd jawaban anda adalah "ada" dan contohnya adalah "paceka buddha" ? dan sebelumnya udah di pernah di ulas jg... "klo dikatakan ajaran paceka buddha, maka ini akan bertolak belakang dengan pernyataan bahwa seorang paceka buddha dapat menemukan dhamma, namun ia tidak dapat mengajarkan dhamma nya kepada mahluk lain..." jadi apakah di mungkin kan ada orang lain yg dapat belajar dhamma dan apakah mungkin ada yg bs mencapai pencerahan pada saat itu ?
Ingat jumlah Pacceka Buddha suangat buanyak sekaliiiiiiiiii....Dan kemudian daripada itu,kalau Anda mau menilik dari Dhammapada,maka akan ditemukan fakta bahwa "kata-kata yang dilontarkan orang yang belum tercerahkan,bisa mencerahkan orang lain.."

atau fakta lainnya,murid-murid Buddha seperti Bhikkhuni Utama,yang melihat lilin dapat mencapai "pencerahan" secara langsung..

sekali lagi,saya ditekankan ,saya "enggan" berkata soal Pacceka Buddha bisa mengajar atau tidak,karena Anda maupun saya ,tidak benar-benar tahu tentang "fakta" tersebut..Dimana dalam Ayacana Sutta,Buddha sendiri "menyatakan" keragu-raguannya dalam "mengajarkan" Dhamma,padahal didepan Buddha Dipankara,dan mengalami banyak rintangan untuk menyempurnakan "paraminya" ,Petapa Sumedha bersumpah...eh,setelah mencapai keBuddhaan malah berkata,"Dhamma ini sulit untuk dipahami,dan enggan untuk mengajar.."



Quote
ok aa sudah dapat jawaban atas pemahaman anda terhadap mahaparinibbana sutta dan pembahasan "apakah ajaran buddha satu-satunya jalan menuju pencerahan ?"

kesimpulan yg aa dapat ambil :
paceka buddha bs mencapai kebuddhaan dan menembus pencerahan jg karena didukung oleh paramita dan tetap jg melalui jalan mulia berunsur delapan yg ditemukan oleh diri nya sendiri. jd jangan sama kan diri orang biasa dan diri anda (bro riky) dengan seorang paceka buddha, betul ?

Saya tidak berkata begitu,dan Anda bagaimana ya bisa tahu bahwa "pacceka buddha" juga tetap melalui "hasta ariya Magga"?apakah Buddha pernah berkata begitu didalam "sutta"?

Quote
jd jika di tarik dari jawaban anda, tetap saja hanya seorang buddha (sudah meliputi samma sambuddha dan paceka buddha) yg dapat menemukan dhamma dan melalui "jalan mulia berunsur delapan" seseorang dapat merealisasikan pencerahan serta pengajaran jalan mulia berunsur delapan oleh seorang samma sambuddha yg menjadi landasan dari 45 tahun pengajaran nya dan menjadi landasan dari khayalak ramai untuk mencapai pencerahan jika mempelajari dhamma yg telah di temukan oleh samma sambuddha.

salam dalam cinta kasih
dari aa'tono

Jawaban saya?Jawaban yang mana yang kamu pahami sebagai jawaban?atau jawaban "versi" Anda sendiri?

Mettacitena,

Riky Liau

bro riky yg baik, dari tulisan anda diatas, aa ga tertarik untuk mengulasnya lagi... cm ini ada sedikit syair...

"Di antara semua jalan, maka "Jalan Utama Berunsur Delapan" adalah yang terbaik; di antara semua kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" adalah yang terbaik.

Diantara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik; dan di antara semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak ada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang kutunjukkan setelah aku mengetahui bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin).

Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara."


bandingkan dengan

"Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat."

bandingkan lagi dengan

"Tidak berbuat kejahatan,
Kembangkan perbuatan baik,
Sucikan pikiran,
Inilah ajaran Para Buddha."

"Kesabaran adalah praktik tapa yang paling tinggi,
Nibbana adalah yang paling tinggi, begitulah yang dinyatakan oleh Para Buddha,
Seseorang yang masih menyakiti orang lain,
Sesungguhnya bukanlah seorang petapa."
 
"Tidak menghina, tidak menyakiti,
Mengendalikan diri sesuai dengan moralitas,
Makan secukupnya
Hidup di tempat yang sunyi,
Serta bersemangat dalam mengembangkan pikiran yang mulia,
Inilah ajaran Para Buddha."


nah aa yakin, dengan pengetahuan dhamma anda yg sangat luas dan luar biasa melebihi aa'tono dan rekan2 buddhist disini, pasti anda bs menemukan jawabannya...

cm 1 saran aa, jangan jd devadatta... punya jawaban versi sendiri, trus ngotot dengan jawaban itu karena pengertian yg menyimpang... trus bersikap extrem... hati-hati, jd amrozi versi buddhist theravada yg pertama di dunia loh ntar...

salam dalam cinta kasih
dari aa'tono

Berati Anda menganggap diri anda sebagai yang paling benar,dengan berkata "pandangan yang lain sebagai salah"? :)

daripada Anda menerka diri saya,alangkah baiknya,Anda memahami diri Anda sendiri,hanya sekedar saran..

untuk yang Anda tuliskan tersebut,sudah saya jawab diatas.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #80 on: 29 May 2010, 05:41:05 PM »
“Anekajati samsaram
     Sandhavissam anibbissam
     Gahakarakam gavesanto
     Dukkha jati punappunam
     Gahakaraka! Dittho’si
     Punageham na kahasi
     Sabba to phasuka bhagga
     Gahakutam vismakhitam
     Vismakharagatam cittam
     Tanhanam khayamajjhaga.”

Yang artinya :

   “Dengan letih Aku mencari "pembuat rumah" ini
     Berlari-berputar dalam lingkaran tumimbal lahir
     Menyakitkan, tumimbal lahir yang tiada akhir
     Pembuat rumah! Sekarang telah Ku-ketahui
     Engkau tak akan dapat membuat rumah lagi
     Semua atapmu telah Ku-robohkan
     Semua fondasimu telah Ku-bongkar
     Batin-Ku sekarang mencapai keadaan terbebas
     Dan berakhirlah semua nafsu keinginan.”

 :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #81 on: 29 May 2010, 05:41:48 PM »
Sang Buddha berkata:

“Berbahagialah mereka yang bisa merasa puas. Berbahagialah mereka yang bisa mendengar dan melihat kebenaran. Berbahagialah mereka yang bisa bersimpati pada makhluk-makhluk lain di dunia ini. Berbahagialah mereka yang dapat hidup dengan tidak melekat kepada apa pun dan mengatasi nafsu-keinginan. Lenyapnya "ikatan tentang keberadaan aku" merupakan berkah tertinggi.”
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #82 on: 29 May 2010, 05:41:59 PM »
Mana Hasta Ariya Magganya? :D
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #83 on: 29 May 2010, 05:44:24 PM »
Quote
bro riky yg baik, tolong diskusi itu yg baik... jika ada yg bertanya, tolong di jawab terlebih dulu sebelum melemparkan pertanyaan balik... ok, tidak jd masalah.

pertanyaan anda itu adalah pertanyaan saya awalnya, bahkan di sebelum nya pun sudah saya utarakan antara dhamma dan ajaran. namun sayang pengetahuan dhamma anda yg begitu luas sehingga membuat anda terlewatkan ketika membaca tulisan saya.

dhamma itu adalah kesunyataan/kebenaran, hanya mereka yg telah mencapai kesucian dapat melihat dhamma itu dengan jelas. ada atau tidak ada nya buddha sekali pun, dhamma itu tetap ada.

ajaran itu adalah adanya materi yg di ajarkan/di sampaikan kepada khayalak ramai,  dimana materi yg diajarkan/di sampaikan adalah buah pengetahuan yg diperoleh oleh si pengajar. jika sesuatu itu belum diajarkan, apakah bisa dikatakan ajaran ?

contoh 100 x 100 = 10.000, saya rasa buddha tau hal itu, tapi apakah itu di ajarkan buddha ? tidak... yg di ajarkan buddha adalah 84.000 kelompok dhamma seperti daun yg berada di tangan buddha. selebihnya adalah dhamma lain yg masih banyak seperti daun yang ada di seluruh hutan.

semoga dengan pengetahuan dhamma anda yg luas, anda dapat mengerti uraian aa'tono yg sederhana itu...

benar-benar sederhana,di kutipan pertama pun sudah Anda sederhanakan,sampai-sampai begitu sulit bagi saya.. :D

saya jadi bertanya-tanya,jika Dhamma itu diibaratkan sebagai kebenaran,tetapi dibedakan lagi antara Dhamma dan "Ajaran" Buddha,padahal inti materinya sama yaitu Kebenaran,apakah ada pembedaan Antara "dhamma" dan "ajaran" bagi Anda?

dan Anda membedakannya dengan sangat "elegan" dengan memasukkan Sutta tentang Daun Simpasapa.."ajaran" Buddha itu hanya "sebagian kecil",dan tidak tertutup kemungkinan banyak Dhamma yang lain bisa direalisasikan oleh "orang" lain yang tidak mengerti tentang Hasta Ariya Magga dan segala tetek bengeknya "agama" Buddha..contohnya sudah saya katakan yaitu Pacceka Buddha,tanpa bantuan atau bimbingan dari SammaSambuddha,mereka semua bisa meraih "pembebasan",soal Pacceka Buddha tidak bisa mengajar dan seterusnya,saya enggan berkomentar lebih jauh dari itu..

Guru Siddhatta Gotama,Alara,juga bisa menembus "jhana-jhana",jauh sebelum Siddharta mengerti tentang "meditasi" mendalam tersebut...Buktinya setelah di bawah pohon Bodhi,Siddharta tahu bahwa "jhana-jhana" tersebut tidak membawanya pada "pembebasan mutlak",akhir Buddha melakukan "meditasi vipasanna" dan merealisasikan Nibbana..

point yang ingin saya sampaikan disini adalah :
1.Dhamma itu masih banyak
2.Tidak perlu "ajaran" Buddha saja untuk merealisasikan Nibbana

Quote
loh kan aa dah bilang, jangan dibahas... nti tulisan sy dapat mengganggu kesehatan pikiran anda, sehingga dapat membuat anda sulit memahami dhamma.

aa konfirmasi ulang (untuk rekan2 lain disiin). aa menulis point 1 sampai 3 adalah pendapat yg berarti, jika mahaparinibbana sutta di baca dan di tafsir oleh orang yg belum mencapai kesucian, akan memunculkan berbagai pandangan yg bersifat subyektif, (kemungkinan yg ada) seperti point 1 sampai 3 tersebut. eh pendapat aa dikatakan sebagai pandangan aa terhadap maha paranibbana sutta... ehm...

Lha,pendapat itu muncul dari "pemikiran" Anda kan?bukan pemikiran apa yang Anda sebut sebagai "orang yang belum mencapai kesucian".. :D

Jadi,apakah tidak boleh dikomentari dengan "pendapat" lainnya dari member lainnya?Ini forum Diskusi bukan? :)

Quote
apakah jawaban atas pertanyaan aa :

 "Bro riky, memang jalan itu banyak, namun tetap berlandaskan jalan mulia berunsur delapan ? mungkin kah anda menemukan jalan lain, namun tidak berlandaskan jalan mulia berunsur delapan ? contohnya apa ?"
Pacceka Buddha,Pacceka Buddha,Pacceka Buddha.. :)

dan sori,jangan dikaburkan ya...Di Mahaparinibbana sutta jelas tertulis,harus ada Ajaran tentang "Hasta Ariya Magga",kalau tidak ada = tidak ada pencerahan..

Dalam Bahiya Sutta,saya tidak melihat "dimana letak" Hasta Ariya Magganya,mau bantuin saya tidak Saudara ku yang baik?

dan saya juga tidak menemukan bahwa harus "mempelajari" dan "mempraktekkan" Hasta Ariya Magga dahulu baru bisa merealisasikan nibbana..

bagi saya sendiri,"pencapaian" menuju nibbana itu adalah "secara langsung",pemahaman mendalam,sama seperti pencapaian "Siddharta Gotama",tidak muluk-muluk..



Quote
tuk meyakinkan lagi, jd jawaban anda adalah "ada" dan contohnya adalah "paceka buddha" ? dan sebelumnya udah di pernah di ulas jg... "klo dikatakan ajaran paceka buddha, maka ini akan bertolak belakang dengan pernyataan bahwa seorang paceka buddha dapat menemukan dhamma, namun ia tidak dapat mengajarkan dhamma nya kepada mahluk lain..." jadi apakah di mungkin kan ada orang lain yg dapat belajar dhamma dan apakah mungkin ada yg bs mencapai pencerahan pada saat itu ?
Ingat jumlah Pacceka Buddha suangat buanyak sekaliiiiiiiiii....Dan kemudian daripada itu,kalau Anda mau menilik dari Dhammapada,maka akan ditemukan fakta bahwa "kata-kata yang dilontarkan orang yang belum tercerahkan,bisa mencerahkan orang lain.."

atau fakta lainnya,murid-murid Buddha seperti Bhikkhuni Utama,yang melihat lilin dapat mencapai "pencerahan" secara langsung..

sekali lagi,saya ditekankan ,saya "enggan" berkata soal Pacceka Buddha bisa mengajar atau tidak,karena Anda maupun saya ,tidak benar-benar tahu tentang "fakta" tersebut..Dimana dalam Ayacana Sutta,Buddha sendiri "menyatakan" keragu-raguannya dalam "mengajarkan" Dhamma,padahal didepan Buddha Dipankara,dan mengalami banyak rintangan untuk menyempurnakan "paraminya" ,Petapa Sumedha bersumpah...eh,setelah mencapai keBuddhaan malah berkata,"Dhamma ini sulit untuk dipahami,dan enggan untuk mengajar.."



Quote
ok aa sudah dapat jawaban atas pemahaman anda terhadap mahaparinibbana sutta dan pembahasan "apakah ajaran buddha satu-satunya jalan menuju pencerahan ?"

kesimpulan yg aa dapat ambil :
paceka buddha bs mencapai kebuddhaan dan menembus pencerahan jg karena didukung oleh paramita dan tetap jg melalui jalan mulia berunsur delapan yg ditemukan oleh diri nya sendiri. jd jangan sama kan diri orang biasa dan diri anda (bro riky) dengan seorang paceka buddha, betul ?

Saya tidak berkata begitu,dan Anda bagaimana ya bisa tahu bahwa "pacceka buddha" juga tetap melalui "hasta ariya Magga"?apakah Buddha pernah berkata begitu didalam "sutta"?

Quote
jd jika di tarik dari jawaban anda, tetap saja hanya seorang buddha (sudah meliputi samma sambuddha dan paceka buddha) yg dapat menemukan dhamma dan melalui "jalan mulia berunsur delapan" seseorang dapat merealisasikan pencerahan serta pengajaran jalan mulia berunsur delapan oleh seorang samma sambuddha yg menjadi landasan dari 45 tahun pengajaran nya dan menjadi landasan dari khayalak ramai untuk mencapai pencerahan jika mempelajari dhamma yg telah di temukan oleh samma sambuddha.

salam dalam cinta kasih
dari aa'tono

Jawaban saya?Jawaban yang mana yang kamu pahami sebagai jawaban?atau jawaban "versi" Anda sendiri?

Mettacitena,

Riky Liau

bro riky yg baik, dari tulisan anda diatas, aa ga tertarik untuk mengulasnya lagi... cm ini ada sedikit syair...

"Di antara semua jalan, maka "Jalan Utama Berunsur Delapan" adalah yang terbaik; di antara semua kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" adalah yang terbaik.

Diantara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik; dan di antara semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak ada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang kutunjukkan setelah aku mengetahui bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin).

Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara."


bandingkan dengan

"Subhadda, dalam dhamma dan vinaya mana pun, jika tidak terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun tidak akan terdapat seorang petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Tetapi dalam dhamma dan vinaya yang mana pun, jika terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan, maka di sana pun akan terdapat petapa yang sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kini, dalam dhamma dan vinaya yang kami ajarkan terdapat Jalan Mulia Berunsur Delapan itu, maka dengan sendirinya juga terdapat petapa-petapa sejati yang telah mencapai tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat."

bandingkan lagi dengan

"Tidak berbuat kejahatan,
Kembangkan perbuatan baik,
Sucikan pikiran,
Inilah ajaran Para Buddha."

"Kesabaran adalah praktik tapa yang paling tinggi,
Nibbana adalah yang paling tinggi, begitulah yang dinyatakan oleh Para Buddha,
Seseorang yang masih menyakiti orang lain,
Sesungguhnya bukanlah seorang petapa."
 
"Tidak menghina, tidak menyakiti,
Mengendalikan diri sesuai dengan moralitas,
Makan secukupnya
Hidup di tempat yang sunyi,
Serta bersemangat dalam mengembangkan pikiran yang mulia,
Inilah ajaran Para Buddha."


nah aa yakin, dengan pengetahuan dhamma anda yg sangat luas dan luar biasa melebihi aa'tono dan rekan2 buddhist disini, pasti anda bs menemukan jawabannya...

cm 1 saran aa, jangan jd devadatta... punya jawaban versi sendiri, trus ngotot dengan jawaban itu karena pengertian yg menyimpang... trus bersikap extrem... hati-hati, jd amrozi versi buddhist theravada yg pertama di dunia loh ntar...

salam dalam cinta kasih
dari aa'tono

"Jangan percaya pada apa pun, di mana pun Anda mendengarnya, di mana pun Anda melihatnya, atau siapa pun yang mengatakannya, walau seandainya Aku yang mengatakannya, kecuali jika hal itu sudah dibuktikan dan dialami sesuai dengan pemahamanmu.

[Buddha Gotama]
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #84 on: 29 May 2010, 05:48:34 PM »
Aa,jangan lupa ya..Hasta Ariya Magga dikatakan harus "dilaksanakan" bersamaan...Hasta Ariya Magga ini dapat dibagi dalam tiga garis besar, yaitu:
1) Sila
2) Samadhi
3) Panna

,dan sama bagi saya,bahwa dengan samadhi ,maka sila dan panna akan mengikutinya begitu saja... :)
« Last Edit: 29 May 2010, 05:55:48 PM by Riky_dave »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #85 on: 29 May 2010, 05:51:13 PM »
“O, bhikkhu, bagaimana pendapatmu, apakah khandha itu kekal atau tidak kekal?”

“Mereka tidak kekal, Bhante.”

“Di dalam sesuatu yang tidak kekal, apakah terdapat kebahagiaan atau penderitaan?”

“Di sana terdapat penderitaan, Bhante.”

“Mengenai sesuatu yang tidak kekal dan penderitaan, ditakdirkan untuk musnah, apakah tepat kalau dikatakan bahwa hal itu adalah ‘milikku’, ‘aku’ dan ‘diriku’?”

“Tidak tepat, Bhante.”

“Karena kenyataannya memang demikian, maka pancakkhandha (5 kelompok kehidupan) yang lampau atau yang ada sekarang ini, kasar atau halus, menyenangkan atau tidak menyenangkan, jauh atau dekat, harus diketahui sebagai kelompok kehidupan semata.”

“Selanjutnya engkau harus melakukan perenungan dengan bijaksana bahwa semua itu bukanlah ‘milikmu’, ‘kamu’ atau ‘dirimu’ semata.”

“Siswa Yang Ariya setelah memahami uraian ini akan melihatnya dari segi itu. Setelah melihat dengan jelas, ia akan melihat kejijikan dari pancakkhandha tersebut. Setelah melihat kejijikannya, ia akan melepaskan nafsu-nafsu keinginan. Setelah melepaskan nafsu-nafsu keinginan, batinnya tidak lagi melekat pada apapun.”

“Karena tidak lagi melekat pada apapun, maka timbullah Pandangan Terang, sehingga ia mengetahui bahwa ia sudah terbebas dari lingkaran tumimbal-lahir. Kehidupan suci telah dilaksanakan dan selesailah tugas yang harus ia kerjakan.”
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #86 on: 29 May 2010, 06:02:38 PM »
Di antara semua jalan, maka "Jalan Utama Berunsur Delapan" adalah yang terbaik; di antara semua kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" adalah yang terbaik.

Diantara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik; dan di antara semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak ada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang kutunjukkan setelah aku mengetahui bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin).

Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara.

Dhammapada 273-276

baru kali ini sy diskusi dhamma dengan orang yg katanya memahami dhamma, tp syair diatas dikatakan meragukan dan dianggap karangan aa'tono...

Quote
Berati Anda menganggap diri anda sebagai yang paling benar,dengan berkata "pandangan yang lain sebagai salah"? :)

daripada Anda menerka diri saya,alangkah baiknya,Anda memahami diri Anda sendiri,hanya sekedar saran..

untuk yang Anda tuliskan tersebut,sudah saya jawab diatas.. :)

bro riky yang baik... kesimpulan anda berdasarkan apa ? emosi dan kemarahan atau tersinggung, sy katakan hati-hati jd devadatta ? hahaha... perhatikan aja bathin anda, mungkin itu jalan lain yg bs membawa anda menuju pencerahan... aa nanti akan memahami diri aa sendiri, setidaknya kesehatan pikiran aa tidak terganggu seperti anda, karena kebanyakan belajar dhamma :D jadi trimakasih atas saran bro riky...

oh ya, aa blum menemukan jawaban atas pertanyaan aa'tono dulu, yg ada anda hanya melempar-lempar syair-syair yg tidak ada kaitan nya dengan pembahasan, tp anda paksakan berkaitan...

gini deh, aa kan cm rakyat jelata... aa dan beberapa orang mengatakan, bahwa jalan mulia berunsur delapan adalah jalan utama untuk menuju pencerahan...

bro riky kan udah bs menembus dhamma, bahkan menguasai tipitaka... dengan punya asumsi lain, bahwa ada jalan lain menuju pencerahan, seperti melatih kesabaran, mencari berkah tertinggi, menghancurkan "pembuat rumah", memahami inti ajaran para buddha... dengan mengatakan teori meditasi ga perlu seruwet itu, mungkin anda sudah menembus kesucian lewat meditasi yg anda pelajari... sehingga tidak perlu di bahas lagi, karena semua sudah jelas... ada perbedaan disini...

maaf aa ga tertarik membahas lebih jauh, menurut pengertian aa yg kurang memahami dhamma, uraian yg anda tulis terlalu jelimet dan berputar-putar tanpa arah serta agak sedikit "serampangan"... jd aa ga berani mendiskusi kan nya dengan anda... maaf...

salam dalam cinta kasih...
dari aa'tono

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #87 on: 29 May 2010, 06:08:27 PM »
Tidak ada didalam pernyataan saya bahwa itu adalah "karangan",didalam tulisan mana saya berkata begitu?

Anda terlalu "naif" sebagai umat Buddhisme..

dan pernyataan terakhir saya adalah,"Anda tidak bisa menjawab pernyataan saya tentang sutta-sutta lain yang saya bawakan,bahwa Buddha tidak mengclaim didalam semua suttanya bahwa satu-satunya jalan menuju pembebasan adalah Hasta Ariya Magga"

atau kalau memang semua sutta tersebut otentik,maka Buddha adalah orang yang plin plan.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #88 on: 29 May 2010, 06:13:53 PM »
Aa menulis :
Di antara semua jalan, maka "Jalan Utama Berunsur Delapan" adalah yang terbaik; di antara semua kebenaran, maka "Empat Kebenaran Mulia" adalah yang terbaik.

Diantara semua keadaan, maka keadaan tanpa nafsu adalah yang terbaik; dan di antara semua mahluk hidup, maka orang yang 'melihat' adalah yang terbaik. Inilah satu-satunya 'Jalan'. Tidak ada jalan lain yang dapat membawa pada kemurnian pandangan. Ikutilah jalan ini, yang dapat mengalahkan Mara (penggoda).

Dengan mengikuti jalan ini, engkau dapat mengakhiri penderitaan. Dan jalan ini pula yang kutunjukkan setelah aku mengetahui bagaimana cara mencabut duri-duri (kekotoran batin).

Engkau sendirilah yang harus berusaha, para Tathagata hanya menunjukkan 'Jalan'. Mereka yang tekun bersemadi dan memasuki 'Jalan' ini akan terbebas dari belenggu Mara."


kemudian saya bertanya soal point pertama tulisan Aa,tetapi dia tidak mau atau tidak bisa atau bla bla bla untuk menjawab...

kemudian saya mengutip sutta pembicaran antara Buddha dan 5 petapa :

“O, bhikkhu, bagaimana pendapatmu, apakah khandha itu kekal atau tidak kekal?”

“Mereka tidak kekal, Bhante.”

“Di dalam sesuatu yang tidak kekal, apakah terdapat kebahagiaan atau penderitaan?”

“Di sana terdapat penderitaan, Bhante.”

“Mengenai sesuatu yang tidak kekal dan penderitaan, ditakdirkan untuk musnah, apakah tepat kalau dikatakan bahwa hal itu adalah ‘milikku’, ‘aku’ dan ‘diriku’?”

“Tidak tepat, Bhante.”

“Karena kenyataannya memang demikian, maka pancakkhandha (5 kelompok kehidupan) yang lampau atau yang ada sekarang ini, kasar atau halus, menyenangkan atau tidak menyenangkan, jauh atau dekat, harus diketahui sebagai kelompok kehidupan semata.”

“Selanjutnya engkau harus melakukan perenungan dengan bijaksana bahwa semua itu bukanlah ‘milikmu’, ‘kamu’ atau ‘dirimu’ semata.”

“Siswa Yang Ariya setelah memahami uraian ini akan melihatnya dari segi itu. Setelah melihat dengan jelas, ia akan melihat kejijikan dari pancakkhandha tersebut. Setelah melihat kejijikannya, ia akan melepaskan nafsu-nafsu keinginan. Setelah melepaskan nafsu-nafsu keinginan, batinnya tidak lagi melekat pada apapun.”

“Karena tidak lagi melekat pada apapun, maka timbullah Pandangan Terang, sehingga ia mengetahui bahwa ia sudah terbebas dari lingkaran tumimbal-lahir. Kehidupan suci telah dilaksanakan dan selesailah tugas yang harus ia kerjakan.”


Jelas disana tidak disebut-sebut soal "Hasta Ariya Magga",malah dalam point terakhir Buddha menekan pada,“Karena tidak lagi melekat pada apapun, maka timbullah Pandangan Terang, sehingga ia mengetahui bahwa ia sudah terbebas dari lingkaran tumimbal-lahir. Kehidupan suci telah dilaksanakan dan selesailah tugas yang harus ia kerjakan.”

Regards,

Riky Liau
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline tuwino gunawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 272
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #89 on: 29 May 2010, 07:12:04 PM »
membaca tipitaka hendaknya tidak saja memahami arti tulisan kata per kata atau kalimat per kalimat didalamnya, tetapi yang paling esensi ada dapat memahami arti yang tersirat/terkandung di dalamnya.

dalam memahami arti yang tersirat/terkandung di dalamnya, interpretasi masing masing pihak akan sangat tergantung pada wawasan dan pengetahuan pembaca.

“Karena tidak lagi melekat pada apapun, maka timbullah Pandangan Terang, sehingga ia mengetahui bahwa ia sudah terbebas dari lingkaran tumimbal-lahir. Kehidupan suci telah dilaksanakan dan selesailah tugas yang harus ia kerjakan.”

dalam pembahasan kalimat di atas, interpretasi masing masing pihak akan berbeda.
pendapat saya pribadi atas kalimat diatas adalah : inti kalimat adalah "tidak melekat pada apa pun".
apakah dalam kalimat "tidak melekat pada apa pun" ada disebut tentang jalan mulia berunsur delapan???

kalimat "tidak melekat pada apa pun" menurut saya pribadi berarti batin kita tidak tergoyahkan terhadap 8 kondisi alam kehidupan (labha, alabha, yasa, ayasa, ninda, pasamsa, sukha, dukkha). bagaimana batin seseorang dapat mencapai tahap itu?  yaitu melalui jalan mulia berunsur delapan.

 _/\_



 

anything