//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?  (Read 60708 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #105 on: 30 May 2010, 04:27:26 PM »
ada yang mengelompokkan :
jangan melakukan hal-hal buruk=Vinaya-Pitaka
lakukan hal-hal baik = Sutta-Pitaka
dan sucikan pikiran = Abhidhamma-Pitaka

Mungkin saja..tetapi apakah Hasta Ariya Magga sebagai satu-satunya jalan?
coba anda tunjukan 1 aja jalan lain selain JMB8 yang bisa mengakhiri dukkha.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #106 on: 30 May 2010, 08:04:58 PM »
 [at]  Ryu

“Anekajati samsaram
     Sandhavissam anibbissam
     Gahakarakam gavesanto
     Dukkha jati punappunam
     Gahakaraka! Dittho’si
     Punageham na kahasi
     Sabba to phasuka bhagga
     Gahakutam vismakhitam
     Vismakharagatam cittam
     Tanhanam khayamajjhaga.”

Yang artinya :

   “Dengan letih Aku mencari "pembuat rumah" ini
     Berlari-berputar dalam lingkaran tumimbal lahir
     Menyakitkan, tumimbal lahir yang tiada akhir
     Pembuat rumah! Sekarang telah Ku-ketahui
     Engkau tak akan dapat membuat rumah lagi
     Semua atapmu telah Ku-robohkan
     Semua fondasimu telah Ku-bongkar
     Batin-Ku sekarang mencapai keadaan terbebas
     Dan berakhirlah semua nafsu keinginan.”

“Berbahagialah mereka yang bisa merasa puas. Berbahagialah mereka yang bisa mendengar dan melihat kebenaran. Berbahagialah mereka yang bisa bersimpati pada makhluk-makhluk lain di dunia ini. Berbahagialah mereka yang dapat hidup dengan tidak melekat kepada apa pun dan mengatasi nafsu-keinginan. Lenyapnya "ikatan tentang keberadaan aku" merupakan berkah tertinggi.”


"Jangan percaya pada apa pun, di mana pun Anda mendengarnya, di mana pun Anda melihatnya, atau siapa pun yang mengatakannya, walau seandainya Aku yang mengatakannya, kecuali jika hal itu sudah dibuktikan dan dialami sesuai dengan pemahamanmu."


“O, bhikkhu, bagaimana pendapatmu, apakah khandha itu kekal atau tidak kekal?”

“Mereka tidak kekal, Bhante.”

“Di dalam sesuatu yang tidak kekal, apakah terdapat kebahagiaan atau penderitaan?”

“Di sana terdapat penderitaan, Bhante.”

“Mengenai sesuatu yang tidak kekal dan penderitaan, ditakdirkan untuk musnah, apakah tepat kalau dikatakan bahwa hal itu adalah ‘milikku’, ‘aku’ dan ‘diriku’?”

“Tidak tepat, Bhante.”

“Karena kenyataannya memang demikian, maka pancakkhandha (5 kelompok kehidupan) yang lampau atau yang ada sekarang ini, kasar atau halus, menyenangkan atau tidak menyenangkan, jauh atau dekat, harus diketahui sebagai kelompok kehidupan semata.”

“Selanjutnya engkau harus melakukan perenungan dengan bijaksana bahwa semua itu bukanlah ‘milikmu’, ‘kamu’ atau ‘dirimu’ semata.”

“Siswa Yang Ariya setelah memahami uraian ini akan melihatnya dari segi itu. Setelah melihat dengan jelas, ia akan melihat kejijikan dari pancakkhandha tersebut. Setelah melihat kejijikannya, ia akan melepaskan nafsu-nafsu keinginan. Setelah melepaskan nafsu-nafsu keinginan, batinnya tidak lagi melekat pada apapun.”

“Karena tidak lagi melekat pada apapun, maka timbullah Pandangan Terang, sehingga ia mengetahui bahwa ia sudah terbebas dari lingkaran tumimbal-lahir. Kehidupan suci telah dilaksanakan dan selesailah tugas yang harus ia kerjakan.”

"Wahai para Bhikkhu,sekalipun  pandangan ini[Ajaran Buddha] begitu murni dan begitu jelas,jika engkau melekat,jika engkau menghasratinya,jika engkau menjadikannya sebagai harta,jika engkau terikat kepadanya,maka sesungguhnya engkau tidak paham bahwa ajaran ini adalah seperti sebuah rakit yang digunakan untuk menyebrang bukan sesuatu untuk dipikul."

"“Pubbe cāha.m Anurādha, etarahi ca dukkhañce va paññāpemi dukkhassa ca nirodhan’ti.”
"Anuradha,Aku[Buddha] hanya mengajarkan satu hal dan hanya satu hal saja,yaitu penderitaan dan akhir dari penderitaan"

"Engkau sendiri yang harus melakukan semuanya,karena Aku[Buddha] hanya menunjukkan jalannya"

Ketika Buddha menjelang parinibbana,Ananda bertanya,"Siapa yang akan menjadi guru kami setelah kepergian-Mu ,Bhagava?"

Buddha menjawab...tidak ada perlindungan lain..
"Jadilah penerang bagi dirimu sendiri.Jadilah pelindung bagi dirimu sendiri.Jangan mencari perlindungan diluar dirimu.Peganglah erat-erat kebenaran sebagai penerangan.Peganglah erat-erat kebenaran sebagai perlindungan.Jangan mencari perlindungan pada orang lain selain pada dirimu sendiri.Dan mereka,Ananda,yang sekarang maupun setelah Aku tiada,menjadi penerang bagi diri mereka sendiri,tidak mencari perlindungan pada orang lain selain pada diri mereka sendiri,namun memegang teguh kebenaran sebagai penerang mereka,memegang teguh kebenaran sebagai pelindung mereka,merekalah yang akan mencapai puncak tertinggi tapi mereka harus terus giat belajar"

GOTAMI sUTTA, Anguttara Nikaya 8.53

Pada suatu hari, bibi Buddha minta diajar Dhamma yg singkat, agar dapat dipakai untuk melatih kesadaran.

Kata Buddha: "Gotami, jika Anda tahu, ada sifat yg membawa pada nafsu, bukan pada kebebasan dari nafsu; kepada keterbelengguan, bukan pada kebebasan dari belenggu; kepada penimbunan, bukan kepada pelepasan; kepada membesarkan diri, bukan pada kerendahan hati; kepada ketidakpuasan, bukan pada kepuasan; kepada keterlibatan, bukan pada pengasingan diri; kepada kemalasan, bukan pada ketekunan penuh semangat; kepada penuh beban, bukan pada kebebasan dari beban; Anda boleh secara tegas berkata: "Itu bukan Dhamma, itu bukan Vinaya, itu bukan Ajaran Sang GUru."

Tetapi, jika Anda tahu, ada sifat yg membawa pada kebebasan dari nafsu, dan bukan kepada nafsu; kepada kebebasan dari belenggu, dan bukan pada belenggu; kepada pelepasan, bukan pada penimbunan; kepada kerendahan hati, bukan pada membesarkan diri; kepada kepuasan, bukan pada ketidakpuasan; kepada pengasingan diri, bukan pada keterlibatan; kepada ketekunan penuh semangat, bukan pada kemalasan; pada kebebasan dari beban, bukan pada penuh beban; Anda boleh secara tegas berkata: "Inilah Dhamma, inilah Vinaya, inilah Ajaran Sang Guru"."



masih banyak sutta lainnya seperti Bahiya Sutta Udana,Mulapariyaya Sutta,Angulimala Sutta,Itivuttaka 91.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #107 on: 30 May 2010, 08:16:45 PM »
"Setitik embun tak melekat pada sehelai daun teratai,setangkai bunga teratai tak tersentuh oleh air,orang bijaksana tak melekat pada apapun,tidak pada yang terlihat,terdengar,atau pun yang terasa"[Buddha Gotama,Sutta Nipata 812]
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #108 on: 30 May 2010, 08:31:14 PM »
"Tiada api yang
menyamai nafsu; tiada kejahatan yang menyamai kebencian; tiada
penderitaan yang menyamai kelompok kehidupan (khandha); dan tiada
kebahagiaan yang lebih tinggi dari ‘Kedamaian Abadi?(nibbana).."

..."Lapar adalah penderitaan yang terhebat,segala sesuatu yang terkondisi adalah sumber penderitaan utama.Para bijak,setelah melihat dan memahami hal ini ada adanya,merealisasikan Nibbana"
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #109 on: 30 May 2010, 08:31:39 PM »
Sang Buddha syair 13 dan 14 berikut ini :

Bagaikan hujan yang dapat menembus rumah beratap tiris,
demikian pula nafsu akan dapat menembus pikiran yang tidak dikembangkan dengan baik.

Bagaikan hujan yang tidak dapat menembus rumah beratap baik,
demikian pula nafsu tidak dapat menembus pikiran yang telah dikembangkan dengan baik.
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #110 on: 30 May 2010, 08:41:18 PM »
 [at] riky:

Bisakah anda menjelaskan cara atau jalan mencapai Pencerahan dr berbagai kutipan sutta di atas? Lalu di manakah perbedaan jalan tsb dg JMB8? Karena sy sama sekali tdk melihat adanya perbedaan jalan yg disebutkan di atas dg JMB8 ataupun turunannya (mgkn sdr. Riky lebih ahli menjelaskan makna sutta2 di atas). Thx
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #111 on: 30 May 2010, 08:43:29 PM »
[at]  Ryu

“Anekajati samsaram
     Sandhavissam anibbissam
     Gahakarakam gavesanto
     Dukkha jati punappunam
     Gahakaraka! Dittho’si
     Punageham na kahasi
     Sabba to phasuka bhagga
     Gahakutam vismakhitam
     Vismakharagatam cittam
     Tanhanam khayamajjhaga.”

Yang artinya :

   “Dengan letih Aku mencari "pembuat rumah" ini
     Berlari-berputar dalam lingkaran tumimbal lahir
     Menyakitkan, tumimbal lahir yang tiada akhir
     Pembuat rumah! Sekarang telah Ku-ketahui
     Engkau tak akan dapat membuat rumah lagi
     Semua atapmu telah Ku-robohkan
     Semua fondasimu telah Ku-bongkar
     Batin-Ku sekarang mencapai keadaan terbebas
     Dan berakhirlah semua nafsu keinginan.”
??

panjangnya nih :
Kisah "Kata-kata Kebahagiaan Sang Buddha"
 
 
 DHAMMAPADA XI, 8-9
 

        Dua syair ini, syair 153 dan 154 Kitab Suci Dhammapada, adalah ungkapan tulus dan mendalam dari kebahagiaan yang dirasakan Sang Buddha pada saat Beliau mencapai Penerangan Sempurna. Syair-syair ini diulang di Vihara Jetavana atas permintaan dari Yang Ariya Ananda.

        Pangeran Siddhattha, dari keluarga Gotama, anak dari Raja Suddhodana dan Ratu Maya dari kerajaan suku Sakya, meninggalkan keduniawian pada usia 29 tahun dan menjadi pertapa untuk mencari Kebenaran (Dhamma).

        Selama 6 tahun Beliau mengembara di Lembah Gangga, menemui pemimpin-pemimpin agama yang terkenal, belajar ajaran dan metodenya. Beliau hidup dengan keras dan menyerahkan dirinya pada peraturan pertapaan yang keras. Tetapi ia merasa semua latihan itu tidak berguna.

        Akhirnya, Beliau memutuskan untuk menemukan kebenaran dengan jalannya sendiri, dan menghindari dua jalan ekstrim dari pemuasan kenikmatan yang berlebihan dan penyiksaan diri sendiri. Beliau menemukan "Jalan Tengah", yang menuju kebebasan mutlak, nibbana. Jalan Tengah ini adalah jalan mulia berfaktor delapan, yaitu: Pengertian Benar, Pikiran Benar, Perkataan Benar, Perbuatan Benar, Mata pencaharian Benar, Daya-upaya Benar, Kesadaran Benar, dan Konsentrasi Benar.

        Pada suatu sore, duduk di bawah pohon Bodhi, di tepi Sungai Neranjara, Pertapa Siddhattha Gotama mencapai "Penerangan Sempurna" (Bodhi-nana atau Sabbannutanana) pada usia tiga puluh lima tahun. Pada saat malam jaga pertama, Siddhattha mencapai kemampuan batin pengetahuan kelahiran-Nya sendiri yang lampau (Pubbenivasanussati-nana). Pada saat malam jaga kedua, Beliau mencapai kemampuan batin pengetahuan penglihatan tembus (Dibbacakkhu-nana). Kemudian pada malam jaga ketiga, Beliau memahami hukum sebab akibat yang saling bergantungan (Patticcasamuppada) dalam hal kemunculan (Anuloma) demikian pula pengakhiran (Patiloma).

        Menjelang fajar, Siddhattha Gotama dengan kemampuan akal-budinya, dan pandangannya yang terang mampu menembus pengetahuan "Empat Kebenaran Mulia". Empat Kebenaran Mulia adalah kebenaran mulia tentang penderitaan (Dukkha Ariya Sacca), kebenaran mulia tentang asal mula penderitaan (Dukkha Samudaya Ariya Sacca), kebenaran mulia tentang akhir penderitaan (Dukkha Nirodha Ariya Sacca), dan kebenaran mulia tentang jalan menuju akhir penderitaan (Dukkha Nirodha Gamini Patipada Ariya Sacca).

        Terdapat juga dalam diri Beliau, dengan segala kemurniannya, pengetahuan tentang keberadaan "kebenaran mulia" (Sacca-nana), pengetahuan tentang perlakuan yang diharapkan terhadap "kebenaran mulia" itu (Kicca-nana) dan pengetahuan tentang telah dipenuhinya perlakuan yang diharapkan terhadap "kebenaran mulia" itu (Kata-nana), dengan demikian Beliau mencapai "Sabbannuta-nana" (Bodhi-nana) dari seorang Buddha. Sejak saat ini Beliau dikenal sebagai Buddha Gotama.

        Dalam hal ini, perlu dicatat jika "Empat Kebenaran Mulia", dengan tiga aspek tersebut di atas (jadi keseluruhan ada 12 cara) telah benar-benar jelas bagi Beliau, barulah Sang Buddha mengumumkan kepada umat manusia, para dewa, dan para brahma, bahwa Beliau telah mencapai "Penerangan Sempurna", dan menjadi seorang "Buddha".

        Pada saat pencapaian tingkat ke-Buddha-an, Beliau membabarkan syair 153 dan 154 berikut ini:

Dengan melalui banyak kelahiran aku telah mengembara dalam samsara (siklus kehidupan). Terus mencari, namun tidak kutemukan pembuat rumah ini. Sungguh menyakitkan kelahiran yang berulang-ulang ini.

O, pembuat rumah, engkau telah ku lihat, engkau tak dapat membangun rumah lagi. Seluruh atapmu telah runtuh dan tiangmu belandarmu telah patah. Sekarang batinku telah mencapai "Keadaan Tak Berkondisi" (Nibbana). Pencapaian ini merupakan akhir daripada nafsu keinginan.


Quote
“Berbahagialah mereka yang bisa merasa puas. Berbahagialah mereka yang bisa mendengar dan melihat kebenaran. Berbahagialah mereka yang bisa bersimpati pada makhluk-makhluk lain di dunia ini. Berbahagialah mereka yang dapat hidup dengan tidak melekat kepada apa pun dan mengatasi nafsu-keinginan. Lenyapnya "ikatan tentang keberadaan aku" merupakan berkah tertinggi.”


"Jangan percaya pada apa pun, di mana pun Anda mendengarnya, di mana pun Anda melihatnya, atau siapa pun yang mengatakannya, walau seandainya Aku yang mengatakannya, kecuali jika hal itu sudah dibuktikan dan dialami sesuai dengan pemahamanmu."


“O, bhikkhu, bagaimana pendapatmu, apakah khandha itu kekal atau tidak kekal?”

“Mereka tidak kekal, Bhante.”

“Di dalam sesuatu yang tidak kekal, apakah terdapat kebahagiaan atau penderitaan?”

“Di sana terdapat penderitaan, Bhante.”

“Mengenai sesuatu yang tidak kekal dan penderitaan, ditakdirkan untuk musnah, apakah tepat kalau dikatakan bahwa hal itu adalah ‘milikku’, ‘aku’ dan ‘diriku’?”

“Tidak tepat, Bhante.”

“Karena kenyataannya memang demikian, maka pancakkhandha (5 kelompok kehidupan) yang lampau atau yang ada sekarang ini, kasar atau halus, menyenangkan atau tidak menyenangkan, jauh atau dekat, harus diketahui sebagai kelompok kehidupan semata.”

“Selanjutnya engkau harus melakukan perenungan dengan bijaksana bahwa semua itu bukanlah ‘milikmu’, ‘kamu’ atau ‘dirimu’ semata.”

“Siswa Yang Ariya setelah memahami uraian ini akan melihatnya dari segi itu. Setelah melihat dengan jelas, ia akan melihat kejijikan dari pancakkhandha tersebut. Setelah melihat kejijikannya, ia akan melepaskan nafsu-nafsu keinginan. Setelah melepaskan nafsu-nafsu keinginan, batinnya tidak lagi melekat pada apapun.”

“Karena tidak lagi melekat pada apapun, maka timbullah Pandangan Terang, sehingga ia mengetahui bahwa ia sudah terbebas dari lingkaran tumimbal-lahir. Kehidupan suci telah dilaksanakan dan selesailah tugas yang harus ia kerjakan.”

"Wahai para Bhikkhu,sekalipun  pandangan ini[Ajaran Buddha] begitu murni dan begitu jelas,jika engkau melekat,jika engkau menghasratinya,jika engkau menjadikannya sebagai harta,jika engkau terikat kepadanya,maka sesungguhnya engkau tidak paham bahwa ajaran ini adalah seperti sebuah rakit yang digunakan untuk menyebrang bukan sesuatu untuk dipikul."

Quote
"“Pubbe cāha.m Anurādha, etarahi ca dukkhañce va paññāpemi dukkhassa ca nirodhan’ti.”
"Anuradha,Aku[Buddha] hanya mengajarkan satu hal dan hanya satu hal saja,yaitu penderitaan dan akhir dari penderitaan"

"Engkau sendiri yang harus melakukan semuanya,karena Aku[Buddha] hanya menunjukkan jalannya"
jadi menurut anda buddha cuma bilang gitu tanpa memberi jalan? ada cerita panjangnya?

Quote
Ketika Buddha menjelang parinibbana,Ananda bertanya,"Siapa yang akan menjadi guru kami setelah kepergian-Mu ,Bhagava?"

Buddha menjawab...tidak ada perlindungan lain..
"Jadilah penerang bagi dirimu sendiri.Jadilah pelindung bagi dirimu sendiri.Jangan mencari perlindungan diluar dirimu.Peganglah erat-erat kebenaran sebagai penerangan.Peganglah erat-erat kebenaran sebagai perlindungan.Jangan mencari perlindungan pada orang lain selain pada dirimu sendiri.Dan mereka,Ananda,yang sekarang maupun setelah Aku tiada,menjadi penerang bagi diri mereka sendiri,tidak mencari perlindungan pada orang lain selain pada diri mereka sendiri,namun memegang teguh kebenaran sebagai penerang mereka,memegang teguh kebenaran sebagai pelindung mereka,merekalah yang akan mencapai puncak tertinggi tapi mereka harus terus giat belajar"

GOTAMI sUTTA, Anguttara Nikaya 8.53

Pada suatu hari, bibi Buddha minta diajar Dhamma yg singkat, agar dapat dipakai untuk melatih kesadaran.

Kata Buddha: "Gotami, jika Anda tahu, ada sifat yg membawa pada nafsu, bukan pada kebebasan dari nafsu; kepada keterbelengguan, bukan pada kebebasan dari belenggu; kepada penimbunan, bukan kepada pelepasan; kepada membesarkan diri, bukan pada kerendahan hati; kepada ketidakpuasan, bukan pada kepuasan; kepada keterlibatan, bukan pada pengasingan diri; kepada kemalasan, bukan pada ketekunan penuh semangat; kepada penuh beban, bukan pada kebebasan dari beban; Anda boleh secara tegas berkata: "Itu bukan Dhamma, itu bukan Vinaya, itu bukan Ajaran Sang GUru."

Tetapi, jika Anda tahu, ada sifat yg membawa pada kebebasan dari nafsu, dan bukan kepada nafsu; kepada kebebasan dari belenggu, dan bukan pada belenggu; kepada pelepasan, bukan pada penimbunan; kepada kerendahan hati, bukan pada membesarkan diri; kepada kepuasan, bukan pada ketidakpuasan; kepada pengasingan diri, bukan pada keterlibatan; kepada ketekunan penuh semangat, bukan pada kemalasan; pada kebebasan dari beban, bukan pada penuh beban; Anda boleh secara tegas berkata: "Inilah Dhamma, inilah Vinaya, inilah Ajaran Sang Guru"."

[/b]

masih banyak sutta lainnya seperti Bahiya Sutta Udana,Mulapariyaya Sutta,Angulimala Sutta,Itivuttaka 91.. :)
[/quote]
sebaiknya anda lihat dulu cerita panjangnya jangan ambil sepotong2 deh ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #112 on: 30 May 2010, 08:45:38 PM »
Ryu...saya hanya tahu satu hal yang tertulis dalam Dhammapada sendiri,apakah itu?

Buddha berkata,"Lebih baik 1 ayat saja,yang penting dipraktekkan daripada ribuan ayat.."

saya mengenalnya sebagai bahwa,sutta-sutta Buddha itu,yang banyak menekan pada "tanha" dan "upadana",hanya dengan menyadari hal tersebut,bisa merealisasikan nibbana.. :)

menurut Anda sendiri Bro Ryu?Apakah sutta-sutta yang saya paparkan disini tidak cukup untuk membawa pada pembebasan karena tidak adanya Hasta Ariya Magga?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #113 on: 30 May 2010, 08:52:46 PM »
Ryu...saya hanya tahu satu hal yang tertulis dalam Dhammapada sendiri,apakah itu?

Buddha berkata,"Lebih baik 1 ayat saja,yang penting dipraktekkan daripada ribuan ayat.."

saya mengenalnya sebagai bahwa,sutta-sutta Buddha itu,yang banyak menekan pada "tanha" dan "upadana",hanya dengan menyadari hal tersebut,bisa merealisasikan nibbana.. :)

menurut Anda sendiri Bro Ryu?Apakah sutta-sutta yang saya paparkan disini tidak cukup untuk membawa pada pembebasan karena tidak adanya Hasta Ariya Magga?
intinya adalah setiap orang itu berbeda2 dalam tahap pembelajarannya, untuk ukuran umum bukankah lebih baik orang yang banyak membaca kitab suci dan berbuat sesuai ajaran daripada orang yang sedikit membaca kitab suci dan juga tidak berbuat sesuai ajaran.

FYI untuk memahami ajaran Buddha rasanya tidak semudah membalikan telapak tangan, apabila ajaran Buddha benar2 mudah rasanya semua orang sudah mencapai arahat semua deh.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #114 on: 30 May 2010, 08:58:33 PM »
Ryu...saya hanya tahu satu hal yang tertulis dalam Dhammapada sendiri,apakah itu?

Buddha berkata,"Lebih baik 1 ayat saja,yang penting dipraktekkan daripada ribuan ayat.."

saya mengenalnya sebagai bahwa,sutta-sutta Buddha itu,yang banyak menekan pada "tanha" dan "upadana",hanya dengan menyadari hal tersebut,bisa merealisasikan nibbana.. :)

menurut Anda sendiri Bro Ryu?Apakah sutta-sutta yang saya paparkan disini tidak cukup untuk membawa pada pembebasan karena tidak adanya Hasta Ariya Magga?
intinya adalah setiap orang itu berbeda2 dalam tahap pembelajarannya, untuk ukuran umum bukankah lebih baik orang yang banyak membaca kitab suci dan berbuat sesuai ajaran daripada orang yang sedikit membaca kitab suci dan juga tidak berbuat sesuai ajaran.

FYI untuk memahami ajaran Buddha rasanya tidak semudah membalikan telapak tangan, apabila ajaran Buddha benar2 mudah rasanya semua orang sudah mencapai arahat semua deh.

Nah,karena itu penclaiman hasta ariya magga sebagai satu-satunya jalan oleh beberapa oknum disini,hanya akan menjadi suatu kemelekatan yang tiada manfaatnya sama sekali...

Buddha dibanyak sutta membicarakan soal kemelekatan dan nafsu keinginan...jadi Hasta Ariya Magga mungkin saja bisa membawakan pada pembebasan,tetapi sungguh alangkah naifnya,jika berkata Hasta Ariya Magga sebagai satu-satunya jalan menuju pembebasan..

Regards,

Riky Liau
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #115 on: 30 May 2010, 09:01:49 PM »
Ryu...saya hanya tahu satu hal yang tertulis dalam Dhammapada sendiri,apakah itu?

Buddha berkata,"Lebih baik 1 ayat saja,yang penting dipraktekkan daripada ribuan ayat.."

saya mengenalnya sebagai bahwa,sutta-sutta Buddha itu,yang banyak menekan pada "tanha" dan "upadana",hanya dengan menyadari hal tersebut,bisa merealisasikan nibbana.. :)

menurut Anda sendiri Bro Ryu?Apakah sutta-sutta yang saya paparkan disini tidak cukup untuk membawa pada pembebasan karena tidak adanya Hasta Ariya Magga?
intinya adalah setiap orang itu berbeda2 dalam tahap pembelajarannya, untuk ukuran umum bukankah lebih baik orang yang banyak membaca kitab suci dan berbuat sesuai ajaran daripada orang yang sedikit membaca kitab suci dan juga tidak berbuat sesuai ajaran.

FYI untuk memahami ajaran Buddha rasanya tidak semudah membalikan telapak tangan, apabila ajaran Buddha benar2 mudah rasanya semua orang sudah mencapai arahat semua deh.

Nah,karena itu penclaiman hasta ariya magga sebagai satu-satunya jalan oleh beberapa oknum disini,hanya akan menjadi suatu kemelekatan yang tiada manfaatnya sama sekali...

Buddha dibanyak sutta membicarakan soal kemelekatan dan nafsu keinginan...jadi Hasta Ariya Magga mungkin saja bisa membawakan pada pembebasan,tetapi sungguh alangkah naifnya,jika berkata Hasta Ariya Magga sebagai satu-satunya jalan menuju pembebasan..

Regards,

Riky Liau
JMB8 itu hanyalah tools untuk mencapai pembebasan, apabila sudah mencapai pembebasan jalan tools itu pun akhirnya dilepaskan juga.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #116 on: 30 May 2010, 09:03:13 PM »
oh iya, jangan sampai kemelekatan pada tanpa melekat menjerumuskan juga ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #117 on: 30 May 2010, 09:08:13 PM »
Ryu...saya hanya tahu satu hal yang tertulis dalam Dhammapada sendiri,apakah itu?

Buddha berkata,"Lebih baik 1 ayat saja,yang penting dipraktekkan daripada ribuan ayat.."

saya mengenalnya sebagai bahwa,sutta-sutta Buddha itu,yang banyak menekan pada "tanha" dan "upadana",hanya dengan menyadari hal tersebut,bisa merealisasikan nibbana.. :)

menurut Anda sendiri Bro Ryu?Apakah sutta-sutta yang saya paparkan disini tidak cukup untuk membawa pada pembebasan karena tidak adanya Hasta Ariya Magga?
intinya adalah setiap orang itu berbeda2 dalam tahap pembelajarannya, untuk ukuran umum bukankah lebih baik orang yang banyak membaca kitab suci dan berbuat sesuai ajaran daripada orang yang sedikit membaca kitab suci dan juga tidak berbuat sesuai ajaran.

FYI untuk memahami ajaran Buddha rasanya tidak semudah membalikan telapak tangan, apabila ajaran Buddha benar2 mudah rasanya semua orang sudah mencapai arahat semua deh.

Nah,karena itu penclaiman hasta ariya magga sebagai satu-satunya jalan oleh beberapa oknum disini,hanya akan menjadi suatu kemelekatan yang tiada manfaatnya sama sekali...

Buddha dibanyak sutta membicarakan soal kemelekatan dan nafsu keinginan...jadi Hasta Ariya Magga mungkin saja bisa membawakan pada pembebasan,tetapi sungguh alangkah naifnya,jika berkata Hasta Ariya Magga sebagai satu-satunya jalan menuju pembebasan..

Regards,

Riky Liau
JMB8 itu hanyalah tools untuk mencapai pembebasan, apabila sudah mencapai pembebasan jalan tools itu pun akhirnya dilepaskan juga.

"Wahai para Bhikkhu,sekalipun pandangan ini[Ajaran Buddha]
begitu murni dan begitu jelas,jika engkau melekat,jika engkau
menghasratinya,jika engkau menjadikannya sebagai harta,jika engkau
terikat kepadanya,maka sesungguhnya engkau tidak paham bahwa ajaran ini
adalah seperti sebuah rakit yang digunakan untuk menyebrang bukan
sesuatu untuk dipikul."[Buddha Gotama]


saya tahu koq Master Ryu,itu hanya tools,tetapi jangan diclaim sebagai satu-satunya.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #118 on: 30 May 2010, 09:08:56 PM »
oh iya, jangan sampai kemelekatan pada tanpa melekat menjerumuskan juga ;D

kamsia... :D
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apakah ajaran Buddha satu-satunya jalan menuju Pencerahan?
« Reply #119 on: 30 May 2010, 09:10:54 PM »
Ryu...saya hanya tahu satu hal yang tertulis dalam Dhammapada sendiri,apakah itu?

Buddha berkata,"Lebih baik 1 ayat saja,yang penting dipraktekkan daripada ribuan ayat.."

saya mengenalnya sebagai bahwa,sutta-sutta Buddha itu,yang banyak menekan pada "tanha" dan "upadana",hanya dengan menyadari hal tersebut,bisa merealisasikan nibbana.. :)

menurut Anda sendiri Bro Ryu?Apakah sutta-sutta yang saya paparkan disini tidak cukup untuk membawa pada pembebasan karena tidak adanya Hasta Ariya Magga?
intinya adalah setiap orang itu berbeda2 dalam tahap pembelajarannya, untuk ukuran umum bukankah lebih baik orang yang banyak membaca kitab suci dan berbuat sesuai ajaran daripada orang yang sedikit membaca kitab suci dan juga tidak berbuat sesuai ajaran.

FYI untuk memahami ajaran Buddha rasanya tidak semudah membalikan telapak tangan, apabila ajaran Buddha benar2 mudah rasanya semua orang sudah mencapai arahat semua deh.

Nah,karena itu penclaiman hasta ariya magga sebagai satu-satunya jalan oleh beberapa oknum disini,hanya akan menjadi suatu kemelekatan yang tiada manfaatnya sama sekali...

Buddha dibanyak sutta membicarakan soal kemelekatan dan nafsu keinginan...jadi Hasta Ariya Magga mungkin saja bisa membawakan pada pembebasan,tetapi sungguh alangkah naifnya,jika berkata Hasta Ariya Magga sebagai satu-satunya jalan menuju pembebasan..

Regards,

Riky Liau
JMB8 itu hanyalah tools untuk mencapai pembebasan, apabila sudah mencapai pembebasan jalan tools itu pun akhirnya dilepaskan juga.

"Wahai para Bhikkhu,sekalipun pandangan ini[Ajaran Buddha]
begitu murni dan begitu jelas,jika engkau melekat,jika engkau
menghasratinya,jika engkau menjadikannya sebagai harta,jika engkau
terikat kepadanya,maka sesungguhnya engkau tidak paham bahwa ajaran ini
adalah seperti sebuah rakit yang digunakan untuk menyebrang bukan
sesuatu untuk dipikul."[Buddha Gotama]


saya tahu koq Master Ryu,itu hanya tools,tetapi jangan diclaim sebagai satu-satunya.. :)
gak ada yang salah kok kalau di klaim satu2nya, untuk meningkatkan saddha agar tidak pindah ke lain hati ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))