Ketika dalam perjalanan antara Yangon - Mandalay saya mendengar rekaman paritta di Bus, tahukah anda rekaman paritta apa...? Paritta itu adalah Paritta dari Sutta yang berkaitan dengan Abhidhamma. Misalnya mengenai kondisi-kondisi dalam Patthanamatikapatha: "Purejatapaccayo, pacchajatapaccayo, asevanapaccayo,..." dsbnya.
Atau Paritta mengenai tingkatan Vipassana dalam Vipassanabhumipatha:"Sotadhatu saddadhatu sotavinnanadhatu, ghanadhatu gandhadatu ghanavinnanadhatu,..." dsbnya...
Kemudian perenungan timbul, mengapa demikian besar kontrasnya dengan keadaan di negara-negara Buddhis lain?
Di negara Buddhis lain mungkin yang diputar adalah rekaman lantunan puji-pujian terhadap para Buddha dan para Bodhisatta yang diputar berulang-ulang, yang menurut saya tidak mendidik atau menambah pengetahuan dan lebih mirip dengan agama tetangga.
Bahkan dalam perjalanan bus di Thailand sekalipun tak pernah mendengar pemutaran paritta seperti itu.
Teringat kembali akan diskusi yang terjadi beberapa waktu yang lalu, mungkinkah ini penyebab Theravada dikatakan sebagai Vibhajavada (doctrine of analyses/ajaran analitis)...?