//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ucapan Benar, Bermanfaat, dan Menyenangkan  (Read 2529 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Ucapan Benar, Bermanfaat, dan Menyenangkan
« on: 19 June 2009, 12:09:32 AM »
Ucapan Benar, Bermanfaat, dan Menyenangkan


Hendaklah orang selalu menjaga rangsangan ucapannya, hendaklah ia mengendalikan ucapannya. Setelah menghentikan perbuatan-perbuatan jahat melalui ucapan, hendaklah ia giat melakukan perbuatan-perbuatan baik melalui ucapan. [Dhammapada 232]


Sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat, kita dituntut untuk menjaga tiga pintu perbuatan kita sendiri, yaitu pikiran, ucapan dan badan jasmani. Ketiga pintu perbuatan ini memang harus kita jaga setiap saat. Bisakah kita melakukan hal ini? Sebisa mungkin kita harus melakukan sehubungan dengan adanya relasi-relasi yang banyak antarsesama di sekitar kita.

Kita memang mengetahui bahwa pengucapan sebuah kata membawa pengaruh yang sangat kuat terhadap si pendengar di sekitar kita. Untuk itu marilah kita simak penjabaran secara rinci di bawah ini.

Ucapan benar itu dalam penyampaiannya tidak berarti secara terbuka penuh.

Dalam Abhayarajakumara Sutta, Majjhima Nikaya 58, Sang Buddha menunjukkan faktor-faktor yang turut menentukan suatu ucapan patut dan tidak patut dikemukakan. Faktor-faktor yang utama adalah: 1. Apakah pernyataan itu benar atau salah, 2. Apakah pernyataan itu bermanfaat atau tidak, 3. Apakah pernyataan itu dikehendaki/ disetujui oleh orang-orang lain atau tidak. Sang Buddha sendiri akan mengemukakan hal-hal yang benar dan bermanfaat, dan mengetahui saatnya yang tepat, sesuatu yang menyenangkan dan sesuatu yang tidak menyenangkan pun patut dikemukakan.

Diceritakan bahwa pada suatu saat, seorang bayi yang masih kecil sedang berbaring telungkup di pangkuan Pangeran Abhaya. Sang Buddha berkata kepada Pangeran Abhaya, “Bagaimana pendapatmu Pangeran? Karena kelalaianmu atau pun kelalaian perawat, kalau saja anak yang masih kecil itu memasukkan sebatang kayu atau sebutir batu ke dalam mulutnya sendiri, apa yang akan engkau lakukan terhadapnya?”

“Saya akan mengeluarkan kayu atau batu itu, Bhante. Jika saya tidak bisa mengeluarkannya, saya akan memegang kepalanya dengan tangan kiri saya dan membengkokkan jari tangan kanan saya, saya akan mengeluarkannya meskipun harus berdarah. Mengapa demikian? Karena saya memiliki welas kasih kepada anak itu.” Sang Buddha berkata: ‘Demikian juga Pangeran:

[1] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai bukan fakta, tidak benar, tidak berhubungan dengan tujuan, tidak dikehendaki dan tidak menyenangkan orang-orang lain, Tathagata tidak mengemukakan ucapan-ucapan itu.

[2] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai fakta, benar, tidak berhubungan dengan tujuan, tidak dikehendaki dan tidak menyenangkan orang-orang lain, Tathagata tidak mengemukakan ucapan-ucapan itu.

[3] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai fakta, benar, berhubungan dengan tujuan, tetapi tidak dikehendaki dan tidak menyenangkan orang-orang lain, Tathagata mengetahui saat yang tepat untuk mengemukakan ucapan-ucapan itu.

[4] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai bukan fakta, tidak benar, tidak berhubungan dengan tujuan, tetapi dikehendaki dan menyenangkan orang-orang lain, Tathagata tidak mengemukakan ucapan-ucapan itu.

[5] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai fakta, benar, tidak berhubungan dengam tujuan, tetapi dikehendaki dan menyenangkan orang-orang lain, Tathagata tidak mengemukakan ucapan-ucapan itu.

[6] Ucapan yang diketahui oleh Tathagata sebagai fakta, benar, berhubungan dengan tujuan, dan dikehendaki dan menyenangkan orang-orang lain, Tathagata mengetahui saat yang tepat untuk mengemukakan ucapan-ucapan itu.

Mengapa demikian? Karena Tathagata memiliki welas kasih kepada semua makhluk hidup.” (MN 58 )

Dalam Suta Sutta, Gradual Sayings (Anguttara Nikaya II. 179 ) diceritakan bahwa Brahmana Vassakara berkata kepada Sang Buddha, demikian: “Saya berpandangan, saya berpendapat bahwa, ketika seseorang berbicara hal-hal yang telah dilihat, dengan mengatakan, ‘Demikian telah saya lihat’, tidak ada salahnya hal semacam itu. Ketika seseorang berbicara hal-hal yang telah didengar, dengan mengatakan, ‘Demikian telah saya dengar’, tidak ada salahnya hal semacam itu. Ketika seseorang berbicara hal-hal yang telah diketahui, dengan mengatakan, ‘Demikian telah saya ketahui’, tidak ada salahnya hal semacam itu.”

Sang Buddha menanggapi pernyataan Brahmana Vassakara tersebut: “Saya tidak mengatakan, Brahmana, bahwa hal-hal yang telah dilihat…, hal-hal yang telah didengar…, hal-hal yang telah diketahui patut dikemukakan. Tetapi bukan berarti hal-hal yang telah dilihat, telah didengar, telah diketahui tidak patut dikemukakan.”

“Apabila seseorang mengemukakan hal-hal yang telah didengar, hal-hal yang telah dilihat, hal-hal yang telah diketahui, mengakibatkan kualitas batin yang buruk berkembang dan kualitas batin yang baik merosot, maka hal semacam itu tidak patut dikemukakan. Akan tetapi, apabila seseorang mengemukakan hal-hal yang telah diketahui, mengakibatkan kualitas batin yang buruk berkurang dan kualitas batin yang baik berkembang, maka hal semacam itu patut dikemukakan.”

“Apabila, seseorang mengemukakan hal-hal yang telah dilihat, mengakibatkan kwalitas batin yang tidak baik berkembang dan kwalitas batin yang baik merosot, maka hal semacam itu tidak patut dikemukakan.” (AN 4.183)

Dalam menyampaikan segala sesuatu melalui ucapan apalagi mengenai Dhamma, memang ada cara-cara yang harus diketahui dengan baik, dan menggunakannya secara baik dan benar pula. Dalam menanggapi atau menjawab suatu pertanyaan pun kita harus berusaha memberikan jawaban yang sesuai. Dalam Pañha Sutta, Gradual Sayings (Anguttara Nikâya II. 53-54), Sang Buddha mengajarkan bagaimana cara menjawab suatu pertanyaan (AN 4.42).

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tentu harus dimengerti terlebih dahulu, baru memikirkan dan merancang jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan yang berbeda. Dalam Pañha Sutta tersebut, dikatakan ada empat cara menjawab pertanyaan-pertanyaan, yaitu: 1]. Ada pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab secara langsung dan singkat (misalnya: iya / tidak); 2]. Ada jenis pertanyaan yang harus dijawab secara analisis (mendefinisikan sebanyak mungkin dalam penjelasan dengan berbagai contoh); 3]. Ada jenis pertanyaan yang harus dijawab dengan sebuah pertanyaan balik sebagai jawabannya; 4]. Ada pula jenis pertanyaan yang harus dijawab dengan diam/ tidak perlu dijawab.”

Siapa pun yang mengetahui hal tersebut dengan benar menghubungkan dengan Dhamma, maka ia dikatakan mahir dalam empat tipe pertanyaan tersebut. Sulit untuk mengalahkannya. Ia mengetahui hal-hal yang sesuai dan yang tidak sesuai, sehingga menolak hal-hal yang tidak memiliki makna dan menguasai hal-hal yang memiliki makna.

Menurut ayat Dhammapada tersebut di atas, tentu usaha dan perjuangan kita sendiri kuncinya. Berusaha dan berjuanglah. Sukses!

Sumber:

http://www.accesstoinsight.org/canon/sutta

Oleh Bhikkhu Cittagutto Thera
artikel yg saya ambil dari postingan saudara singthung.


-------------------------------------------------
btw saudara kaiyin saya cari-cari percakapan dengan pangeran ajatasattu tidak dapat-dapat....
ternyata dengan pangeran abhaya.

salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Sunce™

  • Sebelumnya: Nanda
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.350
  • Reputasi: 66
  • Gender: Male
  • Nibbana adalah yang Tertinggi
Re: Ucapan Benar, Bermanfaat, dan Menyenangkan
« Reply #1 on: 19 June 2009, 12:32:48 AM »
wah, nice post nih.. yng lupa di tambah pengetahuannya dan yng ingat di ingatkan kembali..

Offline epicentrum

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 169
  • Reputasi: 17
  • Gender: Female
Re: Ucapan Benar, Bermanfaat, dan Menyenangkan
« Reply #2 on: 22 June 2009, 02:09:36 AM »
wah pas banget neh menjawab pertanyaan gw soal ucapan... sempat bertanya2 cukup lama eh ketemu jg jwbannya... thank bgt marcedes  ^:)^ ^:)^ ^:)^
tiada 1 sebab menghasilkan 1 akibat
tiada banyak sebab menghasilkan 1 akibat
tiada 1 sebab menghasilkan banyak akibat
yg ada banyak sebab menghasilkan banyak akibat

 

anything