Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia
Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Theravada => Topic started by: markosprawira on 26 August 2009, 08:43:49 AM
-
Dalam tulisan ini disebutkan bahwa ada 2 bahasa yaitu bahasa awam/sehari2 dan bahasa dhamma
Bahasa awam merujuk pada bahasa yang kita sebagai org awam pergunakan dalam keseharian kita. Bahasa ini muncul dari kesepakatan bersama, konvensi, peraturan, hukum, kebiasaan, dsbnya
Sedangkan bahasa dhamma merujuk pada hakekat sesungguhnya dari segala sesuatu yaitu paramattha dhamma
Misalkan mengenai pengertian kata sunya/kosong.
Dalam bahasa keseharian artinya tidak ada isi apapun, kosong, tidak ada objek di dalamnya
Tapi secara bahasa Dhamma, kosong adalah bebas dari kemelekatan.
Disebutkan bahwa orang seringkali menggunakan bahasa yg keliru/rancu dalam menafsirkan sesuatu.
Misal saat membahas sunyata secara dhamma, orang mengartikannya sebagai sunyata secara bahasa keseharian sehingga sunyata yg seharusnya merujuk pada kondisi bebas dari kemelekatan, menjadi kondisi yg tidak berisi apapun
Bisa juga menggunakan bahasa dhamma, saat sedang membahas mengenai keadaan yg kosong secara umum
Isi artikel ini sangatlah menarik jika dipergunakan dalam melihat aspek nihilisme/bukan nihilisme, atau konsep melepas sehingga kita bisa lebih jelas melihat mengapa sampai terjadi "salah paham" seperti itu
Apalagi jika untuk 1 konsep, pegangan yg digunakan adalah rujukan awam seperti Wikipedia, KBBI, dsbnya
semoga bisa bermanfaat
-
<<Tapi secara bahasa Dhamma, kosong adalah bebas dari kemelekatan.>>
Apakah sunya = paramatta dhamma ? Kalau iya, di bagian mana dari sutta ? Apakah sunya itu bahasa Pali ? Kalau begitu bisa dilihat di kamus tsb ? Atau lebih baik lagi dibaca sutta ybs menyebutkan sunya tsb utk lebih dipahami konteksnya. Bolehkah dibagikan kalimat/tulisan lengkap ajaran Ajahn Chah yg dikritisi di sini tsb ?
Semoga berkenan.
-
Paramattha dhamma adalah :
- Sankhata Dhamma : keadaan yg bersyarat, yang tertampak dilahirkan, lenyap dan selama masih ada, terlihat perubahan2nya
terdiri dari : citta, cetasika, rupa dan nibbana
-Asankhata Dhamma : keadaan yang tidak bersyarat yaitu tidak dilahirkan, tidak musnah, ada dan tidak berubah
yaitu Nibbana
Ini bukan tulisan yg mengkritisi ajaran Ajahn Chah melainkan tulisan dari Ajahn Chah sendiri yg menyebutkan mengenai adanya 2 bahasa dan sering terjadi kerancuan dalam penggunaan bahasa itu sendiri
semoga bisa memperjelas bhw disini bukan membahas mengenai Sunya itu sendiri melainkan ringkasan dari tulisan berjudul 2 Bahasa dari Ajahn Chah