Yg juga menarik, hanya sekolah 1 semester n trus Drop Out, bukan lulusan komputer tapi malah
merupakan org terpenting di perusahaan (computer) yg amat innovative di dunia.
Ini suatu kebetulan yg menarik... klu ga salah Bill Gates, org terkaya di dunia juga drop out. Juga banyak orang2 sukses lainnya (Eka Cipta, dan beberapa Konglo lainnya). Rata-rata drop-out, sekolah rendah atau prestasi sekolah rata-rata saja.
Bagaimana kita menarik kesimpulan dari kenyataan ini?
Tentu kita tidak akan bodoh menyimpukan bahwa untuk menjadi sukses kita harus drop-out dari sekolah.
Beberapa kesimpulan yg bisa kita sharing adalah: Untuk menjadi sukses banyak faktor berperan (kamma-vipaka) yg membuahkan suatu hasil.
Prestasi sekolah hanyalah salah satu dari sekian banyak pengkondisi lainnya, yaitu: Kemampuan bersosialiasi, kesempatan yg datang, kemampuan menggunakan kesempatan tsb, Lingkungan, ketepatan mengambil keputusan, dsbnya...
Berdasarkan kesimpulan diatas pula, sy kurang setuju dengan sistem pendidikan di Indonesia. Yg saya kurang setuju adalah banyaknya mata pelajaran -yg menurut sy tidak diperlukan- yg dijejalkan ke anak. Bagi saya, banyaknya mata pelajaran yg tidak perlu ini akan mengakibatkan:
1. bosannya si anak terhadap dunia pendidikan
2. terkungkungnya kreatifitas gara2 pelajaran textbook/hafalan tsb (dan kurangnya pelajaran praktik)
3. tersitanya waktu anak unt pelajaran2 tsb dan matinya kreatifitas
4. mata2 pelajaran yg tdk perlu mempengaruhi tidak tertariknya anak dengan mata pelajaran yg penting
Imo, pelajaran2 yg penting untuk anak adalah:
1. Matematika
2. Sains
3. Bahasa Inggris (Mandarin)
dan beberapa ekskul
Mata pelajaran yg paling tidak penting adalah: agama
Masih menurut saya, banyak sekolah yg sebenarnya berpikiran sama dengan pemikiran saya, namun tidak mampu menerapkan konsep pendidikan begini dikarenakan: Diwajibkan oleh pemerintah.
::