Pada saat serius membaca paritta, saat itu pikiran kita tidak kemana-mana. Tidak kemasa lalu, tidak kemasa depan. Pikiran berada pada saat ini. Konsentrasi.
Yakinkah?
Sy menuliskan apa yg sy alami. Jika Bro Riky mempunyai pendapat/pengalaman yg berbeda, mungkin bisa langsung disharing saja disini.
Saya akan membuat sebuah sampel :
Saya membaca paritta di dalam ruang kebaktian,ketika saya konsentrasi penuh terhadap paritta tersebut maka saya tidak mengetahui apapun yang terjadi lagi karena yang saya "konsetrasikan" hanya membaca paritta...Pertanyaan saya adalah,"Ketika ada suara gesekan kaki/apapun yang menimbulkan suara,saya hanya "berkonsentrasi" terhadap paritta dan yang pasti saya bukan konsentrasi terhadap suara itu bukan?Apakah ketika saya mendengar suara dan mengalihkan konsentrasi terhadap suara itu,itu masih termaksuk konsentrasi?
Ketika betul2 berkonsentrasi membaca paritta dan tidak mendengar adanya gesekan suara kaki ditempat lain, ini sy sebut: konsentrasi (terpusat).
Kalau membaca paritta dan kemudian perhatian beralih ke suara kaki, kemudian beralih lagi ke suara kendaraan, lalu ke burung2 berkicau di luar, ini namanya kesadaran berpindah2 (meloncat2). Pada saat kesadaran berpindah2/berloncat2, kita tidak dalam keadaan konsentrasi terpusat.
Bisakah anda menjelaskan makna kata "serius"?....
'Serius' yg maksudkan dalam membaca paritta adalah: tidak asal baca (sementara pikiran kemana-mana, mulut doang yg bercuap-cuap), tidak bermain2, lirik kiri kanan, dan mengkondisikan saat itu adalah saat kita sedang mengulangi sabda dari Sang Buddha (hormat).
::