Ini hanya pendapat saya saja
- memasuki suasana konsentrasi (pikiran terpusat)=ini bukankah sama saja dengan samatha bhavana yang menggunakan konsep paritta?
Pada saat serius membaca paritta, saat itu pikiran kita tidak kemana-mana. Tidak kemasa lalu, tidak kemasa depan. Pikiran berada pada saat ini. Konsentrasi.
- menanam perbuatan baik dalam bentuk pikiran=ini saya tidak jelas dan tidak mengerti,bagaimana membaca paritta bisa menanam perbuatan baik,jika dibilang bisa mencegah perbuatan jahat saya setuju,jika menanam kamma baik saya agak ragu...Bisakah saudara willi menshare maksud dari "menanam perbuatan baik dlm bentuk pkran?"
Kamma bisa terjadi dalam bentuk: pikiran, ucapan dan perbuatan.
Kamma ucapan dan perbuatan udah jelas sekali yah, sedangkan kamma dalam bentuk pikiran, agak halus... namun ini adalah kamma yg paling produktif.
Contoh Kamma buruk dalam bentuk pikiran:
DOSA: "Sialan nih orang, moga2 ditabrak mobil elo.."
LOBHA: "Wah, cewek ini seksi sekali..." (dilanjutkan dengan mengkhayal yg porno2)"
MANA: "Kacian cekali, teman2 di forum pada debat nggak karuan, mereka belum merealisasi Nibbana seh"
Contoh Kamma baik dalam bentuk pikiran:
KARUNA: "Kasihan anak jalanan itu tidak mendapat kesempatan bersekolah"
OTTAPA: Nggak mau melanjutkan khayalan porno karena takut akan akibatnya (akibatnya yakni batin menjadi semakin bobrok)
SATI: Pembacaan parita, pikiran tidak kemana-mana
- meningkatkan saddha=Kalau masalah saddha apa hubungannya dengan membaca paritta?Paritta itu adalah kata2 SB tidak ada hubungannya dengan Saddha menurut saya,justru Saddha diperoleh dari sebuah Ehipassiko terhadap kebenaran kata2 SB,bukan lewat dari membaca paritta begitu saja?
Setiap orang akan meningkat Saddha-nya dari bermacam2 cara.
Ada yg dari cerita2 saja sudah bisa saddha, ada yg memerlukan ritual untuk semakin saddha, ada yg dari diskusi, ada yg dari renungan, ada yg ehipassiko (ini yg dianjurin Guru kita)... dsbnya.
::