Buddhist PsychologySuatu hari, seorang dosen wanita termasyur yg mengajar metafisika buddhis datang menemui Ajahn Chah. Dia memberikan pelajaran secara berkala di Bangkok mengenai Abhidhamma dan psikologi buddhis yang rumit. Sewaktu berbicara dengan Ajahn Chah, dia menerangkan dengan detail bagaimana pentingnya mengerti psikologi buddhis bagi setiap orang dan betapa banyak siswanya yang mendapatkan manfaat dari pelajaran tersebut. Dia menanyakan Ajahn Chah apakah Ajahn Chah setuju mengenai pentingnya pemahaman tersebut.
"Ya, sangat penting", Ajahn Chah setuju.
Senang, sang guru wanita kembali bertanya apakah ada murid Ajahn Chah yang belajar Abhidhamma.
"Ya, tentu saja."
Si guru wanita kembali bertanya, darimana murid-murid Ajahn Chah mempelajarinya, dari buku apa dan subjek apa yg terbaik untuk memulai?
"Hanya di sini," kata Ajahn Chah, menunjuk ke arah dadanya (hati), "hanya di sini."
The Chicken or the Egg?Selama kunjungannya di Inggris, Ajahn Chah berceramah ke banyak kelompok-kelompok buddhis. Pada suatu malam setelah berceramah, dia mendapat pertanyaan dari seorang wanita Inggris terhormat yang menghabiskan waktu beberapa tahun mempelajari cybernetics komplex dari pikiran berdasarkan 89 kelompok kesadaran dalam buku teks psikologi Abhidhamma buddhis. Apakah Ajahn Chah berkenan untuk menjelaskan beberapa aspek di sistem psikologi yang rumit dan sulit kepadanya agar dia dapat meneruskan pelajarannya?
Dharma mengajarkan kita untuk melepas. Tapi pertama-tama, kita secara alamiah melekat pada prinsip-prinsip Dharma. Orang bijaksana mengambil prinsip-prinsip ini dan menggunakannya sebagai alat untuk menemukan esensi hidup.
Menyadari betapa si penanya terjebak dalam konsep intelektual daripada mendapatkan manfaat dari praktek di hatinya sendiri, Ajahn Chah menjawab dia dengan gamblang, "Anda, bu, seperti orang yang memelihara ayam betina di halaman rumah," jelasnya, "dan berkeliling halaman memunguti kotoran ayam ketimbang telornya."
http://www.what-buddha-taught.net/Books2/Ajahn_Chah_A_Still_Forest_Pool.htm