//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Asal Muasal Manusia  (Read 69732 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #30 on: 06 October 2011, 02:48:48 PM »
thx atas penjelasannya bro gandalf...
sekarang yang ingin saya tanyakan lagi, kalau memang tathagatagarbha adalah seorang sosok pencipta 'makhluk', lalu apakah sampai sekarang 'makhluk' itu masih terus di'lahir'kan oleh tathagatagarbha???
kalau begitu makhluk mencapai nirvana=>memasuki dharmakaya=> dharmakaya melahirkan kembali 'makhluk'...
bukannya rantainya malah tidak berhenti kalau seperti itu??
bukan bermaksud offend yah...

 _/\_
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #31 on: 06 October 2011, 04:55:50 PM »
Wahh di agama apa ya? Masalahnya konsep di tiap agama beda-beda juga, sy harus bandingin sama yang mana? hahah...

Tapi singkatnya, Sosok Pencipta dalam agama Samawi berada di "luar" proses hidup dan mati, muncul dan lenyap, yang merupakan ciptaannya. Ia menjadi subjek personal absolut yang mengatur semuanya. Ia adalah murni Sebab, Absolut, tak tersentuh oleh akibat ciptaannya. Beberapa paham Hinduisme juga seperti ini.

Beberapa paham Hinduisme menyatakan bahwa segala sesuatu dan semua makhluk adalah bagian dari Brahman (Tuhan), non-dual,  dengan "Maya" sebagai proses kreatif Brahman yang membentuk dunia ini. Paham ini mendekati Buddhisme, bedanya mereka menyatakan bahwa setelah pencerahan seseorang melebur dengan Brahman, Sang Atman Dunia dan kehilangan identitas personalnya.

Sedangkan paham Dharmakaya dalam Buddhisme, sebagai Ketuhanan Buddhis, mencakup semuanya. Dharmakaya tidak berada di luar Samsara dan bukan semata-mata Nirvana. Dharmakaya ada dalam Samsara, sehingga pencerahan dimungkinkan selagi orang berada di dalam samsara. Ini menunjukkan bahwa agama Buddha bukan agama khayal, karena Ketuhanan atau keBuddhaan dapat dialami saat ini dalam hidup ini dalam dunia ini, dalam satu kesempatan, beberapa kesempatan, banyak kesempatan atau selama-lamanya.

Bukan cuma makhluk, segala sesuatu, ada karena Dharmakaya yang mencakup Kebajikan Pokok dan Kesesatan Pokok, Samsara dan Nirvana, baik dan jahat. Maka dari itu seperti yang bro william sendiri katakan sebagai reply pada sugianto, bila seseorang tercerahkan maka ia melampaui baik dan jahat. CMIIW

Meminjam istilah Upasaka Saccako, Dharmakaya "memancarkan" realita, bukan "menciptakan". Senter tidak menciptakan cahaya, tetapi ia memancarkan cahaya, yang merupakan hasil kesatuan berbagai sebab dan akibat. Karena Dharmakaya adalah hukum karma, Pratityasamutpada, serta Nirvana dan Tanah Suci itu sendiri. Dharmakaya memancarkan proses kreatif dunia ini, Ia bagaikan DNA mental dan fisik.

Dengan demikian, dunia ini ada bukan hasil kebetulan atau chaos, tetapi merupakan proses kreatif Dharmakaya dan segala tujuan umat manusia dibentuk dari sana.

Seorang Buddha tidak melenyapkan Samsara, beliau mentransformasikan Samsara menjadi Nirvana, ini makna terbebas yang sesungguhnya. Dunia yang anda sebut Samsara ini, seorang Buddha akan melihatnya sebagai alam Buddha, sepenuhnya murni dan damai, karena beliau telah menyadari sepenuhnya apa sih Samsara itu. Nirvana adalah hakekat sejati Pratityasamutpada.

Menyadari Dharmakaya membangkitkan Kebajikan Pokok menjadi Buddha, tidak menyadari Dharmakaya dan malah mengembangkan tiga racun, akan membawa pada kelahiran di alam neraka. Maka dari itu manusia memilih sendiri tujuan hidupnya, sepenuhnya free will dia mau ke arah mana. Free Will adalah unsur dari Dharmakaya, Dharmakaya bukan Sosok absolut yang mengatur kehendak manusia. Ia adalah alaya vijnana, dasar kesadaran dan kehendak  manusia.

Lantas apa tujuan Buddha hadir di dunia ini, adalah membawa semua orang agar bertujuan menjadi Buddha, tujuan sejati semua makhluk. Manusia punya free will, mereka dapat memutuskan mau jadi baik atau jahat, tetapi bukankah kita semua dihimbau untuk menjadi baik? Demikian kita dihimbau oleh para Buddha agar mentransformasikan Samsara menjadi Nirvana, memurnikan alaya-vijnana menjadi amala-vijnana, merealisasi Dharmakaya murni dan Ke-Buddhaan. Itulah tujuan sejati semua makhluk, mengubah alaya menjadi amala, kesdaraan kesembilan yang murni, yang memaksimalkan Kebajikan Pokok dan memurnikan Kesesatan Pokok.

Maaf kalau saya juga masih snagat terbatas dalam menjelaskan.

 _/\_
The Siddha Wanderer




cuma main term aja...LOL

in the end intinya itu Dharmakaya = alam semesta = semuanya...

Tujuan Buddha didunia ini agar makhluk lain tercerahkan?...LOL itu menurut manusia ato menurut Dharmakaya?

Offline feiyudhammacittausername

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 46
  • Reputasi: 0
  • Gender: Male
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #32 on: 06 October 2011, 09:34:05 PM »
 _/\_
hadeh........tulisan saya dikatakan jelek.......
yah...begitulah mgkin yah...
skdar membri tnggapan, sya krg spndapat dgn dharmakaya dan konseptuil penjelasnya........mksud sya tdk "sepenuhnya" setuju...

mengutip dari sutra mahayana "长寿灭罪经" ("Sutra Usia Panjang Pemusnahan Dosa")...
"Semua makhluk hidup pada dasarnya adalah suci, tetapi karena timbulnya suatu pikiran kebodohan pada kehidupan yang lampau, yaitu pikiran khayalan yang palsu yang membuatnya melakukan tindakan. Karena adanya tindakan/perbuatan maka timbullah akibat dari perbuatan itu. Karena adanya akibat dari perbuatan, membuatnya harus masuk ke dalam lingkaran kelahiran melalui kandungan. Setelah masuk ke dalam kandungan, maka terbentuklah janin, dan ketika janin tersebut tumbuh maka berkembanglah indera seperti mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan kesadaran.Setelah lahir melalui kandungan seorang ibu, ke 6 indera tersebut akan berhubungan dengan lingkungan di sekitarnya dan menimbulkan 6 jenis pencerapan/perasaan. Karena adanya pencerapan/perasaan, maka timbullah rasa suka terhadap sesuatu.  Karena rasa suka tersebut timbul, maka keterikatan untuk memilikinya juga timbul. Karena keterikatan untuk memilikinya timbul, maka timbullah usaha untuk mendapatkannya. Dan dalam usaha untuk mendapatkannya, dia akan melakukan tindakan melalui perbuatan,perkataan dan pikiran, semua ini akan membawa karma dan bibit karma inilah yang akan membentuk lagi keadaan kelahirannya pada masa yang akan datang. Karena adanya beban bibit karma untuk kehidupan yang akan datang, maka manusia akan mengalami kelahiran lagi. Dan karena adanya kelahiran, maka secara alamiah beliau akan mengalami proses usia tua dan kematian, dan dalam perjalanan hidupnya beliau akan mengalami segala macam kekhawatiran, kesedihan, penderitaan dan tekanan batin. Inilah yang disebut urutan dari hukum sebab-musabab, yang terdiri dari 12 mata rantai lingkaran dari kelahiran dan kematian."

dari kutipan sutra di atas,dapat kita perkecil sekaligus generalisir lingkup objek penglihatan kita:
???(DIPERTANYAKAN)-->MANUSIA YANG SUCI-->KEBODOHAN-->HUKUM SEBAB MUSABAB<-->RODA SAMSARA YANG TIDAK BERHENTI

lalu apakah sesuatu yang dipertanyakan itu?...sesosok Tuhan yang maha dan segala mahakah (MAHADEVA),? ataukah KEKOSONGAN yang TERKESAN KURANG LOGIC (karena jika asal muasal adalah kekosongan maka bisa dikatakan teori SPONTANITAS atau abiogenesis adalah benar dalam beberapa aspek)
*mohon tanggapan lebih lanjut, trims
 _/\_

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #33 on: 06 October 2011, 10:26:07 PM »
di Theravada.. tidak ada kekosongan dlm 31 alam kehidupan, dan tidak ada MahaDeva (tuhan)
yg kosong itu..hanyalah alam2 Brahma Jhana 1 ke bawah... saat terjadi proses penyusutan dan pengembangan alam semesta
...

Offline panggil aq nong poy

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 20
  • Reputasi: -1
  • Gender: Female
  • jangan ganggu aq bang
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #34 on: 07 October 2011, 05:28:07 PM »
cuma main term aja...LOL

in the end intinya itu Dharmakaya = alam semesta = semuanya...

Tujuan Buddha didunia ini agar makhluk lain tercerahkan?...LOL itu menurut manusia ato menurut Dharmakaya?

muanushia ya asalnnya dr rahim ibunnya
dibiologi ada dijelasin kan say  :)
cinta jangan pernah kau coba pergi

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #35 on: 07 October 2011, 05:29:44 PM »
muanushia ya asalnnya dr rahim ibunnya
dibiologi ada dijelasin kan say  :)
jangan panggil aku say, dan kita bukan lage bahas manusia dari rahim ibu ato rahim kambing....=_="

Offline Chika

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 1
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #36 on: 07 October 2011, 08:08:10 PM »
tidak ada manusia pertama...

makhluk hidup itu dari sel-sel....lama2 evolusi jadi lebih komplex, dan lama2 evolusi lage jadi manusia...jadi semuanya itu bareng, kayak lumut...dimana2 tumbuh....

makane manusia beda2 ras, beda2 warna...

makane di dunia ini ada banyak sub-species...

Initnya manusia itu bukan cuma di ciptakan arab ato di eden doank...seperti cerita dongeng orang2 arab ama karesten..

Dongeng kok dianggap fakta kakaka...

dalam sosiologi dijelaskan bahwa munculnnya perbedaan antar sub species disebabkan perbedaan iklim, makanan, pola hidup, dst pada masing habitat. Dalam perkembangan saat ini banyak ditemukan perkimpoian silang yg menghasilkan subspec blasteran. Hal ini jg mendorong tingkat toleransi suatu Negara dan wargannya terhadap suatu proses asimilasi dan akulturasi. Kita pun diharapkan agar dapat memfilterisasi sisi positif dr perkembangan era globalisasi saat ini. Contoh nyatannya lihat saja generasi muda sekarang ini yg amat menggandrungi kpop, mereka sampai rela belajar bhs korea, meniru penampilan publc figure idola, buat boyband local gaya korea, dst. In the other hand semakin banyak pula public figure yg konser ke Negara ini akhir ini membuktikan bahwa mereka sdh diterima dgn baik disini. Suatu hari nanti tidak heran jika setiap sub species ada di setiap Negara.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #37 on: 07 October 2011, 08:40:18 PM »
thx atas penjelasannya bro gandalf...
sekarang yang ingin saya tanyakan lagi, kalau memang tathagatagarbha adalah seorang sosok pencipta 'makhluk', lalu apakah sampai sekarang 'makhluk' itu masih terus di'lahir'kan oleh tathagatagarbha???
kalau begitu makhluk mencapai nirvana=>memasuki dharmakaya=> dharmakaya melahirkan kembali 'makhluk'...
bukannya rantainya malah tidak berhenti kalau seperti itu??
bukan bermaksud offend yah...

 _/\_

bro gandalf...
pertanyaan ini kok kaga dijawab??  :'( :'( :'(
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline El Sol

  • Sebelumnya: El Sol
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.752
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #38 on: 08 October 2011, 12:41:04 AM »
dalam sosiologi dijelaskan bahwa munculnnya perbedaan antar sub species disebabkan perbedaan iklim, makanan, pola hidup, dst pada masing habitat. Dalam perkembangan saat ini banyak ditemukan perkimpoian silang yg menghasilkan subspec blasteran. Hal ini jg mendorong tingkat toleransi suatu Negara dan wargannya terhadap suatu proses asimilasi dan akulturasi. Kita pun diharapkan agar dapat memfilterisasi sisi positif dr perkembangan era globalisasi saat ini. Contoh nyatannya lihat saja generasi muda sekarang ini yg amat menggandrungi kpop, mereka sampai rela belajar bhs korea, meniru penampilan publc figure idola, buat boyband local gaya korea, dst. In the other hand semakin banyak pula public figure yg konser ke Negara ini akhir ini membuktikan bahwa mereka sdh diterima dgn baik disini. Suatu hari nanti tidak heran jika setiap sub species ada di setiap Negara.

intinya apa yak?..=_="

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #39 on: 08 October 2011, 08:28:09 AM »
Quote
dari kutipan sutra di atas,dapat kita perkecil sekaligus generalisir lingkup objek penglihatan kita:
???(DIPERTANYAKAN)-->MANUSIA YANG SUCI-->KEBODOHAN-->HUKUM SEBAB MUSABAB<-->RODA SAMSARA YANG TIDAK BERHENTI

lalu apakah sesuatu yang dipertanyakan itu?...sesosok Tuhan yang maha dan segala mahakah (MAHADEVA),? ataukah KEKOSONGAN yang TERKESAN KURANG LOGIC (karena jika asal muasal adalah kekosongan maka bisa dikatakan teori SPONTANITAS atau abiogenesis adalah benar dalam beberapa aspek)
*mohon tanggapan lebih lanjut, trims

Tidak ada istilah "manusia suci". Di atas dikatakan pada asalnya manusia itu suci, mungkin terjemahannya yg keliru, tp itu menunjuk pada Tathagatagarbha yang ada juga tidak ada, isi dan kosong, Dharmakaya.

Itulah jawaban anda apa itu yang dipertanyakan. Dharmakaya.

Saya pernah dengar ceramah Mingyur Rinpoche, para ilmuwan fisika kuantum ketika meneliti berbagai atom dan memeterelinya mereka menjadi sangat kebingungan, karena: semuanya KOSONG! Mingyur Rinpoche menjelaskan, yah para ilmuwan bisa bingung, tetapi kita Buddhis tidak akan bingung karena Buddhisme menganut Jalan Tengah antara Isi dan Kosong. Kosong yang Isi atau segala-galanya dan Segala-galanya atau Isi yang kosong.

Yah jadinya segala unsur di dunia ini kalau dipereteli ketemu hakekat yang sesungguhnya: kosong atau Shunyata. Tapi kekosongan dalam Buddhisme bukan kosong pasif, kekosongan Buddhisme adalah KEKOSONGAN AKTIF dan DINAMIS serta KREATIF yang disebut Shunyata atau Tathagatagarbha atau Pratityasamutpada, atau Dharmakaya. Isi dan Kosong saling bergantungan satu sama lain, kalau menurut fisika kuantum dan Buddhisme, Isi dan kosong itu hanya dua sisi koin yang berbeda.

Buddhisme tidak menganut spontanitas, karena pada dasarnya hakekat dunia adalah Ketersalingbergantungan. Spontanitas meniadakan hukum karma dan Pratityasamutpada. Pahami apa yang anda pertanyakan itu sebagai "Sebab dan Akibat Pokok yang Shunya karena Saling Bergantung" itulah ASAL MUASAL segala sesuatu, kondisi yang tidak terbayangkan oleh anda. Shunyata adalah Sebab Akibat Pokok, asal muasal segala sesuatu. Di dunia ini, semua muncul dan lenyap semuanya karena sebab dan akibat bukan? Kenapa anda tidak berpikir bahwa asal muasal segala sesuatu adalah Sebab Akibat Pokok?

Kalau anda belajar arsitektur, ini seperti anda belajar tentang "Ruang".... menurut anda Ruang itu ada atau tidak ada? atau kedua-duanya? kekosongan atau ke-isi-an?

Arsitek ternama Kisho Kurokawa mengutip Vajracchedika Sutra:

Ya eva subhute, Prajnaparamita
Tathagathena, bhasita sa eva aparmita
Tathagetena bhasita
Tena ucyate Prajnaparamita iti.


"Ruang" (space) itu tidak ada, tapi juga segala-galanya. Atman itu tidak ada/kosong (Anatman/Anatta), tapi jutsru karena itulah ia segala-galaya (Mahatman/Buddha/Dharmakaya).

The individual in the East Asian tradition is not the same as an individual of the West. He possesses no basis of self-existence within himself (Anatta / Anatman), but he has existence in the supra-individual which exists in the state of sunyata (Mahatman / Dharmakaya). (Kisho Kurokawa, architect)

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 08 October 2011, 08:40:50 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #40 on: 08 October 2011, 08:40:11 AM »
dalam sosiologi dijelaskan bahwa munculnnya perbedaan antar sub species disebabkan perbedaan iklim, makanan, pola hidup, dst pada masing habitat. Dalam perkembangan saat ini banyak ditemukan perkimpoian silang yg menghasilkan subspec blasteran. Hal ini jg mendorong tingkat toleransi suatu Negara dan wargannya terhadap suatu proses asimilasi dan akulturasi. Kita pun diharapkan agar dapat memfilterisasi sisi positif dr perkembangan era globalisasi saat ini. Contoh nyatannya lihat saja generasi muda sekarang ini yg amat menggandrungi kpop, mereka sampai rela belajar bhs korea, meniru penampilan publc figure idola, buat boyband local gaya korea, dst. In the other hand semakin banyak pula public figure yg konser ke Negara ini akhir ini membuktikan bahwa mereka sdh diterima dgn baik disini. Suatu hari nanti tidak heran jika setiap sub species ada di setiap Negara.

dan adaptasi tersebut berapa lama ? sampai timbul perbedaan sedemikian besar, mis : ras sahara afrika dengan mis : ras aria dsbnya... seperti-nya lama-nya jauh melebihi waktu yang tercatat di dalam kitab-kitab yang meng-amini doktrin genesis (penciptaan).
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #41 on: 08 October 2011, 08:41:39 AM »
Tidak ada istilah "manusia suci". Di atas dikatakan pada asalnya manusia itu suci, mungkin terjemahannya yg keliru, tp itu menunjuk pada Tathagatagarbha yang ada juga tidak ada, isi dan kosong, Dharmakaya.

Itulah jawaban anda apa itu yang dipertanyakan. Dharmakaya.

Saya pernah dengar ceramah Mingyur Rinpoche, para ilmuwan fisika kuantum ketika meneliti berbagai atom dan memeterelinya mereka menjadi sangat kebingungan, karena: semuanya KOSONG! Mingyur Rinpoche menjelaskan, yah para ilmuwan bisa bingung, tetapi kita Buddhis tidak akan bingung karena Buddhisme menganut Jalan Tengah antara Isi dan Kosong. Kosong yang Isi atau segala-galanya dan Segala-galanya atau Isi yang kosong.

Yah jadinya segala unsur di dunia ini kalau dipereteli ketemu hakekat yang sesungguhnya: kosong atau Shunyata. Tapi kekosongan dalam Buddhisme bukan kosong pasif, kekosongan Buddhisme adalah KEKOSONGAN AKTIF dan DINAMIS serta KREATIF yang disebut Shunyata atau Tathagatagarbha atau Pratityasamutpada, atau Dharmakaya. Isi dan Kosong saling bergantungan satu sama lain, kalau menurut fisika kuantum dan Buddhisme, Isi dan kosong itu hanya dua sisi koin yang berbeda.

Buddhisme tidak menganut spontanitas, karena pada dasarnya hakekat dunia adalah Ketersalingbergantungan. Spontanitas meniadakan hukum karma dan Pratityasamutpada. Pahami apa yang anda pertanyakan itu sebagai "Sebab dan Akibat Pokok yang Shunya karena Saling Bergantung" itulah ASAL MUASAL segala sesuatu, kondisi yang tidak terbayangkan oleh anda. Shunyata adalah Sebab Akibat Pokok, asal muasal segala sesuatu. Di dunia ini, semua muncul dan lenyap semuanya karena sebab dan akibat bukan? Kenapa anda tidak berpikir bahwa asal muasal segala sesuatu adalah Sebab Akibat Pokok?

Kalau anda belajar arsitektur, ini seperti anda belajar tentang "Ruang".... menurut anda Ruang itu ada atau tidak ada? atau kedua-duanya? kekosongan atau ke-isi-an?

Arsitek ternama Kisho Kurokawa mengutip Vajracchedika Sutra:

Ya eva subhute, Prajnaparamita
Tathagathena, bhasita sa eva aparmita
Tathagetena bhasita
Tena ucyate Prajnaparamita iti.


"Ruang" (space) itu tidak ada, tapi juga segala-galanya. Atman itu tidak ada/kosong (Anatman/Anatta), tapi jutsru karena itulah ia segala-galaya (Mahatman/Buddha/Dharmakaya).

The individual in the East Asian tradition is not the same as an individual of the West. He possesses no basis of self-existence within himself (Anatta / Anatman), but he has existence in the supra-individual which exists in the state of sunyata (Mahatman / Dharmakaya). (Kisho Kurokawa, architect)

 _/\_
The Siddha Wanderer

kelihatan sutra-sutra mahayana perlu "penafsiran"... dan hasil penafsiran bisa berbeda beda antara satu orang dengan orang lain.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #42 on: 08 October 2011, 08:47:47 AM »
Quote
kelihatan sutra-sutra mahayana perlu "penafsiran"... dan hasil penafsiran bisa berbeda beda antara satu orang dengan orang lain.

Rata" saya banyak baca buku, "penafsirannya" rata" sama. Kisho Kurokawa dari Madhyamika dan Vijnanavada, Shiio Benkyoo dari Sukhavati Jodo Shu, Thich Nhat Hanh dari Linji Zen, Gene Reeves dari Rissho Kosei-kai (Nichiren), Daisaku Ikeda (Soka Gakkai - Nichiren) semuanya rata-rata sepandangan. Shunyata dalam Buddhisme Mahayana adalah Interbeing, Community, Symbiosis, Metabolism dengan potensi yang tak terbatas.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #43 on: 08 October 2011, 09:59:49 AM »
Quote
thx atas penjelasannya bro gandalf...
sekarang yang ingin saya tanyakan lagi, kalau memang tathagatagarbha adalah seorang sosok pencipta 'makhluk', lalu apakah sampai sekarang 'makhluk' itu masih terus di'lahir'kan oleh tathagatagarbha???
kalau begitu makhluk mencapai nirvana=>memasuki dharmakaya=> dharmakaya melahirkan kembali 'makhluk'...
bukannya rantainya malah tidak berhenti kalau seperti itu??
bukan bermaksud offend yah...

Walah bukankah sudah saya jelaskan kalau istilah "sosok pencipta" tidaklah tepat? Maka mari tiadakan istilah itu.

Bukankah sudah saya jelaskan, Dharmakaya adalah hakekat dunia kita ini, tidak ada istilah "memasuki" Dharmakaya karena Dharmakaya bukan untuk dimasuki dan sekarang anda sudah ada dalam Dharmakaya, mau masuk ke mana lagi?

Rantai ini memang "tidak akan" berhenti karena memang pada dasarnya tidak ada rantai yang berjalan, kosong atau Shunyata. Seorang Buddha merealisasi bahwa semuanya ya apa adanya, "tidak ada" rantai yang sedang "berjalan/berhenti" itu, semuanya PROSES, sebab akibat, bebas dari dualisme apapun. Itulah kenyataan. Sang Buddha telah menyadari sepenuhnya kenyataan dan mampu untuk mengendalikannya, sedangkan kita manusia biasa dijadikan boneka oleh kenyataan dan kita melihatnya sebagai roda tumimbal lahir yang penuh penderitaan.

Seorang Buddha akan terus 'terlahir kembali' dengan tubuh emanasi Nirmanakaya, memandang kelahiran kembali sebagai proses yang indah. Life is beautiful dan hidup adalah kesempatan untuk memperindahnya dengan membawa kebahagiaan bagi semua makhluk, apa yg disebut "penderitaan" dapat kita gunakan untuk memperindah hidup.

Thich Nhat Hanh menceritakan sebuah kisah di mana seorang puteri menegur ayahnya yang mengeluhkan anitya (ketidakkekalan). Ia berkata" bukankah kalau tidak ada anitya, ayah tidak akan melihatku menjadi besar dan dewasa kaya gini?" Sang ayah langsung tersentak. Ya, bukankah anitya itu indah? Luar biasa menjadi dewasa, luar biasa menjadi tua, luar biasa seseorang bisa wafat.

Alm. Steve Jobs, CEO Apple, seorang Buddhis Mahayanis Zen Caodong, mengatakan "I believe life is an intelligent thing, that things aren't random" dan "Death is very likely the single best invention of life. It is life's change agent. It clears out the old to make way for the new." dan gong-an yang menajdi kesukaannya dan sempat menjaid motto Steve Jobs adalah "Journey is the Reward."

Journey atau perjalanan, hidup dan mati adalah sesuatu yang luar biasa menakjubkan, indah pada awalnya dan indah pada akhirnya, kenapa Buddha harus "menghindari" hidup dan mati membuat sang rantai "berhenti"?

Justru Sang Buddha benar-benar membuat si rantai "berhenti", kalau Ia masuk kembali sebagai emanasi dan berproses ke dalam rantai ini atau yang disebut Apratishtita Nirvana (Nirvana yang tidak membeda-bedakan). What a beautiful "ending/neverending" story.  :)

Buddha merealisasi Samsara tidak berbeda dengan Nirvana, tidak ada dualisme, Shunyata (kosong). Kita memandang tumimbal lahir sebagai roda penderitaan, Sang Buddha memandang tumimbal lahir sebagai roda kehidupan yang indah, yang mana setiap pribadi terus berubah dan berkembang, Samsara sibuah menjadi Nirvana.

Transformasikan lahir tua sakit mati, dari penderitaan keterikatan menjadi empat kebahagiaan, demikian anjuran Sang Buddha. Mentransformasikan bukan menghindari. Lahir tua sakit mati adalah hakekat hidup yang shunya tanpa dualisme, apa adanya, hukum kenyataan di dunia ini.

==============================================================================

Ada satu kisah menarik antara pertemuan Master Zen Korea Seung Sahn dan para pendeta Kristiani yang berbaju hitam, mereka berdiskusi banyak tentang Buddhisme dan Kristianitas, sampai ada pendeta yang bingung dan menanyakan tentang poin utama tentang waktu dan tempat yang tidak terbatas. Seung Sahn kemudian langsung mendobrak meja dan semuanya terdiam.

Seung Sahn lalu menjawab: "Berpikir tentang penciptaan Tuhan adalah berpikir. Namun poin ini (memukul meja) adalah sebelum pemikiran. Poin (memukul) ini adalah sebelum Buddha dan Yesus. (Memukul) Poin ini adalah sebelum alam semesta (Memukul) Poin ini ada sebelum penciptaan Tuhan. Jika kamu dapat mencapai poin ini, kalian akan melihat Tuhan."

Para pendeta itu kemudian bertanya, "Baik, kalau begitu Master Zen, apakah anda bisa melihat Tuhan"?

Seung Sahn menjawab: "Baju kalian berwarna hitam!"

Seung Sahn kemudian mengatakan, "Saddharmapundarika Sutra menunjukkan bahwa poin ini [tindakan memukul meja] adalah sifat sejati kita dan sifat sejati semua fenomena. Sutra ini juga mengajarkan bahwa siapapun yang mencapai poin ini akan 'menjadi Buddha di kehidupan-kehidupan mendatang'. Ini adalah kalimat yang sangat menarik. Ini bukan berarti bahwa anda tercerahkan di kehidupan-kehidupan lain, kehidupan kita selanjutnya sebenarnya bukanlah kehidupan kita yang selanjutnya. Hal ini cuma perbedaan yang diakibatkan oleh kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu yang malampaui kata-kata. Tidak da tempat manapun di mana kita menjadi Buddha kecuali SAAT INI, DI TEMPAT INI.... 'kehidupan selanjutnya' bermakna SAAT INI." (Master Seung Sahn memukul meja dengan sangat keras).

===============================================================================

Maka bro. feiyu, jika anda mau tahu asal muasal manusia dan dunia, Tuhan dan semuanya, kuncinya hanya satu "SADAR SAAT INI" dan anda akan mengetahui semuanya. SAAT INI anda dapat mewujudkan Dharmakaya, Vairocana, Buddha Kuon Ganjo dari masa lampau yang tak terbatas, Sebab Akibat Pokok, Genesis dunia ini. So meditate!

Semua yg saya jabarkan dalam postingan-postingan sebelumnya dalam topik ini semuanya hanyalah tentang SAAT INI di tempat ini, kenyataan ini.

_/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 08 October 2011, 10:06:30 AM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Asal Muasal Manusia
« Reply #44 on: 08 October 2011, 03:48:28 PM »
ajaran mahayana susah sekali...
saya kaga ngerti... :'( :'( :'(
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

 

anything