Mahabodhi Mahavihara / Mahabodhi temple Orang sekitar menyebut Mahabodhi temple sebagai Main temple, karena ini adalah wihara terbesar dan paling penting di Bodhgaya, tentunya karena Pohon Bodhi berada di tengah2 kompleks wihara ini. Buka jam 5 pagi - 9 malam. Biaya masuk gratis, untuk membawa kamera dapat membeli tiket kamera rs 5, handycam rs 100. Wajib menitipkan sepatu secara gratis dekat pintu gerbang, tidak diizinkan memakai sepatu di dalam Mahabodhi temple. Saat menuju pintu masuk wihara, ada jalan sepanjang 5-10 menit yang menjual pernak-pernik, tenda, bunga, tenda nyamuk, cd paritta buddhis, dll. Mereka gelar tikar, duduk di samping pohon, pakai stand kaki lama sambil menjajahkan barang jualannya. Juga terdapat puluhan pengemis anak2 dan dewasa di sepanjang jalan ini.
Setelah mencapai keBuddhaan, Buddha menghabiskan 7 minggu di 7 tempat di sekitar pohon Bodhi. 1 minggu di 1 tempat. Kira2 butuh waktu 1-2 jam untuk jalan2 santai mengitari kompleks Mahabodhi Temple untuk mencari ketujuh tempat itu. Di 7 tempat itu ada pilar marmer putih bertuliskan bahasa Hindi dan Inggris, jadi seperti mencari harta peta karun, kalau sabar pasti bisa menemukan ketujuhnya. Kalau malas, bisa menyewa tourguide tapi tidak tahu berapa tarifnya, karena lebih seru mencari sendiri dengan santai. Luas kompleksnya kira2 sebesar candi Borobudur, templenya sendiri imut dan kecil, tapi ada banyak pekarangan rumput, stupa kecil, kolam buatan, area meditasi jalan mengitari Pohon Bodhi dll di area kompleks.
1. Vajrasana ( Singgasana Aparajita / Diamond Throne ) Minggu pertama, Sang Buddha bermeditasi duduk selama 7 hari di sini merenungkan Vimuttisukha (kebahagian dari kebebasan) dan Paticca Samupadda (Hukum sebab musabab yang saling bergantungan). Dikatakan, semua Bodhisatta di masa lampau dan di masa mendatang akan mencapai keBuddhaan di titik lokasi ini, karena tidak ada tempat lain di seluruh alam semesta yang mampu menahan beban itu. Venerable Ashwaghosa di buku Buddhacarita, menjelaskan bahwa ini ada Navel of the Earth (titik pusat Bumi). Terletak pas di belakang pohon Bodhi, ditandakan dengan singgasana keemasaan dihiasi dengan bunga-bungaan.
2. Animesha Lochana Chaitya ( Animesa Cetiya / Cetiya Mata Tak Berkedip) Minggu kedua, Sang Buddha bermeditasi dalam postur berdiri selama 7 hari sambil memandang Pohon Bodhi tanpa berkedip.
3. Cankamana (Ratanacankama Cetiya / Cetiya Rumah Permata) Minggu ketiga, Sang Buddha bermeditasi jalan selam 7 hari di jalan setapak antara Singgasana Aparajita dan Animesa Cetiya.
4. Ratanaghara ( Ratanaghara Cetiya / Cetiya Lintasan Permata) Minggu keempat, Sang Buddha berdiam 7 hari di sini, dan memancarkan 6 sinar aura yang kelak menjadi warna bendera Buddhis, yaitu biru, kuning, merah, putih, jingga, dan warna cemerlang (perpaduan dari 5 warna tersebut)
5. Pohon Ajapala Nigrodha Minggu kelima, Sang Buddha berdiam 7 hari di bawah pohon Banyan/Beringin. Merespon keraguan seorang Brahmana yang bertanya: "Apakah yang membuat seseorang menjadi Brahmana sesungguhnya?" Buddha menjawab: "Seseorang yang memiliki 7 kebajikan layak disebut Brahmana: 1. bebas dari kejahatan, 2. bebas dari kekerasan dan kejahatan, 3. bebas dari noda kotoran, 4. pengendalian diri melalui moralitas, 5. pencapaian Nibbana, 6. telah menjalani praktik mulia Jalan, 7. tidak munculnya kejahatan
6. Muchalinda Sarovar (Danau Mucalinda) Minggu keenam, Sang Buddha berdiam 7 hari di bawah pohon Mucalinda, turun hujan lebat selama 7 hari dan raja naga Mucalinda mengubah tubuhnya menjadi besar dan melindungi Sang Buddha dari terjangan hujan dan angin dengan cara melilitkan tubuhnya sebanyak 7 lingkaran, dan memayungi dengan kepalanya yang mengembang, sambil berharap dingin, panas, gigitan serangga jangan menyentuh Bhagava.
7. Pohon Rajayatna Minggu ketujuh, Sang Buddha berdiam 7 hari di bawah pohon Rajayatana. Di sini Sang Buddha mengajarkan Dhamma pada 2 orang pedagang bersaudara bernama Tapussa dan Bhallika yang kemudian menjadi upasaka pertama yang ditasbiskan dengan menyatakan perlindungan ganda kepada Buddha dan Dhamma
Sejarah singkat Mahabodhi Temple
1.
Tahun 259 BC, Raja Ashoka pertama kali mengunjungi Bodhgaya dan membangun wihara di sana, tanpa terputus selama 1500 tahun banyak peziarah Buddhis yang datang ke wihara di Bodhgaya
2.
Abad 1 AD, istri Raja Sunga, Surangi dan Nagadevi, merenovasi Wihara Mahabodhi
3.
Abad 2 AD, Huviska, Raja Kusana, kembali merenovasi Wihara Mahabodhi
4.
Abad 13, kaum Muslim menyerbu India dan menghancurkan banyak wihara Buddhis, dan arus peziarah ke Bodhgaya terputus.
5.
Tahun 1234 AD, peziarah Tibet bernama Dharmasvamin, pergi ke Bodhgaya dan menemukan tempat itu terlantar, hanya tinggal 4 bhikkhu yang tinggal di wihara, yang lain telah lari karena takut akan tentara Turushka, para bhikkhu memblokir pintu di depan Mahabodhi dengan batu bata, dan membuat tiruan sebagai penggantinya.
6.
Abad 14-15, Burma/Myanmar menyelamatkan dan memperbaiki kembali Wihara Mahabodhi, tapi kemudian tempat itu kembali terlantar
7.
Tahun 1590 AD, seorang pertapa Hindu, Mahant Gosain Giri, mengambil kesempatan dan menguasai seluruh kompleks Wihara Mahabodhi
8.
Tahun 1861, Cunningham, menemukan para pertapa Hindu melakukan berbagai ritual dan pemujaan di area kuil utama.
9.
Tahun 1885, Sir Edwin Arnold, menulis di Daily Telegraph di London: "Bodhgaya yang bagaikan Mekkah atau Yerusalem bagi umat Buddhist telah terbengkalai, Ia sangat sedih melihat pertapa Hindu melakukan ritual di sana, dan ribuan relik kuno dan batu berukiran teks Sankrit berserakan di tanah."
10.
Akhir abad 19, Cunningham, Beglar, RL Mitra melakukan renovasi besar2an untuk Kompleks Wihara Mahabodhi
8.
22 Januari 1891, Anagarika Dharmapala mengunjungi Bodhgaya. Beliau bertekad untuk memulihkan kembali tempat ini dan agar para Bhikkhu dapat menjaganya kembali.
9.
31 Mei 1981, Anagarika Dharmapala mendirikan Mahabodhi Society, dan mengundang 4 bhikkhu dari Srilanka, Ven. Chandajoti, Ven. Sumangala, Ven. Pemmananda and Ven. Sudassana.
10.
Juli 1891, keempat bhikkhu tiba di Bodhgaya, dan berdiam di penginapan Burma, karena pertapa Hindu Magand menolak kehadiran mereka
11.
Feb 1893, 2 bhikkhu luka parah karena dipukuli orang dari kalangan pertapa Hindu Magand yang menguasai Wihara Mahabodhi
12.
Tahun 1895, Anagarika Dharmapala patung Buddha yang dipersembahkan oleh orang Jepang di lantai atas Wihara, tapi diusir dan dicegah oleh pertapa Hindu Magand, Kemudian patung itu diletakan di Penginapa Burma.
13.
Tahun 1906, pertapa Hindu Magand mengajukan pengaduan ke pengadilan untuk menyingkirkan patung Buddha itu dari penginapan Burma, dan terjadilah perjuangan dalam ranah hukum yang lama di pengadilan selama puluhan tahun.
14.
Tahun 1949, pemerintah propinsi Bihar mengeluarkan keputusan "Buddha Gaya Temple Management Act", yang menyerahkan kontrol atas tanah Wihara dan propertinya kepada "Management Committee". Ada 2 hal yang ditentang dari keputusan itu yaitu mayoritas dari komite itu adalah dari kalangan Hindu, dan anggota minoritas Buddhis lainnya harus berkewargaan India. Kemudian dibentuklah "Advisory Board / tim penasehat" yang terbentuk oleh mayoritas Buddhis dan tidak harus berkewargaan India. Tapi tim penasehat ini hanya dapat memberikan saran, tetapi kontrol dan keputusan terakhir tetap ada di tangan kalangan Hindu.
15.
Tahun 1990, mendiang Ven. Pannarama Mahathera, bhikkhu pengurus Mahabodhi Society di Bodhgaya, menulis sebuah artikel "The Vow Still Remains" mengungkapkan ironi bahwa Tim Penasehat yang seharusnya terdiri dari mayoritas Buddhis, kenyataannya memiliki 11 anggota Buddhis dan 14 anggota non Buddhis. Dan demikianlah tekad Anagarika Dharmapala belum terwujud di abad 21 ini.
Informasi dari majalah Prajna, A Journal of Bodhgaya Temple Management Committee Volume XIV, tahun 2012, volume 1:
Bodhgaya Temple Advisory Board, masa jabatan 2 tahun dimulai sejak 26 April 2011
A. Member from Buddhist Countries:
1. H.E. The Ambassador of the Royal Government of Bhutan
2. H.E. The Ambassador of the Royal Government of Thailand
3. H.E. The High Commissioner of Sri Lanka
4. H.E. The Ambassador of Myanmar
5. H.E. The Ambassador of Japan
6. H.E. The Ambassador of Cambodia
7. H.E. The Ambassador of Mongolia
8. H.E. The Ambassador of Korea
B. Buddhis Members from India:
9. Representative of His Holiness the Dalai Lama
10. Secretary, Department of Ecclesiastical Affairs, Govt of Sikkim, Gangtok
11. General Secretary, Mahabodhi Society of India, Kolkata
C. Other Members:
12. Secretary, Ministry of Foreign Affairs, Govt of india
13. Secretary, Ministry of Tourism, Govt of india, New Delhi
14. Secretary, Dept of Tourism, Govt of India, Patna
15. Secretary, Dept of Art & Culture, Govt of Bihar, Patna
16. Director General, Archaeological Survey of India, New Delhi
17. Honorable M.P. , Gaya District
18. Honorable M.L.A , Bodhgaya
19. Divisional Commissioner, Magadh Division. Member Secretary, Bodhgaya Temple Advisory Board, Bodhgaya
20. D.I.G. Magadh Range, Gaya
21. Chairman, Bodhgaya Temple Management Comitte
22. Chairman, Nagar Panhayat, Bodhgaya
Members of the Bodhgaya Temple Management Committee, from 16th May 2008
1. Mrs. Bandana Preyashi I.A.S. D.M., Gaya
2. Ven. Bhante Nagarjun Surei Sasai, Nagpur
3. Ven. Bhadant Gyne Shwar Mahathera, Kusinagar
4. Dr. (Smt.) Mahashweta Maharathi, Patna
5. Dr. (Smt.) Kumud Verma, Patna
6. Dr. Radhakrishna Mishar, Bodhgaya
7. Dr. Arvind Kumar Singh, Bodhgaya
8. Mahanth Sri Sudarshan Girit, Bodhgaya
9. Sri Nangzey Dorjee I.A.S., Sikkim
Ada yang mengatakan 2500 tahun setelah zaman Sang Buddha, akan muncul lagi zaman keemasan Dhamma Sang Buddha. Bagaimana pendapat anda? Tidak dapat memastikan kebenaran pernyataan ramalan 2500 tahun ini, tapi kenyataannya memang dalam puluhan tahun terakhir, banyak dibangun pusat meditasi, tipitaka dan tripitaka diterjemahan dalam berbagai bahasa, dan pertumbuhan Buddhist di negara-negara Barat. Dan bahkan untuk tempat paling signifikan untuk umat Buddha, Pohon Bodhi dan Mahabodhi Temple, sekitar 60 tahun yang lalu tidak dapat dimasuki oleh para bhikkhu, apalagi umat awam.Banyak perjuangan oleh banyak pihak yang memungkin Tempat Sang Buddha Mencapai Penerangan Sempurna, dapat kembali dikunjungi oleh umat Buddhis dari berbagai negara di seluruh dunia. Maka sekaranglah kesempatan untuk mengunjungi tempat2 ini.
Narasumber:
1. Website Mahabodhi Temple.
http://www.mahabodhi.com/en/introduction.htm 2. buku Riwayat Agung Para Buddha
3. buku Cetiyacarika Perjalanan ke Tanah Suci Buddha, oleh Romo Cunda
4. ebook Buddhist Pilgrimage, oleh Chan Khoon San
http://www.buddhanet.net/pdf_file/buddhistpilgrimage.pdf 5. Majalah Prajna, A Journal of Bodhgaya Temple Management Committee Volume XIV, tahun 2012, volume 1