//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pernyataan Bodoh  (Read 12824 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Pernyataan Bodoh
« on: 04 January 2008, 10:26:03 PM »
Sebenarnya berita ini sudah sangat basi, tapi kebetulan tadi lagi "berkelana" di dunia maya dan menemukan berita berikut:

---------
Meski Ditentang, Biksu Tertinggi Abe Niken Tetap Didatangkan
Rabu, 19 Januari 2005 | 22:58 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengurus Yayasan Pandita Sabda Budha Dharma Indonesia tetap akan mendatangkan biksu tertinggi agama Budha aliran Niciren Syosyu, Abe Niken meski sebelumnya mendapat protes dari sekelompok orang.

"Semua kelengkapan dan ijin dari pemerintah sudah diperoleh," kata Ketua Badan Pengurus Yayasan Pandita Sabda Budha Dharma Indonesia Aiko Seno Soenoto, Rabu (19/1).

Kehadiran biksu tertinggi sekte Niciren Syousu, kata Aiko dalam rangka acara ruwatan kemanusiaan dan doa untuk korban tsunami Aceh yang diselenggarakan oleh Yayasan Pandita Sabda Budha, 27 Januari mendatang. Sebelumnya menurut Aiko, rencana kedatangan biksu tertinggi itu untuk acara peresmian kuil Hosei-Ji, kuil khusus aliran Niciren Syousu di Jalan Padang Manggarai Jakarta Pusat.

"Namun karena kondisi bangsa Indonesia sedang terkena musibah semacam ini, permintaan biksu tertinggi sendiri akhirnya acara peresmian ditunda, dan diganti dengan ruwatan," ujar Aiko. Menanggapi kemungkinan aksi teror oleh sekelompok orang yang tidak menginginkan kehadiran biksu tertinggi, Aiko mengaku telah mempersiapkan pengamanan dan meminta bantuan pengamanan dari aparat.

Dijadwalkan Abe Niken akan berada di Indonesia selama tiga hari, mulai 26 Januari dan mengikuti acara ruwatan kemanusiaan dan pemberian bantuan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk korban Aceh. Aiko sendiri menjelaskan penolakan kedatangan biksu tertinggi Abe Niken, didalangi sekelompok umat Budha aliran Soka Gakkai. Aliran ini, kata Aiko, sebelumnya merupakan bagian umat aliran Niciren Syousu. Namun karena dinilai keluar dari akidah Budha Niciren Syousu, kelompok ini dikeluarkan.

Saat ini, kata Aiko, kelompok ini terus menghalangi kegiatan biksu tertinggi. "Setiap kegiatan biksu tertinggi ke luar negeri selalu dihalang-halangi," katanya. Menurutnya, motif aksi seperti ini juga tidak diketahui. Untuk menghalangi kehadiran biksu tertinggi ke Indonesia, kelompok Soka Gakkai juga menggulirkan isu cabul dan pertentangan dengan agama Islam.

Isu itu sendiri menurut Aiko tidak diketahui dasarnya. Isu itu dikembangkan gara-gara biksu aliran ini menghalalkan untuk menikah. "Kami sendiri beralasan, biksu memang harus menikah. Kalau tidak menikah bagaimana memahami umatnya yang menikah," katanya.

Sedangkan isu yang berkaitan dengan pertentangan dengan agama Islam, menurut Aiko, digulirkan kelompok Soka Gakkai dengan mengutip pidato atau ceramah kelas pendeta tertinggi tentang sejarah umat Budha, dimana biksu tertinggi pernah menceritakan riwayat tentang pembantaian umat Budha saat Islam masuk. "Tapi ini kan, cerita sejarah," katanya.

----------
Pernyataan dan alasan dari  Ketua Badan Pengurus Yayasan Pandita Sabda Budha Dharma Indonesia Aiko Seno Soenoto ini (yang dibold) merupakan benar-benar jawaban yang bodoh, maaf sekali lagi benar-benar bodoh. Dan jika memang alasan ini digunakan untuk memperbolehkan bhiksu untuk menikah, maka aliran ini benar jika disebut sebagai aliran sesat.

Alasan mengapa pernyataan: “….biksu memang harus menikah. Kalau tidak menikah bagaimana memahami umatnya yang menikah.”,  merupakan  pernyataan yang benar-benar bodoh:
1.   Tidak ada vinaya manapun yang menyebutkan bahwa bhiksu harus menikah. Ya kecuali vinaya akal-akalan.
2.   Jika dikatakan harus menikah untuk bisa memahami umat yang menikah, maka bagaimana untuk memahami umat yang melakukan pembunuhan? Apa mengharuskan para bhiksu untuk membunuh sehingga mereka bisa memahami umat tersebut? Apa mengharuskan para bhiksu ikutan untuk minum sabu-sabu untuk memahami umat yang sakau karena sabu-sabu? [-X

Nah, inilah salah satu bukti mengapa kita harus menggunakan istilah Ehipassiko with Wisdom, dengan kebijaksanaan.

GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #1 on: 04 January 2008, 10:53:51 PM »
Sebenarnya berita ini sudah sangat basi, tapi kebetulan tadi lagi "berkelana" di dunia maya dan menemukan berita berikut:

---------
Meski Ditentang, Biksu Tertinggi Abe Niken Tetap Didatangkan
Rabu, 19 Januari 2005 | 22:58 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pengurus Yayasan Pandita Sabda Budha Dharma Indonesia tetap akan mendatangkan biksu tertinggi agama Budha aliran Niciren Syosyu, Abe Niken meski sebelumnya mendapat protes dari sekelompok orang.

"Semua kelengkapan dan ijin dari pemerintah sudah diperoleh," kata Ketua Badan Pengurus Yayasan Pandita Sabda Budha Dharma Indonesia Aiko Seno Soenoto, Rabu (19/1).

Kehadiran biksu tertinggi sekte Niciren Syousu, kata Aiko dalam rangka acara ruwatan kemanusiaan dan doa untuk korban tsunami Aceh yang diselenggarakan oleh Yayasan Pandita Sabda Budha, 27 Januari mendatang. Sebelumnya menurut Aiko, rencana kedatangan biksu tertinggi itu untuk acara peresmian kuil Hosei-Ji, kuil khusus aliran Niciren Syousu di Jalan Padang Manggarai Jakarta Pusat.

"Namun karena kondisi bangsa Indonesia sedang terkena musibah semacam ini, permintaan biksu tertinggi sendiri akhirnya acara peresmian ditunda, dan diganti dengan ruwatan," ujar Aiko. Menanggapi kemungkinan aksi teror oleh sekelompok orang yang tidak menginginkan kehadiran biksu tertinggi, Aiko mengaku telah mempersiapkan pengamanan dan meminta bantuan pengamanan dari aparat.

Dijadwalkan Abe Niken akan berada di Indonesia selama tiga hari, mulai 26 Januari dan mengikuti acara ruwatan kemanusiaan dan pemberian bantuan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk korban Aceh. Aiko sendiri menjelaskan penolakan kedatangan biksu tertinggi Abe Niken, didalangi sekelompok umat Budha aliran Soka Gakkai. Aliran ini, kata Aiko, sebelumnya merupakan bagian umat aliran Niciren Syousu. Namun karena dinilai keluar dari akidah Budha Niciren Syousu, kelompok ini dikeluarkan.

Saat ini, kata Aiko, kelompok ini terus menghalangi kegiatan biksu tertinggi. "Setiap kegiatan biksu tertinggi ke luar negeri selalu dihalang-halangi," katanya. Menurutnya, motif aksi seperti ini juga tidak diketahui. Untuk menghalangi kehadiran biksu tertinggi ke Indonesia, kelompok Soka Gakkai juga menggulirkan isu cabul dan pertentangan dengan agama Islam.

Isu itu sendiri menurut Aiko tidak diketahui dasarnya. Isu itu dikembangkan gara-gara biksu aliran ini menghalalkan untuk menikah. "Kami sendiri beralasan, biksu memang harus menikah. Kalau tidak menikah bagaimana memahami umatnya yang menikah," katanya.

Sedangkan isu yang berkaitan dengan pertentangan dengan agama Islam, menurut Aiko, digulirkan kelompok Soka Gakkai dengan mengutip pidato atau ceramah kelas pendeta tertinggi tentang sejarah umat Budha, dimana biksu tertinggi pernah menceritakan riwayat tentang pembantaian umat Budha saat Islam masuk. "Tapi ini kan, cerita sejarah," katanya.

----------
Pernyataan dan alasan dari  Ketua Badan Pengurus Yayasan Pandita Sabda Budha Dharma Indonesia Aiko Seno Soenoto ini (yang dibold) merupakan benar-benar jawaban yang bodoh, maaf sekali lagi benar-benar bodoh. Dan jika memang alasan ini digunakan untuk memperbolehkan bhiksu untuk menikah, maka aliran ini benar jika disebut sebagai aliran sesat.

Alasan mengapa pernyataan: “….biksu memang harus menikah. Kalau tidak menikah bagaimana memahami umatnya yang menikah.”,  merupakan  pernyataan yang benar-benar bodoh:
1.   Tidak ada vinaya manapun yang menyebutkan bahwa bhiksu harus menikah. Ya kecuali vinaya akal-akalan.
2.   Jika dikatakan harus menikah untuk bisa memahami umat yang menikah, maka bagaimana untuk memahami umat yang melakukan pembunuhan? Apa mengharuskan para bhiksu untuk membunuh sehingga mereka bisa memahami umat tersebut? Apa mengharuskan para bhiksu ikutan untuk minum sabu-sabu untuk memahami umat yang sakau karena sabu-sabu? [-X

Nah, inilah salah satu bukti mengapa kita harus menggunakan istilah Ehipassiko with Wisdom, dengan kebijaksanaan.



Tidak setuju ok saja. Saya juga tidak setuju bikkhu menikah.
Tapi tolong deh sebelum membuat komentar, pelajari dulu sejarah nichiren dalam kaitannya dengan sejarah Jepang. Kalau yang menyatakan soal bikkhu menikah itu adalah bikkhu nichiren, tentu saja dia memiliki alasannya sendiri dan sama sekali bukan bodoh.
Tradition always relative.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Huiono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 492
  • Reputasi: 32
  • Gender: Male
  • Hmm...
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #2 on: 04 January 2008, 11:05:19 PM »
 [at] Kelana
Nice post, Bro...

Emang benar2 pernyataan yang bodoh...
Sampah...
Absurd...
Gak bisa dipertanggung jawabkan...

 [at] Suchamda
Nichiren atau apa pun namanya, tapi mereka menyebut diri sebagai bhikkhu dan menggunakan nama Buddhism..
Dalam Vinaya tidak disebutkan seorang bhikkhu harus menikah... Jadi kalau mereka menyebut diri sebagai salah satu aliran dalam agama Buddha, dan menyebut diri sebagai bhikkhu maka jelas2 itu pernyataan yang bodoh...
Sejarah bhikkhu Nichiren Jepang saya juga kurang jelas.. tapi itu karena titah kaisar saat itu yang tidak suka melihat bhikkhu hidup selibat...
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #3 on: 05 January 2008, 09:56:38 AM »

Tidak setuju ok saja. Saya juga tidak setuju bikkhu menikah.
Tapi tolong deh sebelum membuat komentar, pelajari dulu sejarah nichiren dalam kaitannya dengan sejarah Jepang. Kalau yang menyatakan soal bikkhu menikah itu adalah bikkhu nichiren, tentu saja dia memiliki alasannya sendiri dan sama sekali bukan bodoh.
Tradition always relative.


Sdr. Suchamda, seperti judul topik ini yaitu ”Pernyataan bodoh”, saya hanya mengomentari pernyataan dari Ketua Badan Pengurus Yayasan Pandita Sabda Budha Dharma Indonesia Aiko Seno Soenoto, yang di dalam pernyataannya memberikan alasan, sekali lagi saya tegaskan memberikan alasan yang absurd, terlepas dari apakah alasan Aiko Seno tersebut berdasarkan ajaran Nichiren sesungguhnya atau bukan. Nichiren sendiri setidaknya terpecah menjadi 2, yaitu Nichiren Shoshu / Syoshu dan Nichiren Shu. Jadi yang kita bahas adalah pernyataan Aiko Seno Soenoto dari Nichiren Syoshu.

Jadi Sdr. Suchamada, apakah alasan  " biksu memang harus menikah. Kalau tidak menikah bagaimana memahami umatnya yang menikah," adalah alasan yang tepat ?

Jika kita ingin mengaitkan dengan sejarah, saya tidak menemukan literatur yang menyatakan Bhiksu Nichiren Shonin sebagai pendiri pernah menikah. So, apalagi alasannya untuk mengharuskan bhiksu menikah?
Apakah karena kemungkinan dalam sejarah ada pemaksaan dari Kaisar Jepang agar para bhiksu menikah? Sekarang bukan jaman Kekaisaran lagi, so jika memang ada peristiwa seperti itu, maka semua bisa dikembalikan seperti sedia kala. Lalu apa alasannya lagi?

Tradisi, Sdr. Suchamda. Kita semua tahu bahwa ada 2 jenis tradisi, tradisi yang baik dan tradisi yang buruk. Jika tradisi itu tidak bermanfaat (khususnya untuk kemajuan batin), tanpa alasan yang jelas dan kuat, layakkah dipertahankan? Jadi alasan karena tradisi pun tidak bisa dijadikan alasan untuk permasalahan ini.

Btw, saya selalu research dulu sebelum saya mengomentari sesuatu pelik dengan dengan keras. So, Dun worry. :)
« Last Edit: 05 January 2008, 09:58:25 AM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #4 on: 05 January 2008, 10:07:06 AM »
Bhikkhu harus menikah, kapan mencapai nibbananya?? Ajaran Sang Tathagata bisa habis bis..bis :) _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #5 on: 05 January 2008, 10:18:10 AM »
Quote
Jadi Sdr. Suchamada, apakah alasan  " biksu memang harus menikah. Kalau tidak menikah bagaimana memahami umatnya yang menikah," adalah alasan yang tepat ?

Saya tidak mengatakan hal itu sebagai alasan yang tepat. Tapi tentu dia memiliki alasannya sendiri. Pemaknaan yang berbedalah yang menimbulkan kesan "bodoh". Apa yang 'bodoh' dalam diri anda dan dalam diri dia adalah berbeda.
Saya cuma mau mengatakan bahwa segala sesuatu itu nisbi. Meskipun nisbi, dan kita hidup dalam kenisbian, tetapi sudah menjadi tugas kita untuk hidup yang bertanggung jawab menurut pencerapan masing-masing. Saya tidak membenarkan ucapan dia, tapi saya mengkritik sikap anda yang arogan dan sektarian.
Quote
Tradisi, Sdr. Suchamda. Kita semua tahu bahwa ada 2 jenis tradisi, tradisi yang baik dan tradisi yang buruk.


Baik dan buruk itu pun relatif. Belajar Dhamma harus bisa melampaui itu. Bukan berarti saya menisbikan tatanan tradisi dan dogmatika. Tapi saya melihat anda parsial.

Quote
Jika tradisi itu tidak bermanfaat (khususnya untuk kemajuan batin), tanpa alasan yang jelas dan kuat, layakkah dipertahankan? Jadi alasan karena tradisi pun tidak bisa dijadikan alasan untuk permasalahan ini.

Menurut saya, orang yang beraspirasi mencapai kesucian memiliki jalannya masing-masing. Dan kehidupan rumah tangga bukan penghalang untuk mencapai itu.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Lex Chan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.437
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
  • Love everybody, not every body...
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #6 on: 05 January 2008, 03:59:48 PM »
Barangkali masalahnya terletak pada kata "harus"..
Kalau ada seseorang yang mau jadi biksu Nichiren tapi ngga mau menikah bagaimana dong? :hammer:
“Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway”
-Mother Teresa-

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #7 on: 05 January 2008, 06:41:33 PM »
Barangkali masalahnya terletak pada kata "harus"..
Kalau ada seseorang yang mau jadi biksu Nichiren tapi ngga mau menikah bagaimana dong? :hammer:

Dipaksa nikah kali ye, jadi seperti siti nurbaya deh :( :-?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #8 on: 05 January 2008, 09:15:08 PM »
Ada yg rancu disini...
emang jadi biksu untuk ngeladeni umat ?

---

Bagi gua ngeliad nya cuma bagaikan seorang "Kemenyan"
yg mencari "PEMBENARAN PRIBADI" atas EGO seorang "Kemenyan"

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #9 on: 06 January 2008, 09:30:02 AM »
yg dikomentari bang kelana adalah logikanya pernyataan tersebut. memang pernyataan tersebut logikanya jungkir balik kok...

perdebatan mengenai kehidupan selibat dan berumah tangga, itu urusan lain lagi...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #10 on: 06 January 2008, 10:26:40 AM »
Quote
yg dikomentari bang kelana adalah logikanya pernyataan tersebut. memang pernyataan tersebut logikanya jungkir balik kok...

Tentu. Bila melihatnya makna "bikkhu" dari sudut pandang tradisi buddhist yang lain pada umumnya.
Tetapi apakah makna dari dari status kebhikkuan itu sama di dalam nichiren?
Saya bukan nichiren dan tidak tahu soal itu, semestinya diselidiki dahulu. Akan tetapi, seperti halnya dalam Western Buddhist Order dimana bhikkhunya juga menikah, disitu pemaknaan kebhikkhuan sudah berbeda.
Btw, yg saya kritik adalah sikap sektarianisme dan frictional yang implisit dalam pernyataan Kelana.

Hati-hati with Derrida's le' differance.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #11 on: 06 January 2008, 01:00:26 PM »
Saya tidak mengatakan hal itu sebagai alasan yang tepat. Tapi tentu dia memiliki alasannya sendiri. Pemaknaan yang berbedalah yang menimbulkan kesan "bodoh". Apa yang 'bodoh' dalam diri anda dan dalam diri dia adalah berbeda.
Saya cuma mau mengatakan bahwa segala sesuatu itu nisbi. Meskipun nisbi, dan kita hidup dalam kenisbian, tetapi sudah menjadi tugas kita untuk hidup yang bertanggung jawab menurut pencerapan masing-masing.

Anda ini berbicara mengenai apa Sdr. Suchamada?
Alasan anda yang berkesan bahwa kita tidak boleh menyatakan bodoh untuk sebuah pernyataan dengan alasan kenisbian, hanyalah alasan yang mengada-ada, dan merupakan penghindaran masalah, sikap pasrah karena tidak adanya alasan/jawaban lain. Saya rasa anda tidak memiliki jawaban real dari masalah ini.

Kita boleh mengetahui, memahami pencerapan orang lain tetapi bukan berarti diam seribu bahasa jika pencerapannya itu salah, tidak beralasan pada pengetahuan, pemahaman Dhamma (makanya disebut bodoh). Sang Buddha sendiri menyatakan bahwa jika ada ajaran yang tidak sesuai dengan Dhamma (Dharma, jika anda tidak suka karena bersifat sektarian), maka nyatakanlah bahwa hal itu tidak sesuai Dharma. Sang Buddha pun pernah menyatakan seseorang itu bodoh, tapi akhirnya setelah menyadari kebodohannya ia menjadi Arahat. Jika tidak, orang tersebut tidak tahu dimana kebodohannya. Saya tidak berusaha menerapkan kasus kedua dimana Sang Buddha mencerahkan seseorang, tapi saya lebih menerapkan ajaranNya untuk menyatakan sesuatu itu sesuai Dharma atau tidak dengan alasan-alasan yang telah saya sampaikan.

Quote
Saya tidak membenarkan ucapan dia, tapi saya mengkritik sikap anda yang arogan dan sektarian.

Ketika saya membaca tulisan anda mengenai kenisbian, saya pikir anda tahu mengenai kenisbian. Tapi ketika anda mengkritik saya dengan mengatakan sikap saya arogan dan sektarian, muncul pertanyaan, pahamkah anda mengenai kenisbian? Dan dikaitkan dengan kenisbian, siapakah yang arogan dan sektarian di sini? Anda atau saya? :)

Sdr. Suchamada, saya sendiri tidak melihat alasan anda mengapa anda tidak menerima bahwa bhiksu harus menikah, anda hanya menyatakan tidak sependapat, tidak membenarkan, tetapi tidak menyatakan alasannya. Secara halus anda beranggapan bahwa andalah yang Benar dan pernyataan tersebut Salah. Jadi apa bedanya dengan menyatakan sebagai “pernyataan yang bodoh”?  Bedanya adalah anda tidak beralasan, sedangkan saya beralasan. Dan disini pulalah perbedaan antara arogan dengan tidak arogan, yaitu tanpa alasan, dengan beralasan yang tepat, benar dan berdasarkan pada pengetahuan. Inilah perbedaan antara anda dan saya.

Nah, Sdr. Suchamada, daripada anda berbicara mengenai kenisbian, mengatakan saya arogan dan sektarian, menurut anda apakah pernyataan tersebut adalah hal yang bodoh atau tidak? Apa alasan anda jika pernyataan itu tidak bodoh atau bodoh? Tidak benar atau benar?
Btw. Saya harap anda tidak tertular suspicious syndrome sektarian.  ^-^

Quote
Baik dan buruk itu pun relatif. Belajar Dhamma harus bisa melampaui itu. Bukan berarti saya menisbikan tatanan tradisi dan dogmatika.

Sdr. Suchamada, belajar Dhamma memang diharapkan bisa melampaui diskriminasi pikiran, tetapi bukan berarti mengalami syndrome anti-baik & buruk dan berbicara di awang-awang. Belajar membedakan baik dan buruk dalam perspektif Dhamma adalah awal dari melampaui diskriminasi pikiran. Jika kita tidak tahu benar dan salah bagaimana kita bisa belajar melampaui sesuatu yang kita tidak tahu?
Ini sudah OOT dari permasalahan tradisi yang baik dan yang buruk, saya tidak berkomentar lagi mengenai pembahasan baik-buruk yang dibahas dalam konteks diawang-awang. Maaf.

Quote
Tapi saya melihat anda parsial.
Itu menurut anda dan ini sifatnya nisbi. Anda tidak memiliki alasan tepat untuk itu, Sdr. Suchamada. :)

Quote
Menurut saya, orang yang beraspirasi mencapai kesucian memiliki jalannya masing-masing. Dan kehidupan rumah tangga bukan penghalang untuk mencapai itu.

Jika demikian Sdr. Suchamada, maka akan muncul seruan:
“teman-teman jika anda beraspirasi mencapai kesucian lalui dengan cara anda masing-masing, silahkan teruskan membunuh jika anda suka membunuh, silahkan teruskan korupsi jika anda suka korupsi, silahkan anda mabuk-mabukan bagi yang suka mabuk, karena ini adalah jalan anda, karena  orang yang beraspirasi mencapai kesucian memiliki jalan masing-masing untuk mencapai.”
(semoga tidak ada yang mengiyakan seruan ini - don try this at home!)

Sdr. Suchamada, orang yang beraspirasi mencapai kesucian belumlah tentu seorang yang benar-benar suci, oleh karena itu ia masih bisa melakukan kesalahan, kebodohan yang merugikan. Jadi perlu adanya kalyanamitta yang memberitahukan apa yang salah dan benar, apakah yang ia nyatakan adalah kebodohan atau tidak. Bukankah dengan menjadi kalyanamitta dengan memberitahukan benar-salah, baik-buruk, bodoh-bijak (tentu saja dengan alasan yang benar dan tepat) juga termasuk dalam semangat bodhisattva? Jika tidak memberitahukan hal-hal itu, bisakah seseorang disebut kalyanamitta dan bisakah disebut memiliki semangat bodhisattva?

Dengan segala alasan ini Sdr. Suchamada, semoga anda memahami mengapa saya bersikap tegas yang bagi anda sikap saya ini adalah arogan.
« Last Edit: 06 January 2008, 01:02:15 PM by Kelana »
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #12 on: 06 January 2008, 01:01:06 PM »
Quote
Tentu. Bila melihatnya makna "bikkhu" dari sudut pandang tradisi buddhist yang lain pada umumnya.
Tetapi apakah makna dari dari status kebhikkuan itu sama di dalam nichiren?
Saya bukan nichiren dan tidak tahu soal itu, semestinya diselidiki dahulu. Akan tetapi, seperti halnya dalam Western Buddhist Order dimana bhikkhunya juga menikah, disitu pemaknaan kebhikkhuan sudah berbeda.
Btw, yg saya kritik adalah sikap sektarianisme dan frictional yang implisit dalam pernyataan Kelana.

Sudah saya sampaikan dun not worry mengenai penyelidikan, Sdr. Suchamada. Oleh karena itu saya berani membuat topik ini. Alasan kebhikuan juga sudah jelas di awal munculnya Nichiren. Saya rasa anda yang justru harus menyelidiki, sehingga anda tidak perlu menyatakan saya bersikap sektarianisme dan frictional yang implisit. Bagaimana anda tahu kebenarannya bahkan anda belum menyelidikinya?

 :o Ah, ternyata  anda nampaknya juga terkena suspicious syndrome sektarian.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #13 on: 06 January 2008, 01:07:09 PM »
Quote
Anda ini berbicara mengenai apa Sdr. Suchamada?
Alasan anda yang berkesan bahwa kita tidak boleh menyatakan bodoh untuk sebuah pernyataan dengan alasan kenisbian, hanyalah alasan yang mengada-ada, dan merupakan penghindaran masalah, sikap pasrah karena tidak adanya alasan/jawaban lain. Saya rasa anda tidak memiliki jawaban real dari masalah ini.

Ada.
Biarkan saja. Bagi saya bukan masalah.

Quote
Kita boleh mengetahui, memahami pencerapan orang lain tetapi bukan berarti diam seribu bahasa jika pencerapannya itu salah, tidak beralasan pada pengetahuan, pemahaman Dhamma (makanya disebut bodoh). Sang Buddha sendiri menyatakan bahwa jika ada ajaran yang tidak sesuai dengan Dhamma (Dharma, jika anda tidak suka karena bersifat sektarian), maka nyatakanlah bahwa hal itu tidak sesuai Dharma. Sang Buddha pun pernah menyatakan seseorang itu bodoh, tapi akhirnya setelah menyadari kebodohannya ia menjadi Arahat. Jika tidak, orang tersebut tidak tahu dimana kebodohannya. Saya tidak berusaha menerapkan kasus kedua dimana Sang Buddha mencerahkan seseorang, tapi saya lebih menerapkan ajaranNya untuk menyatakan sesuatu itu sesuai Dharma atau tidak dengan alasan-alasan yang telah saya sampaikan.

Jangan bawa-bawa Buddha deh. Kamu kan kelana, bukan Buddha. Lagian, non sequitur.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Pernyataan Bodoh
« Reply #14 on: 06 January 2008, 01:07:47 PM »
  :)) :)) :))

 

anything