//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Abhidhamma & vipassana  (Read 198348 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #615 on: 24 August 2008, 03:23:02 PM »
Dear pak Hudoyo,
Sepertinya terakhir2 ini , diskusi terarah pada pendeskripsian pengalaman2 melihat apa adanya.
Saya hanya khawatir bila ini coba dijelaskan, maka pikiran2 para pembaca akan segera menghapalkannya dan menjadikan konsep yang manakala bersangkutan menjalani meditasinya, itu akan menjadi konsep kembali, yang hakikatnya akan menjadi penghalang baru yg memperumit utk melihat sebagai 'apa adanya'.
Saya rasa ada baiknya dibiarkan menjadi misteri saja.
Namun memang saya pahami bahwa jawaban Pak Hud itu adalah untuk mengcounter usaha pendeskripsian dari sdr.Fabian.

Betul, Mas Suchamda. Inilah dilema mengajarkan hal-hal yang bersifat transendental (dalam arti mengatasi pikiran) kepada pemeditasi/orang yang masih terjebak dalam pikiran. ... :) ... Tapi itu HARUS dan selalu saya lakukan, terutama dalam diskusi-diskusi dalam retret MMD. ... Itulah tugas & peran seorang guru vipassana, sekalipun sering kali kata-katanya ditangkap lain oleh pemeditasi. ... Bila pemeditasi berhasil masuk ke dalam khanika-samadhi, barulah tugas seorang guru vipassana berakhir.

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #616 on: 24 August 2008, 03:24:45 PM »
Sebagaimana ia mengajari orang lain, demikianlah hendaknya ia berbuat. Setelah ia dapat mengendalikan dirinya sendiri dengan baik, hendaklah ia melatih orang lain. Sesungguhnya amat sukar untuk mengendalikan diri sendiri.(DHAMMAPADA, syair 159)

Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula seseorang menjadi suci. Suci atau tidak suci tergantung pada diri sendiri. Tak seorangpun yang dapat mensucikan orang lain. (DHAMMAPADA, syair 165)

Anumodana untuk syair-syair yang bagus.  _/\_

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #617 on: 24 August 2008, 03:27:36 PM »
cueknya cuek sadar, bukan cuek tidak sadar...
cuek sadar tidak sampai melabeli "ini mobil"
ketika pelabelan "ini mobil" terjadi, kesadaran sudah terseret dalam pikiran, alias tidak sadar.
semua 6 indra dapat menyeret kita. mis:
~ketika melihat objek menarik, kita menatapnya lebih lama.
~ketika melihat objek menjijikkan, cepat2 buang muka.
~sama dg bau, suara, rasa, sentuhan...
~dalam pikiran juga demikian, memori indah diulang2 terus, demikian juga harapan2 indah.
~yg tidak menyenangkan juga berusaha ditolak mati2an, sampe stress n gila

 _/\_ _/\_ _/\_

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #618 on: 24 August 2008, 04:06:10 PM »
sama gak dengan ini...

“(1) Demikianlah, Bàhiya, engkau harus melatih dirimu: dalam melihat objek-objek terlihat (semua objek terlihat), menyadari bahwa melihat adalah hanya melihat; dalam mendengarkan suara, menyadari bahwa mendengar adalah hanya mendengar; demikian pula dalam mencium bau-bauan, mengecap dan menyentuh objek-objek sentuhan, menyadari bahwa mencium, mengecap, menyentuh adalah hanya mencium, mengecap dan menyentuh; dan dalam menyadari objek-objek pikiran, yaitu pikiran dan gagasan, menyadari bahwa itu hanyalah menyadari.”

“(2) Bàhiya, jika engkau mampu tetap menyadari dalam melihat, mendengar, mengalami, dan mengenali (empat kelompok) objek-indria, engkau akan menjadi seorang yang tidak berhubungan dengan keserakahan, kebencian, dan kebodohan sehubungan dengan objek-objek terlihat, suara yang terdengar, objek-objek yang dialami, atau objek pikiran yang dikenali. Dengan kata lain, engkau akan menjadi seorang yang tidak serakah, tidak membenci, dan tidak bodoh.”

“(3) Bàhiya, terhadap objek-objek terlihat, suara yang terdengar, objek-objek yang dialami, objek-objek pikiran yang dikenali, engkau tidak boleh berhubungan dengannya melalui keserakahan, kebencian atau kebodohan, yaitu, jika engkau ingin menjadi seorang yang tidak memliki keserakahan, kebencian dan kebodohan, maka, Bàhiya, engkau harus menjadi seorang yang tidak memiliki keserakahan, keangkuhan atau pandangan salah sehubungan dengan objek yang dilihat, didengar, dialami atau dikenali. Engkau tidak boleh menganggap ‘Ini milikku’ (karena keserakahan), tidak memiliki konsep ‘aku’ (karena keangkuhan), tidak mempertahankan gagasan atau konsep ‘diriku’ (karena pandangan salah).”

“(4) Bàhiya, jika engkau sungguh ingin menjadi seorang yang tidak memiliki keserakahan, keangkuhan atau pandangan salah sehubungan dengan objek yang dilihat, suara yang didengar, objek-objek nyata yang dialami, objek-pikiran yang dikenali, maka Bàhiya, (dengan tidak adanya keserakahan, keangkuhan dan pandangan salah dalam dirimu) engkau tidak akan terlahir kembali di alam manusia, juga tidak akan terlahir kembali di empat alam lainnya (yaitu, alam dewa, Niraya, binatang, dan hantu kelaparan atau peta). Selain kehidupan yang sekarang (di alam manusia) dan empat alam kelahiran kembali lainnya, tidak ada alam lainnya bagimu. Tidak-munculnya batin-dan-jasmani baru adalah akhir dari kotoran yang merupakan dukkha dan akhir dari kelahiran kembali yang merupakan dukkha.

Saya cuma setuju dengan #1. ... Di #2 - #4 bagian-bagian yang dibold merah, saya tidak setuju. "Engkau akan menjadi orang yang bla-bla-bla..." itu bukan ajaran Bahiya-sutta yang asli. Itu pelajaran AGAMA, bukan tuntunan vipassana. ... Dalam Bahiya-sutta yang asli Sang Buddha menekankan: "Kalau kamu bisa melakukan itu, maka KAMU TIDAK ADA LAGI." Ini baru tuntunan vipassana yang otentik, bukan pelajaran agama; tidak ada agama yang mengajarkan "kamu tidak ada lagi", AGAMA Buddha pun tidak. Kalau dalam kebaktian minggu bhante atau romo memberikan dhamma-desana (berceramah) dengan mengatakan "kamu tidak ada lagi", maka hadirin pasti akan bingung, mungkin ada yang marah dan meninggalkan dhammasala. :)

Apalagi di #4 yang panjang lebar saya beri bold merah. Di sini Mingun Sayadaw mengajarkan AGAMA Buddha, bukan mengajar vipassana. Di dalam vipassana orang tidak berpikir mau jadi apa, atau mau mencapai nibbana, tidak akan lahir lagi dsb dsb, dengan segala "persyaratannya". Semua itu ajaran AGAMA Buddha, cocok untuk khotbah dalam kebaktian minggu di vihara, tapi bukan tuntunan vipassana. Dalam vipassana, semua ajaran agama itu (agama apa pun) harus lepas, runtuh dengan sendirinya. "Engkau tidak ada lagi" (Buddha) tidak sama dengan "engkau tidak akan lahir kembali" (Mingun Sayadaw).

Kalau semua isi buku Maha Buddhavamsa seperti ini, maka buku itu adalah pelajaran AGAMA Buddha yang sangat bagus, tapi bukan tuntunan vipassana yang otentik.

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 24 August 2008, 04:18:00 PM by hudoyo »

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #619 on: 24 August 2008, 04:17:31 PM »
4.8. ‘Seandanya seorang bhikkhu mengatakan: “Teman-teman, aku mendengar dan menerima ini dari mulut Sang Bhagava sendiri: inilah Dhamma, inilah disiplin, inilah Ajaran Sang Guru”, maka, para bhikkhu, kalian tidak boleh menerima atau menolak kata-katanya. Kemudian, tanpa menerima atau menolak, kata-kata dan ungkapannya harus dengan teliti dicatat dan dibandingkan dengan Sutta-sutta dan dipelajari di bawah cahaya disiplin. Jika kata-katanya, saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti tidak selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini bukan kata-kata Sang Buddha, hal ini telah keliru dipahami oleh bhikkhu ini”, dan kata-katanya itu harus ditolak. Tetapi jika saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini adalah kata-kata Sang Buddha, hal ini telah dengan benar dipahami oleh bhikkhu ini.”
(Mahaparinibbana Sutta)


saya agak tidak mengerti maksud dari kutipan sutta ini di sini, terlebih bagian yg di bold...
jika sdr. Semit ingin membahas isi sutta, silahkan dilanjutkan ke bagian Studi Sutra/Sutta

kemudian bagian yg saya bold merah kan...
Sutta atau disiplin
sutta di-sini saya yakini adalah dhamma kotbah2 Sang Buddha yg terjadi sekitar 2500 tahun yg lalu, bukan Sutta Pitaka. Sutta-Pitaka disusun setelah Sang Buddha parinibbana, jadi jelas itu bukan mengacu kepada Sutta Pitaka... apa terjemahannya seharusnya dhamma(kebenaran) & vinaya(aturan kedisplinan)? CMIIW

ini terjemahan bahasa inggrissnya
Quote
8-11. Then the Blessed One said: "In this fashion, bhikkhus, a bhikkhu might speak: 'Face to face with the Blessed One, brethren, I have heard and learned thus: This is the Dhamma and the Discipline, the Master's Dispensation'; or: 'In an abode of such and such a name lives a community with elders and a chief. Face to face with that community, I have heard and learned thus: This is the Dhamma and the Discipline, the Master's Dispensation'; or: 'In an abode of such and such a name live several bhikkhus who are elders, who are learned, who have accomplished their course, who are preservers of the Dhamma, the Discipline, and the Summaries. Face to face with those elders, I have heard and learned thus: This is the Dhamma and the Discipline, the Master's Dispensation'; or: 'In an abode of such and such a name lives a single bhikkhu who is an elder, who is learned, who has accomplished his course, who is a preserver of the Dhamma, the Discipline, and the Summaries. Face to face with that elder, I have heard and learned thus: This is the Dhamma and the Discipline, the Master's Dispensation.'
kata yg ditemukan hanyalah 'Dhamma and the Discipline' :)
« Last Edit: 24 August 2008, 04:33:15 PM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #620 on: 24 August 2008, 04:43:10 PM »
sambungan quotenya ketinggalan :P
Quote
"In such a case, bhikkhus, the declaration of such a bhikkhu is neither to be received with approval nor with scorn. Without approval and without scorn, but carefully studying the sentences word by word, one should trace them in the Discourses and verify them by the Discipline. If they are neither traceable in the Discourses nor verifiable by the Discipline, one must conclude thus: 'Certainly, this is not the Blessed One's utterance; this has been misunderstood by that bhikkhu — or by that community, or by those elders, or by that elder.' In that way, bhikkhus, you should reject it. But if the sentences concerned are traceable in the Discourses and verifiable by the Discipline, then one must conclude thus: 'Certainly, this is the Blessed One's utterance; this has been well understood by that bhikkhu — or by that community, or by those elders, or by that elder.' And in that way, bhikkhus, you may accept it on the first, second, third, or fourth reference. These, bhikkhus, are the four great references for you to preserve."
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #621 on: 24 August 2008, 04:57:48 PM »
Sebagaimana ia mengajari orang lain, demikianlah hendaknya ia berbuat. Setelah ia dapat mengendalikan dirinya sendiri dengan baik, hendaklah ia melatih orang lain. Sesungguhnya amat sukar untuk mengendalikan diri sendiri.(DHAMMAPADA, syair 159)

Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula seseorang menjadi suci. Suci atau tidak suci tergantung pada diri sendiri. Tak seorangpun yang dapat mensucikan orang lain. (DHAMMAPADA, syair 165)

Anumodana untuk syair-syair yang bagus.  _/\_

Salam,
hudoyo


Yah emang bagus, tapi relevansinya dengan diskusi apa? :)

OK, saya coba lihat relevansinya dalam diskusi ini : tiada lain hanyalah sebuah mekanisme defence yang tersamar tapi barangkali tidak disadari oleh ybs.

Coba saya bedah untuk melihat ketidakrelevansian tulisan bond tsb diatas.

Manakala pikiran berhenti barulah dari situ muncul cinta kasih tak bersyarat (unconditional love; metta) yang mana tidak ada hubungannya dengan being as a good smiling little boys and girls......... atau menjadi luarbiasa ramah tamah lemah lembut.
Unconditional love adalah sesuatu yang spontan, dahsyat dan tak dapat dibendung muncul begitu saja, bahkan bisa mengambil wujud yang "wrathful", yang mana menyentakkan kesadaran untuk terbangun tanpa suatu intensi apa pun. Oleh karena itu, hal ini (eg.: diskusi tentang vipasana) tidak mengambil posisi pada sutta atau kitab apa pun*1, dan juga semestinya tidak relevan untuk mempermasalahkan benar atau salah atau baik atau jahat karena semua itu hanyalah merupakan suatu kondisi confused concepts of deluded thinking that have no reality.

Note : *1 karena yang direfer adalah problema yang bersarang dalam pikiran lawan bicara. Yang diserang adalah deluded thinkingnya, dan bukan kebenaran atau kesalahan suttanya.
« Last Edit: 24 August 2008, 05:18:10 PM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #622 on: 24 August 2008, 06:00:20 PM »
 [at] Suchamda

Mau relevan atau tidak relevan itu relatif dan merupakan hak seseorang untuk menulis. Tapi keliatannya Anda menanggap diskusi ini suatu perang. Padahal diskusi ini sudah kondusif.

Sepertinya memang Karakter Anda memang sok menggurui dan menyalaki tulisan org lain disana sini seperti Psikopat yg sangat Paranoid :)) ciri psikopat : maunya perang padahal cuma tulisan :)) dan menurut ramalan  didunia nyata Anda juga begitu :))

Makanya kalau belajar spritual atau agama itu jangan seperti kutu loncat dan gengsi akhirnya keblinger sendiri seperti orang gila bahkan hampir mati,Sudah tidak ada tempat menyalak di forum lain, sekarang menyalak2 di forum indah ini :))

Nanti kalau saya tulis ini ,Anda minta keadilan lagi sama Tuhan atau momod yg lainnya seperti tulisan capcay,ikan telur asin yg sangat mengganggu kamu.

Ini tulisan terkahir saya ttg Anda, kalau mau berperang silakan perang dengan batin Anda yg penuh dengan kebencian, dendam dan ketakutan, keserakahan akan nama dan kedudukan dan keangkuhan. Saya pastikan Anda tidak bisa tidur tenang selama kilesa itu masih ada, Anda boleh menyangkal tapi kebenaran tidak pernah bisa disangkal. :))

Bye suchamda, Smoga sadar  :) _/\_



« Last Edit: 24 August 2008, 06:09:48 PM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #623 on: 24 August 2008, 07:17:06 PM »
[at] Suchamda

Mau relevan atau tidak relevan itu relatif dan merupakan hak seseorang untuk menulis. Tapi keliatannya Anda menanggap diskusi ini suatu perang. Padahal diskusi ini sudah kondusif.

Saya rasa motif anda tampak jelas dalam tulisan ini.
Dalam komentar saya sebelumnya, saya hanya ingin menyampaikan sesuatu hal perihal tulisan anda yang tidak relevan dengan diskusi. Karena tulisan anda itu terkesan lepas dari konteks diskusi dan tidak jelas motifnya. Tentu saja kebiasaan seperti ini mengganggu diskusi. Meskipun demikian, isi dari komentar itu adalah ditujukan untuk semua member diskusi, bukan untuk pribadi anda. Itu saja. Selebihnya adalah persepsi anda belaka.
Hal itu semakin jelas dalam komentar anda dibawah ini yang jelas menyerang pribadi saya :

Sepertinya memang Karakter Anda memang sok menggurui dan menyalaki tulisan org lain disana sini seperti Psikopat yg sangat Paranoid :)) ciri psikopat : maunya perang padahal cuma tulisan :)) dan menurut ramalan  didunia nyata Anda juga begitu :))

Makanya kalau belajar spritual atau agama itu jangan seperti kutu loncat dan gengsi akhirnya keblinger sendiri seperti orang gila bahkan hampir mati,Sudah tidak ada tempat menyalak di forum lain, sekarang menyalak2 di forum indah ini :))

Nanti kalau saya tulis ini ,Anda minta keadilan lagi sama Tuhan atau momod yg lainnya seperti tulisan capcay,ikan telur asin yg sangat mengganggu kamu.

Ini tulisan terkahir saya ttg Anda, kalau mau berperang silakan perang dengan batin Anda yg penuh dengan kebencian, dendam dan ketakutan, keserakahan akan nama dan kedudukan dan keangkuhan. Saya pastikan Anda tidak bisa tidur tenang selama kilesa itu masih ada, Anda boleh menyangkal tapi kebenaran tidak pernah bisa disangkal. :))

Bye suchamda, Smoga sadar  :) _/\_





Apa yang saya sampaikan sehubungan dengan topik rupanya ditanggapi dengan penyerangan pribadi yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan diskusi.
Anda mengutipkan kitab Dhammapada tentang pengendalian diri, tapi ironisnya biarlah selanjutnya pembaca yang menilai sendiri.
« Last Edit: 24 August 2008, 07:30:23 PM by Suchamda »
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #624 on: 24 August 2008, 09:25:32 PM »
pembahasan mengenai maha parinibbana sutta dilanjutkan di tempat lain saja yah...

silahkan klik di sini (Kejanggalan-Kejangalan dalam Sutta) utk menuju ke TKP baru :)

Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #625 on: 24 August 2008, 11:01:30 PM »
Bukankah melihat mobil mewah sebagai mobil mewah, sebenarnya telah dicampuri oleh pikiran bahwa benda/object tsb disebut mobil dan pikiran jg yg mengkondisikan itu mewah [mobilnya]..
Sepertinya pikiran akan bereaksi jika ada yg mengatakan itu hanya mobil sederhana, ataupun ada yg mengatakan itu bukan mobil melainkan bus (misalnya)..
Seandainya anda yg melihat dan menyadari bahwa mobil itu sebenarnya bukan mobil dan mobil itu sebenarnya tidak ada (Anicca), bukankah itu adalah kenyataan yg ada..
Dgn menyadari Annica, pikiran niscaya tidak akan bereaksi lagi jika ada yg berpendapat/berargumen lain ttg mobil mewah itu, karna dari beragam pendapat tsb ujung2nya bermuara ke Anicca juga..

Betul, melihat benda itu sebagai "mobil mewah" adalah juga gerak pikiran ... tapi di situ gerak pikiran itu masih sangat awal (masih langkah #2 dari Mulapariyaya-sutta), di situ belum ada atta/aku yang mencampuri persepsi mobil mewah itu. ... Karena belum ada atta, maka tidak ada atta yang ber-relasi dengan obyek (mobil mewah), maka tidak ada dukkha. ... Bila Anda masuk ke dalam 'khanika-samadhi' yang sesungguhnya ... bahkan konsep 'mobil mewah' itu tidak muncul ... yang ada sekadar 'persepsi murni' akan sebuah fenomena tanpa-nama, tanpa-identitas, yang masuk ke dalam kesadaran melalui mata (langkah #1 dari Mulapariyaya-sutta, "hanya melihat" dari Bahiya-sutta) ...

"mobil itu sebenarnya bukan mobil dan mobil itu sebenarnya tidak ada (Anicca) ... dst" itu bukan 'kenyataan yang ada' ... itu tidak lebih dari gerak pikiran yang terkondisi oleh ajaran mahaprajnaparamita dari Madhyamika. Dan itu tidak ada kaitan dengan 'anicca' sama sekali. Di dalam melihat fenomena 'mobil mewah' seperti 'apa adanya' tidak muncul konsep 'anicca', konsep 'anicca' itu pikiran yang terkondisi oleh ajaran tilakkhana.

Salam,
hudoyo

 


Sepertinya melihat objek itu mobil mewah adalah mobil mewah, terdapat atta/aku yg sangat kuat dlm melihatnya karna jika ada yg tidak sependapat dgn apa yg kita lihat, maka pikiran kita akan segera bereaksi..
Mengapa si A mengatakan itu mobil sederhana ? Padahal jelas2 saya melihat apa adanya itu adalah mobil mewah, kog bisa ya dia mengatakan seperti itu, apa saya yg salah ato dia yg salah ya, sebenarnya itu mobil mewah atau kagak sih..
Mengapa si B mengatakan itu bus mewah ? Padahal jelas2 saya melihat apa adanya itu adalah mobil, bukan bus..
dst...

Sedangkan jika kita melihat apa adanya sebagai anicca, maka hal ini tidak akan terbantahkan oleh si A, B,dstnya.. Itulah kenyataan yang ada...





Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #626 on: 24 August 2008, 11:08:15 PM »
Sama halnya ketika kita melihat apa adanya MMD itu, dan kita merasa telah melihat apa adanya..
Ternyata ketika ada yg tidak sependapat dgn apa yg kita lihat MMD itu, maka pikiran kita segera bereaksi sangat hebad, sehingga menghasilkan byk topik ttg MMD yg pages yg sangat panjang..

Sepertinya itu bukanlah kenyataan dari melihat apa adanya (menghentikan proses pikiran), apabila kita melihat masih melihat objek itu sebagai objek...

Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #627 on: 24 August 2008, 11:09:24 PM »
Praktik samatha, berhenti, adalah praktik untuk tidak melakukan apapun– mencoba untuk tidak melakukan apapun, hanya membiarkan tubuh dan pikiran untuk beristirahat. Kita tabu hal im tidaklah mudah, karena kita telah memiliki kebiasaan untuk berlari dan bekerja, di dalam tubuh kita maupun dalam pikiran kita. Inilah alasan membiarkan dirimu di dalam Sangha yang mana ada mereka yang dapat berhenti sangatlah penting.
Ketika anda mengikuti sebuah retret, yang mana terdapat mereka yang mampu berhenti, berada dalam saat ini, anda akan mendapatkan manfaat karena kehadiran mereka, energi mereka. Mereka dapat merasa bahagia oleh langit biru bunga yang mekar diantara rerumputan, disetiap langkah yang mereka lakukan. Kebahagiaan dihasilkan setiap saat. Mereka tidak berlari; mereka mampu berhenti dan hidup secara mendalam disetiap saat dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sangatlah penting untuk berada bersama–sama dengan orang seperti itu, karena dengan berkumpul bersama mereka, kita akan dapat melakukan hal yang sama setelah beberapa saat.
Ketika anda sedang duduk atau berjalan, berlatihlah menarik dan menghembuskan napas untuk berada disaat ini, hanya berada disaat ini, karena kehadiran perhatian murni anda adalah sumber kebahagiaan dan pelenyap penderitaan dan kesedihan di dalam dirimu. Anda tidak berada di sana untuk dirimu. Anda telah berlari dan mengabaikan dirimu sendiri. Dicintai berarti memeluk dengan perhatian, dengan usaha, kepada orang yang anda cintai. Ketika seekor hewan berhenti dan berbaring, dia melakukannya untuk dirinya sendiri. Dia membiarkan dirinya benstirahat dan sembuh - dia melakukannya untuk dirinya sendiri. Ketika kita terluka, baik diri maupun sumber semangat kita. Siapa yang berada di sana untuk kita? Kita harus berada di sana duluan untuk diri kita sendiri. Buddha akan berada di sana untuk kita, karena Buddha ada di dalam diri kita.
Untuk dapat membantu seseorang berada disaat ini, mengetahui apa yang sedang terjadi disaat ini, menyentuh segala hal yang terjadi disaat ini, adalah sebuah latihan. Tidaklah diperlukan usaha keras; bahkan tidak diperlukan usaha apapun. Biarkanlah dirimu apa adanya. Ada kecenderungan untuk berpikir bahwa kebahagiaan, kesehatan, kesuksesan adalah yanghal yang hanya bisa didapatkan dengan berlari. Inilah alasan mengapa kita mengorbankan saat ini. Kite harus memperhatikan saat ini untuk dapat mendapatkan kebahagiaan dimasa yang akan datang. Ini adalah kecenderungan yang harus dihentikan.
Kita telah terlanjur mempunyaipersepsi tertentu tentang kebahagiaan. Kita mengira bahwa kita tidak mencapai ini– itu, kita tidak dapat mengubah apa-apa, sehingga kebahagiaan tidak akan pernah tercapai, karena komitmen kita tentang kebahagiaan, kita tidak pernah merasa damai dengan diri kita. Kita mencoba untuk melakukan sesuatu, menyadari sesuatu tetapi mungkin kebahagiaan sudah berada di sana. Semua hal yang menyebabkan anda bahagia sudah ads di sana. Anda hanya perlu mengenali hal itu. Bagaimana mungkin anda dapat mengenali mereka jika anda tidak berada di sana?
Mungkin anda tidak menyadari matahari di langit dapat membuatmu bahagia. Jika anda lihat selama satu detik, dan anda akan menyadari bahwa semua hal di Bumi adalah berkat matahari. Semua makanan yang kita makan berasal dari cahaya matahari. Ketika kita melihat matahari seperti itu, kita akan melihat matahari sebagai ayah, ibu – yang merawatmu setiap hari. Matahari selalu ads di sana untukmu. Anda mungkin mengeluh "Tidak ada yang peduli padaku, tidak ada orang yang mencintaiku, tidak ada orang yang merawatku", tetapi matahari adalah salah satu hal yang merawatmu disetiap detik kehidupanmu.
Ada bumi, pohon, air, udara, pembuat roti, petani, burung, serangga. Jika kita telah berlatih berhenti dan berada di saat ini, maka kita akan dapat menyentuh sumber-sumber kebahagiaan yang ada di sini dan saat ini. Kite akan menyadari bahwa, kita tidak perlu hal lain, karena kondisi sekarang telah lebih dari cukup untuk membuat kits bahagia. Berhenti sangatlah penting. Selama anda masih terns berlari, kebahagiaan menjadi
sangat sulit didapatkan. Berhenti. Berhenti membiarkan tubuh dan pikiranmu untuk beristirahat. Berhenti juga merupakan tindakan yang mengizinkanmu untuk lebih mengenal kondisi dari kebahagiaan yang sudah ada di sana.
Dua elemen dalam meditasi Buddhis adalah berhenti dan melihat secara mendalam. Anda dapat melihat secara mendalam akan dari sesuatu ketika anda berada di sana, ketika anda berhenti. Samatha adalah berhenti, tenang, dan vipasyana adalah melihat secara mendalam. Terkadang anda hanya perlu berhenti dan tiba–tiba pandangan secara mendalam akan reality akan terlihat. Ketika ombak di suatu danau menjadi tenang, permukaan danau menjadi tenang tanpa ombak, dan bulan pun dapat dipantulkan oleh danau tersebut, danau tersebut tidak harus berlari dan melihat bulan tersebut. Biarkan dirimu untuk berada disaat ini; menikmati menyentuh elemen penyegar dan penyembuhan yang ada disekitar dan di dalam dirimu. Apapun yang anda percaya, ada atau tidak adanya elemen tersebut, mereka benar–benar ada di sana. Mengizinkan dirimu untuk menyentuh elemen–elemen penyembuhan ini akan menyebabkan sampah berubah menjadi kompos, dan bunga akan muncul kembali dalam kebun di hatimu.
Ketika anda berada di sana untuk dirimu, ada energi yang akan memelukmu, memeluk penderitaanmu, memeluk semua halhal baik, kualitas positif dalam dirimu. Kemampuan untuk kembali ceria, menjadi bahagia kembali, menjadi penuh cinta kasih dan toleran – kuahtas ini ads dalam diri kita, dan mereka perlu dipeluk agar dapat menjadi kompos. Kompos tersebut akan menyuburkan bunga–bunga. Buddha membutuhkan Mara cgar dapat tumbuh dengan indah seperti bunga dan Mara juga membutuhkan Buddha, karena Mara memiliki peran tertentu yang barns dilakoni.
Jadi, sebenarnya penderitaan sangat penting untuk kebahagiaan kita. Jika anda tidak mengerti, anda tidak dapat mencintai, sampai anda mengerti apa yang dimaksud dengan penderitaan. Sutra cita yang timbul karena memiliki sesuatu untuk dimakan hanya bisa dirasakan jika anda mengetahui apa itu kelaparan. Dibeberapa daerah di China, ketika orang–orang bertemu satu sama lain, mereka tidak bertanya "Apa kabar?" Mereka bertanya'Yamu sudah makan?", "Apakah kamu memiliki sesuatu untuk dimakan?" Karena mereka mengetahui kejadian kelaparan, kematian. Jadi cintamu dapat diperlihatkan dengan cara yang sangat sederhana: "Apakah kamu sudah makan? Sudahkah kamu memiliki sesuatu untuk dimakan?'
Kita cenderung ingin menghapus kumpulan penderitaan dan kesedihan dan keputusasaan yang kita alami. ICtajuga ingin menjadi Buddha atau Dewa agar dapat menghentikan serous, hal yang tidak kita inginkan, mengeluarkannya dari sistem. Dalam cahaya non–dualitas, kita bu kn  n hanya sebagai bunga, tapi kita juga merupakan sampah. Kita tidak dapat menghilangkannya dalam diri kita. Kadang–kadang kita penuh cinta kasih, kadangkadang kita penuh kemarahan, kita adalah cinta, tetapi marah juga adalah kita. Jadi kita harus memperlakukan cinta dan kemarahan dalam basis yang sama, seperti cara Buddha memperlakukan Mara. Tapi Mara tidak mengerti. Ananda juga tidak mengerti. Tapi Buddha, dia mengerti. Dia mengajarkan due sifat asli non–dualitas antara penderitaan dan kebahagiaan.
Energi dari perhatian murni adalah energi untuk berada disaat ini, untuk memeluk diri kita sendiri, penderitaan kita, keputus-asaan kita, kesedihan kita, dan juga benih–benih kebahagiaan dan kedamaian dan cinta kasih yang menjadi semakin lemah karena kita tidak dapat merawat dan mengembangkan benih–benih tersebut untuk membantu mereka tumbuh menjadi lebih kuat. Jadi, praktik ini adalah praktik untuk
memeluk, dan ini jelas merupakan energi yang membantumu sehingga anda dapat memeluk dirimu di dalam energi perhatian murni. "Sayang, aku ads di sini untukmu." Ketika anda menyukai seseorang, anda ingin mengatakan "Sayang, aku ada di sini untukmu" dan anda barns benar–benar berada di sana untuknya. Ini adalah hadiah terbesar yang dapat anda berikan kepada orang yang anda cintai. Untuk berada di sana, tidaklah mudah, seluruh dirimu harus berada di sana. Anda harus memperhatikan dengan perhatian penuh, dengan seluruh perhatianmu. Energi im memiliki kekuatan untuk menyembuhkan dan membuat orang lain merasa bahagia. Jika dalam kasus ini adalah cinta pads diri sendiri, dan kita semua mengetahui bahwa semua cinta yang kita berikan kepada orang lain bergantung pads cinta kita pads diri sendiri. Jika kits mengetahui bagaimana menjaga diri kita sendiri, jika kita mengetahui bagaimana membantu dan mengubah diri kita sendiri, kita akan dapat menjaga orang lain. Jadi obyek pertama dari cinta ialah diri sendiri–tubuh kita dan kesadaran kita. Memeluk dirimu. sendiri.
Dengan berada di sana sepenuhnya, anda akan menyadari bahwa tidak hanya penderitaan yang ada di sana, ada hal lain di sans–keajaiban dalam hidup, elemen penyembuh ada di dalam dan disekitarmu dan anda mungkin ingin berlatih menyentuh mereka. Tataplah langit, dengarlah suara hujan, tersenyumlah kepadanya. Sangatlah menakjubkan sekarang sedang hujan, sangatlah menakjubkan langit berwarna biro pagi ini, sangatlah menakjubkan aku sedang berada di sini, hidup. Sangatlah menakjubkan aku masih dapat berjalan, jantungku masih berfungsi dengan normal. Ada banyak sekali hal yang dapat anda nikmati. Ketika sebuah pohon di kebun matt, anda bisa saja lupa bahwa pohon–pohon yang lain masih tetap hidup. Anda membiarkan kesedihan mendominasi, dan seketika anda kehilangan segalanya. Ketika sebuah pohon sekarat di kebunsaya, YA, saya mengetahuinya, tetapi masih banyak pohon lain yang masih hijau, sehat. Jika anda menyadarinya, anda tidak akan tengelam dalam kesedihan, dan anda akan memiliki kekuatan secukupnya untuk menyelamatkan pohon yang sedang sekarat itu atau mengantinya dengan pohon yang lain.
Besarkanlah hatimu sehingga anda akan dapat melihat kondisi–kondisi untuk kebahagiaamnu untuk berada di sana, dan ketidakadilan, kekejaman, dan ketidak-pedulian tidak cukup untuk menghancurkan hidupmu. Anda akan menerimanya dengan mudah, karena hatimu begitu besar, dan anda dapat menerimanya tanpa kemarahan. Ini seperti ketika anda membuang kotoran ke dalam sungai, dan sungai tidak akan marah. Sungai itu sudi menerima kotoran tersebut, dan dapat mengubah kotoran sepanjang malam. Ada banyak sekali air di dalam sungai, banyak sekali Lumpur sehingga jumlah kotoran yang anda buang ke dalam sungai akan diubah dalam kurun waktu satu malam. Jika anda membuang kotoran ke dalam seember air di dalam rumahmu, maka air tersebut tidak akan dapat diminum lagi, sehingga anda harus membuang air tersebut. Tetapi, ketika anda membuang kotoran tersebut ke dalam sungai, orang–orang di kola masih dapat meminum air dari sungai tersebut karena sungai tersebut cukup besar. Sungai memiliki kemampuan untuk mengubah dan menyembuhkan. Jadi berlatihlah seperti sungai, itulah yang Buddha sarankan kepada kita semua.
Berlatihah seperti bumi. Ketika orang membuang bunga, parfum, nasi, kari, ataupun membuang urin, ekskresi, bumi akan menerimanya tanpa kemarahan, karena bumi ini besar dan bumi memiliki kemampuan untuk mengubahnya. Bumi selalu ada di sana untuk kita. Jadi Buddha mengatakan pads Rahula, "Berlatihlah seperti bumi, berlatihlah seperti air di sungai dan anda tidak akan menderita karena hatimu besar."
Jadi, kembali memeluk dirimu, untuk memulai proses penyembuhan, untuk menyentuh elemen–elemen positif tampaknya bukanlah latihan yang sulit. Anda hanya memerlukan Sangha yang manas ada orang yang melakukan hal tersebut dan menikmati aktivitas itu hanya untuk melakukan aktivitas tersebut. Ketika anda datang ke sebuah Ruang Meditasi dan duduk mengangkat sepmng makanan, anda dapat melakukannya dengan senang hati. Jangan berpikir ini adalah praktik yang sulit. Ya, kami tidak berbicara selama menyantap makanan, dan anda duduk dengan tenang dengan posisi tegak selama makan. Ya, anda melakukan hal itu. Tetapi, banyak dari kami yang menikmati melakukan hal tersebut. Kami tidak harus berbicara, kami tidak harus berpikir, kami tidak harus melakukan apa–apa: kami hanya menyadari bahwa kami rehat sepenuhnya selama makan. Untuk dapat berbagi makanan dengan Sangha dalam perhatian penuh, tidak harus melakukan apa–apa, hanya menikmati setiap potongan kecil makananmu, menyentuh secara mendalam makananmu tanpa berpikir apapun, tanpa melakukan proyek apapun dalam pikiranmu adalah sebuah latihan, latihan untuk berhenti dan beristirahat.
Ketika anda mengambil sepotong kacang polong, perhatikanlah, tersenyumlah dan pangillah namanya "Kacang Polong", dan anda akan menyadari, dengan sedikit perhatian murni dan konsentrasi bahwa sepotong kacang polong tersebut adalah keajaiban dalam hidup, sama seperti anda adalah keajaiban dalam hidup, anda adalah karunia. Sepotong kacang polong telah dihasilkan oleh awan, sinar matahari, bumi, mineral, air, udara, dan sebagainya. Sepotong kacang polong benar–benar telah menjadi duta besar dari alam semesta, jika anda mengetahui bagaimana cara menerimanya, bagaimana bersama dengannya, bagaimana mengunyahnya secara sadar clan suka cita. Memakan sepotong kacang polong dapat membawakanmu suka cita. Apagunanya makan sepotong kacang polong? Untuk mendapatkan nutrisi? Tidak, anda hanya menikmatinya, menikmatinya untuk dirimu sendiri, kehadiran kacang polong tersebut, menikmati saat itu, menjadi dirimu sendiri dan bersama dengan Sanghamu.
Kita suka mengunyah makanan tiga puluh kali, empat puluh kali, lima puluh kali. Sewaktu melakukannya kita tidak mengunyah makanan lain, kita tidak mengunyah proyek mesa depan kita, kesedihan kita, kekhawatiran kita. Biarkanlah hal lain itu tidur, anda sedang memeluk semuanya sekarang dengan praktik berada di sini, perhatian murni. Makan adalah sebuah latihan, latihan untuk tidak melakukan apapun, latihan untuk berhenti. Hanya dengan sedikit kepintaran, kita dapat menjadikan waktu makan kita sebagai waktu untuk berbahagia. Hal Ini mungkin membuat kita merasa terkekang untuk tidak berbicara, tidak tertawa, tidak membuat gerakan apapun. Tetapi semua ini hanyalah kebiasaan; anda harus mempelajari kebiasaan untuk beristirahat, ini sangatlah penting.
Duduk di atas bantal selama meditasi duduk juga merupakan latihan untuk beristirahat, dan berlatih meditasi jalan, hanya menyentuh bumi dan menyadari keajaiban atas keadaan masih tetap hidup dan berjalan di atas bumi, itu juga merupakan latihan untuk beristirahat. Disetiap saat anda membiarkan dirimu berada di sana dan mengurangi kesedihan, kekhawatiran, dan penderitaanmu. Mereka mungkin sedang tertidur di dalam alam bawah sadarmu, atau mereka sedang berusaha untuk muncul. Ketika hal tersebut terjadi, peluklah mereka; peluk mereka dengan kehadiranmu, karena energi perhatian penuh adalah energi untuk berada di sana untuk dirimu, untuk orang–orang yang anda cintai. Matahari ada di sana untukmu, bulan berada di sana untukmu, Pepohonan juga berada di sana untukmu, air ada di sana untukmu, dan anda seharusnya berada di sana untuk mereka juga, terutama untuk
dirimu sendiri. Anda adalah orang yang paling anda butuhkan. Panggillah namamu, pangillah namamu dalam hati – orang ini telah menderita, orang ini sangat membutuhkan kehadiranmu, anda harus kembali dan memeluknya.

Kog tulisan yang di bold gitu yah ? emang vipasana melihat secara mendalam yak ?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #628 on: 24 August 2008, 11:10:55 PM »
gila ryu nyontek dari mana loe?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #629 on: 24 August 2008, 11:19:01 PM »
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))