[at] Bro Riky,
cara elegan ya..namanya juga Dhammacitta gitu loch..cara kotor juga dianggap bersih..
hihihi...menurut persepsimu juga koq,itu adalah pernyataan kebenaran,mungkin saja tidak benar toh?haha..
Terima kasih juga atas tuduhan bahwa DC, cara kotor dianggap bersih
diskusi model ini yg tidak sehat, dimulai dari niat tidak baik, nanti bakal debat tidak berujung.
Maap nyela diskusi Saudara berdua.. Saya setuju dengan Suhu Medho kalau sebaiknya kita semua member DC menghindari diskusi yang tidak sehat. Sebaliknya mempelajari dan mengembangkan diskusi sehat yang diajarkan Sang Buddha, dapat dibaca di: Kathavatthu Sutta.
Sejak awal kemunculan Bro Riky di thread ini spontan dengan tudingan langsung terhadap pihak terkait DC atau forum DC itu sendiri. Kalau boleh, tolong tunjukkan darimana munculnya kesimpulan2 Bro Riky tersebut. Ini saran saya sbg pihak yang mungkin "kepo" hendak menengahi. Dan tentunya lebih baik membuka topik baru yang membahas hal2 terkait tudingan tsb, agar thread ini tetap berjalan on topic.
Nah,karena Anda yang memulai ajang "kepo" ini,maka saya akan melayani Anda,sebagaimana tamu menyuguhkan "teh hangat" kepada saya..
Maaf sekali,ada baiknya,pihak "kepo" terlepas dari tudingan apapun tentang saya yang menjadi member DC selama ini..Karena sungguh "kurang tepat" bilaman sudah muncul "persepsi" dari Anda sendiri tentang "siapa saya",dan mungkin "kesetiaan" anda kepada forum semacam ini..
Tunjukan dikalimat mana saya "menunding" secara langsung kepada "pihak DC" atau "forum DC",saya pingin membacanya,biar ada "azas seimbang" dan "praduga tak bersalah" dari saya..
Apakah Membuka "topic" baru ,untuk hal-hal licik selanjutnya?dan "usaha" untuk "mendepak" saya secara elegan agar DC dianggap sebagai "forum yang bersih" dan tindakan yang tepat?Cerita tentang gereja tua..
Saya berharap semua rekan di sini yang membaca agar berhati-hati dalam mempelajari Dhamma. Jika ada Buddha atau siswa Buddha yang menyatakan bahwa "Hidup adalah dukkha.." Maka jangan langsung percaya dan menerima! Tolong investigasi kembali apakah benar hidup adalah dukkha?
Lebih bagus lagi "investigasi" diri Anda terlebih dahulu..
Apakah Anda sendiri sudah berhati-hati dalam mempelajari "dhamma",sehingga harus pakai kalimat "minta tolong"?
Dhamma itu datang ke dalam batin masing-masing,tidak perlu pakai kata "tolong" "harus" "wajib" dan seterusnya..
Mengatakan hidup adalah kegembiraan (sukha) adalah 1 sisi ekstrim. Sebaliknya mengatakan hidup adalah penderitaan (dukkha) adalah sisi ekstrim lainnya.. Dan mereka yang meyakini yang mana pun tidak akan pernah terbebas dari perdebatan.
Nah,Anda sendiri yang "memilah-milah"nya ya,saya tidak bilang tentang "sukha" maupun "dukkha",Anda sendiri yang menggunakan "dualisme" untuk memilah-milahnya..
Jadi "tolong" hentikan persepsi liar Anda..
Sejauh yang saya mengerti, apa yang dinyatakan Sang Buddha mengenai dukkha adalah:
"Kelahiran adalah dukkha. Usia tua adalah dukkha. Kematian adalah dukkha. Kesedihan adalah dukkha. Ratap-tangis adalah dukkha. Penderitaan fisik adalah dukkha. Penderitaan batin adalah dukkha. Keputus-asaan adalah dukkha. Perpisahan dengan yang disenangi adalah dukkha. Pertemuan dengan yang tidak disenangi adalah dukkha. Tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah dukkha. Singkatnya, lima kelompok kemelekatan adalah dukkha."
Opss..sori...
Hidup = kelahiran ,kelahiran= hidup..Ven Ajahn Chah berkata,"Jangan menangisi batangnya,tetapi tangisilah akarnya..."
Tidak pernah saya temukan di mana pun dan jika memang pernah Sang Buddha menyatakan "Hidup adalah dukkha." Saya minta tolong kemurahan hatinya untuk menunjukkan pernyataan tsb, dan secara lengkap.
Sukhi hotu,
Nah,"Tidak pernah Anda temukan" bukan berati "tidak ada kan"?
kemurahan hati saya?tidak perlu,amati saja kehidupan mu,jika kamu menemukan "sukha" dan kamu anggap sebagai kebahagian,maka itu urusanmu,karena hidup dipenuhi oleh dukkha sama seperti yang kamu tuliskan tadi diatas :
"Kelahiran adalah dukkha. Usia tua adalah dukkha. Kematian adalah dukkha. Kesedihan adalah dukkha. Ratap-tangis adalah dukkha. Penderitaan fisik adalah dukkha. Penderitaan batin adalah dukkha. Keputus-asaan adalah dukkha. Perpisahan dengan yang disenangi adalah dukkha. Pertemuan dengan yang tidak disenangi adalah dukkha. Tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah dukkha. Singkatnya, lima kelompok kemelekatan adalah dukkha."kecuali Anda telah merealisasikan Nibbana,oleh karena itu Buddha berkata dia hanya mengajar tentang "dukkha dan lenyapnya dukkha"...
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta