//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mendapatkan apa yang tidak ditakdirkan sebelumnya  (Read 2668 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hengki

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 741
  • Reputasi: 49
Mendapatkan apa yang tidak ditakdirkan sebelumnya
« on: 01 May 2008, 02:05:47 AM »
Guru Yun Gu bercerita kepada Liao Fan bahwa jika orang tidak mampu berpaling ke dalam hatinya sendiri, sebaliknya malah secara membuta mengejar kemahsyuran, kekayaan, dan umur panjang dari sumber2 luar, meskipun berupaya mencapai semua itu dengan menggunakan kepintaran, ia paling tinggi cuma akan memperoleh apa yang memang telah ditakdirkan untuk menjadi miliknya. Berbuat sebaliknya, yakni melakukan kejahatan  untuk mendapatkan semua itu, akan membuat ia kehilangan kesucian di sebelah dalam sekaligus apa yang tadinya telah ditakdirkan untuk menjadi miliknya. Sehingga upaya pengejaran itu menjadi sia2.

Nasehat ini tepat untuk dunia kita saat ini. Dapatkah orang memperoleh apa yang mereka kejar? Tidak. Jika memperoleh sesuatu, itu karena kita telah ditakdirkan sebelumnya untuk memilikinya. Hanya ketika mendapatkan apa yang tidak ditakdirkan sebelumnya untuk kita dapatkan, barulah dapat dikatakan kita telah berhasil mencapai apa yang kita cari. Jadi tidak berlaku kalau kita menerima apa yang memang sudah ditentukan sebelumnya untuk kita dapatkan karena kita akan mendapatkannya meskipun tidak mengejarnya dengan sengaja.

Misalnya, ada yang bilang kepada kita bahwa investasi di pasar modal sangat menguntungkan karena orang berhasil mendapatkan keuntungan jutaan dollar setiap tahun. Orang2 ini cuma mendapatkan apa yang memang menjadi milik mereka. Orang lain yang tidak ditentukan sebelumnya untuk mendapatkan keuntungan itu cuma akan menderita kerugian di bursa saham. Tidak setiap orang memperoleh keuntungan. Jika semuanya menang, lalu siapa yang rugi? Demikian juga halnya, uang yang didapatkan di meja judi, adalah memang telah menjadi hak penjudi itu sebelumnya. Bahkan pencuri yang berhasil, juga memang telah ditentukan sebelumnya untuk mendapatkan apa yang ia curi. Jika tidak ditentukan sebelumnya, ia tidak akan berhasil mendapatkan apa yang ia cari

Orang2 jaman dulu mengerti hal ini, sehingga mereka mengatakan, “Orang yang berwatak luhur dan penuh integritas, berbahagia menjadi orang yang luhur, tetapi selama seseorang itu masih tetap jahat, usahanya tidak bermanfaat.” Mengapa? Karena mereka tidak akan mampu melepaskan diri dari takdir, konstanta itu. Jika saja kita mampu memahami kaidah2 ini, maka kita semua akan merasa puas dengan apa yang kita miliki. Dengan cara ini, kita akan menikmati hidup yang memuaskan, masyarakat yang stabil, dunia akan menjadi damai dan tidak akan ada lagi konflik, tidak akan ada lagi perang.

Agama Buddha mengajarkan kita untuk mendapatkan apa yang tidak ditakdirkan sebelumnya untuk hidup kita, bukan mengejar konstanta. Apa yang mampu kita capai dari upaya itu berasal dari variable, atau factor pengubah. Bagaimana cara kita mengupayakannya? Dari dalam. Ini penting dalam dunia kita pada hari ini. Hari ini kita tidak mampu berusaha mendapatkan pencerahan dan mengembangkan nilai-nilai agung dari dalam diri kita. Mengapa? Kita belum mengerti. Kita mencari ke dunia luar. Kita membuat rencana dan strategi setiap hari. Tapi dalam berupaya, kita perlu mengikuti jalan yang benar. Karena meskipun kita telah memiliki rencananya, metodenya, caranya, lalu apa? Saat berhasil memperoleh apa yang kita cari, kita cuma mendapatkan apa yang memang sudah ditentukan sebelumnya untuk menjadi milik kita. Sangat sederhana. Jika tidak ditentukan sebelumnya untuk mendapatkannya, kita tidak akan berhasil memperolehnya. Semua yang kita capai itu telah ditentukan sebelumnya, sebuah konstanta. Tuan Liao Fan mengerti bahwa ada sebuah konstanta, jadi dia tidak merasa cemas, dia tidak menggunakan cara2 yang tidak benar untuk memperoleh apa yang ia inginkan. Ia mengetahui nasibnya sendiri. Ia tahu bahwa memunculkan bentuk pikiran yang terus berkeliaran, atau menghalalkan segala cara, cuma akan menemukan kegagalan jika nasib menentukan demikian.

“Gagal, dari sebelah dalam maupun dari sebelah luar.” Apa kegagalan di sebelah dalam itu? Batin yang tidak bersih. Bagaimana kita tidak membuat perselisihan, kalau pencarian kita di dunia luar menghasilkan frustasi? Selama dua puluh tahun, Tuan Liao Fan bergerak sesuai dengan apa yang diramalkan oleh Tuan Kong. Sebagai akibatnya, ia tidak gagal di sebelah dalam, tapi kalah di sebelah luar. Karena ia tidak memikirkan apapun, tidak mencari apapun di sebelah dalam tapi mempertahankan keadaan dengan penuh syukur dan pikiran yang hening. Semua yang di sebelah luar, dikendalikan oleh nasib. Semua yang di sebelah dalam dikendalikan oleh kita.

Orang rata-rata yang mengejar dunia luar ke sana kemari, akan melihat bahwa pengetahuan dan pengalaman mereka tidaklah dapat dibandingkan dengan Tuan Liao Fan. Ia telah menemukan kedamaian batin sempurna. Orang rata2 berakhir dengan batin yang resah dan gelisah. Apapun yang mereka peroleh adalah apa yang sudah ditakdirkan sebelumnya, jadi mereka gagal baik di sebelah luar maupun di sebelah dalam. Jika tidak menang, mereka kalah, sehingga berakhir lebih buruk daripada sebelumnya. Dengan demikian tidak ada manfaatnya sama sekali.

Sumber : Seni Mengubah Nasib, Empat Ajaran Liao Fan. Ulasan oleh Master Chin Kung
Berbuat Baik dan Melatih Diri sebaiknya dilakukan sedari muda. Jangan menunggu sudah bungkuk, pikun, mata rabun, jalan pakai tongkat baru mau Berbuat Baik dan Melatih Diri

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Mendapatkan apa yang tidak ditakdirkan sebelumnya
« Reply #1 on: 01 May 2008, 09:05:42 PM »
 _/\_
Smile Forever :)

 

anything