Login with username, password and session length
0 Members and 1 Guest are viewing this topic.
apakah bekerja sebagai karyawan dalam sebuah pabrik rokok merupakan salah satu mata pemcarian salah?
Bagaimana pula dgn yg tanam tembakau ? pengangkutan ? pabrik kertas ? percetakan ? dan yg mendesign gambar (hahahhaaaa) ?
kenapa pemerintah tidak menutup aja semua pabrik rokok kalau itu tidak baik ?Lihat dulu pendapatan cukai rokok utk pemerintahan target APBNP 2009 (per tahun):Target penerimaan cukai dalam APBN 2009 semula ditetapkan sebesar Rp49,49 triliun, namun dalam APBNP dinaikkan menjadi Rp54 triliunapakah mudah bagi pemerintahan mencari penggantian 54 trilliun ?
Apakah rokok termasuk pelanggaran sila? Kan katanya minuman keras yang menyebabkan lemahnya kesadaran? Atau maksudnya merokok tidak baik karena menyebabkan kemelekatan? (Tapi kalo gitu pabrik coklat juga salah dong, coklat juga nyandu lo )Mohon petunjuknya.
Quote from: Terasi on 23 June 2010, 07:10:05 PMUtk orang tertentu TERASI juga merupakan kecanduan, terutama utk sambel, nasi goreng terasi....rujak, pokokne sip deh... dan didalam terasi konon terdapat jutaan udang kecil2... nah tuhhh gimana ?maksudnya? hehe .. sila ke5 kan bertekad menghindari minuman keras yg menyebabkan lemahnya kesadaran? apa kecanduan termasuk menyebabkan lemahnya kesadaran? mungkin ya, mungkin tidak .. kalo soal udang2 kecil sih menurut saya, karena terasi dibeli ketika sudah jadi (udang2nya sudah pindah alam) dan selama terasi tsb tidak dipesan, bukan melanggar panatipatta, menurut saya ..correct me if i'm wrong,
Utk orang tertentu TERASI juga merupakan kecanduan, terutama utk sambel, nasi goreng terasi....rujak, pokokne sip deh... dan didalam terasi konon terdapat jutaan udang kecil2... nah tuhhh gimana ?
apapun makannya minumnya...
Quote from: johan3000 on 23 June 2010, 07:09:44 AMkenapa pemerintah tidak menutup aja semua pabrik rokok kalau itu tidak baik ?Lihat dulu pendapatan cukai rokok utk pemerintahan target APBNP 2009 (per tahun):Target penerimaan cukai dalam APBN 2009 semula ditetapkan sebesar Rp49,49 triliun, namun dalam APBNP dinaikkan menjadi Rp54 triliunapakah mudah bagi pemerintahan mencari penggantian 54 trilliun ? di negara maju sudah ada perhitungan ongkos kesehatan dan lain-lain yang harus ditanggung masyarakat. jauh lebih besar daripada devisa yang masuk ke negara.