Tidak dapat dipungkiri bahwa Jalan Mulia Berunsur Delapan sangat penting untuk dipraktikkan. Mulai dari Sammā-diṭṭhi hingga sammā samādhi, semuanya adalah penting. Tidak ada yang bisa diremehkan, atau dikesampingkan. Hanya saja, Prof. Oliver Abeynayake bersikukuh bahwa berdasarkan referensi yang ada, hanya unsur pertama hingga keempat--sammā-diṭṭhi, sammā saṅkappa, sammā vāca, sammā kammanta--adalah untuk umat awam (puthujjana) dan juga para biarawan dan ariyasāvaka (Noble disciple). Selebihnya, yaitu sammā ājīva, sammā vāyama, sammā sati dan sammā samādhi-- adalah dikhususkan untuk para biarawan dan ariyasāvaka. Beliau melihat bahwa telah terjadi kesalahan dalam penafsiran oleh para modern scholar. Modern scholar umumnya mendefinisikan sammāājīva sebagai penghindaran lima macam perdagangan yang salah. Lima hal itu adalah menjual daging, senjata yang dipergunakan untuk membunuh, manusia, racun, dan minuman yang mampu melemahkan kesadaran. Padahal, tidak ada satu pun referensi semacam ini dalam Tipitaka. Definisi yang diberikan dalam Tipitaka tentang sammāājīva adalah oposit dari micchāājīva. Dalam hal ini, micchāājīva didefinisikan sebagai berikut:
Katamo ca, bhikkhave, micchāājīvo? Kuhanā, lapanā, nemittikatā, nippesikatā, lābhena lābhaṃ nijigīsanatā – ayaṃ, bhikkhave, micchāājīvo.
What Monks is wrong livelihood? Scheming, talking, hinting, belittling, pursuing gain with gain--this is monks wrong livelihood. [M. III, 75]
Sammāājīva adalah untuk ariyasāvaka:
‘‘Katamo cāvuso, sammāājīvo? Idhāvuso, ariyasāvako micchāājīvaṃ pahāya sammāājīvena jīvikaṃ kappeti, ayaṃ vuccatāvuso – ‘sammāājīvo’’’.
Semantara itu, tiga unsur yang lainnya, sangat jelas didefinisikan untuk para bhikkhu. Dalam setiap definisi, kata bhikkhu disebutkan:
Katamo cāvuso, sammāvāyāmo? Idhāvuso, bhikkhu anuppannānaṃ....
Katamā cāvuso, sammāsati? Idhāvuso, bhikkhu kāye ....
Katamo cāvuso, sammāsamādhi? Idhāvuso, bhikkhu vivicceva ....
Yang menjadi petanyaan:
1. Apakah umat awam (puthujjana) perlu mempraktikkan Jalan Mulia Berunsur Delapan?
2. Kalau memang perlu, apakah yang menjadi landasan berpikir anda?