Hello, kawan semuanya.......saya baru join dan baca thread ini, kebetulan saya mengunjungi blog Dede dan banyak perdebatan disana. Dari kalangan Buddhis kelihatan belum memberikan jawaban yang memuaskan. Ada artikel dari Buddha Josaphat yang menurut saya menarik dan sedikit menguncang kepercayaan yang selama ini saya yakini........memang manusia banyak yang tidak sempurna, apakah hidup hanya penderitaan melulu, apakah semuanya ada karena karma? Mohon penjelasan........
Saya lampiran artikel dari Buddha Josaphat :
Apa yang dapat ditawarkan oleh ajaran Buddha dalam hidup manusia? Perbuatan baik?Semua agama memilikinya!!! Yang menjadi pertanyaan adalah “apakah perbuatan baik cukup untuk ” dapat mengatasi problem penderitaan manusia? Apakah tujuan dan arti hidup manusia dibumi ini? Apakah manusia hanya terdiri dari 5 skandha saja, setelah mati dia tidak memiliki jati dirinya lagi(anatta) ibarat lilin yang habis terbakar? Apakah manusia selama hidupnya tidak pernah berbuat salah? Apakah setelah menjadi seorang pengikut Buddha apakah hidupnya terbebas dari perbuatan yang dapat menimbulkan kamma(karma) buruk lagi? Aliran Buddha Theravada mengajarkan bahwa setiap orang bertanggungjawab atas diri sendiri, apa yang dia tabur itu yang dituainya(hukum sebab musabab kamma/ karma). Setiap orang harus berusaha sendiri untuk mencapai kebuddhaan. Sanggupkah manusia melakukan itu? Untuk mencapai kebuddhaan menurut ajaran Buddha, dia perlu dilahirkan terus-menerus. Jika ditumpukan tulang-belulang yang dihasilkan oleh lahir-mati calon buddha itu bisa setinggi gunung himalaya dan kebajikannya melebihi jumlah tetesan air samudera. Karena kemustahilan hal-hal tersebut dilakukan maka aliran Buddha Mahayana mengajarkan perlunya “Sang Juru Selamat” agar setelah manusia meninggal bisa melakukan meditasi(siu hen) pada suatu tempat yang disebut ‘sorga barat=Shi Tien, sorga tusitta) itulah yang diajarkan oleh pengikut Buddha Amitabha. Selain perlunya pertolongan dari para bodhisattva( contohnya Dewi Kwan Im atau Avalokitesvara, Maitreya, Kwang Kong= Dewa Perang dll), para pengikut aliran Mahayana juga dianjurkan untuk banyak membaca paritta-parrita( doa-doa mantera) dan memperdengarkan nama-nama Buddha. Dari aliran Buddha Mahayana inilah lahir berbagai aliran yang memakai simbol-simbol Buddha dan istilah-istilah Buddha, namun isi ajarannya sangat jauh berbeda dari ajaran Buddha Gautama. Ada aliran Buddha Maitreya( Lau Bu Nio) walaupun Bodhisatva Maitreya belum lahir jadi Buddha, namun pengikut-pengikut telah mengangkatnya menjadi Buddha, ada aliran Zen Buddha di China, Nichiren Soshu dari Jepang, Buddhisme Tibet atau Trantrayana/ Vajrayana dll. Jika kita lihat maka pemahaman ajaran Buddha terbagi menjadi dua ; 1) Tidak perlu juruselamat dan 2) perlu seorang juru selamat, mana yang mau diikuti? Terserah para pengikutnya yang menentukannya.
Namun bagi saya yang dulunya pengikut Buddha, saya harus memilih jalan yang lain.
Dibawah ini ada artikel yang pernah saya tulis, mengapa saya perlu juru selamat yang lain, yang ajarannya konsisten dan dapat dipercaya……..Judul karangan saya, “Just be Good, Everyone can go to Heaven……”
Banyak sahabat, teman bisnis yang berasal dari kalangan Buddhis yang pernah mengatakan kepada saya, “Dalam hidup ini kita cuma perlu berbuat sebanyak mungkin kebaikan, maka semua kehidupan kita akan menjadi baik dan lancar – jika kita mati, maka sorga menjadi tempat hunian kita.”
Ada yang mengatakan, ” Jika Anda pernah melakukan sesuatu yang salah, maka berbuatlah sebanyak mungkin kebajikan, ibarat satu sendok garam kejahatan TIDAK ada rasa asinnya( tidak ada artinya, no impact) didalam sebuah sungai kebajikan yang telah Anda lakukan”. Ada yang mengatakan, ” Just be good, setiap orang bisa ke sorga, Just be good, setiap orang bisa menjadi Buddha!”. ” Ooooh gitu ya, siapakah yang mengatakannya seperti itu padamu?” tanya saya. Maka sahabat baik saya itu akan menjawab dengan polos, guru spritualnya. Apakah manusia cukup baik untuk bisa ke sorga dengan segala kemampuannya dengan berbuat baik?
Saya teringat dalam kisah Ambapali seorang wanita pelacur yang tercatat dalam Therigatha sutta (sutta ini hanya terdapat dalam Tipitaka Therevada, tidak ada dalam sutta/ sutra aliran Mahayana), dimana Sang Buddha Siddharta Gotama menjelaskan kepada muridnya bahwa penyebab Ambapali terlahir sebagai pelacur karena pada zaman Buddha Sikhi, Ambapali pernah menjadi seorang bikkhuni yang pernah sekali waktu, karena dia terburu-buru datang ke wihara(cetya) untuk mendengarkan wejangan Sang Buddha Sikhi, saat dia sampai pada pintu gerbang Wihara, dia melihat ada yang meludahi didekat pintu masuk wihara, karena kesal dia bercelutuk, ” Siapakah pelacur yang telah meludahi tempat ini?” Akibat perkataan tersebut, dia dihukum dineraka dan setelah itu dia harus bertumimbal lahir/ berinkarnasi sebanyak 10.000 ( sepuluh ribu) kali kehidupan sebagai seorang wanita pelacur!!!! Dan terakhir kalinya dia terlahir sebagai pelacur pada zaman Buddha Gotama. Jika kita lihat hukum kamma/ karma yang terjadi pada Ambapali yang karena tidak menjaga mulut dan kesucian hatinya, dia yang hanya mengoceh, belum dalam bentuk tindakan nyata, dia harus mengalami penderitaan demikian hebat!!!! Bagaimana dengan orang-orang yang melakukan berbagai kejahatan, membunuh, melakukan penipuan, berkata tidak jujur, melakukan pencurian, memaki orang, mengejek, menghina dan memandang rendah sesamanya, cakap kotor, berapa kalikah penderitaan yang harus dia pikul dalam lautan samsara(penderitaan) pada setiap kehidupannya seandainya reinkarnasi itu nyata? Orang yang mengatakan, ” Jika Anda pernah melakukan sesuatu yang salah, maka berbuatlah sebanyak mungkin kebajikan, ibarat satu sendok garam kejahatan TIDAK ada rasa asinnya( tidak ada artinya, no impact) didalam sebuah sungai kebajikan yang telah Anda lakukan”. Ada yang mengatakan, ” Just be good, setiap orang bisa ke sorga, Just be good, setiap orang bisa menjadi Buddha!”. Perkataan tersebut kelihatannya menenangkan dan menyemangati hati bagi para pendengarnya. Orang yang mengatakan demikian dan mengajarkan hal tersebut sebenarnya tidak mengerti akan ajaran Buddha tentang hukum Kamma/ Karma dan tidak sesuai dengan pemaparan yang telah diajarkan oleh Buddha Gotama sendiri. Hukum Kamma/ Karma tidak mengenal siapapun Anda, apakah Anda baik, seorang bangsawan, raja/ presiden sekalipun dan banyak berbuat kebaikan, sekali Anda berbuat yang tidak baik, maka Anda akan menerima hukumannya. Hukum Kamma/ Karma adalah hukum alamiah, hukum sebab- akibat. Apa yang Anda tanam itu yang Anda tuai! Menurut saya, manusia tidak selamanya terus bisa berbuat baik, ada kalanya dia bisa kilaf/ salah. Sebaik apapun Anda melakukan ajaran Dhamma/ Dharma, Anda tidak terlepas/ terbebas dari kelemahan manusia. Meditasi memang salah satu jalan agar manusia bisa terhindar dari perbuatan yang tidak baik, namun kita tidak selamanya dapat dan tanpa hentinya bermeditasi terus. Dulu saya telah melakukan semua ajaran Buddha tanpa henti-hentinya dengan harapan saya bisa terbebas dari penderitaan hidup, terlepas dari mata rantai samsara, namun hati nurani saya mengatakan itu tidak mungkin bisa Anda lakukan! Kalo gitu siapakah yang bisa menolong saya yang celaka ini? Buddha Gotama bilang, yang bisa menolong saya adalah saya sendiri! Buddha hanya memberi petunjuk, sayalah yang menjalankannya. Haaa?
Saya???!!! Siapakah saya?
Manusia celaka yang pernah berbuat salah ini??? Akhirnya logikaku yang harus berpikir siapakah yang dapat menolong saya??? Buddha tidak, Brahma tidak, Konfusius juga bukan. Bagaimana dengan Lao Tze?. Ternyata Lao Tze memberikan secercah cahaya pengharapan. Lao tze menulis didalam kitab Tao Te Ching yang berisi 5000 huruf kanji dalam bentuk puisi, beliau mengatakan bahwa ada satu pribadi yang menciptakan alam semesta ini termasuk manusia, namun aku (Lao Tze) hanya bisa melihatnya secara samar-samar. Saya tidak tahu siapakah Dia, karena itu saya menyebut-Nya Yang Maha Kuasa. Karena saya tidak tahu nama-Nya, maka dengan terpaksa saya menyebut-Nya “TAO”(道) atau Dào. “Tao ini kelak akan datang mengunjungi manusia, dan Dia mampu mengampuni kesalahan manusia”, tulis Lao Tze(Tao Te Ching Bab 21, Bab 25, Bab 62). Setelah saya banyak membaca kitab suci dari berbagai agama, akhirnya saya menemukan didalam kitab suci orang kr****n dalam bahasa Mandarin, siapa itu TAO. Dalam Yohanes 1 : 1-3; 14 dikatakan : 太 初 有 道,道 与 神 同 在,道 就 是 神。(Taì chū yǒu dào , dào yǔ shén tóng zaì , dào jiù shì shén). Artinya : Pada mulanya adalah Tao (Firman); Tao (Firman) itu bersama-sama dengan Allah dan Tao ( Firman) itu adalah Allah. 这 道 太 初 与 神 同 在。( Zhè dào taì chū yǔ shén tóng zaì). Artinya : Ia (Tao) pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 万 物 是 借 着 他 造 的。凡 被 造 的,没 有 一 样 不 是 借 着 他 造 的。(Wàn wù shì jiè zhe tā zào de . fán beì zào de , méi yǒu yí yàng bú shì jiè zhe tā zào de). Artinya : Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 道 成 了 肉 身 住 在 我 们 中 间, 充 充 满 满 的 有 恩 典 有 真 理 。 我 们 也 见 过 他 的 荣 光, 正 是 父 独 生 子 的 荣 光。( Dào chéng le ròu shēn zhù zaì wǒ men zhōng jiān , chōng chōng mǎn mǎn de yǒu ēn diǎn yǒu zhēn lǐ . wǒ men yĕ jiàn guo tā de róng guāng , zhèng shì fù dú shēng zǐ de róng guāng). Artinya : Tao (Firman) itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa( Allah), penuh kasih karunia dan kebenaran.
Setelah saya membaca semua kitab suci didalam Injil Yohanes, maka saya mengerti bahwa Yesus yang merupakan TAO itu sendiri yang juga dibicarakan oleh Lao Tze mampu membayar segala kesalahan manusia termasuk mengampuni segala kesalahan yang pernah saya perbuat. Yesus menyebut diri-Nya sebagai TAO LU 道路 (Jalan Kebenaran), 真理 zhēnlǐ( Kebenaran itu sendiri) dan 生命 shēngmìng ( Sumber hidup) di Yohanes 14 : 6 yang bisa membebaskan manusia dari mata rantai samsara dalam kehidupan saat ini dan di masa yang akan datang. Yesuslah yang akan membimbing manusia untuk bisa sampai ke nirvana/ nibbana( sorga yang terbebas dari belenggu samsara dimana tidak ada lagi penderitaan, isak tangis karena kematian, tidak ada lagi sakit penyakit, tidak perlu lagi manusia kawin dan mengawini, tidak ada lagi haus dan kelaparan, itulah NIRVANA( Nibbana) yang mulia dan sesungguhnya!!!!!!! Anyone can go to heaven by itself? No. But with and through we can go to heaven by accepted HIM as a Lord and Savior with faith!!
Semoga semua manusia mengerti kebenaran sesungguh dan terlepas dari belenggu dukkha……