//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Pudji

Pages: [1] 2 3
1
Teman2, mau sekedar nanya, karena saya masih baru di DC ini... yg dimaksud kalian "tetangga" itu siapa/apa sih ?
tks...

2
Pudji, gw ga tahu anda di sini apakah memang buddhis, tidak tahu atau pura2 tidak tahu, ataukah anda beragama lain tapi kesannya malah seperti konyol.


Yang dimasalahkan rekan2 DC di sini dan anda yang 'disindir tapi tidak merasa' adalah penyebutan anda atas istilah 'nirbana'.  Tidak pernah ada istilah itu dalam kamus buddhis,  yang ada adalah nibbana (Pali) atau nirvana (sanskerta).  Apakah istilah nirbana anda adalah penggabungan kata nirvana dengan nibbana? ::)

Jadi daripada berpanjang-lebar, mending benahi dulu pengetahuan dasar anda.  Dengan demikian tulisan anda akan terhindar dari kesan membadut ataupun konyol.  Maaf kalau kata2 gw to the point saja  seperti di atas.

Salam sejahtera _/\_  ;D
Maaf kalau salah dalam penulisan, sepertinya saya telah mengikuti sumber dari mana yg salah atau saya sendiri kurang teliti. Terima kasih atas koreksinya. Dan juga mau sekalian nanya, apakah ada juga istilah Nirwana ?

3
hahaha saya hampir batal menulis jawaban buat kamu,gara2 sudah di cegat----membosankan.
tapi karena terlanjur janji ama kamu,saya tetap post saja,biar saya menanggung malu gak apa,kalau tulisan saya dianggap sampah oleh yang bilang bosan,tapi setidaknya saya telah memenuhi janji dan saya yang menganjurkan kamu buat thread baru.
Tiba-tiba terpikir.....untuk menjelaskan dalam pembahasan apapun selalu harus panjang lebar. Kita simpan saja semua apa yg telah diketik. Biar suatu hari ditanya oleh org baru lagi, tinggal copy paste.... ;D
Biarlah yg merasa bosan membaca ulang dan ulang bertahun-tahun... apa boleh buat....maklumi dong...  ;D ;D

4
Apa/siapa penguasa alam semesta?

Saya ceritakan mulai dari dasar.

Saya contohkan dulu dengan penguasa di negara kita.
Indonesia dikuasai oleh pemerintah,siapakah atau apakah pemerintah itu?
Kata Pemerintah adalah abstrak,tidak bisa ditunjuk pada satu titik nyata.
Lalu kuasa pemerintah ada dimana? Bukan presiden,karena presiden diawasi DPR, dan presiden,dpr dan semua perangkat termasuk rakyat tunduk pada UUD 45,KUHP,Pancasila.

Jadi pemerintah itu terdiri dari hukum(uud 45,kuhp dsb) plus obyek hukum(semua warga negara),sedangkan jabatan presiden dll hanya sementara, kuasa yang abadi ada di rakyat Indonesia.

Kita tarik ke alam semesta.

Penguasa alam semesta apa atau siapa?

Tanda2 adanya kuasa alam----
**menanam biji jagung akan tumbuh jadi tanaman jagung,siapa yang bekerja?
**berbuat kebajikan akan menghasilkan karma baik yang suatu saat akan berbuah,siapa yang mengerjakan?
**sperma ketemu induk telor,terjadilah embrio,dan akan lahir jadi munusia 9 bulan kemudian,siapa yang memproses?
Proses semua kejadian itu bukan kerjaan manusia ,lalu kekuatan/power apa ?

Sama dengan pemerintah(penguasa dunia),alam semesta juga punya dasar hukumnya,yaitu hukum alam  semesta.obyeknya adalah semua isi alam termasuk manusia, yang mengerjakan(aparat atau perangkat) juga isi alam itu sendiri,termasuk manusia,makhluk tidak nyata(para dewa atau mungkin para setan),air,udara,galaxy,pohon,binatang dsb.

Apa saja hukum alam?
Yang pokok adalah hukum sebab akibat/hukum karma,proses perpindahan alam,proses kelahiran dll

hukum2 tsb bekerja atas kekuatan isi alam itu sendiri,proses bekerjanya secara otomatis,seperti aksi reaksi dari benda hidup maupun benda mati,seperti air membeku dan menguap,reaksi induk telur bila ketemu sperma sehat,
aksi reaksi juga ada didalam diri manusia,misalnya rasa iba bila melihat orang menderita,rasa marah bila tersinggung dsb.

Hukum alam bekerja secara otomatis,tiada henti,dan tiada yang ber-kehendak.

Itu paham saya.
Adakah yang----diberi dan memberi ? Tidak ada.---lalu bila akan memakai kata Tuhan,yang mana Tuhannya?

Saya pernah dikasih tahu oleh teman,di ajaran Buddha ada 5 hukum alam,kalau gak salah  diantaranya ada Niyama.

Pemahaman diatas yang bisa klop hanyalah ajaran Buddha,maka saat ini saya lebih condong ke Buddha, namun saya belum bisa dikatakan sebagai seorang Buddhist ,karena saya belum paham betul tentang ajaran Buddhist.---masih belajar.

"Tao/hukum karma akan menghukum anda kalau anda berbuat dosa" , sebuah pernyataan/kalimat yg mengandung "meng"hukum. padahal artinya hukum itu terjadi secara otomatis, tidak ada yg menciptakan/mengadakan hukuman tersebut.
Sekarang ada pertanyaan baru. Anda percaya tentang doa ?
Banyak agama berdoa pada Tuhan. Kemudian katanya doa dikabulin.
Dan pemahaman tentang doa telah saya jelaskan sebelumnya. 
Pernah saya curhat pada teman saya yg beragama lain tentang masalah saya, dan dijawab oleh teman saya "ya, kamu harus banyak berdoa". Saya bingung gimana caranya berdoa, karena konsep ke-Tuhanan-an seperti ini.
Saya mau berdoa pada Dewa, Dewa mana yg harus saya doa ? Bingung juga, karena tidak ada bayangan sama sekali. Akhirnya, saya coba melaksanakan doa itu di malam harinya, tapi di saat berdoa, hati megeluarkan kata2 "Semoga masalah saya ini teratasi". saat hati mengucapkan kata2 tersebut, tidak ada bayangan apapun yg dimunculkan, hanya muncul pikiran semoga masalah teratasi.
Bagaimana pula pendapat anda ? tks...

5
Dari 45 tahun yg lalu, ya ini aja yang terus dibahas dan diperdebatkan  berulang ulang.  ;D
Membicarakan barang yang tidak kelihatan. Yg bilang ada , ngga bisa membuktikan, yg bilang ngga ada, juga ngga bisa membuktikan.

What a waste of time.

 ;)
Kita jgn egois dong..., bagi anda topik yg sudah membosankan, tapi jgn lupa, setiap hari selalu muncul umat beragama yg baru dari generasi baru, bagi mereka, hal ini tidak pernah didengar atau dibahas. Apakah anda ingin hanya sendiri yg memiliki pemikiran tentang Tuhan, yg anda anggap sudah cukup mantap, dan malas untuk sharing atau menjelaskan kepada anak2 kalian, yg kemungkinan sangat buta terhadap konsep ke-Tuhan-an nantinya ?
Paling tidak, masukan-masukan buat mereka, sebagai bahan untuk memantapkan pemahaman mereka. Siapa tahu malah kita yg dicerahkan oleh mereka pada suatu harinya dalam hal ini.
Kalu soal tidak teebuktikan, memang benar. tapi paling tidak mempengaruhi pikiran seseorang tentang konsep dalam hal ini...kita juga tidak menyatakan bahwa apa yg kita jelaskan pasti benar bukan ?
Saya tiap hari makan nasi dan tarik napas... bosan ya.... ;D


6
dengan adanya penjelasan ini, minimal penghuni alam DC bisa mengetahui kapasitas pengetahuan yang anda miliki mengenai tuhan.  :)

tapi ada lagi tentang Nirbana, bisakah anda menjelaskan artinya !
seperti dibawah ini, kasian member yang ini, supaya dapat tercerahkan  :D
:))...Saya gak tahu member yg satu ini memang sengaja bercanda atau gimana, namanya juga di forum, mood masing2 org kadang berbeda, walaupun lg membahas hal yg sama.
Soal nirbana, sebenarnya saya masih kurang mengerti, tapi coba saya jelaskan sepengetahuan saya. menurut saya sebenarnya juga susah untuk dijelaskan, seperti Tuhan. Jangan2 lebih susah dari pada menjelaskan tentang Tuhan. Saya hanya bisa menjelaskan sedekat mungkin saja, seperti halnya Tuhan.
Mencapai kondisi Nirbana, dimana seseorang telah tidak melekat pada apapun, tidak timbul keinginan ketika indera melihat, mendengar, merasakan (indera yg dimaksud disini bukan indera berwujud seperti kita sekarang), sehingga tidak secara kurang sadar akan melekat, seandainya pada titik awal timbulnya keinginan, juga dapat segera sadar, "Oh, saya lagi mulai muncul keinginan", sehingga tidak akan melekat. Yg terasa pada diri hanya tenang, damai, bahagia.... dan kebahagiaan ini bukan karena telah memperoleh sesuatu, tetapi karena ketenangan dan kesadaran yg telah mencapai puncak.
Telah menjadi perdebatan sejak dulu, karena ada yg setelah mendengar definisi dari nirbana, sebagian org menganggap seperti hilang total atau mati total, karena tidak merasa apapun sama sekali. Tentu ini dibantah oleh sebagian org lagi, karena dikatakannya terdapat kesadaran dan ketenangan yg tinggi. Ketenangan kan sebuah rasa.
Jadi kesimpulan yg diambil oleh saya sampai saat ini adalah diri sendiri sudah hilang, lenyap, tapi terdapat rasa ketenangan dan kebahagiaan pada "diri". (Secara logika, ada diri dulu baru diri itu sendiri merasakan suatu rasa, tapi nirbana sepertinya tidak ada diri lagi, tapi terdapat rasa tenang dan bahagia).
Saya pernah membaca artikel berjudul "Ke-Tuhanan-an dalam agama Buddha" di Semaggi-Phala, dimana Bikkhu Uttamo menjelaskan seolah-olah Tuhan itulah konsidi Nirbana.
Teringat pada saya di agama lain, ketika seseorg meniggal dunia, doanya adalah "Semoga beliau kembali ke sisi Tuhan." Berarti kalau di agama Buddha, kalimat akan berubah menjadi "Semoga beliau mencapai Nirbana."
Pada artikel lain, ada seorang bikkhu mengatakan, "Kita tidak dapat menjelaskan atau mendefinisi apa itu Nirbana, tapi setidaknya kita dapat menjelaskan apa yg bukan Nirbana." Berarti Nirbana tidak bisa dejelaskan secara tepat.
Saya tidak tahu penjelasan pendekatan saya tentang Nirbana diatas benar atau tidak, harap masukan dari teman2 yg lebih ngerti.
Saya ada beberapa pertanyaan tentang Nirbana yg sampai hari ini pun belum saya ketemu jawabannya.
1. Jika anda telah mencapai kondisi Nirbana, apakah anda bisa datang (mewujudkan diri) untuk datang kembali ke dunia atau alam lain lagi ? (kalau bisa, berarti disaat mulai mewujudkan diri berarti timbul keinginan). Setelah mewujudkan diri muncul di dunia berwujud ini, apakah bisa kembali lagi ke Nirbana ? Artinya bisa sesuka hati ingin kemanapun atau kembali ke Nirbana.
2. Saat anda berada dalam kondisi Nirbana, apakah anda mengetahui segala hal, walaupun tidak melekat dengan apa yg dilihat ?
Buddha pernah mengatakan (kalau gak salah di Saddharma Puṇḍarīka Sūtra), tidak ada yang bisa tahu/ngerti rasa/kondisi Buddha, kecuali sesama Buddha. Berarti tidak ada yang bisa ngerti Nirbana, kecuali telah mencapainya. Tidak ngerti ya tentu tidak bisa dijelaskan dgn tepat.
Sekian, terima kasih.

7
Buat thread baru saja,kita ngobrol tentang Tuhan anda dan Tuhan saya,yang jelas 2 karakter yang anda jelaskan beda dengan pemahaman saya.
TopikNya siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Ok, mari kita pindah ke thread baru. Di forum Diskusi Umum, Topik Siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----

8
Buat thread baru saja,kita ngobrol tentang Tuhan anda dan Tuhan saya,yang jelas 2 karakter yang anda jelaskan beda dengan pemahaman saya.
TopikNya siapa atau apa yang berkuasa dan pengatur alam semesta-----
Kalau menurut pemahaman anda seperti apa... ?

9
Saya juga setuju dengan pernyataan anda. anda diberi umur sekian, sebenarnya cukup saja langsung, "Anda hidup sampai umur sekian". Tapi, ya bigitulah sejak dulu penyusunan sebuah kalimat yang mau enak didengar, atau kebiasaan, atau apa saya tidak tahu juga. Oleh karena itu saya memberi penjelasan yg cukup panjang lebar di sub forum ini, juga tentang pemahaman saya ketika membaca kitab dari agama lain...tks

Pikir-pikir pembahasan sampai disini sudah terlalu jauh dari tema posting sebelumnya, tentang Diamond Sutra. Mau nanya apa nanti saya bisa ditegur oleh moderator ?  ;D ...Tapi kalo mau lanjut pembahasannya, apa harus pindah forum saja ?

10
menurut saya menggunakan kata diberi,itu suatu kesalahan atau tidak tepat-----ini versi Buddha,
kalau awalan di(beri) berarti ada yang mem(beri).

perbedaannya ada di sini-----
saat di usia 70 saya terkena penyakit cancer,dokter mengatakan usia saya hanya sisa sekitar 1 tahun,setelah itu bisa ada berapa kemungkinan,saya pasrah menunggu kematian,bisa mencari pengobatan alternatif,bisa ke singapore cari dokter yang lebih hebat dsb.
bermacam macam reaksi saya itulah akan menentukan hari kematian saya,bisa sebelum 1 tahun ,bisa pas 1 tahun ,bisa juga lebih dari 1 tahun,jadi usaha saya sendirilah yang akan menentukan tanggal kematian saya,mungkin juga ada kaitan karma yang lalu,tapi yang jelas bukan atas jasa atau keputusan xxx atau Tuhan.
mungkin ada akan mengatakan sepperti ini----dari usaha anda itulah maka tuhan memberikan .
tapi saya akan menyatakan----itu bukan sebuah pemberian,tapi itu adalah hak saya.
sang pemberi biasanya terkait dengan kehendak atau memiliki keinginan.----punya hasrat.

Saya juga setuju dengan pernyataan anda. anda diberi umur sekian, sebenarnya cukup saja langsung, "Anda hidup sampai umur sekian". Tapi, ya bigitulah sejak dulu penyusunan sebuah kalimat yang mau enak didengar, atau kebiasaan, atau apa saya tidak tahu juga. Oleh karena itu saya memberi penjelasan yg cukup panjang lebar di sub forum ini, juga tentang pemahaman saya ketika membaca kitab dari agama lain...tks

Pikir-pikir pembahasan sampai disini sudah terlalu jauh dari tema posting sebelumnya, tentang Diamond Sutra. Mau nanya apa nanti saya bisa ditegur oleh moderator ? Tapi kalo mau lanjut pembahasannya, apa harus pindah forum saja ?

11
jika dilihat dari pernyataan anda, berarti tuhan penguasa agama tetangga dan karma adalah sama, begitukah !
atau memang anda juga percaya adanya tuhan yang menentukan walaupun anda mengakui buddhis, begitukah !
jika benar, boleh dibabarkan lebih detail, demi manfaat umat forum DC bisa menambah pengetahuan dengan penjelasan yang lebih lengkap.
Maaf teman, saya kurang begitu paham maksud kalimat diatas, "Tuhan adalah penguasa tetangga dan karma adalah sama...?" kalo bisa tolong minta penjelasannya, dan agar bisa saya jelaskan dgn tepat. terimah kasih.
Yg saya maksud "sama" di sini, karena Tuhan yg disebutnya, masih belum ada kalimat yg bisa dijelaskan. Sedangkan karma, org lebih jelas, sedangkan Tuhan yg dimaksudnya mencakup semuanya, termasuk karma.

Kalo tentang percaya atau tidak adanya Tuhan yg menentukan segala sesuatu, ini saya coba memberi penjelasannya.
"Tuhan menentukan sesuatu, atau segalanya"......Sebelum kita vonis atau ambil kesimpulan bahwa apa yg dianggap, atau dipercayai oleh  org yg mengatakan kalimat itu, pertama, kita harus mengerti atau mencari tahu yg dimaksud Tuhan dari org yg menyampaikan itu seperti apa pemahamannya.
1). Jika telah diketahui bahwa, dia membayangkan ada sesosok "Maha Dewa atau Super Dewa" sebagai Tuhan, (walapun katanya tidak bisa dibayangkan wujud dari Tuhan itu sendiri), maka dia penganut yg kalau tidak salah di agama Buddha disebut "Atman", dan tentu ini sudah tidak sesuai dgn ajaran agama Buddha sepemahaman saya. Dan berarti "Tuhan" yg dimaksud oleh org tersebut, kalau di agama Buddha Tuhan-nya disebut seorang Maha Dewa. Mungkin saja Maha Brahma, atau Dewa lainnya", yg memiliki super power.
2). Tapi jika Tuhan yg dimaksud olehnya adalah seperti mendekati "Tao" yang terdapat di ajaran taoisme, atau mendekati hukum alam, hukum karma, dharma dan sebagai, dimana sebenarnya kata-kata itu tidak ada satupun yang dapat menjelaskan dgn tepat seperti apa kondisi Tuhan itu, dan oleh karena itu ada yg mengatakan Tuhan tidak dapat diungkapkan. Ini seperti Nirbana, yg juga susah diungkapkan, atau tentang Kekosongan di ajaran agama Buddha. Dan jika bayangan tentang Tuhan adalah seperti ini, maka boleh dikatakan sesuai dgn ajaran agama Buddha.
Saya sendiri adalah penganut yg nomor 2 diatas.
 
Sebuah pernyataan yg mengatakan, jika anda berbuat jahat, anda akan dihukum, dan jika berbuat baik mendapat pahalal. Kalimat ini sebenarnya sangat panjang kalau mau dibahas. Anda dihukum oleh siapa? anda dapat pahalal dari siapa? Kalau bilang hukuman dan pahalal dari Tuhan, Tuhan yg dimaksud Tuhan definisi nomor 1 atau nomor 2 di atas ? Kalau penganutnya adalah penganut nomor 1, maka panganut nomor 2 akan berpikir, "Oh, maksud anda itu dihukum oleh Mahdewa, karena Maha Dewa tidak senang melihat perbuatan anda, dan mau menghukum anda, selama itu tidak melanggar hukum karma, dan juga demi kebajikan. Bagi penganut nomor 2, saya dihukum, karena perbuatan/karma saya sendiri, bukan oleh Maha Dewa. Berarti bagi penganut nomor 1, proses dihukumnya hanya satu, yaitu dihukum oleh Maha Dewa yg disebutnya sebagai Tuhan. Bagi penganut nomor 2, dihukum itu bisa oleh 2 kemungkinan. Kemungkinan pertama pasti terjadi, yaitu oleh karma. Kemungkinan kedua oleh Maha Dewa, yg bisa terjadi bisa tidak. Maha Dewa mau menghukum dan memberi pahalal, itu juga tidak aneh. Seperti kita yg berada di alam ini juga, kalo berbuat jahat ditangkap oleh polisi, berjasa diberi penghargaan, demi kebenaran, keadilan dsbnya.
Demikian juga tentang doa, doa dikabulin karena bantuan Dewa atau karena efek berdoa itu sendiri menimbulkan energi dan keyakinan untuk berjuang, sehingga berhasil. dan masih banyak lagi hal yg sebenarnya panjang sekali kalo dibahas.

Dulu, setelah saya membaca kitab yg ada di agama lain, bayangan dan penanggapan saya juga seperti org pada umumnya, yg menganggap Tuhan yg dimsaksud adalah sesosok Super Dewa, Tidak ada yg lebih super lagi.
Setelah bertahun-tahun belakang ini, saya merenungkan kembali. Maksud dari kitab itu sendiri, belum tentu seperti apa yg kita bayangkan.
Contoh : "Tuhan adalah Maha Kuasa, Maha Tahu", atau "Kamu akan dihukum oleh Tuhan kalau berdosa."
Di sini, maksudnya mungkin tidak seperti apa yg kita bayangkan sebelumnya.
Hanya penanggapan dari kita sendiri terhadap kalimat itu yang membuat kita cenderung berpikir seperti itu.
Kalau coba diganti kalimat di atas menjadi, "Tao/Karma/Dharma Maha kuasa, maha tau" Kamu akan dihukum oleh
Tao/karma/Dharma/Hukum Alam itu sendiri, kalau kamu berdosa."
Dan saya tetap menghormati umat-umat yg beragama lain.
Dan sepengalaman saya, tidak menjamin bahwa penganut nomor  1 akan lebih baik dari pada penganut nomor 2, atau sebaliknya. Contoh, Seseorang, kalau dia penganut nomor satu, kadang sudah jelas dia dihukum karena perbuatan sendiri, masih mengatakan karena takdir atau lainnya, itu namanya tidak memiliki pandangan yg benar atau tidak bijaksana. Seseorang, penganut nomor 2, karena menganggap semuanya lebih diutamakan pada karma/perbuatan sendiri, dan tidak ada pihak ketiga yg menghukum, sehingga kadang bisa timbul pikiran, setelah melakukan perbuatan ini, nanti siapa tahu saya bakal terhindar dari karmanya. Sehingga org seperti ini walaupun merasa dirinya sangat "bebas", tetapi gara-gara kebebasan itu membuat dirinya gampang berbuat salah, atau meremehkan kesalahan yg kecil. Ini sebenarnya juga sebuah pikiran yang tidak bijaksana. Oleh karena itu, bagi penganut nomor 2, berhati-hatilah, jangan karena kebebasan membuat kita menjadi longgar, tapi rasa kebebasan yang disertai dengan tetap adanya kebijaksanaan... ini sepengalaman saya, benar atau tidak, mohon masukan dari teman-teman. terimah kasih.






 

12
bold : siapa yang 'berkuasa' dapat memberi dan menentukan usia manusia !! :o
Yg dimaksud anda diberi umur...., artinya kalo anda hidup sampai umur sekian, sekian. Bukan siapa yg menentukan.
Kalo di agama Buddha, sering disebut karma sendiri yg menentukan.
Kalo di agama lain biasanya disebut Tuhan yg menentukan.
Sebenarnya sama saja.
Contoh lain : "Anda dianugerahi bakat seni yg tinggi". Artinya memang sudah begitu adanya anda memiliki bakat seni.
Bukan siapa yg berkuasa memberimu bakat seni.

13
[/b]

thx bro Pudji telah menjawab.... terimalah pujian dan cumi...utk itu..
Jaminan yg harus pake mulut ya pake mulut. gak bisa pake hidung dll. Malah jaminan saya selain pake mulut, juga jelas tertera pada forum ini. Kapanpun ada bukti sebagai pernyataan dari saya. Jika anda sanggup mengaitkan pihak ketiga spt Bank dlm hal ini, saya lebih setuju. Saya tidak masalah mau dikaitkan dengan siapapun. Karena berani menjamin berarti berani bertanggung jawab. Tidak ada yg perlu dikhawatirkan. Mungkin di kalangan pergaulan di situ terdapat banyak org yg hanya sampai di mulut saja. Tapi maaf, kalangan saya di sini tidak pernah ada yg meleset kalo menjamin sesuatu. Itulah yg namanya pengaruh lingkungan. Sudah saya bilang, percaya atau tidak, terima atau tidak, terserah. Bagi yg tidak percaya atau tidak terima, boleh memilih diam saja. karena mereka juga tidak bisa menuntut apa-apa bukan ? Apa yg mau anda tuntut ? Bilang saya menjamin hanya dgn mulut, sedangkan yg protes juga hanya pake mulut dan hanya sampai di mulut saja bukan ?
Jika ada yg mau menuntut lagi jaminan saya, dan membuktikan bahwa mereka tidak hanya sekedar mulut, kaitakanlah jaminan saya dgn pihak ketiga. Kalo sudah dapat pihak ketiganya, tolong informasi ke saya...

14
1 Tapi siapakah Pudji itu sehingga bisa memberikan jaminan ?
2 Apakah jaminannya memenuhi syarat ? bagaimana validasinya ?
3 pawang hujan setelah terima duit, sering menjamin tidak hujan,...
   tapi hujan pun kadang kala turun, serta uang tidak kembali.
   jadi bagaimana proses jamin menjamin ini
   bisa kredibel dan terlaksana dgn baik ?
4 bila jaminan gagal, gimana menagihnya ?

mohon masukannya...
1 Pudji adalah orang yg mempunyai hak memberi jaminan. Semua org berhak memberi jaminan sesuai hukum.
   Tidak perlu harus siapa-siapa.
2 Saya bilang memenuhi syarat ya memenuhi syarat. Jika dianggap tidak memenuhi syarat, buktikan. Sejak mengatakan menjamin, sudah otomatis valid.
3 Saya bukan pawang hujan. duit sudah terima hujan tidak turun, silahkan tanya ke pawang hujannya.
   Kredibel atau tidak, harus anda yg buktikan sendiri.
4 Bila jaminan gagal, prosedur penagihan sesuai dgn hukum yg berlaku. Silahkan tanya pada pengacara atau   konsultan hukum anda.

15
Bukan cara begitu dihormati disini, tapi juga bukan cara meremehkan org disini.
Bukan menuntut untuk dihormati. Tapi meningkatkan sikap sopan santun. Bagaikan di suatu tempat walaupun tidak ada maling/penjahat, tapi tetap harus ada pos polisi...

Pages: [1] 2 3