[at] atas
Saya masih ingat ada yg bertanya ttg Hinayana ke Bhante Upaseno, dan jawaban beliau cukup bijak yg mana, dia balik bertanya Theravada aliran apa?
Nah yg saya tangkap pengertian penjelasan dari pertanyaan beliau adalah para Theravadin tidak menanggap Theravada sebagai Hinayana.
Saya pribadi melihat perselisihan ini ataupun jika memang ada dalam sutta, terjadi pada jaman dahulu kala setelah Sang Buddha parinibbana. Dimana perselisihan ini masuk kedalam area politik.
Bagaimana jika kita melihat keadaan sekarang dimana seluruh anggota Sangha dari Mahayana ataupun dari Theravada sudah tidak lagi mempermasalahkan perbedaan2 lagi tetapi mengutamakan keharmonisan. Dan saya pernah baca sekilas dalam pertemuan di PBB(kalau tidak salah) bahwa seluruh umat agama Buddha dari berbagai aliran mulai menyamakan persepsi dalam suatu keharmonisan, ini mengapa Bhante Ashin Jinarakhita membentuk Ekayana.
Walaupun beberapa Bhikkhu Theravada tetap mempertahankan tradisi, tetap mereka menjaga tali silahturami dengan Almarhum YM. Bhikkhu Ashin Jinarakhita.
IMO sudah saatnya kita melihat kekinian dalam konteks keharmonisan dalam keragaman tanpa menghilangkan kemurnian Dhamma itu sendiri.
Saya juga ingin bertanya kepada Mahayanist, agar semua bisa jelas dari sebuah kebuntuan dari sebuah pertanyaan yaitu, apakah jalan Bodhisatva atau Arahat yg lebih mulia?
Atau meniadakan salah satu diatas?
Bagaimana dengan Arahat yg ada pada jaman Sang Buddha, apakah mereka mulia?
Semoga jawaban kekinian yg singkat padat dan jelas dapat memecahkan suatu kebuntuan, dan kitab adalah kitab. Dhamma adalah Dhamma.