Kebetulan beberapa hari yang lalu saya sempat membaca sebuah buku, ada hubungannya dengan pertanyaanya om rico yang di page sebelumnya, mungkin bisa sedikit membantu.
Sumber tulisan ini dari buku
Bangunlah, Dunia!, kumpulan ceramah dari Bhikkhu Revata pada berbagai retret meditasi.
Silahkan dibaca...
Empat tipe orang disebutkan dalam perumpamaan teratai. Mereka adalah:
1. Teratai yang dilahirkan di dalam air dan ketika telah mencapai permukaan air, tumbuh keluar dari air dan tidak tercemar olehnya. Ini adalah seorang Ugghatitannu.
2. Teratai yang dilahirkan di dalam air dan mencapai permukaan. Ini adalah seorang Vipacitannu.
3. Teratai yang dilahirkan di dalam air, tumbuh di dalam air, dan, tanpa meninggalkan air, berkembang di dalam air. Ini adalah seorang Neyya.
4. Teratai yang dilahirkan di dalam air, tumbuh di dalam air, dan, tanpa meninggalkan air, mereka mati di dalam air. Ini adalah seorang Padaparama.
Diantara keempat tipe orang tersebut, tiga tipe pertama dapat mengakhiri penderitaan.
Orang jenis pertama, (seorang Ugghatitannu), adalah seseorang yang bisa terbangunkan hanya dengan mendengarkan petunjuk ringkas. Y.M.Sariputta adalah contoh seorang Ugghatitannu. Dia mencapai tingkat Sotapanna, hanya dengan mendengarkan bait pendek yang terdiri dari empat baris. Jadi silahkan dengarkan dan cari tau apakah anda juga bisa mencapai tingkat Sotapanna. Jika anda bisa, saya akan sangat senang.
“Ye dhamma hetuppabhava;
Tesam hetum tathagato aha,
Te sansa yo niroda;
Evam vadi maha samano.”
Yang Mulia Sariputta merealisasi pencapaian Sotapanna setelah ia mendengar kata-kata: “Ye dhamma hetuppabhava; Tesam hetum tathagato aha, tapi sebelum kata ‘aha’.
Kita perlu mengerti alasan-alasan pencapaian yang cepat oleh orang yang hidup pada jaman Sang Buddha. Sekarang, orang memperdebatkannya. Beberapa bahkan percaya tidak perlu untuk berlatih. Mereka berfantasi bahwa orang pada jaman sekarang juga dapat mencapai tingkat realisasi mendalam, hanya dengan mendengarkan ceramah Dhamma. Untuk mempertahankan pendapatnya, mereka merujuk berbagai kejadian yang terjadi pada jaman Sang Buddha tersebut. Jika pada saat itu bisa, mengapa sekarang tidak?
Dalam Kitab Komentar kita menemukan jawabannya. Hal ini dijelaskan bahwa pengikut awal Sang Buddha bisa menembus Dhamma begitu cepat karena beberapa alasan berikut. Dalam banyak kehidupan sebelumnya mereka mengakumulasikan empat penyebab:
a. Penguasaan kitab suci ……………… (Pariyatti). Mereka mempelajari sehingga mahir dalam kitab suci Dhamma.
b. Mendengar …………… (Savana). Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian dan hormat terhadap Dhamma yang dijelaskan selama kurun kehidupan lampau yang tak terhingga.
c. Penyelidikan …………… (Paripuccha). Mereka meneliti dan mendiskusikan bagian dan penjelasan dalam teks dan Kitab Komentar yang sulit.
d. Usaha sebelumnya ……………… (Pubbayoga). Mereka terlibat dalam praktik meditasi Samatha-Vipassana samapi tingkat Pengetahuan Keseimbangan Terhadap Bentuk-bentuk (sankharupekkha nana) selama dispensasi dari para Buddha.
Karena keempat penyebab inilah, orang pada saat itu mampu dengan cepat merealisasi pencapaian mendalam, dalam salah satu kehidupan terakhir mereka. Karena empat penyebab itu, hasil ini terjadi:
e. Pencapaian ………………… (Adhigama). Pencapaian Jalan dan Buah Arahat, atau pencapaian Jalan dan Buah lainnya.
Kita sekarang tahu bahwa mereka yang telah menyempurnakan parami seperti penguasaan kitab suci (Pariyatti), mendengar (Savana), penyelidikan (Paripucca), dan upaya sebelumnya (Pubbayoga) mampu mencapai Jalan dan Buah Kebijaksanaan dengan cepat, kadang-kadang hanya dengan mendengarkan bait yang sangat singkat. Diantara parami, ‘upaya sebelumnya’ (Pubbayoga) sangat penting. Karena akumulasi praktek Meditasi Samatha-Vipassana di masa lalu sampai pada Pengetahuan Keseimbangan Terhadap Bentuk-Bentuk (sankharupekkha nana), murid-murid awal tersebut sudah sangat dekat dengan Jalan dan Buah Kebijaksanaan. Ketika pergi untuk dana makanan, mereka berlatih meditasi. Ketika kembali, mereka berlatih meditasi. Murid-murid awal tersebut telah membuat upaya sebelumnya selama banyak kehidupan. Jadi dalam kehidupan terakhir mereka, hanya dengan mendengarkan Dhamma sudah cukup untuk melihat Nibbana.
jika ada yang berminat untuk membaca penjelasan tipe orang ke dua sampai empat, bisa kasi tau saja, nanti saya ketikkan.