Jadi terlintas dalam benak saya untuk bertanya pada bro Kainyn
Contoh kasus, jika Pangeran Ajatasatu setelah naik tahta dengan membunuh ayah kandungnya dan kemudian menyesal dan bertobat, terus sang pangeran berlatih meditasi hingga mencapai jhana, maka ketika misalnya dia meninggal pada saat itu juga, menurut bro Kainyn akan lahir dimanakah sang pangeran?
Kalau tidak salah ingat, ketika seseorang melakukan akusala garuka kamma, maka dalam kehidupan itu selain ia tidak dapat mencapai kesucian, juga tidak dapat mencapai jhana.
Seseorang bisa mencapai jhana adalah ditunjang oleh moralitasnya, penahanan dirinya dalam kehidupannya secara keseluruhan, bukan hanya pada saat mau meditasi. Jika seseorang terbiasa pada kenikmatan indriah atau kekejaman, tidak terbiasa pada penahanan diri dari hal tersebut, maka kecenderungan itulah yang akan muncul ketika sedang meditasi. "Gema" dari kelengahannya itu yang akan mendominasi meditasinya, dan pada akhirnya tidak akan mencapai konsentrasi, apalagi jhana.
Jadi kalau menurut saya, seseorang yang terbiasa melakukan kejahatan saja tidak bisa mencapai jhana, terlebih lagi orang yang pernah melakukan kejahatan berat (akusala garuka kamma).