Untuk melengkapi penjelasan diatas mengenai mencari teman..., saya tambahkan artiel pelengkap, sebagai contoh bagaimana kita menghadapi teman diskusi, teman baik, bawahan bahkan orang yang tidak kita sukai dengan cara yang lebih bijaksana.
RESPEK TERHADAP BAWAHAN SETARA KEMULIAAN Penghinaan membuat orang lebih marah dibandingkan dengan kebencian, penghargaan lebih disenangi orang dibandingkan dengan belas kasih. Biasanya orang berharap dihargai daripada disenangi orang lain. Giacomo Leopardi-Penyair & Filsuf Italia Jenderal generasi ke tiga: Toku Gawa Ke Mitsu (1604-1651) dari Toku Gawa Baku Fu - Jepang adalah putra ke dua dari jenderal generasi ke dua Toku Gawa Hideo.
Sewaktu ia memerintah, terdapat seorang pejabat tinggi bernama: Do I Toshi Kachi, sedang berusaha mengambil hati masyarakat, telah mengeluarkan cukup banyak energi. Oleh karena Toku Gawa tidak menghisap rokok, maka di dalam kota dilarang menghisap rokok. Akan tetapi larangan menghisap rokok tersebut tak mampu dilaksanakan tuntas, selalu saja ada sejumlah tentara menghisap dengan diam-diam.
Pada suatu malam, beberapa orang sewaktu menghisap rokok di kedai arak dipergoki oleh Do I Toshi Kachi. Orang-orang itu pucat pasi, tak sempat lagi membuang rokok, hanya berdiri bengong. Do I Toshi Kachi memerintahkan mereka menutup semua jendela, kemudian berkata: “Merepotkan kalian, siapakah yang sudi meminjami saya rokok untuk coba menghisap?”
Pada mulanya mereka tidak jelas apakah maksudnya, tidak ada yang berani sembarangan bergerak. Do I Toshi Kachi mendesak sebanyak 3 kali, baru ada yang mengeluarkan rokok dan diberikan kepadanya. Sesudah Do I Toshi Kachi menghisap sebanyak 3, 4 sedotan dengan nikmatnya, berkata: “Tak dinyana rokok begini hebat, tak heran kalau kalian tak berhasil berhenti.”
Seusai berkata, Do I Toshi Kachi hendak meninggalkan tempat. Namun, satu kakinya baru saja melangkahi ambang pintu, tiba-tiba menoleh balik dan berkata: “Kejadian malam ini, saya tidak akan memberitahu majikan, tetapi mulai hari ini jangan begini lagi, majikan sangat membenci orang yang merokok.”
Sejak saat itu, perintah larangan merokok baru efektif, tiada orang lagi yang menghisapnya di belakang Toku Gawa.
Jangan menilai segalanya berdasarkan standar diri sendiriKeponakan dari Carnegie bernama Josephine, di usia 19 tahun datang ke New York untuk menjadi sekretaris Carnegie. Kala itu dia baru lulus SMA belum memiliki pengalaman sama sekali, wajar telah melakukan sejumlah kekeliruan. Carnegie tanpa sungkan selalu mengkritiknya, oleh karena itu Josephine menjadi sangat tertekan.
Suatu hari, sewaktu Josephine dalam sejumlah urusan pekerjaan telah melakukan kesalahan lagi. Carnegie baru saja hendak menyemprotnya, segera berkata kepada dirinya sendiri: “Tunggu, usiamu lebih tua 2 kali lipat dibandingkan Josephine, pengalaman hidup juga lebih banyak 10.000 kali daripada dia, bagaimana mungkin mengharapkan dia mengerjakan sebaik kamu? Sewaktu umur 19 tahun, kamu mengerjakan apa? Bukankah juga sering melakukan kesalahan tolol semacam itu?”
Setelah melalui introspeksi, ketika Josephine telah berbuat kekeliruan lagi, Carnegie tidak lagi seperti dahulu dengan langsung menegurnya.
Ia selalu dengan tersenyum berkata kepada Josephine: “Tidak masalah, ini hanyalah kesalahan kecil saja, sesungguhnya, saya barangkali lebih banyak melakukan kesalahan daripada kamu! Tak seorangpun otomatis langsung serba bisa, sukses hanya bisa diperoleh dari membenahi kesalahan yang terus menerus, apalagi kamu lebih pandai dibandingkan saya sewaktu muda. Saya sendiri juga pernah melakukan lebih banyak kebodohan, oleh karena itu, saya sama sekali tidak ingin mengkritikmu atau siapapun. Akan tetapi, coba kamu lihat, jika kamu lakukan seperti ini………bukankah sedikit lebih cerdas?”
Mendengar perkataan semacam itu, Josephine tidak lagi merasa tertekan, malahan telah dipenuhi inisiatif. Kemudian, dia betul-betul menjadi seorang sekretaris yang canggih.
Atasan menasehati bawahan adalah wujud penghargaan individu tertinggi, jangan menilai segalanya berdasarkan standar diri sendiri. Dalam berkomunikasi, seharusnya demikian!
Tidak ada manusia yang sempurnaMatahari saja juga memiliki flek hitam, urusan manusia di dunia lebih-lebih tidak mungkin tanpa cela. Sebagai seorang atasan, kadangkala sekarang ataupun masa lalu juga bisa mempunyai kekurangan, baru dapat memperhatikan kelemahan sejenis dari anak buah. Terlalu menegur kesalahan kecil anak buah anda, bagaikan menggunakan kapak tajam membacok seekor lalat yang hinggap di keningnya, bukankah terlalu berlebihan!
Oleh sebab itu, sistem peraturan yang keras untuk sementara barangkali bisa membatasi karyawan keluar dari jalur, tapi sulit dalam mengambil hati karyawan. Jika hendak mendapat ketulusan dan kegairahan karyawan dalam bekerja, para manajer dalam berkomunikasi harus memiliki “hati yang satu prinsip”.
Para pengusaha Yahudi terkenal kelas dunia beranggapan, mengatur karyawan seharusnya bersikap tegas, tetapi tidak boleh keras kejam, harus mempertahankan kelenturan yang agak besar. Bagaimanapun setiap karyawan bukanlah orang suci, pada mungkin berbuat kesalahan; terlalu kencang menekannya, barangkali malah kontra produktif.
Suatu kali, di Amerika telah terbongkar sebuah komplotan besar penyelundupan berlian, diantaranya terdapat beberapa tertuduh karyawan berasal dari perusahaan orang Yahudi. Beberapa wartawan dalam melacak perkembangan kasus tersebut, menyerbu kantor tersebut dan meminta wawancara tentang motif pelanggaran beberapa karyawan tersebut.
Pertanyaan salah seorang reporter wanita terkesan memojokkan: “Tuan, perusahaan anda biasanya terkenal dengan kedisiplinan yang baik, mengapa bisa muncul karyawan yang merusak citra perusahaan? Tidakkah anda merasa kecewa? Bukankah ini menandakan bahwasanya anda tidak mengaturnya dengan ketat?”
Di luar dugaan, ternyata direktur perusahaan tersebut menjawab dengan sangat kalem: “Melon tidak ada yang bulat sempurna, manusia pun tidak ada yang sempurna. Karyawan perusahaan kami bagaimanapun juga adalah manusia, maka tak terelakkan bisa berbuat kekeliruan, apanya yang mesti diherankan? Mengenai manajemen kurang tegas, saya pikir, bukan begitu halnya, justru sebaliknya, barangkali standar tuntutan saya kepada mereka terlalu tinggi. Karena kami orang Yahudi menuntut nilai 100 hanya kepada Tuhan dan mesin, sedangkan tuntutan kepada manusia cukup nilai 64 (orang Yahudi menganggap nilai 64 sebagai angka minimal kelulusan).
Tips KomunikasiDemi dapatnya menasehati bawahan dan sewaktu diperlukan kritikan, meski bawahan menganggap anda benar dan diri sendiri salah, juga hatinya bisa tidak terima, bahkan marah dan mendendam. Oleh karena itu perbanyak menggunakan usulan, kurangi menggunakan perintah, baru bawahan bisa menerima dengan senang, menurut dan bekerja sama dengan baik.
Namun, jika anda bisa seketika merubah suatu metode lain, memujinya terlebih dahulu, mumpung hatinya sedang berbunga barulah tunjukkan kekurangannya, percayalah ia pasti bisa menerima dengan rendah hati, malah bisa merasa berterima kasih kepada anda.
Makna yang sama, tapi dengan cara penyampaian yang berbeda, efeknya bisa tidak sama, tingkat penerimaan seseorang juga bisa tidak sama. Carnegie melalui perubahan cara berkomunikasi, barulah mencapai tujuan agar keponakan merubah kekurangannya.
Bagaimana mencapai target, hati terpikir langsung urusan bisa beres? Setiap orang mempunyai cara berbeda. Akan tetapi, cara yang terbaik seharusnya menggunakan sikap yang tulus iklas, nasehat dan pengarahan yang tulus, baru dengan mudah dapat membuat orang mematahkan kesalahan dari pangkalnya.
Respek terhadap bawahan, adalah semacam kemuliaan! Sesuai yang diketahui oleh penulis, seorang manajer di pemerintahan kota Taipei, ketika ia menghendaki bawahan datang menghadapnya, selamanya tidak pernah berkata: “Silakan anda ke ruang saya sebentar!” melainkan ia berkata: “Saya menunggu Anda di office”.
Ia selamanya juga tidak berkata: “Kerjakan ini, kerjakan itu, jangan mengerjakan ini,” melainkan selalu berkata: “Coba Anda pertimbangkan, melakukan begini bukankah lebih baik?”
Sesudah mendikte pembuatan surat, sering ia berkata: “Pendapat Anda tentang surat ini bagaimana?”
Dalam memeriksa draft surat seorang asisten, ia selalu berkata: “Barangkali kita merubah kalimat ini begini, bisa agak lebih baik.” Ia selalu membiarkan bawahan mencoba membuatnya, agar dalam kesalahan yang mereka sendiri perbuat, mereka bisa berhasil belajar dari pengalaman.
Setiap orang yang mempunyai harga diri, pasti menyukai jaga muka. Oleh karena itu, dalam prosesnya memberitahu bawahan, banyak menggunakan usulan, kurangi perintah, bukan saja bisa menghindari melukai harga diri mereka, selain itu bisa membuat bawahan merasakan anda mudah dekat dengan orang, patut dihormati, dengan sendirinya akan senang menerima usulan dan bekerja sama dengan baik.
Semoga Bermanfaat