//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Mokau Kaucu

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 87
76
kalo dipikir dari sudut pandang lain, sebenernya telemarketer itu kasihan juga.. pekerjaannya yang mengharuskan dia untuk menelepon dan "menganggu" orang lain. padahal keputusan untuk menggunakan metode telemarketing kan diambil oleh orang-orang atasan si telemarketer yang menjadi "dalang".

barangkali kalau mau memberi "pelajaran" kepada si bank, bisa lewat tulisan surat pembaca atau sejenisnya yang ditujukan langsung kepada posisi atas.. langsung tulis bahwa bank ABC atau XYZ sering mengganggu lewat telemarketing...  ;D

Lapor ke surat pembaca, bisa kena tuntutan dengan pasal undang undang pencemaran nama baik.  :'(

77
Semua saran dari rekan rekan, sudah pernah dilakukan.

Bahkan pernah saya tawarkan balik, bagaimana kalau telemarketer ikut saya aja, bisnis MLM, dan lumayan ampuh, langsung ditutup.   ;D

Yang menyebalkan adalah dari bank yg sama tapi telemarketer nya ganti ganti, hari ini Budi, besok Ita, besok lagi si Anu, dll.

Bagaimana caranya memberi "pelajaran" kepada bank tsb, biar kapok?

 _/\_


78
biasanya telemarketing nyesel klo udah telpon cumpollll  :'( :'( :'(

mohon transparansinya.    :)) :)) :))

79
Para rekan rekan DC-er.

Bisa bantu sharing bagi yg sdh pengalaman menjawab promosi para telemarketer entah itu kardu kredit, dana tunai, fitness, membership hotel dan lain lain; yang saya rasakan sdh pada tahap sangat mengganggu ketenangan di rumah.
Dan yg bikin naik darah, dari bank yg itu itu juga, tapi telemarketing nya ganti ganti.

Mau ganti nomor telepon rumah, repot memberi tahu teman teman dan familil

Mau marah marah dengan telemarketer, kasihan juga, dia kan cari makan, dan ditarget sehari harus call berapa puluh nomor.

Bagaimana menjawab yang sopan, tapi bikin kapok.

Ayo sharing disini, karena caranya belum diajarkan di universitas atau akademi.   ;D





80
Hobi dan Kegiatan Ektrakulikuler / Foto foto kuliner Srilanka
« on: 09 February 2014, 11:03:58 PM »
Foto Kuliner Srilanka.

Berikut ini adalah foto kuliner Srilanka, yang dipotret di Restoran Raja Bojun Colombo.
Sebagian besar tidak saya ketahui namanya, dan kurang dari separuh yang saya cicipi karena begitu banyak;
biarpun ambil sedikit sedikit, super kenyang juga akhirnya.






Nasi putih dan Nasi goreng Indonesia.


Beet Curry dan Potato Curry


Dhal Curry (kiri atas) dan goreng kering macam macam sayur.
Saran Oma Shasika benar , Dhal Curry di Srilanka enak sekali.


Tumis sayuran dan Dhal Curry


Buah sukun rebus yg diberi parutan kelapa.


Dua sayuran rebus yang diberi parutan kelapa , seperti urap.
Saya tidak cocok dengan rasa daun daunan ini, ada seperti bau lumut yg tidak bisa diterima oleh indra rasa saya.  ;D


Yg sebelah kiri, mirip Sambal Matah Bali, tapi berbeda rasanya, karena memakai berbagai bumbu India.


Sebelah kiri adalah Ocra Curry, yang kanan, ya Curry juga tetapi entah apa namanya, lupa.  ;D


Yg dua ini juga saya tidak mencoba, tidak tahu namanya.


Kepiting Curry. 
Ini dia Best of the Best Culinaire di Raja Bojun berdasarkan pemungutan suara 8 orang yg makan  disitu.


Ini namanya Sambol, rasanya pedas, ya iyalah kan disini namanya sambal.


Acar bawang merah.



Sambal juga, yg ini saya ingat karena nambah 2 kali, rasanya seperti sambal terasi.


Yg namanya Malay Pickle, yg sebelah kanan; rasanya manis asam.


Yg kiri atas adalah bumbu urap untuk makan hopper.



Ini dia yang namanya hopper.  Persis banget dengan kue ape yang banyak dijual dikaki lima di Jakarta.
Tetapi yg ini rasanya gurih dan dimakan dengan tambahan urap.



Hopper spesial pake telor.   ;D


Yg saya makan, hopper special tidak pakai bumbu urap; tapi pakai aneka pickles dan sambal.


Hidangan utama yg saya santap, ronde pertama.
Yg ronde kedua tidak bisa difoto, karena tangan belepotan kepiting curry; dan yang diambil juga cuma kepiting curry + sambal terasi.


Bagian Desert alias hidangan penutup.



Semua pasti tahu, di Indonesia juga ada.  Kue Cucur.


Yg dibungkus daun jati, seperti wajik ketan.
Yg coklat seperti chocochip cake, tapi ngga jelas namanya.
Yg hitam, di pulau jawa juga ada, sejenis getuk
Yg putih dgn pinggir merah, itu cheese cake.
dan yg putih ditengah, yoghurt.


Yg ini pasti semua tahu, Kue Putu; tapi ukurannya mengerikan, gede banget, diameternya sekitar 7 cm.
Makan satu saja sdh kenyang.  :))

Itulah semua sharing hasil perjalanan ke Srilanka.

--ooOoo--/center]

81
Hari ke 4 di Srilanka. Kandy – Colombo.


Setelah sarapan pagi dan checkout, kita berangkat menuju Colombo.  Perhentian awal adalah di sebuah kebun teh kira kira 30 km dari kota Kandy.
Di kebun teh dgn ketinggian 250 sd 400 meter dari permukaan laut, kami diajak mengunjungi pabrik teh.
Pabrik teh ini merawat mesin mesin produksinya dengan sangat baik, rata rata buatan tahun 1910 – 1911; sudah seabad yang lalu.

Walaupun kualitas teh yang dibuat hanya bisa digolongkan sebagai rata rata , tetapi cara menampilkan dan mempromosikannya sangat menarik.

Pertama kita diajak masuk ke pabrik, dan dijelaskan proses pembuatan black tea sejak daun teh diterima dan diproses sampai dengan dikemas dalam kemasan kertas tebal ukuran 50 kilo untuk diekspor atau dikirim ke perusahaan pengemas lainnya yang akan mencampur dan mengemas dalam kemasan lebih kecil.  Setelah itu kita digiring ke tea-lounge /warung teh untuk melihat cara penyajian teh hitam tsb dan mencicipi berbagai jenis yang dibuat oleh pabrik tersebut.  Dan terakhir.........shopping.


Minum teh produksi pabrik the di Kandy.


Belanja teh yang sudah dikemas.

Cara promosi seperti ini tampaknya sangat berhasil, karena setelah diberi minuman teh hangat yang gratis, sambil menikmati pemandangan kebun teh dan foto foto, akhirnya para turis membeli juga untuk oleh oleh.


Perjalanan diteruskan ke Colombo yang sedang giat membangun perekonomiannya.   Tercatat ada 6 hotel bintang 5 yang sedang dibangun di Colombo, Shangri-La, Taj, Hyatt Regency, Movenpick, Sheraton, Marino Sands dan ITC Hotel.  Sedangkan diseluruh Srilanka, lebih dari 100 hotel yang sedang dibangun, terutama didaerah “exotic” yg ditepi pantai dan di lokasi historis seperti di Anuradhapura, Sigiriya dan Kandy.

Sekitar jam 12:00  kami sudah tiba di Colombo, perjalanan yang lancar karena hari libur Divali.
Target berikutnya adalah mengisi perut yang sudah keroncongan.  Atas permintaan rombongan yang ingin mencicipi berbagai masakan asli Srilanka yg all you can eat.  Maka kita dibawa oleh guide ke Resto Raja Bojun, yg terletak di tepi pantai.  Raja Bojun mendapatkan penghargaan the best authentic Srilankan Cuisine beberapa kali.

Agar tidak mengganggu cerita perjalanan, foto foto masakan Srilanka akan ditampilkan dibagian akhir dari tulisan ini.

Setelah makan siang yg bisa dikategorikan sangat enak dan sangat kenyang, kita meminta pada tour guide untuk membawa kita ke shopping center karena ingin membeli teh yang high quality; selain merk “Dilmah” yg sudah dikenal di Indonesia.
Dalam perjalanan, sempat memotret beberapa bangunan yang baru, dan juga yang lama spt terlihat dibawah ini.







Kemudian  kami ke sebuah shopping center yang lebih mirip department store karena lebih utama menjual baju (import pula).  Dan kami memilih milih teh dari berbagai gerai teh yang ada disana. 







Sempat pula memotret beberapa bangunan kuno yang ada didekat toserba tsb, antara lain masjid Sulayman yang sdh ratusan tahun umurnya dan terpelihara dengan baik.


Masjid Sulayman Colombo

Setelah shopping kami menuju hotel Kingsbury untuk istirahat sebelum berangkat ke bandara.  Dari kamar hotel , tampak Samudra India yg saat itu sedang berombak besar dengan langit yang sedang mendung.


Kolam renang Hotel Kingsbury.


Pelabuhan Colombo yang baru, sedang dalam tahap konstruksi.

Setelah istirahat, kami berangkat bandara dengan terlebih dahulu mampir ke sebuah Vihara besar di Colombo; yang karena begitu banyak menerima sumbangan rupang maupun koleksi pernak pernik Buddhist dari seluruh dunia, Vihara ini lebih mirip museum daripada vihara.

Berikut ini beberapa foto yg saya ambil disitu.


Dewa Penjaga Vihara














 
Buddharupang di Bhaktisala.






Mercy Antik


RollsRoyce buatan 1931

Selesai dari Vihara, kami menuju sebuah rumah makan untuk bersantap.

Sekitar pukul 21:00 kita pun berangkat menuju bandara Colombo yg sekarang bernama Bandara Bandaranaike (Nama alm Perdana Menteri Ny. Sirimavo Bandaranaike). 
Sepanjang perjalanan, kami melihat banyak arak arakan dari desa desa setempat yang merayakan hari Divali (hari raya umat Hindhu),  lengkap dengan gajah dan semacam ogoh ogoh di Bali, yg berbentuk dewa Hindhu , bunga teratai dll.

Setelah check in dan melewati imigrasi, kami menuju lounge penumpang, dan tidak berapa lama, diminta untuk menaiki pesawat yang berangkat pada Pk 02:30  dinihari. 

Dalam pesawat SQ,  begitu berangkat saya langsung tertidur, dan baru terbangun saat diumumkan untuk mendarat sekitar pk 07:00 pagi hari.

Proses imigrasi dan pengambilan bagasi di Changi berjalan dengan sangat lancar. Kapan ya bandara Soetta bisa seperti ini.
Keluar bandara, rekan rekan yg dari Singapore mengajak kami semua untuk sarapan, kali ini di Bak Kut Teh di Tiong Bahru yang sangat terkenal.




82
Hobi dan Kegiatan Ektrakulikuler / Re: MINTA INFO TENTANG SRILANKA.
« on: 06 February 2014, 10:34:05 AM »
wah mantap bro report travellingnya. kata-katanya rapih dan foto-fotonya jelas  ^:)^

waduh jadi pengen ke sri lanka nih  ;D. negara buddhis (atau memiliki historis buddhis) yang pengen saya kunjungi:
1. Thailand (pengen liat wat-wat disana, terutama wat phra krew)
2. burma ( pengen liat swedagon paya)
3. jepang ( pengen liat temple-temple zen seperti dragon peace temple)
4. sri lanka
terakhir kesana (akhir tahun 2013), plang UNESCO nya masih ada kok dan di website resmi UNESCO masih dijelaskan kalau Borobudur itu warisan budaya dunia
http://whc.unesco.org/en/list/592

ya cuma memang pengelolaannya harus dibenerin, terutama kerapihan penjual cindera mata.

Semoga saja borobudur masih menjadi bagian Unesco Heritage, karena kira kira 2 tahun lalu saya membaca bahwa Unesco akan mencabut status tersebut jika tidak membenahi area PKL yang dibangun di dalam kompleks Borobudur.


83
Hobi dan Kegiatan Ektrakulikuler / Re: MINTA INFO TENTANG SRILANKA.
« on: 06 February 2014, 10:31:24 AM »
:jempol: :jempol:
+1 buat bro Mokau, ceritanya kerennnnn....

minuman itu bhs sinhala nya "diul" juga minuman kesukaan sy, lbh enak lg pake ice cream (wood apple juice float)...hmmmm....lezatttt.... :jempol:

wood apple bisa membersihkan racun dlm tubuh, sangat bagus sekali utk kesehatan.

dhal curry + roti tawar...kangennnnn..... :)

akhirnya anda bisa melihat dan memasuki langsung ke gedung yg pernah sy ceritakan dlm thread "melihat masa lampau" ya gedung itulah yang saya maksudkan. selamat ya bro...semoga anda bisa upasampada di SL kelak, ayoooo....kapan.... ^:)^

Jadi, Idul perlu ditambah ice cream vanilla ya supaya lebih mantapp?

Belum coba Dhal Curry dengan roti tawar, saya mencoba Dhal Curry dengan Naan (tapi naan di SL agak beda dengan Naan type India utara)  dan juga dengan Prata,  yg dgn Prata lebih enak.


84
Kafe Jongkok / Re: Delete Button
« on: 05 February 2014, 10:30:04 PM »
Saya Delete gadget yang punya delete button brengsek ini.
 :)) :)) :))

Supaya semua berjalan lancar sesuai dengan hukum alam dan hukum karma yang berlaku.

85
Hari ke tiga sore,  mengunjungi Vihara Sri Dalada Maligawa


   Setelah cepat cepat mandi, kami semua berangkat ke Vihara Sri Dalada Maligawa , tempat disimpannya Relik Gigi Buddha.
Ternyata tidak terlalu jauh, hanya sekitar 20 menit dari hotel tempat bermalam.

Dan sama seperti Borobudur yang termasuk Unesco Heritage (sayangnya, Borobudur sudah dicabut dari Unesco Heritage, karena tidak mempedulikan persyaratan standard Unesco Heritage).  Maka kita harus parkir jauh dari Vihara tersebut, melalui jalan setapak dengan lapangan rumput yang terawat rapih.  Perkiraan saya , lebih dari 1 km jarak dari gerbang menuju bangunan vihara.






Dan ada sebuah pohon, menurut guide kami pohon tersebut bernama Dragon Flower Tree, Pohon Bunga Naga , dibawah pohon jenis itulah , kelak Buddha Maitreya akan mencapai penerangan sempurna.



Dragon Flower Tree

 Karena penasaran , setelah sampai di Jakarta, maka saya konsultasi dengan mBah Google, ternyata nama pohon tersebut dalam bahasa Sanskerta adalah memang pohon Nagapushpa ; kalau diterjemahkan ke bahasa Inggris , ya betul, jadi Dragon Flower Tree. 
Dan di Pulau Jawa namanya menjadi pohon Nagasari, (bukan kue Nagasari yah).



 Di jalan setapak tersebut ada beberapa rupang,; salah satu rupang yang menarik adalah rupang bhikkhu yang mengacungkan tangannya, seperti terlampir dibawah ini.





Jika ada yang punya informasi, silahkan share disini rupang siapakah ini?

Berikut ini beberapa foto dari vihara tersebut.




Pilar batu granit dengan diameter 60cm, berusia lebih dari 1800 tahun.


Atap Vihara Berlapis Emas, sumbangan dari Jepang.

Atap tersebut dibangun setelah atap yang lama runtuh, karena ledakan bom yang dipasang oleh kelompok "you know who they are".

Beberapa rupang Buddha dalam kompleks vihara, 40% nya dengan Bhumi Sparsa Mudra.
Ada beberapa Mudra yang tidak lazim dijumpai di Indonesia; dan hanya satu yang saya foto karena baterai sudah menunjukkan low-batt; sehingga saya harus betul betul memilih apa yang akan difoto.


Buddharupang dengan mudra yang unik.



Ruang tempat penyimpanan Relik Gigi Sang Buddha Gautama

Saya termasuk beruntung, karena bisa masuk ke ruang penyimpanan relik, sedangkan ke 7 teman yang lain terpaksa menunggu diluar, karena saya satu satunya yang memakai baju putih diantara mereka yang semuanya memakai pakaian warna warni.


Bagian Pagoda yang lebih indah saat malam hari.

Sekitar jam 19:30 waktu setempat, kami meninggalkan Vihara Sri Dalada Maligawa,  dan menuju pusat kota Kandy, untuk santap malam di sebuah Chinese Restoran;  yang pengusaha maupun pramusaji nya masih otentik dari Tiongkok.
Sayang sekali sudah tidak bisa memotret hidangan yang disajikan karena baterai sudah betul betul habis.


Selesai bersantap dan bincang bincang, tidak terasa sudah jam 22:00, dan segera kembali ke hotel Mahaweli.

Sampai di hotel, karena masih terlalu kenyang,  masih duduk duduk lagi di bar di tepi kolam renang, kali ini teh dengan cinnamon menjadi pilihan saya sebagai penutup hari.

Dan sekitar pukul 24:00 kami pun bubar ,  kembali ke kamar masing masing untuk beristirahat.

86
Hari Ketiga di Srilanka,  Ratnapura – Kandy.

Kami bangun agak terlambat, dan setelah breakfast yang bisa memenuhi kebutuhan perut, tetapi tidak bisa digolongkan sebagai “recommended”; masih ada waktu untuk melihat keliling sambil memotret bagian hotel yang menarik.
Hotel ini mempunyai sebuah kolam renang ukuran semi-olimpic, terletak agak jauh dari bangunan gedung hotel, mungkin ini yang membuat tamu malas memanfaatkannya.




Kolam dengan gajah duduk.


Hotel Ratnaloka bagian belakang.


Setelah check-out , segera kami memulai perjalanan ke Kandy sekitar 3 jam perjalanan, kalau tidak berhenti ditengah perjalanan.
 Selama perjalanan, kami lebih banyak berbincang bincang, terutama mendengarkan pemimpin rombongan kami yang sedang sangat bersemangat menganjurkan kita semua untuk belajar meditasi.   
Dalam perjalanan tersebut , sekali sekali dapat akses internet via Private Hot Spot teman dari Singapore, yang membeli GSM Card Srilanka; sempat juga saya membuka halaman DC, sayang sekali download halamannya sangat lambat, sampai bosan sendiri.

Karena letak Kandy yang lebih tinggi, perjalanan terus menerus mendaki, melewati hamparan kebun teh dan kebun tanaman, sawah; yang dengan bangga saya bisa katakan pemandangan di Jawa Barat jauh lebih indah. 
Pemandangan kebun teh yang dibanggakan  oleh tour leader, juga kalah jauh dengan kebun teh di Puncak, Bogor; apalagi kalau dibandingkan dengan Ciwidey , Pengalengan. 

Mendekati kota Kandy, kami dibawa oleh tour leader untuk berkunjung kepada salah satu Spice Garden , yang ada disitu.  Diantarlah kami berkeliling , mengenali berbagai tanaman yang berkhasiat, seperti jahe, kunyit, temulawak, kayu manisjangan (cinnammon, dan Srilanka adalah produsen Cinnammon terbesar di dunia), kayuputih, kayumerah (guide menyebutkan redwood, tapi dari bau minyak redwood ini, mirip sekali dengan minyak lawang di Indonesia);  pohon belimbing (yaaah, ini sih di rumah juga ada) yang daunnya dipromosikan sebagai obat penurun tekanan darah; lalu ditunjukkan sebuah pohon yang hanya asli Srilanka dan ekstrak kulit kayunya berkasiat merontokkan rambut dan bulu badan tanpa sakit; masih banyakn lagi yang ditunjukkan seperti lidah buaya, petaicina, petai Ceylon, pasakbumi dll. 

Lalu kami digiring  ke sebuah gazebo/pondok untuk beristirahat , dan diberi massage kaki, pundak , punggung oleh beberapa pria massager untuk mendemonstrasikan minyak gosok untuk menghilangkan masuk angin pegal pegal dll; ternyata anak muda ini semua adalah calon dokter herbal, kalau di Indonesia ya tabib gelarnya;  kalau sudah lulus pendidikan 3 tahun, berhak menyandang gelar dokter dan boleh membuka resep obat/jamu rempah rempah utuk pasien yang sakit.  Mereka sangat bangga dengan pendidikan keahlian tersebut, dan memberikan massage adalah salah satu bentuk praktek mereka juga.

Yang paling menarik adalah demo merontokkan bulu kaki (yang kanan doang) dari seorang teman yang bulunya paling lebat.  Hebat juga , menurut teman yang dijadikan kelinci percobaan, salep yang dioleskan tidak memberikan rasa panas atau rasa apapun, setelah sekitar 10 menitan, dia diberi tissue untuk menggosok sendiri bagian kaki yang telah diberi salep, dan...... rontoklah bulu dikaki tsb tanpa rasa sakit sedikitpun, kaki kanan menjadi mulus bersih, beda dengan kaki kiri yang masih dipenuhi .   Dan yang lain semua tertawa, karena dia terpaksa harus beli sebotol salep perontok bulu tersebut, agar seimbang.  Menurut si penjual, kalau dipakai lagi sebulan kemudian dan sekali lagi 2 bulan berikutnya, maka bulu tidak akan tumbuh lagi.
Maka sambil tertawa tawa keluarlah ide macam macam, dari membuat salon perontok bulu di Singapore, karena dibanding waxing penghilang bulu; salep ini tidak memberikan rasa sakit , panas dll; dan bisa menghilangkan secara permanen bulu bulu yang tidak dikehendaki.
Termasuk juga, bagaiamana kalau mempersembahkan salep ini kepada bhikkhu agar tidak perlu repot lagi mencukur rambut tiap uposattha.
Sayang sekali saat itu, baterai ponsel sdh habis, sehingga tidak bisa memotret hal hal yang menarik yang terjadi.
Akhirnya , kami dibawa ke toko yang menjual berbagai minyak gosok, salep perontok bulu, obat penurun darah tinggi, pelangsing, penambah stamina pria atau wanita dll.  Setelah shopping sejenak, perjalanan dilanjutkan

Tiba di kota Kandy, kami dibawa ke sebuah rumah makan yg juga menjual barang barang souvenir.   Dan kualitas masakan disini jauh lebih baik daripada yang kami santap malam sebelumnya di hotel  di Ratnaloka.
Nasi merah yang disajikan, lebih enak daripada yang biasa disajikan di acara perjamuan di Jakarta, yang disini lebih pulen, dan mirip sekali dengan rasa nasi cari beras putih kualitas baik.


Sepiring nasi merah + lauk pauknya , saat makan siang di Kandy

Selesai makan, beberapa teman asyik mencari souvenir di lantai 2, sedangkan saya sendiri mencari objek yang menarik diluar gedung tersebut.  Kandy kota yang sudah cukup tua, menurut tour leader , telah dibangun pada abad ke 9.  Dan didepan restoran tersebut, ada  gereja yang dibangun tahun 1834, tapi kondisinya sangat terawat.


Jika melihat bentuk hiasan Salib yang ada diatasnya, saya duga ini adalah gereja Anglican.


Setelah berburu souvenir selesai, kami semua menuju hotel Mahaweli yang besar dan terletak ditepi danau ditengah kota Kandy.
 Hotel ini sudah termasuk lama dengan bangunan bergaya Inggris; namun terawat sangat baik.  Check in sebentar , memasukkan barang ke kamar, lalu keluar lagi berkumpul di lounge dekat kolam renang yang besar, berair dingin karena Kandy terletak 600 meter dari permukaan laut dan sudah beberapa hari mendung dan hujan.

Beberapa teman memesan kopi, sedangkan saya dan 2 yang lain mencoba mencicipi Ceylon tea, yang enak dan murah.  Yang memesan kopi, merasa kurang puas karena rasa kopi yang biasa saja dengan harga jauh  lebih mahal dari di gerai kopitiam Killiney di Singapore.

Dan daripada menganggur, ada waktu untuk memotret beberapa sudut hotel Mahaweli yg bagus.


Kolam renang yg besar di Hotel Mahaweli, dengan airnya yang dingin.
Seperti air dipemandian Cibulan di puncak.










Ternyata kami harus menunggu kurang lebih 2 jam, menunggu saat yang tepat ke Vihara Sri Dalada Maligawa,  yang biasa dikenal sebagai Sacred Buddha’s Tooth Temple;  karena ruang penyimpanan Relik suci tersebut hanya dibuka pada pukul 18:00 sore.


87
Cow's milk is for cow's baby.  ;D

Is unethical to take from others.
 :)) :)) :))

88
Kafe Jongkok / Re: Curhat Kamu
« on: 25 January 2014, 11:29:35 PM »
dopost


89
Kafe Jongkok / Re: Curhat Kamu
« on: 25 January 2014, 11:26:16 PM »
Semoga beliau segera terlahir kembali di alam manusia.

 _/\_

90
Hobi dan Kegiatan Ektrakulikuler / Catatan Perjalanan di Srilanka
« on: 19 January 2014, 09:59:21 PM »
Hari Kedua di Srilanka.


Hari Ke-2 di Srilanka, jam 6 pagi sudah terbangun karena body clock sudah merasa siang.  Dari jendela saya melihat kolam renang yang sangat luas.  Untunglah saya selalu membawa celana renang kalau keluar kota, dan bergegas saya ke kolam renang untuk berenang di pagi hari.  Air kolam yang dingin terasa sangat menyegarkan.  Saya melihat ada juga teman saya yang sedang jogging, dan tidak lama kemudian ada yang berjalan jalan di tepi pantai, sedangkan saya asyik berenang untuk memenuhi target 1000 meter.

Kolam Renang di Palm Tree Hotel  Beruwala

 Selesai berenang dan mandi, menuju restaurant untuk breakfast; karena ini hanya resort hotel berbintang 3, maka breakfast yang disediakan tidak seperti di hotel Kingsbury , baik ragam maupun kualitasnya.  Meskipun demikian cukup enak, karena saya berpendapat sesuai dengan pepatah : “When you are in Rome, act like a Roman”  maka saya memilih nasi + masakan lokal yang didominasi oleh kare, ada merah, ada kuning, ada putih.

Selesai santap pagi dan Check out, rombongan kami naik bus menuju pusat perdagangan batu permata, dan dibawa oleh tour guide ke sebuah kota kecamatan bernama Kahawatte. 
Sebelum keluar kota, bus tiba tiba berhenti dipinggir jalan, tour guide dan sopir kami , turun dari bus meninggalkan kami yang kebingungan.  Ternyata mereka menuju sebuah patung Buddha ditepi jalan untuk bernamaskara; dan kembali ke bus.

Tiba di Kahwatte, kami dibawa menuju kesebuah jalan kecil yang katanya adalah pusat perdaganan permata.  Dan diajak masuk disebelah masjid, ke sebuah bangunan tua, ke lantai dua dan masuk lagi kesebuah ruangan yang hanya ada 1 meja dan 3 kursi. Serombongan penduduk lokal juga mengikuti masuk , lalu berdiri disekeliling kami. ‘ Wah, gawat nih’   2 diantara kami dipersilahkan duduk, dan dikursi diseberangnya duduklah kepala staf istana kepresidenan yg hari itu libur dan membantu mengatur perjalanan kami selama di Srilanka.  Ternyata  beliau adalah keturunan dari pengusaha batu permata, dan memiliki tempat transaksi permata dikota tersebut.
Yang diperjualbelikan disitu adalah batu permata yang masih belum diikat menjadi cincin, kalung atau bross, betul betul batu; bahkan ditawarkan juga batu yang masih belum digosok.  Selain daripada itu, penawaran harga yang diberikan sangat fantastis, jauh lebih mahal dibandingkan di toko yang resmi dan dapat mengeluarkan sertifikat garansi keaslian yang sah.

Setelah melihat lihat berbagai permata yang ditawarkan,  dan tidak ada yang cocok, kami memutuskan melanjutkan perjalanan ke Ratanapura, - yang dari namanya saja sudah berarti ‘Kota Permata’ - .  Kepala Staf Istana Kepresidenan yang melihat kami kecewa, cepat cepat berkata, nanti di Ratnapura ada toko yang resmi dan bergaransi yang layak untuk dikunjungi, dan dia mengatakan bahwa toko tersebut dapat dipercaya. Lalu dia berbicara dengan tour leader kami dalam bahasa Sinhala, rupanya menunjukkan jalan ke tempat tersebut. 


Perjalanan menuju Ratanapura kurang lebih 3 jam, dan saya lebih banyak tertidur karena ngantuk.
Sempat berhenti sebentar disebuah warung penjual buah buahan.  Buah buahan yang ada, sama seperti di Indonesia; seperti pisang, jambu, mangga, tomat, alpokat.  Dan diwarung sebelah , menjual gerabah yang mirip sekali dengan yang dipakai di desa desa di Indonesia.  Rumah rumah yang terlihat disepanjang jalan, juga sangat mirip di negeri kita, terutama di Sumatra, yang lahannya masih luas dan jarang jarang.  Yang membedakan adalah vihara dimana –mana, begitu juga Buddharupang dan Stupa, hampir  selalu ada disetiap perempatan jalan utama ; dan di halaman perusahaan yang besar.  Yang menarik adalah Buddharupang atau Stupa ditempatkan sedemikian rupa sehingga orang yang berjalan kaki atau berkendaraan akan mudah untuk berhenti sebentar untuk sekedar beranjali, atau mempersembahkan bunga.

.  Tungku dan periuk tanah liat yang sangat mirip dengan yang ada di Jawa Tengah/Timur.

Stupa besar yang terlihat dalam perjalanan ke Ratnaloka.


Kami tiba di Ratnaloka Inn, sebuah hotel yang cukup luas dan sedang hingar bingar dengan lagu dangdut versi India,  yang memeriahkan sebuah acara pernikahan; lengkap dengan jogetnya pula.

Setelah check in dan meletakkan koper dikamar, kami berunding untuk santap siang.  Restoran utama seluruhnya dipakai untuk acara pernikahan, akhirnya pimpinan rombongan menemui manager hotel menanyakan apakah ada restoran yang lain , ternyata ada, dilantai atas dari restoran utama; di bar /karaoke room.  Yah, lumayanlah yang penting bisa makan; karena sudah lapar. Meskipun suara kemeriahan pesta di lantai bawah masih terdengar jelas.

Setelah santap siang, kami kembali menaiki bus untuk menuju ke toko permata, yang juga memiliki sebuah museum kecil.



2 teman saya segera mencari yang bisa dibeli sedangkan saya asyik melihat jenis jenis batu, mineral, permata yang bisa ditambang disekitar Ratnaloka.

Ketika transaksi selesai, ternyata hari sudah mulai senja, dan kamipun balik ke hotel untuk istirahat.
Tiba di hotel untuk tidur , menebus kekurangan tidur beberapa hari terakhir, dan berjanji sekitar jam 20:00 bertemu di restoran untuk santap malam.

Santap malam yang harus dimasak terlebih dahulu, membuat kami menunggu hampir 1 jam, barulah siap disajikan.  Nasi goreng adalah menu wajib, disertai Kari Dhal yang enak (Saran Oma Shasika benar sekali, ini jenis masakan yang enak dan selalu ada disetiap rumah makan di Srilanka); ayam goreng, kari sapi yang seperti rendang padang tapi bukan, kari kentang; dan ditutup dengan kopi atau teh.

Sekitar jam 22:00 kami bubar, itupun karena diminta dengan sopan oleh manager restoran bahwa mereka harus tutup untuk membersihkan tempat tersebut dan membuat persiapan untuk breakfast esok pagi.

Jika dilihat dari segi kebersihan, hotel ini kurang baik bila dibandingkan dengan hotel sebelumnya, lebih mirip hotel melati 3, daripada hotel bintang 3.
Tapi yang penting kami bisa tidur nyenyak sampai terlambat bangun.

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 87
anything