bang kalyana, jalan untuk mencapai kesempurnaan adalah jalan mulia berunsur delapan.
sewaktu buddha ditanya, apakah mungkin ajaran lain diluar ajaran buddha mencapai kesucian, buddha menjawab: selama ada empat kebenaran mulia dan jalan mulia berunsur delapan, disitu bakal ada orang yg mencapai kesucian. buddha gak menjawab: selama ada vipassana, disitu ada orang suci
pengertian teori dari membaca tidak bisa membawa transformasi batin. anda sendiri menyebutkan perenungan yg bahasa palinya nussati. bukankah nussati adalah bentuk meditasi?
kalo memang anda berpegang pada sejarah, apakah menurut anda buddha mengajarkan karaniyametta sutta hanyalah untuk kepret2 air ataukah ada teaching di baliknya? kenapa banyak guru2 meditasi mengajarkan metta bhavana dengan syair2 karaniyametta sutta? bukankah ajaran buddha ujung2nya adalah pembebasan?
kalo memang semuanya dikelompokkan jadi vipassana dan samatha, lalu apakah kita musti bagi lebih banyak lagi menjadi cara samatha, cara vipassana, cara cakkhupala, cara bahiya, cara rahula, cara moggalana? kan semuanya bisa membawa pembebasan... kalo memang pengelompokannya adalah dua saja, kenapa buddha gak langsung aja membaginya jadi 2 biar gampang dimengerti? kenapa pembagian ini dilakukan text2 belakangan?