Hmmm, susah juga ya dobrak tembok
Usaha mendobrak pertama kali dalam hidup memang susah. Namun jika sudah berhasil mendobrak salah satu aspek, maka aspek lainnya lebih mudah didiobrak. Sistem mental kita memiliki sifat seperti "efek bola salju". Begitu kamu sudah mendobrak satu pintu, maka kamu bisa mendobrak pintu-pintu lainnya lebih mudah.
kalau tekad sudah bulat, bagaimana dengan masalah technical ?
Masalah teknis adalah masalah praktik. Tinggal bagaimana kamu mengusahakannya supaya sesuai dengan program. Biasanya saya menyarankan teknik kalibrasi kepada klien, yaitu:
- saya akan menjelaskan satu karakter standar yang idealis
- saya akan menginstruksikan klien untuk memakai karakter itu sebagai
idol atau contoh model yang harus ditiru!
- klien akan dituntut untuk bersikap layaknya seperti
idol tersebut selama beberapa saat (biasanya 1 bulan)
- setelah terbiasa menjadi "orang lain", klien harus melakukan kalibrasi*
- setelah proses kalibrasi selesai (waktu sangat variatif), maka akan terbentuk dasar karakter baru yang pas untuk klien tersebut
* kalibrasi di sini artinya adalah
melakukan reset dari sikap / karakter yang perlu ditonjolkan.
[spoiler]
Misalnya, seorang klien memiliki tuntutan untuk memiliki bahasa tubuh seperti Wang Leehom. Pertama-tama, klien harus sebisa mungkin meniru 100% gaya dari Wang Leehom. Setelah terbiasa, klien sadar bahwa postur tubuhnya berbeda dengan Wang Leehom; jadi klien memutuskan untuk kalibrasi dengan cara mengurangi kadar kemiripannya dengan Wang Leehom di sisi aktivitas yang mengandalkan postur tubuh.
Contoh lain adalah klien mengubah cara tertawa menjadi gaya tertawa seorang selebritis. Setelah klien terbiasa dan sadar bahwa suara tertawanya terlalu keras, maka klien melakukan kalibrasi dengan mengecilkan suara tertawanya. Namun setelah terbiasa dan sadar bahwa suara tertawanya kini terlalu kecil, klien melakukan kalibrasi lagi untuk mencapai suara tertawa yang ideal.
[/spoiler]