//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan  (Read 20475 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hariyono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 17
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #15 on: 10 November 2009, 10:10:12 AM »
Dear, all..

semalam terlintas dipikiranku sekarang kan bnyk orang yng berpindah keyakinan, nah gmn si pengetahuan yang mereka miliki tentang keyakinan sebelumnya itu? apakah dilupakan begitu saja? tetap dipraktekan walau sedikit? dan gmn dengan pengetahuan barunya itu?
intinya si perubahan apa yang terjadi dalam pikiran dan pribadi seseorang jika dia berpindah keyakinan?

ayo, mereka yang pernah berpindah keyakinan diforum ini mohon dishare..  _/\_

 

pak Kainyn_Kutho
disini terlihat jelas menekankan konsep " to able to think "
cara berpikir yang kritis dan kecakapan memecah masalah .
perlu saya jelaskan
Ajaran Buddha tidak mencega seseorang untuk mempelajari ajaran-ajaran agama lain .
Dalam Buddha Gotama , Sutta Udumbara

" Aku tidak mengajar untuk menjadikan kamu sebagai murid -Ku .
Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi murid-Ku .
Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama .
Aku bahkan tidak tertarik untuk mengubah tujuan mu ,
karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan .
Cobalah apa yang telah Kutemukan ini,
dan nilailah oleh dirimu sendiri .
Jika itu bak bagimu , terimalah .
Jika tidak ,janganlah engkau terima .

Ajaran Buddha tidak mencegah seseorang untuk mempelajari ajaran-ajaran agama lain .
Justru , Sang Buddha mendorong pengikut-Nya untuk mempelajari dan membandingkan ajaran-Nya dengan ajaran -ajaran lain .
Sang Budha berkata bahwa
jika ada ajaran yang beralasan dan rasional pada agama lain ,
pengikut-Nya bebas untuk menghormati ajaran semacam itu.

Tampaknya ahli agama tertentu mencoba untuk menyimpan pengikutnya dalam kegelapan .;
Umatnya bahkan tidak di izinkan untuk menyentuh obyek atau buku agama lain .
Mereka diperintahkan untuk tidak mendengarkan cerama agama lain .
Mereka dilarang untuk meragukan ajaran agama sendiri , sekali pun ajaran tersebut nampak tidak meyakinkan .
Mereka percaya bahwa semakin mereka menyimpan pengikutnya pada pikiran satu jalur.
semalin mudah mengendalikan mereka .
Jika ada dari pengikutnya yang melatih kebebasan pikiran dan menyadari bahwa ia berada dalam kegelapan selama ini
maka dinyatakan bahwa setan telah menguasai pikirannya .
Orang malang itu tidak diberikan kesempatan untuk mengunakan akal sehat dan pendidikannya .
Mereka yang ingin mengubah pandangan terhadap agamanya diajarkan untuk percaya bahwa mereka tidak cukup sempurna untuk diperbolehkan mengunakan kehendak bebas dalam menentukan apa pun bagi mereka sendiri .

Menurut Sang Buddha ,
agama sebaiknya diserahkan pada kebebasan memilih seseorang .
Agama bukanlah hukum ,
tetapi suatu kode disiplin yang sebaijnya diikuti dengan pengertian .
Bagi umat Buddha ,
prinsip-prinsip religius bukanlah hukum ilahi ataupun hukum manusiawi ,
melainkan suatu hukum universal .

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #16 on: 10 November 2009, 10:22:11 AM »
pak Kainyn_Kutho
disini terlihat jelas menekankan konsep " to able to think "
cara berpikir yang kritis dan kecakapan memecah masalah .
perlu saya jelaskan
Ajaran Buddha tidak mencega seseorang untuk mempelajari ajaran-ajaran agama lain .
Dalam Buddha Gotama , Sutta Udumbara

" Aku tidak mengajar untuk menjadikan kamu sebagai murid -Ku .
Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi murid-Ku .
Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama .
Aku bahkan tidak tertarik untuk mengubah tujuan mu ,
karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan .
Cobalah apa yang telah Kutemukan ini,
dan nilailah oleh dirimu sendiri .
Jika itu bak bagimu , terimalah .
Jika tidak ,janganlah engkau terima .

Ajaran Buddha tidak mencegah seseorang untuk mempelajari ajaran-ajaran agama lain .
Justru , Sang Buddha mendorong pengikut-Nya untuk mempelajari dan membandingkan ajaran-Nya dengan ajaran -ajaran lain .
Sang Budha berkata bahwa
jika ada ajaran yang beralasan dan rasional pada agama lain ,
pengikut-Nya bebas untuk menghormati ajaran semacam itu.

Tampaknya ahli agama tertentu mencoba untuk menyimpan pengikutnya dalam kegelapan .;
Umatnya bahkan tidak di izinkan untuk menyentuh obyek atau buku agama lain .
Mereka diperintahkan untuk tidak mendengarkan cerama agama lain .
Mereka dilarang untuk meragukan ajaran agama sendiri , sekali pun ajaran tersebut nampak tidak meyakinkan .
Mereka percaya bahwa semakin mereka menyimpan pengikutnya pada pikiran satu jalur.
semalin mudah mengendalikan mereka .
Jika ada dari pengikutnya yang melatih kebebasan pikiran dan menyadari bahwa ia berada dalam kegelapan selama ini
maka dinyatakan bahwa setan telah menguasai pikirannya .
Orang malang itu tidak diberikan kesempatan untuk mengunakan akal sehat dan pendidikannya .
Mereka yang ingin mengubah pandangan terhadap agamanya diajarkan untuk percaya bahwa mereka tidak cukup sempurna untuk diperbolehkan mengunakan kehendak bebas dalam menentukan apa pun bagi mereka sendiri .

Menurut Sang Buddha ,
agama sebaiknya diserahkan pada kebebasan memilih seseorang .
Agama bukanlah hukum ,
tetapi suatu kode disiplin yang sebaijnya diikuti dengan pengertian .
Bagi umat Buddha ,
prinsip-prinsip religius bukanlah hukum ilahi ataupun hukum manusiawi ,
melainkan suatu hukum universal .


Penjara yang saya maksud bukanlah penjara "kasar" seperti larangan mempelajari ajaran lain, tetapi penjara yang mengikat, membelenggu seseorang pada kemelekatan. Selama seseorang masih melihat "ini ajaran Buddha", "ini keyakinanku, ini keyakinan lamaku, demikian perbandingannya", maka sama saja ia masih terbelenggu. Ketika seseorang mulai melihat kenyataan sebagai kenyataan, khayalan sebagai khayalan, tidak pakai embel-embel lainnya, maka dari mana pun dia belajar untuk lebih baik. Itulah yang saya percaya sebagai "ajaran" Buddha, yang tidak akan pernah ada dalam "agama" Buddha.


Offline hariyono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 17
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #17 on: 10 November 2009, 10:38:02 AM »
Terima kasih atas penjelasan yang bijaksana dari koh Kainyn_Kutho ...
Anda memang seorang Buddhis sejati

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #18 on: 10 November 2009, 10:57:57 AM »
Rasanya? Seperti keluar dari satu penjara...

dan masuk ke penjara lainnya...




Pernyataan menarik.

Jika Bro Kainyn tidak keberatan dan berkenan, bolehkah menjelaskan maksud pernyataan ini ?

mungkin penjara pertama penjara di Indo, penjara ke dua penjara di luar negeri.. ada sedikit perbedaan dalam fasilitas dan perlakuan terhadap hak para napi, bro ^-^

sy juga menunggu jawaban om kainy,
mohon dijelaskan..
Thank

Ilustrasi sederhana seperti ini: seandainya seseorang dulu berkeyakinan lain, maka ketika ada orang lain mencela keyakinan, Tuhan, kitab sucinya, suatu penderitaan timbul, suatu tekad "perlawanan" muncul. Kemudian ketika ia pindah keyakinan ke agama Buddha, maka jika ada orang mencela keyakinan, Tuhan, dan kitab sucinya yang dulu, tidaklah timbul suatu penderitaan atau tekad "perlawanan". Demikian dia merasa terbebaskan. Inilah disebut keluar dari satu penjara.

Namun kemudian ketika ada orang menghina Buddha, dhamma, Tipitaka, maka suatu penderitaan timbul. Ketika muncul "Buddha Bar", suatu tekad "perlawanan" muncul. Ketika ada orang menggambar Buddha dengan wajah binatang, suatu kemarahan timbul. Ada suatu dorongan untuk membela, meluruskan "salah pengertian" dari orang lain. Apakah hal demikian berbeda dengan kasus seseorang keluar dari satu penjara dan masuk ke penjara lainnya?

ajaran Buddha tidak mengajarkan utk masuk ke penjara lagi.
dalam SUDDHATTHAKA SUTTA dikatakan:
4.    Mereka yang meninggalkan satu hal untuk mengambil hal lain dan mengikuti kemelekatan tidak akan pernah memadamkan nafsu. Mereka bagaikan kera yang melepas satu dahan untuk merenggut dahan lain, hanya untuk dilepaskan lagi.    (791)

namun memang byk umat Buddha yg memeluk agama Buddha utk menjadi penjara baru baginya. semoga bro Kainyn tidak demikian... :)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #19 on: 10 November 2009, 03:49:54 PM »
ajaran Buddha tidak mengajarkan utk masuk ke penjara lagi.
dalam SUDDHATTHAKA SUTTA dikatakan:
4.    Mereka yang meninggalkan satu hal untuk mengambil hal lain dan mengikuti kemelekatan tidak akan pernah memadamkan nafsu. Mereka bagaikan kera yang melepas satu dahan untuk merenggut dahan lain, hanya untuk dilepaskan lagi.    (791)

namun memang byk umat Buddha yg memeluk agama Buddha utk menjadi penjara baru baginya. semoga bro Kainyn tidak demikian... :)

Saya, dan semoga orang lain juga, berusaha untuk lepas dari "penjara" tersebut, walaupun faktanya masih terbelenggu.



Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #20 on: 10 November 2009, 07:29:00 PM »
Namun kemudian ketika ada orang menghina Buddha, dhamma, Tipitaka, maka suatu penderitaan timbul. Ketika muncul "Buddha Bar", suatu tekad "perlawanan" muncul. Ketika ada orang menggambar Buddha dengan wajah binatang, suatu kemarahan timbul. Ada suatu dorongan untuk membela, meluruskan "salah pengertian" dari orang lain. Apakah hal demikian berbeda dengan kasus seseorang keluar dari satu penjara dan masuk ke penjara lainnya?

Kalau begitu tolong dikutipkan bagian Brahmajala Sutta utk "napi" tsb agar segera terbebas dr "penjara baru"nya. Itu mungkin salah 1 perbedaan "penjara lama" dengan "penjara baru". Karena di "penjara lama" tidak diajarkan yg demikian, alih2 malah ada kutipan yg menyatakan bahwa bila ada yg menghina "penjara lama" maka sah utk dihukum. Kalau sdh begini, jika pilihannya adalah sama-sama "terpenjara", jangan salahkan orang yg memilih "penjara" yg fasilitasnya lebih mengondisikan kematangan "napi" tsb. :D

_/\_
appamadena sampadetha

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #21 on: 11 November 2009, 12:02:16 AM »
ajaran Buddha tidak mengajarkan utk masuk ke penjara lagi.
dalam SUDDHATTHAKA SUTTA dikatakan:
4.    Mereka yang meninggalkan satu hal untuk mengambil hal lain dan mengikuti kemelekatan tidak akan pernah memadamkan nafsu. Mereka bagaikan kera yang melepas satu dahan untuk merenggut dahan lain, hanya untuk dilepaskan lagi.    (791)

namun memang byk umat Buddha yg memeluk agama Buddha utk menjadi penjara baru baginya. semoga bro Kainyn tidak demikian... :)

Saya, dan semoga orang lain juga, berusaha untuk lepas dari "penjara" tersebut, walaupun faktanya masih terbelenggu.



Kayaknya gw masih di "penjara" dan terbelenggu .....
malah sekarang agak sedikit "fanatik"  ::) ......
padahal moto gw " Jangan melekat terhadap apa-pun  ;D
entah dengan cara apa gw harus melepas ......

disebut "fanatik" , karna sekarang sering membanding2kan Ajaran yg lama dgn yg baru ....
Susah membuat diri sendiri ini menjadi "netral" dalam melihat Ajaran Buddha dengan Ajaran lain ....
Adakah yg Salah?? ......
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline hariyono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 253
  • Reputasi: 17
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #22 on: 11 November 2009, 12:18:56 AM »
rekan Kainyn_Kutho dan rekan rekan lainnya .
Jangan mengeluh keadaan dunia saat ini dan bagaimana orang saling memperlakukan satu sama lain .
Sebaliknya ,
kita harus merasakannya karena masyarakat memang seperti itu dewasa ini .
bahkan kita harus berbuat sesuatu dengannya ,
Ini seperti ketika orang sakit ,
mereka seketika menyadari pentingnya dokter yang baik .
Masalah -masalah ini mendesak kita untuk berbuat sesuatu yang berarti
dan
mendorong kita untuk secara giat membantu semua ketolenransian kepada makhluk hidup dan menerapkan idealisme kedalam praktek .
sesuai dengan essensi Buddha " Welas asih dan Toleransi "
 _/\_

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #23 on: 11 November 2009, 09:12:45 AM »
Kalau begitu tolong dikutipkan bagian Brahmajala Sutta utk "napi" tsb agar segera terbebas dr "penjara baru"nya. Itu mungkin salah 1 perbedaan "penjara lama" dengan "penjara baru". Karena di "penjara lama" tidak diajarkan yg demikian, alih2 malah ada kutipan yg menyatakan bahwa bila ada yg menghina "penjara lama" maka sah utk dihukum.

Mungkin maksudnya yang ini:

Quote
"Para Bhikkhu, bilamana orang mengucapkan kata-kata yang merendahkan saya, Dhamma dan Sangha, janganlah karena hal itu kamu membenci, dendam atau memusuhinya. Bilamana karena hal tersebut kalian marah atau merasa tersinggung, maka hal itu akan menghalangi jalan pembebasan diri kalian, dan mengakibatkan kalian marah dan tidak senang. Apakah kalian dapat merenungkan ucapan mereka itu baik atau buruk?"
"Tidak demikian, Bhante".
"Tetapi bilamana ada orang mengucapkan kata-kata yang merendahkan saya, Dhamma dan Sangha, maka kalian harus menyatakan mana yang salah dan menunjukkan kesalahannya dengan mengatakan bahwa berdasarkan hal ini atau itu, ini tidak benar, atau itu bukan begitu, hal demikian tidak ada pada kami, dan bukan kami".
 
"Tetapi para bhikkhu, bilamana orang lain memuji Saya, Dhamma dan Sangha, janganlah karena hal tersebut kamu merasa bangga, gembira dan bersuka cita. Bila kamu bersikap demikian maka hal itu akan menghalangi jalan pembebasan diri kalian. Bilamana orang lain memuji Saya, Dhamma dan Sangha, maka kamu harus menyatakan apa yang benar dan menunjukkan faktanya dengan mengatakan bahwa, 'berdasarkan hal ini atau itu, ini benar, itu memang begitu, hal demikian ada pada kami,
dan benar pada kami".

Ada satu perbedaan yang tidak akan bisa dipungkiri bahkan oleh umat lain. Kebanyakan ajaran lain mengajarkan keagungan Tuhannya, dan ajarannya paling benar, maka harus dipercaya dan bergantung pada keyakinannya. Berhenti sampai di situ. Buddha mengajarkan keagungan Buddha di masa lampau, sekarang dan masa depan, namun juga mengajarkan bahwa itu pun akan memudar, musnah dan hilang. Mengenai ajarannya benar atau tidak, silahkan diselidiki dulu. Seandainya pun benar, itu tetap bukan untuk dilekati, bukan untuk dianggap aku atau milikku.
Mengapa demikian? Karena apa yang tidak kekal (termasuk Buddha, Dhamma, Sangha) mendatangkan ketidakpuasan; juga semua fenomena adalah bukan diri.

Quote
Kalau sdh begini, jika pilihannya adalah sama-sama "terpenjara", jangan salahkan orang yg memilih "penjara" yg fasilitasnya lebih mengondisikan kematangan "napi" tsb. :D

_/\_
Betul, anda menangkap maksud saya dengan baik. Ada "penjara" yang mengajarkan seseorang tinggal dan bersenang dalam "penjara" tersebut, namun ada "penjara" yang mengajarkan supaya keluar dari "penjara" tersebut. Itu pilihan masing-masing.

Quote
[...] 'Sekarang, rakit ini sudah sangat berguna bagiku. Aku, dengan menggantungkan pada rakit ini, dan berusaha dengan keras dengan tangan-tangan serta kaki-kakiku, telah menyeberang dengan selamat ke seberang sana. Seandainya aku sekarang, setelah menaruh rakit itu di atas kepalaku, dan mengangkatnya ke atas pundak-ku, apakah bisa berjalan menurut apa yang ku inginkan?' Apa yang kamu pikirkan tentang hal ini, para bhikkhu? Apabila orang itu melakukannya, apa ia melakukan apa yang semestinya dilakukan dengan rakit tersebut?"
Majjhima Nikaya 22, Alagaddupama Sutta.





Kayaknya gw masih di "penjara" dan terbelenggu .....
malah sekarang agak sedikit "fanatik"  ::) ......
padahal moto gw " Jangan melekat terhadap apa-pun  ;D
entah dengan cara apa gw harus melepas ......

disebut "fanatik" , karna sekarang sering membanding2kan Ajaran yg lama dgn yg baru ....
Susah membuat diri sendiri ini menjadi "netral" dalam melihat Ajaran Buddha dengan Ajaran lain ....
Adakah yg Salah?? ......

Sebelum seseorang "Buddhis" mencapai magga-phala, maka tidak bisa dipungkiri ia masih seorang yang terbelenggu, seorang fanatik. Itu sangat lumrah sekali. Namun ketika dia merasa fanatisme-nya benar, kemelekatannya adalah benar, dan karenanya tidak berusaha berlatih melepasnya, maka sesungguhnya dia sudah menjauh dari ajaran Buddha. Menurut saya begitu.





rekan Kainyn_Kutho dan rekan rekan lainnya .
Jangan mengeluh keadaan dunia saat ini dan bagaimana orang saling memperlakukan satu sama lain .
Sebaliknya , kita harus merasakannya karena masyarakat memang seperti itu dewasa ini .
bahkan kita harus berbuat sesuatu dengannya ,
Ini seperti ketika orang sakit , mereka seketika menyadari pentingnya dokter yang baik .
Masalah -masalah ini mendesak kita untuk berbuat sesuatu yang berarti dan mendorong kita untuk secara giat membantu semua ketolenransian kepada makhluk hidup dan menerapkan idealisme kedalam praktek .
sesuai dengan essensi Buddha " Welas asih dan Toleransi "
 _/\_

Masalah keyakinan ini adalah masalah pribadi seseorang dengan pandangan hidup yang dipercayai. Masalah kita toleransi terhadap sesama umat dan umat lain, adalah masalah sosial. Ini dua hal yang berbeda. Terlepas dari apa pun pandangan pribadi seseorang, hendaknya selalu toleransi terhadap orang lain.


Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #24 on: 11 November 2009, 09:24:21 AM »
Wah dulu waktu masih di kecil, saya selalu dimarahin ama bapak karena gak mau belajar ngaji. Gak mau belajar sembahyang. Tapi entah mengapa saya memang sejak kecil merasa tidak suka dengan agama lama saya. Saya merasa kurang cocok. Sejak tahun 1998, saya mengenal Agama Buddha. Sekarang sudah banyak perubahan. Saya merasa ada sesuatu yang luar biasa dalam agama Buddha. Saya melihat tidak ada agama yang sehebat agama Buddha. Saya akan selalu beragama Buddha sampai saya merealisasi Nibbāna. Saya bertekad untuk tidak pindah agama apa pun alasannya. Saya merasa lebih baik saya mati daripada pindah agama. Cukup agama Buddha saja yang akan menjadi agama saya.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #25 on: 11 November 2009, 05:13:16 PM »
Lebih baik mati drpd pindah keyakinan? Gmn kalau diancam potong tangan dan kaki spt Mansur Al-hallaj? :D

_/\_
appamadena sampadetha

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #26 on: 11 November 2009, 05:47:40 PM »
Lebih baik mati drpd pindah keyakinan? Gmn kalau diancam potong tangan dan kaki spt Mansur Al-hallaj? :D

_/\_
tentu saja pindah agama melalui mulut dan jasmani, tapi pikiran tetap buddhis...^^
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #27 on: 11 November 2009, 05:55:12 PM »
:)) harus cerdik seperti ular tapi tulus seperti merpati :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #28 on: 11 November 2009, 06:11:46 PM »
:)) harus cerdik seperti ular tapi tulus seperti merpati :))
dlm alkitab ular merupakan simbol iblis sedangkan merpati simbol tuhan. apakah kalimat di atas dpt diganti menjadi: harus cerdik seperti iblis tapi tulus seperti tuhan? ;D
appamadena sampadetha

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Re: Apa si rasa-nya jika kita berpindah keyakinan
« Reply #29 on: 11 November 2009, 07:15:01 PM »
Lebih baik mati drpd pindah keyakinan? Gmn kalau diancam potong tangan dan kaki spt Mansur Al-hallaj? :D

_/\_
Cuman diancam? Itukan cuman ancaman belaka. Kalau pun dipotong beneran, saya juga tidak kuatir.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

 

anything